Anda di halaman 1dari 6

Chapter 2

PREVALENSI KEJADIAN
KTD PADA PUS

Prevalensi kejadian kehamilan tidak diinginkan


pada PUS menurut Anggraini et al (2018) yaitu
sebanyak 8%, dengan prevalensi tertinggi ter-
dapat di provinsi Sulawesi Ten-gah (11,9%) dan
terendah di Pa-pua (2.9%)

Hasil analisis studi menunjukkan bahwa kejadian


kehamilan tidak diinginkan pada PUS di Indonesia
mengalami penurunan sela-ma kurun waktu
sepuluh tahun sebesar 1-4%.
CHAPTER 3
ETIOLOGI KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN
PADA PASANGAN USIA SUBUR

Tidak mengikuti petunjuk penggunaan


kontrasepsi secara benar

Penggunaan kontrasepsi yang tidak


konsisten
KEGAGALAN
KONTRASEPSI Kondom bocor saat berhubungan
seks

Menggunakan antibiotik atau obat-obatan lain atau


jamu bersamaan dengan pil kontrasepsi

Mempercayai bahwa pada periode


ketidaksuburan tidak bisa hamil atau tidak
merasa berisiko
Tidak Menggunakan
Kontrasepsi

Kesenjangan terhadap akses dan kualitas keluarga


berencana berupa penyediaan kontrasepsi dan
fasilitas pelayanan yang memadai

Alasan kesehatan, alasan kecemasan karena takut


efek samping yang dilibatkan karena pengaruh
kontrasepsi

Kesenjangan informasi / KIE (komuniasi,


Informasi dan Edukasi)

Oposisi dari suami, keluarga,


dan masyarakat

Kurang peduli terhadap risiko


kehamilan
Chapter 5

Aspek Sosial Budaya KTD


Pada PUS

Isu yang masih beredar di masyarakat :

Masyarakat belum dapat menerima pengaturan


jarak kelahiran dan mengganggap hal tersebut
tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini
oleh masyarakat.

Di daerah tertentu masih ditemukan


pendapat bahwa wanita tidak bisa
mendapatkan pelayanan kontrasepsi
apabila belum melahirkan lebih dari 1
anak.

Wanita tidak bisa mengambil


keputusan untuk mendapatkan
pelayanan kontrasepsi tanpa izin dari
suami.

Masih adanya tradisi cukup dengan


meminum ramuan tradisional saja dapat
mencegah kehamilan.

Adanya anggapan bahwa penggunaan alat


kontrasepsi dapat menyebabkan penurunan
gairah seksual
FAKTOR RESIKO KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN
PADA PASANGAN USIA MUDA

Semakin tinggi tingkat


pendidikan maka risiko
terjadinya KTD semakin
menurun

KTD lebih rentan terjadi di


daerah perkotaan
dibandingkan daerah
pedesaan

Perempuan dengan status


janda dan belum menikah
lebih rentan mengalami
kejadian KTD
dibandingkan perempuan
yang menikah dan tinggal
bersama pasangannya

Ibu yang mengalami kehamilan


dengan komplikasi lebih
memungkinkan mengalami
KTD dibanding dengan ibu
tanpa komplikasi

. Semakin banyak anak


yang pernah dilahirkan
maka semakin tinggi
kemungkinan terjadinya
KTD Ibu yang sedang menderita
penyakit lebih berisiko
mengalami KTD
dibandingkan ibu tanpa
penyakit
Aborsi yang
tidak aman

Berkurangnya Perawatan
kualitas sebelum
hubungan ibu kehamilan
dan anak tertunda

Dampak Kesehatan

Buruknya KTD mental ibu


yang buruk
perkembang
anak

Peningkatan
risiko berat
Kekerasan
badan lahir
pada
rendah bagi
perempuan
bayi
Peningkatan
angka
kesakitan dan
kematian pada
ibu

Anda mungkin juga menyukai