Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (1) - 1
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (1) - 1
PENDAMPING ASI (MP-ASI) DAN STATUS GIZI BADUTA USIA 6-24 BULAN DI
PUSKESMAS SAMPARA
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi
Diploma III
Gizi
DISUSUN OLEH :
EMARTIKA NINGSIH
P00331018061
2021
1
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN
PENDAMPING ASI ( MP-ASI) DAN STATUS GIZI BADUTA USIA 6-24 BULAN DI
PUSKESMAS SAMPARA
EMARTIKA NINGSIH
P00331018061
Pembimbing Utama,
NIP. 197112311992031009
Pembimbing Pendamping
NIP. 196812311994032001
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Proposal Penelitian ini dengan judul “gambaran
tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping asi (MP-ASI) dan status gizi
baduta usia 6-24 bulan, yang dimana sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
Proses penyusunan Proposal ini telah melewati perjalanan panjang dalam penyusunannya
yang tentunya tidak lepas dari bantuan moril dan material pihak lain. Karena itu sudah
sepatutnya penulis dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati menyampaikan terima kasih
kepada :
2. Ibu Sri Yunanci, SST, MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekes Kemenkes Kendari
3. Ibu Euis Nurlela, S.Gz, M.Kes selaku Ketua Prodi D-III Jurusan Gizi Poltekes Kemenkes
Kendari.
4. Bapak Dr. La Banudi, SST, M.Kes, selaku dosen pembimbing 1, dengan penuh kesabaran
5. Ibu Hariani, SST, MPH, selaku dosen pembimbing II, yang penuh keikhlasan dan kesabaran
8. Teman-teman angkatan 2018 yang telah membantu dan selalu ada disamping saya dalam
menyelesaikan studi ini serta memberikan pengalaman baru dalam hidup ini
3
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya selama penulisan Proposal penelitian ini
10. Ucapan terima kasih yang tidak ternilai harganya saya persembahkan kepada Bapak saya
BANA dan Mama saya SARTINI yang telah membesarkan, mengasuh dengan penuh kasih
sayang, doa, dukungan moril dan materil serta segala pengorbanan yang tidak ternilai.
Akhirnya penulis menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu saran kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaa penulisan sangat diharapkan.
Kendari, 2020
penulis
4
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………….
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………….
A. Latar Belakang……………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………….
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………………
A. TINJAUAN TEORI………………………………………………………..
1. Pengertian Pengetahuan…………………………………………………
3. Pengertian MP-ASI………………………………………………………
7. Pengetahuan gizi
5
B. KERANGKA KONSEP…………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
6
DAFTAR GAMBAR
7
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
tambahan yang mengandung zat gizi dan diberikan mulai usia 6-24 bulan untuk
memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. Setelah bayi berusia 6 bulan, kebutuhan zat
gizi semakin bertambah seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi, sementara
produksi ASI mulai menurun, karena itu bayi membutuhkan makanan tambahan sebagai
makanan pendamping ASI. Pemberian makanan tambahan yang tidak tetap kualitas dan
pertumbuhan dan perkembangan apabila tidak segera diatasi (Mutalib,2014) Masa bayi
merupakan kelompok masyarakat rawan gizi dimana prevalensi tertinggi ditemukan pada
kelompok tersebut. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) kementrian kesehatan 2018
menunjukan kecendrungan prevalensi anak balita pendek atau stunting sebesar 30,8%.
Angka ini menurun 6,4% dibandingkan angka kasus berdasarkan Riskesdas 2015 yaitu
sebesar 37,2%. Namun jumlah tersebut masih jauh dari angka minimum stunting yang di
tetapkan WHO yaitu 20% . Demikian juga dengan kasus gizi kurang atau underweight
dari bahan – bahan local yang kaya nutrisi tetapi sambal memberikan ASI sampai anak
usia 2 tahun ( Hakim, 2014). Menurut susanti (2012) jika pemberian ASI dan MP- ASI
dapat terlaksana dengan baik, tentu akan menimbulkan dampak positif terhadap
8
pertumbuhan dan perkembangan anak di usia balita. Oleh karena itu, ASI merupakan
makanan bayi terbaik untuk tumbuh dan berkembang. Selain kandungan gizi ASI yang
lengkap, dengan menyusu maka bayi juga mendapat stimula sensori yang komprehensif
(taktil, penciuman, pendengaran, kehangatan dan kasi sayang) dari ibu. Selain ASI, anak
juga harus mendapat asupan gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang
merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan untuk mencapai tumbuh
kembang optimal pada anak, yaitu : (1) memberikan air susu ibu kepada bayi segera
dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, (2) memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja
atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, (3)
memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan
sampai 24 bulan, dan (4) meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau
ASI hendaknya dibuat dari bahan pangan yang murah dan mudah diperoleh di daerah
mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI antara lain pengetahuan gizi ibu
dan pendidikan ibu, sedangkan status pekerjaan ibu dan sikap ibu tidak mempengaruhi
factor pemberian MP- ASI. Penelitian ini dilakukan oleh simandjuntak antara lain
pengetahuanibu tentang dampak pemberian ASI pertama kali atau inisiasi menyusui
9
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan dasar (2018), proporsi pola pemberian
makanan pendamping asi (MP-ASI) pada baduta usia 6-24 bulan menurut data provinsi
yang paling rendah terdapat pada provinsi nusa tenggara barat sebesar 20,03% dan yang
paling tinggi adalah provinsi Bangka Belitung yaitu sebesar 56,07%, sedangkan untuk
Berdasarkan data dari profil Kesehatan Provinsi Sulawesi tenggara tahun 2018,
terjadi fluktuasi atau perubahan setiap tahunnya. Pada tahun 2013 kasus gizi buruk
berjumlah 385 kasus, tahun 2013 kasus gizi buruk berjumlah 333 kasus, tahun 2014
kasus gizi buruk berjumlah 250 kasus, tahun 2015 kasus gizi buruk berjumlah 254 kasus,
tahun 2016 kasus gizi buruk berjumlah 279 kasus dan tahun 2018 kasus gizi buruk
Angka pemberian ASI Ekslusif pada bayi 0-6 bulan di Sulawesi Tenggara
cenderung fluktuatif, peningkatan signifikan dilaporkan pada tahun 2015 dengan cakupan
54,5%, atau naik sebesar 21,25% dari tahun sebelumnya, namun di tahun 2016 kembali
turun menjadi 46,63%. Capaian yang fluktuatif mengindikasikan belum bakunya program
peningkatan cakupan ASI Ekslusif yang di lakukan oleh program teknis terkait ( Dinkes
Status gizi balita di Indonesia yaitu sebanyak 3,8%, pada balita dengan status gizi
buruk dan 14%, balita dengan status gizi kurang, status balita berdasarkan tinggi badan
yaitu balita berdasarkan tinggi badan yaitu balita sangat pendek sebanyak 19,8% dan
balita pendek sebanyak 19,8%, sedangkan status balita berdasarkan berat badan yaitu
10
balita yang sangat kurus sebanyak 2,8% dan balita kurus sebanyak 6,7%. Status gizi akan
mempengaruhi tumbuh kembang balita sehingga balita yang mempunyai status gizi buruk
ataupun kurang bisa mengakibatkan balita pendek dan kurus (Kemenkes, 2018).
Masalah gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak usia di bawah umur 2
tahun (baduta) merupakan masalah yangs perlu ditanggulangi dengan serius, usia di
bawah 2 tahun merupakan masa yang amat penting sekaligus masa kritis dalam proses
tumbuh kembang anak baik fisik maupun kecerdasan, kurus dan stunting pada usia
sekolah akan berdampak pada performa belajar di sekolah yang pada gilirannya akan
SDG‟s. Usia pertama kali pemberian MP-ASI ditentukan oleh pengetahuan ibu.
Rendahnya tingkat pengetahuan ibu mengenai risiko pemberian MP-ASI dini perlu
ditingkatkan dengan cara pemberian sosialiasi di masyarakat, baik oleh petugas kesehatan
Tujuan pemberian makanan pedamping ASI adalah untuk menambah energi dan
zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi
secara terus menerus. Dengan demikian makanan tambahan diberikan untuk mengisi
kesenjangan antara kebutuhan nutrisi total pada anak dengan jumlah yang didapatkan
Jutaan anak didunia tidak mendapatkan gizi sesuai kebutuhan bagi perkembangan
mental dan fisik di masa kanak-kanak, kekurangan gizi pada anak merupakan penyebab
lebih dari sepertiga jumlah kematian anak. Data World Health Organization (WHO),
11
menyebutkan terdapat 51% angka kematian anak balita disebabkan oleh pneumonia,
diare, campak, dan malaria. Lebih dari separuh kematian tersebut erat hubungannya
dengan masalah gizi. Oleh karena itu prioritas utama penanganan utama adalah
memperbaiki pemberian makanan kepada bayi dan anak serta perbaikan gizi ibunya.
(WHO,2013).
Pada usia 6 bulan pencernaan bayi mulai kuat sehingga pemberian MPASI bisa
diberikan karena jika terlalu dini akanmenurunkan konsumsi ASI dan mengalami
dalam waktu yang panjang(Baso, 2 2007).Usia penyapihan 6-24 bulan merupakan usia
yang sangat rawan karena pada masa ini merupakan masa peralihan dari ASI ke
pengganti ASI atau ke makanan sapihan. Pemberian MP-ASI yang tidak tepat dalam
jumlah yang cukup baik dari segi kuantitas maupun kualitas, akan mengakibatkan
gangguan pertumbuhan dan kurang gizi. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah kurang
gizi maka diperlukan perbaikan kuantitas dan kualitasMP-ASI. Untuk memperoleh MP-
ASI yang baik secara kuantitas kan kualitas maka diperlukan peranan petugas kesehatan
untuk memberikan informasi tentang praktek pemberian makanan yang baik untuk anak
pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan status gizi baduta usia 6-24 bulan.
12
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan
makanan pendamping Asi dengan status gizi Baduta usia 6-24 bulan dikecamatan
sampara?
3. Tujuan umum
pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi baduta usia 6-24 bulan
b. Tujuan Khusus :
Untuk mengetahui status gizi baduta usia 6-24 bulan dipuskesmas sampara
4. Manfaat penelitian
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu tyang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini melalui panca inra
manusia yakni indra penglihatan, indra pendengaran, penciuman,rasa dan raba namun
(Notoatmodjo,2012).
1. Faktor Internal
seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan
b.) Pekerjaan
14
kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai
c.) Umur
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Huclok
2. Faktor Eksternal
a.) Lingkungan
merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
1. Pengertian MP-ASI
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman
yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna
memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari
secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan bayi.
Pemberian MP-ASI yang cukup kualitas dan kuantitasnya penting untuk pertumbuhan
15
fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang sangat pesat pada periode ini, tetapi
hygienitas.
meningkatkan risiko atau infeksi lain pada bayi. Selama kurun waktu 4-6 bulan
pertama ASI masih mampu memberikan kebutuhan gizi bayi, setelah 6 bulan
produksi ASI menurun sehingga kebutuhan gizi tidak lagi dipenuhi dari ASI saja.
Peranan makanan tambahan menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi
bayi.
Sebagaimana diketahui ASI merupakan makanan utama dan pertama bagi bayi.
Kandungan yang kaya akan berbagai macam kebutuhan yag diperlukan oleh bayi
semuanya berada dalam ASI. Sehingga makanan jenis apapun akan sulit menandingi
kehebatan ASI.
usia 6 bulan, kebutuhan nutrisi bayi sudah bertambah. ASI dan susu formula tidak
Meskipun demikian, ada orang tua yang sudah memberikan makanan tambahan
sebelum bayinya berumur 6 bulan. Umumnya,hal ini lebih banyak terjadi di kalangan
orang tua yang kurang berpendidikan. Pada banyak kasus hal ini mungkin tidak jadi
masalah. Bayi bisa menerima makanan pendamping ASI meski usianya baru 4 atau 5
bulan. Sebenarnya ini tergantung sensitivitas dan daya tahan sisitem pencernaan dari
bayi itu sendiri. Secara umum, dokter akan menyarankan tidak memberikan MP-ASI
16
pada bayi dibawah usia 6 bulan. Setelah 6 bulan , pemberian ASI saja hanya
memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan bayi. Itu sebabnya bayi memang sudah perlu
Sebaiknya orang tua segera mulai mengenalkan pemberian MP-ASI ini kepad
bayinya yang sudah beusia 6 bulan. Pemberian MP-ASI di usia 8 bulan tidak hanya
penting untuk kebutuhan nutrisi bayi. Apabila MP-ASI tidak segera diberikan, masa
umunya pada periode usia 6-7 bulan, dikhawatirkan akan terlewati. Apabila hal ini
terjadi dikemudian hari, bayi akan mengalami kesulitan untuk menelan makanan atau
Pada umur 0-6 bulan pertama dilahirkan, ASI merupakan makanan yang terbaik
bagi bayi, namun setelah usia tersebut bayi mulai membutuhkan makanan tambahan
selain ASI yang disebut makanan pendamping ASI. Pemberian makanan pendamping
ASI mempunyai tujuan memberikan zat gizi yang cukup bagi kebutuhan bayi atau baita
guna pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikomotorik yang optimal, selain itu
untuk mendidik bayi supaya memiliki kebiasaan makan yang 9 baik. Tujuan tersebut
dapat tercapai dengan baik, jika dalam pemberian MP-ASI sesuai pertambahan umur,
kualitas, dan kuantitas makanan baik serta jenis makanan yang beraneka ragam .
MP-ASI diberikan sebagai pelengkap ASI sangat membantu bayi dalam proses
belajar makan dan kesempatan untuk menanankan kebiasaan makan yang baik. Tujuan
pemberian MP-ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan
bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus, dengan
17
demikian makanan tanbahan diberikan untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan
nutrisi total pada anak dengan jumlah yang didapatkan dari ASI.
Makanan ini diberikan karena kebutuhan bayi akan nutrien-nutrien unruk pertumbuhan
dan perkembangannya tidak dapat dipenuhi lagi hanya dengan pemberian ASI. MP-ASI
hendaknya bersifat padat gizi, kandungan serat kasar dan bahan lain yag sukar dicerna
semiimal mungkin, sebab serat yang terlalu banyak jumlahnya akan mengganggu proses
pencernaan dan penyerapan zat-zat gizi. Selain itu juga tidak boleh bersifat kamba,
sebab akan cepat memberi rasa kenyang pada bayi . MP-ASI jarang dibuat dari satu jenis
bahan pangan, tetapi merupakan suatu campuran dari beberapa bahan pangan dengan
perbandingan tertentu agar diperoleh suatu produk dengan nilai gizi yang tinggi .
esensial, serta diperlukan suplementasi vitamin, mineral,serta energi dari minyak atau
Makanan bayi dan balita jelas berbeda dengan makanan orang dewasa. Makanan
pendamping ASI yang baik harus memenuhi syarat utama, yakni sehat, mudah dicerna,
dan mengandung sejumlah nutrisi terutama energi dan protein. Apabila untuk makanan
pendamping ASI yang sudah diberikan rutin setiap hari. Berikut beberapa persyaratan
18
a. Sehat Makanan harus bebas dari kuman penyakit, pengawet, pewarna, dan racun.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat rentan terhadap pengaruh kuman dan
penyakit dan bahan tambahan makanan (zat aditif) . zat tambahan yang umumnya berupa
b. Mudah Dicerna Makanan tambahan untuk bayi hanya terdiri dari satu bahan atau
beberapa bahan saja. Ini karena sistem pencernaa bayi yang belum siap untuk menerima
bermacam-macam makanan. Bahan makanan seperti pisang dan pepaya dapat diperoleh
dibudidayakan di daerah subtropis. Demikian pula dengan jenis-jenis sayuran dan sumber
karbohidrat yang berbeda-beda untuk beberapa daerah. Walaupun telah banyak pusat
perbelanjaan yang menjual barang-barang impor, penggunaan bahan makanan lokal akan
lebih menjamin kesegaran dan merupakan bentuk ketahanan pangan yang baik.
c. Masih segar atau Fresh Sebaiknya MP-ASI disiapkan sesaat sebelum diberikan kepada
bayi dan dibuat dari bahan-bahan segar yang bebas pulusi. Oleh karena itu, bahan MP-
ASI harus memenuhi standar higienis baik dalam bentuk bahan mentah ataupun cara
pengolahannya.
d. Mudah diolah Pengolahan bahan MP-ASI sebaiknya tidak terlalu lama, tetapi teksturnya
cukup lembut untuk pencernaan bayi yang baru mengenal MP-ASI. Bahan yang mudah
diolah tentu akan memudahkan orang tua menyiapkan MP-ASI untuk anaknya.
e. Harga terjangkau Makanan pendamping ASI tidak harus mahal. Jika harganya
terjangkau tentu akan lebih baik. Secara umum harga bahan pangan nabati lebih murah
dari bahan pangan hewani. Selain itu, porsi makan bayi masih sedikit sehingga tidak
19
f. Cukup kandungan gizinya Makanan tambahan yang diberikan ke bayi harus memenuhi
kecukupan gizi bayi. Kombinasi yang tepat antara bahan nabati dan hewani diharapkan
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain itu,
bahan nabati lebih berisiko kecil menyebabkan alergi dari pada bahan hewani. Selain itu
perlu diingat bahwa bahan makanan sumber protein dapat memacu pertumbuhan fisik
g. Jenis makanan sesuai dengan umur bayi Ada beberapa makanan yang tidak pantas
diberikan untuk bayi usia 6 bulan karena baru tepat diberikan ke bayi berumur 9 bulan,
ini harus diperhatikan karena kemampuan pencernaan bayi yang lebih muda usianya
berbeda dengan bayi yang sudah besar. Kemampuan cerna bayi berkembang sesuai
dengan umurnya. Untuk pengenalan MP-ASI awal, sari buah tunggal, pure buah tunggal,
atau bubur nasi lembut lebih mudah dicerna darp pada buah utuh, pure aneka buah, atau
roti.
kebersihannya agar kita bisa memberikan MP-ASI yang sehat dan aman bagi anak kita.
a) MP-ASI cair: air tomat, air jeruk, air teh dan sebagainya.
yang dihaluskan (diblender), bubur saring atau nasi tim, dan sebagainya.
c) MP-ASI padat: bubur padat, roti, finger food (jenis makanan kecil seukuran jari
yang mudah digenggam jemari bayi), biskuit, dan sebagainya (Evelin & Nanang,
2010).
20
2) Berdasarkan cara membuatnya, makanan pendamping ASI dibedakan atas :
a) MP-ASI instan, yaitu berupa produk dalam kemasan buatan pabrik, seperti bubur
b) MP-ASI olahan: makanan pendamping ASI yang diolah sendiri oleh para ibu
dirumah dengan aneka kreasi dan variasi. Akan sangat bermanfaat jika para ibu
mampu dan sempat membuat sendiri aneka makanan pendamping ASI ini. Sebab,
pemilihan dan cara pengolahan bahan-bahannya dapat lebih terjamin (Evelin &
Nanang, 2010).
Makanan pendamping ASI harus diberikan secara bertahap, baik dari sisi tekstur
pencernaan, kebutuhan nutrisi, dan usia bayi. Memberikan makanan pendamping ASI
terlalu dini bisa menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan bayi karena bayi belum
siap menerima makanan. Menurut (Sutomo tahun 2013), berikut tahapan makanan
Pada usia 6 bulan, sistem pencernaan bayi sudah berkembang dan sudah siap untuk
menerima makanan. Berikan makanan yang lembut seperti bubur saring, bubur susu, atau
pure buah. Kenalkanlah bayi dengan satu jenis makanan saja. Hal ini untuk menghindari
reaksi alergi dan penolakan karena sistem pencernaan yang masih belum sempurna.
Pada usia 7-9 bulan, ketertarikan bayi terhadap makanan menjadi semakin besar.
21
gigi. Makanan lunak dan sedikit bertekstur sudah mulai bisa diperkenalkan. Tujuannya
adalah untuk merangsang pertumbuhan gigi dan melatih bayi menggigit dan mengunyah.
Pada usia 9-12 bulan, perkembangan motorik bayi sudah berkembang. Bayi sudah
mulai belajar berjalan. Giginya juga sudah mulai banyak tumbuh. Makanan bertekstur
semi padat seperti nasi atau makanan yang dicincang sudah boleh diberikan kepada bayi.
Berikan juga finger snacks untuk melatihnya memegang, menggigit, dan mengunyah
makanan.
Menginjak usia satu tahun, sistem pencernaan bayi sudah mendekati sempurna.
Biasanya bayi sudah bisa mengunyah dengan baik makanan semi padat, seperti nasi tim,
karena giginya tumbuh dengan baik. Terus berikan finger snacks untuk melatihnya
makan sendiri.
Pada usia di atas 1 tahun, menu makanan bayi disiapkan untuk peralihan ke menu
keluarga. Tetapi perlu diingat, jangan terburu-buru memberikan bayi makanan yang
dimakan oleh seluruh keluarga. Tetap pilihlan makanan yang tidak berbumbu tajam, tidak
mengandung gas, tekstur makanan masih agak lunak dan dalam bentuk potongan kecil
makanan baru selain ASI kepada bayi. Oleh karena itu, cara pemberian makanan tersebut
22
perlu diperhatikan agar makanan itu tidak menimbulkan gangguan kesehatan pada bayi.
Agar makanan dapat diberikan secara efisien maka cara pemberian yang baik adalah:
1. Siapkan makanan dan minuman untuk bayi. Jangan lupa kenakan celemek pada bayi
2. Sebaiknya, dudukkan bayi pada kursi makan bayi. Pastikan bayi duduk dengan aman dan
nyaman di kursi.
3. Lakukan pemberian makanan dalam suasana interaksi yang menyenangkan. Tatap mata
bayi ketika menyuapinya. Bicaralah pada bayi tentang apa saja. Misalnya, tentang nama
4. Suapi bayi sedikit-sedikit. Jangan tergesa-gesa. Tujuannya agar bayi tidak tersedak
memuntahkannya.
5. Jika bayi tidak mau disuapi lagi, jangan dipaksa. Mungkin ia sudah kenyang atau ada rasa
yang tidak disukai dari makanan itu (Evelin & Nanang, 2010).
a. Kekurangan nutrisi
Pada usia 6 bulan ke atas, ASI sudah tidak mencukupi lagi kebutuhan bayi,
Salah satunya gagal tumbuh yang berisiko menyebabkan stunting atau anak pendek.
Selain itu dikhawatirkan pula terjadi kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan
23
terjadinya anemia yang berdampak pada kemampuan konsentrasi atau kemampuan
belajarnya.
dengan berbagai tekstur atau konsistensi, rasa, dan suhu. Celakanya, bila oromotor tidak
2. Dampak lebih lanjut, gigi anak terancam rusak, pertumbuhan rahang terganggu
Keberhasilan pemberian MP-ASI secara baik dan tepat sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain adalah pengetahuan dan keterampilan dalam pemberian MP-
ASI, hal tersebut cenderung dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal ibu. Semakin
tinggi tingkat pendidikan formal yang diperoleh, semakin tinggi pula pengetahuan
tentang pemberian MP-ASI yang tepat yaitu pada usia 6-24 bulan. Selain itu ibu yang
bekerja terlalu sibuk cenderung memiliki waktu yang lebih sedekit untuk memperoleh
informasi tentang pemberian MP-ASI yang tepat, yang berdampak pada tidak
terpenuhinya pemberian MP-ASI yang sesuai pada anak balita. Beberapa hal tersebut
dapat membentuk pengetahuan dan respon sikap dalam pemberian MP-ASI menjadi tidak
terarah sesuai prosedur pemberian yang telah ditetepkan yaitu pada usia 6-24 bulan
24
1. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui itu bisa apa saja tanpa syarat tertentu, bisa
sesuatu yang didapat dengan atau tanpa metode ilmiah (Marzoeki, 2000, dalam Muthmainah,
2010).
Pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI adalah hasil dari tahu faktor
penginderaan terhadap suatu objek tertentu tentang bahan makanan yang diperlukan dalam
satu hari yang beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur
2. Pengetahuan (Knowledge)
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).
sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar
tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2010). Secara garis besarnya dibagi dalam 6
a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
ASI sangat penting bagi pertumbuhan anak, tahu manfaat dan tujuan diberikannya
25
makanan pendamping ASI, makanan pendamping ASI sebaiknya mulai diberikan pada
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar
dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara benar
tentang objek yang diketahui tersebut. Misalnya ibu yang memahami tahapan pemberian
makanan pendamping ASI, bukan hanya sekedar menyebutkan tahapan sesuai usia bayi,
tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus diberikan secara bertahap dan sebagainya.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi
yang lain. Misalnya seorang ibu yang telah paham tentang proses pemberian makanan
pendamping ASI, ia harus tahu kapan waktu dalam pemberian makanan pendamping
ASI, ibu yang telah paham mengenai makanan pendamping ASI, ia akan memberikan
d. Analisis (analysis)
masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah
sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau
objek tersebut.
e. Sintesis (synthesis)
26
Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
f. Evaluasi (evaluation)
Penelitian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Misalnya, seorang ibu dapat
menilai atau menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau tidak, seseorang dapat
menilai manfaat diberikan makanan pendamping ASI pada bayi, dan sebagainya.
(Notoatmodjo, 2010).
1. Kerangka konsep
Pemberian ASI
a) Frekuensi pemberian
ASI
Pemberian MP-ASI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
observasional.
cross-sectional, yaitu peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu
saat tertentu. Kata satu saat bukan berarti semua subjek di amati tepat pada saat yang
sama, tetapi artinya tiap subjek hanya di observasi satu kali dan pengukuran variabel
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2021 dilakukan di wilayah kerja
1. Populasi
Populasi penelitian yaitu seluruh ibu yang mempunyai Baduta yang berusia 6-24
2. Sampel
1. Teknik sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai Baduta
usia 6-24 bulan dan ibu sebagai responden dengan menggunakan teknik Total
Sampling yaitu Pengambilan sampel semua populasi dengan total populasi, yang
28
3. Responden
Responden pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki Baduta usia 6-24 bulan
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian
oleh peneliti. Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner
tentang pengetahuan ibu tentang ASI dan Makanan Pendamping ASI dengan status
pekerjaan ibu dan ayah, karakteristik pendidikan ibu dan karakteristik paritas. Berat
badan diukur dengan cara menggunakan dacin, Panjang badan dengan cara
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak langsung dari objek penelitian.
Data dekunder didapatkan dari buku register yaitu jumlah ibu yang mempunyai bayi
1. Pengolahan data
Data tentang pemberian MP-ASI yang meliputi jenis, tekstur, porsi dan
frekuensi MP-ASI diolah dengan mendeskripsikan hasil yang telah di kumpulkan dari
29
2. Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisa univariate, dilakukan untuk
bentuk tabrl distribusi frekuensi. Untuk mendeskripsikan semua variable bebas dan
minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak usia 6-24
bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. Kriteria Objektif yang digunakan :
pemberian kolostrum dan ASI ekslusif. Kriteria obyektif yang digunakan yaitu:
Cukup : jika nilai jawaban responden > 60% dari total jawaban yang benar
Kurang : jika nilai jawaban < 60% dari total jawaban benar
(Sumber: Soekidjo,2003).
30
DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsi, IG. N.Gde Ranuh.Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta: penerbit buku
Anak. Jakarta.
Kumalasari, S, Y., Sabrian, F., dan Hasanah, O. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemberian makanan pendamping ASI dini. Jurnal Jom.Vol 2 No.1 (online) 22 Desember 2018
Bhatia, R, & Jain, U. (2014). Knowledge, Attitude, Practices and Misconceptions Among
Public Health. Vol 3. Issue 10 (online) 20 Desember 2018 Lestari, M., U., Lubis, G., dan
Pertiwi,D. (2014).
Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi (MPASI) dengan Status Gizi Anak Usia 1-
Budiman & Riyanto A. (2013). Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan dan Sikap dalam
31
Hubungan Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Dengan Status Gizi
Pada Balita Usia 6-12 Bulan Di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten
Hubungan Pengetahuan Gizi dan Pola Konsumsi dengan Status Gizi pada Mahasiswa
TPB Sekolah Bisnis dan Manejemen Institut Teknologi Bandung. Skripsi. Universitas
Hubungan Pola Makan dan Status Gizi Terhadap Tinggi Badan Mahasiswa Pendidikan
32
LAMPIRAN
Kuisioner
MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DAN STATUS GIZI BADUTA USIA 6-24
A. Identitas Responden :
1. Nama :
2. Umur :
3. Pekerjaan :
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
4. Pendidikan :
b. Tamat SD
c. Tamat SMP
d. Tamat SMA/Sederajat
e. Tamat Akademi
f. Sarjana
B. Identitas anak :
1. Nama :
2. Umur :
3. Berat Badan :
33
4. Tinggi Badan :
5. Jenis Kelamin :
34
bubur kental atau makanan
yang dilumatkan [(1) ya, (0)
tidak]
d. Lainnya (sebutkan)........
Menurut ibu, bagaimana pemberian a. ASI sesering mungkin [(3)
MP-ASI untuk anak berusia 9-12
ya, (0) tidak]
bulan ? (Jawaban lebih dari satu)
b. Frekuensi 3-4 kali makan,
dan 1-2 kali selingan tiap
harinya [(2) ya, (0) tidak]
c. MP-ASI dengan tekstur yang
dicincang halus, dicincang
kasar atau makanan
lembik/lunak [(1) ya, (0)
tidak]
d. Lainnya (sebutkan)........
Menurut ibu, bagaimana pemberian a. Frekuensi 3-4 kali makan,
MP-ASI untuk anak berusia 12-24
dan 1-2 kali selingan tiap
bulan ?
harinya [(2) ya, (0) tidak]
(Jawaban lebih dari satu)
b. Makanan keluarga yang
dihaluskan atau dicincang
seperlunya [(1) ya, (0) tidak]
c. Lainnya (sebutkan
Apakah ibu pernah mendengar istilah a. Ya (1)
PGS (Pedoman Gizi Seimbang)/ 10
b. Tidak (0)
pesan dasar gizi seimbang ?
35
Bila “ya” sebutkan ? a. Syukur dan nikmati aneka
36
Skor Jawaban Max : 4
jawaban benar
= ____________ x 100
Kesimpulan :
D. Pemberian MP-ASI
Pada umur berapa anak ibu pertama kali dibeikan MP-ASI? a. > 6 bulan (1)
b. Tidak tahu (0)
c. Lainnya (sebutkan)....(77)
Menurut ibu, bagaimana pemberian MP-ASI untuk anak a. ASI sesering mungkin [(1) ya, (0) tidak]
berusia 6-9 bulan? b. Frekuensi 2-3 kali makan, dan 1-2 kali
selingan tiap harinya [(1) ya, (0) tidak]
c. MP-ASI dengan tekstur bubur kental atau
makanan yang dilumatkan [(1) ya, (0) tidak]
d. Lainnya (sebutkan)........(77)
Menurut ibu, bagaimana pemberian MP-ASI untuk anak a. ASI sesering mungkin [(1) ya, (0) tidak]
berusia 9-12 bulan ? b. Frekuensi 3-4 kali makan, dan 1-2 kali
selingan tiap harinya [(1) ya, (0) tidak]
c. MP-ASI dengan tekstur yang dicincang
halus, dicincang kasar atau makanan
lembik/lunak [(1) ya, (0) tidak]
37
d. Lainnya (sebutkan)........(77)
Menurut ibu, bagaimana pemberian MP-ASI untuk anak a. Frekuensi 3-4 kali makan, dan 1-2 kali
berusia 12-24 bulan ? selingan tiap harinya [(1) ya, (0) tidak]
b. Makanan keluarga yang dihaluskan atau
dicincang seperlunya [(1) ya, (0) tidak]
c. Lainnya (sebutkan)........(77)
Jika anak tidak mau makan, tindakan apa yang ibu lakukan ? a. Membujuknya (1)
b. Dibiarkan (1)
c. Memarahinya (1)
d. Lainnya (sebutkan)......(77)
Pada saat kapan ibu memberikan makanan/ASI kepada anak a. Setiap anak membutuhkan (2)
? b. Setiap anak menangis (1)
c. Tidak relevan (66)
d. Lainnya (sebutkan)......(77)
Total skor jawaban___________
Kesimpulan :
a. Cukup : Apabila jumlah skor ≥ nilai rata-rata seluruh sampel
38
7 Songgi
8 Singkong
9 Sukun
10 Tape beras ketan
Lainya….
B LAUK HEWANI
11 Daging sapi
12 Daging ayam
13 Ikan segar
14 Ikan teri kering
15 Telur ayam
16 Udang basah
Lainya….
C LAUK NABATI
17 Kacang hijau
18 Kacang kedelai
19 Kacang merah
20 Kacang mete
21 Tahu
Lainya….
D SAYURAN
22 Bayam
23 Kangkung
24 Sawi
25 Terong
Lainya….
E BUAH-BUAHAN
26 Alpokat
27 Anggur
39
28 Durian
29 Jeruk manis
30 Mangga
31 Nenas
32 Papaya
Lainya….
40