Anda di halaman 1dari 6

1.

Model Pelayanan Kebidanan di Indonesia


Kerangka kerja bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dipengaruhi oleh filosofi
yang dianut yang meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma kesehatan
( manusia-perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan). Model asuhan kebidanan dibuat
berdasarkan filosofi bahwa kehamilan dan persalinan merupakan sebuah hal yang
fisiologis. Beberapa model pelayanan kebidanan yang diterapkan di Indonesia yang yaitu :
a. Model dalam mengkaji kebutuhan dalam praktek Kebidanan. Model ini memiliki 4 unit
yang penting, yaitu :
1) Ibu dalam keluarga
2) Konsep kebutuhan
3) Partnership
4) Faktor Kedokteran dan keterbukaan
b. Model Medical
Merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu manusia dalam
memahami proses sehat sakit dalam arti kesehatan. Tujuannya adalah sebagai kerangka
kerja untuk pemahaman dan tindakan sehingga dipertanyakan dalam model ini.
c. Model Sehat Untuk Semua ( Health For All-HFA)
Model ini dicetuskan oleh WHO dalam Deklarasi Alma Atta tahun 1978. Focus
pelayanan ditunjukkan pada wanita, keluarga dan masyarakat serta sebagai sarana
komunikasi dari bidan-bidan negara lain. Tema HFA menurut Euis dan Simmet (1992):
1) Mengurangi ketidaksamaan kesehatan
2) Perbaikan kesehatan melalui usaha promotive dan preventif
3) Partisipasi masyarakat
4) Kerjasama yang baik pemerintah dengan sektor lain yang terkait
5) Primary Health Care (PHC) adalah dasar pelayanan utama dari system pelayanan
kesehatan.
d. Community Midwifery/Home Birth
Model pelayanan ini merupakan Pelayanan Kebidanan komunitas, bidan sebagai
provider untuk pelayanan wanita selama kehamilan dan masa nifas. Kontak pertama di
masa kehamilan sangat penting karena memberikan informed choices dalam
perencanaan asuhan dan memastikan wanita mendapat keuntungan. Bidan
memungkinkan memberikan pelayanan Home care.
e. Midwifery-led Care
Model ini memerlukan perawatan suara kebidanan stakeholder yang kuat untuk
didengar di kelompok kebijakan dan perencanaan. Kebidanan memimpin unit pada situs
rumah sakit saat operasional. Contohnya Bidan delima, dimana bidan yang melakukan
praktek yang telah terkualifikasi.
f. Obstetric-led Ccare
Model Pelayanan kebidanan dimana Bidan berkolaborasi dengan dokter spesialis
kebidanan lain untuk menjamin kliennya menerima pelayanan yang baik bila terjadi
sesuatu dalam asuhan.
g. Non-NHS Midwifery Care
Model pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan secara independen sesuai
dengan standard dan memiliki izin/legalitas. Di Indonesia telah diterapkan yaitu Bidan
Praktek Mandiri (BPM)

Model pelayanan yang ada di Indonesia bila ditinjau dari filosofi dan telah di sepakati
pada jenjang internasional adalah women centered care atau asuhan yang berfokus pada
wanita. Dengan asuhan yang berfokus pada perempuan, kebutuhan-kebutuhan wanita
selama prakonsepsi, konsepsi serta pasca konsepsi dapat termonitor dengan baik oleh bidan
dan dibantu dengan Continuity Of Care yaitu suatu strategi kesehatan yang efektif primer
memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang
kesehatan mereka dan perawatan kesehatan mereka. Bidan yang memenuhi syarat untuk
bekerja dimodel kesinambungan perawatan dalam berbagai pengaturan, termasuk rumah
sakit umum dan swasta, layanan masyarakat ,pelayanan kesehatan pedesaan dan daerah
terpencil dan praktek swasta.
2. Model Pelayanan bidan di luar negeri ( Belanda)
Belanda memilki angka kelahiran yang sangat tinggi sedangkan kematian perinatal
relatif rendah. Satu dari tiga persalinan lahir di rumah dan ditolong oleh bidan dan perawat
sedang yang lain lahir di rumah sakit juga dibantu oleh bidan.
Prof. Geerit Van Kloosterman pada konferensinya di Toronto tahun 1984
menyatakan bahwa setiap kehamilan adalah normal dan harus selalu dipantau dan mereka
bebas memilih untuk tinggal di rumah atau di rumah sakit dimana bidan yang sama akan
memantau kehamilannya. Yang utama dan penting, kebidanan di Belanda melihat suatu
perbedaan yang nyata antara kebidanan keperawatan. Astrid Limburg mengatakan : seorang
perawat yang baik tidak akan menjadi seorang bidan yang baik karena perawat dididik
untuk merawat orang yang sakit, sedangkan bidan untuk kesehatan wanita. Tidak berbeda
dengan ucapan Maria De Broer yang mengatakan bahwa kebidanan tidak memiliki
hubungan dengan keperawatan, kebidanan adalah profesi yang mandiri. Pendidikan
kebidanan di Amsterdam memiliki prinsip yakni sebagaimana memberi anastesi dan sedatif
pada pasien barulah kita harus mengatakan pendekatan dan memberi dorongan pada ibu
saat persalinan. Jadi pada prakteknya bidan harus memandang ibu secara keseluruhan dan
mendorong ibu untuk menolong dirinya sendiri.
Pada kasus resiko rendah dokter tidak ikut menangani, mulai dari prenatal, natal,
post natal, pada resiko menengah mereka selalu memberi job tersebut pada bidan dan pada
kasus resiko tinggi dokter dan bidan saling bekerja sama.
Bidan di Belanda 75% bekerja secara mandiri, karena kebidanan adalah profesi
yang mendiri dan aktif. Sehubungan dengan hal tersebut bidan harus menjadi role model
dimasyarakat dan harus menganggap kehamilan adalah sesuatu yang normal sehingga
apabila seorang wanita merasa dirinya hamil dia dapat langsung memeriksakan diri ke
bidan.

Pelayanan Antenatal
Bidan menurut peraturan Belanda lebih berhak praktek mandiri daripada perawat.
Bidan mempunyai izin resmi untuk praktek dan menyediakan layanan kepada wanita
dengan resiko rendah, meliputi antenatal, intrapratum dan post natal. Tanpa ahli kandunagn
yang menyertai mereka bekerja di bawah Lembaga Audit Kesehatan. Bidan harus merujuk
wanita dengan resiko tinggi atau kasus patologi ke Ahli Kebidanan untuk dirawat dengan
baik.
Untuk memperbaiki pelayanan kebidanan dan ahli kebidanandan untuk
meningkatkan kerjasama antar bidan dan ahli kebidanan dibentuklah daftar indikasi oleh
kelompok kecil yang berhubungan dengan pelayanan maternal di Belanda. Daftar ini berisi
riwayat sebelum dan sesudah pengobatan. Riwayat kebidanan akan berguna dalam
pelayanan kebidanan. Penelitian Woremever menghasilkan data tentang mortalitas dan
mobilitas yang menjamin kesimpulan : dengan sistem pelayanan yang diterapkan Belanda
memungkinkan mendapatkan hasil yang memuaskan melalui seleksi wanita. Suksesnya
penggunaan daftar indikasi merupakan dasar yang penting mengapa persalinan di rumah
disediakan dan menjadi alternatif  karena wanita dengan resiko tinggi dapat diidentifikasi
dan kemudian dirujuk ke Ahli Kebidanan.
Selama kehamilan bidan menjumpai wanita hamil 10-14 kali di klinik bidan. Sasaran utama
praktek bidan adalah pelayanan komunitas. Jika tidak ada masalah, wanita diberi pilihan
untuk melahirkan di rumah atau di rumah sakit. Karena pelayanan antenatal yang hati-hati
sehingga kelahiran di rumah sama amannya dengan kelahiran di rumah sakit. Tahun 1969
pemerintah Belanda menetapkan bahwa melahirkan di rumah harus dipromosikan sebagai
alternatif persalinan. Di Amsterdam 43% kelahiran (catatan bidan dan Ahli Kebidanan)
terjadi di rumah. Di Holland, diakui bahwa rumah adalah tempat yang aman untuk
melahirkan selama semuanya normal.

Pelayanan IntraPartum
Pelayanan Intrapartum dimulai dari waktu bidan dipanggil sampai satu jam setelah
lahirnya plasenta dan membrannya. Bidan mempunyai kemampuan untuk melakukan
episiotomi tapi tidak diizinkan menggunakan alat kedokteran. Baisanya bidan menjahit luka
perineum atau episiotomi, untuk luka yang parah dirujuk ke Ahli Kebidanan. Syntomentrin
dan Ergometrin diberikan jika ada indikasi. Kebanyakan kala III dibiarkan sesuai
fisiologinya. Analgesik tidak digunakan dalam persalinan.

Pelayanan Post partum


Di Kebidanan Belanda, pelayanan post natal dimulai setelah.
Pada tahun 1988, persalinan di negara Belanda 80% telah ditolong oleh bidan,
hanya 20% persalinan di RS. Pelayanan kebidanan dilakukan pada community – normal,
bidan sudah mempunyai indefendensi yuang jelas. Kondisi kesehatan ibu dan anak pun
semakin baik, bidan mempunyai tanggung jawab yakni melindungi dan memfasilitasi
proses alami, menyeleksi kapan wanitya perlu intervensi, yang menghindari teknologi dan
pertolongan dokter yang tidak penting. Pendidikan bidan digunakan sistem Direct Entry
dengan lama pendidikan 3 tahun. Bidan mungkin tidak sebanyak dari pada pasien dokter
untuk kematian demam nifas atau infeksi puerperalis, sebagian besar penting karena
kesakitan maternal dan kematian saat itu.

Menurut saya, model pelayanan kebidanan yang sesuai dengan filosofi asuhan
kebidanan yang dapat diterapkan di Indonesia yaitu Case-load Midwifery Model. Case-load
Midwifery merupakan model pelayanan dimana asuhan yang dilakukan bidan masuk ke
dalam kemitraan profesional dengan wanita hamil. Hal ini memungkinkan untuk
kesetaraan, tanggung jawab bersama, pilihan informasi, pemberdayaan, negosiasi individu
dan pemenuhan diri untuk kedua wanita dan bidan. Perawatan tersebut berpusat pada
wanita, kehamilan dan kelahiran dipandang sebagai normal dan sehat peristiwa kehidupan
dan kelangsungan perawatan dipastikan dengan memiliki satu bidan utama sebagai
pengasuh utama (Queensland Perawat Industrial Award, 2006; Davis-Floyd, Barclay,
Daviss & Tritten, 2009). Case-load Midwifery model menawarkan kontinuitas hubungan
yang lebih besar, dengan memastikan bahwa perempuan menerima pelayanan ante,
perawatan intra dan postnatal mereka dari satu bidan atau pasangannya praktek.
Berdasarkan Evaluasi One-to-One praktek kebidanan di Inggris menunjukkan bahwa
kontinuitas pemberi asuhan bisa meningkatkan kepuasan perempuan, memberikan bidan
kepuasan kerja yang lebih besar, meningkatkan otonomi mereka, dan mengurangi tingkat
intervensi. Perawatan dari bidan dikenal, atau sekelompok kecil bidan, memungkinkan
perempuan untuk mengembangkan hubungan dengan penyedia layanan mereka. Wanita
yang memiliki bidan yang sama merawat mereka selama kehamilan, persalinan, kelahiran
dan pasca kelahiran memiliki kesempatan untuk membangun hubungan saling percaya yang
meningkatkan kepercayaan diri mereka baik pasien maupun bidan. Perawatan dari bidan
dikenal sering disebut sebagai perawatan berkesinambungan (Continuity Of Care).

Anda mungkin juga menyukai