Anda di halaman 1dari 16

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU POLA MAKAN SELAMA

MASA PANDEMIK PADA MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN COVID-19 DI


KOTA KENDARI

TUGAS AKHIR
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan D-III Gizi

DISUSUN OLEH :

DINA SALSABILA MULIA

NIM. P00331018059

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

PRODI D-III GIZI

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Covid-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru
yang ditemukan pada tahun 2019 yang selanjutnya disebut SARS-cov 2 (severe acute
respiratory syndrome coronavirus-2). Pada awal akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020
dunia dikejutkan dengan adanya virus baru yang menyerang secara massif yang pertama
diketahui berawal dari wuhan tiongkok. Penyakit ini kemudian menyebar dengan cepat
dinegara lain seperti Thailand, Jepang, Korea Selatan, Jerman, Singapura, Vietnam, dan
Amerika Serikat (Wu,YC, 2020). Awalnya penyakit ini dinamakan sementara sebagai
2019 novel coronavirus (2019-nCoV), kemudian WHO mengumumkan nama baru pada
11 Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease (COVID-19) (WHO,2020). Covid-19 telah
dinyatakan sebagai pandemic dunia oleh WHO. Indonesia tak terkecuali juga ikut
menajdi salah satu Negara yang mengalami pandemic tersebut. Melihat situasi dan
kondisi pandemic yang berkembang di Indonesia maka melalui keputusan presiden No.12
tahun 2020 maka pemerintah Indonesia menetapkan pandemic Covid-19 sebagai Bencana
Nasional. Sejak resmi dikonfirmasikan oleh pemerintah sampai tanggal 10 juni 2020.

Covid-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru
yang ditemukan pada tahun 2019 yang selanjutnya disebut SARS-Cov 2 ( Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus-2). Virus ini berukuran sangat kecil (120-16- mm)
yang utamanya menginfeksi hewan termasuk diantaranya adalah kelelawar dan unta. Saat
ini banyak penyebaran dari manusia ke manusia sudah menjadi sumber penularan utama
sehingga penyebaran virus ini terjadi sangar agresif. Penularan penyakit ini terjadi dari
pasien positif covid-19 melalui droplet yang keluar saat batuk dan bersin ( Han Y, 2020).

Virus ini telah menyebar secara luas di China dan lebih dari 216 negara dan
teritori lainnya. Pada 12 maret 2020, WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemic
( WHO,2020). Hingga tanggal 8 september 2020 terdapat 27,477,062 kasus dan 896,397
jumlah kematian diseluruh dunia. Tiga Negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi
hingga hari ini yaitu Amerika Serikat, India, dan Brazil (WHO,2020). Untuk Indonesia
data gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 pada tanggal 8 september. Jumlah
yang positif 200,035 orang. Sembuh 142,958 orang dan yang meninggal sudah 8.230
orang. Sedangkan di Sulawesi Tenggara positif 8.379 orang. Sembuh 7171 orang dan
meninggal 162 orang. Cara terbaik untuk mencegah penyakit ini adalah dengan
memutuskan mata rantai penyebaran covid-19 melalui isolasi, deteksi dini dan
melakukan proteksi dasar yaitu melindungi diri dan orang lain dengan cara sering
mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau menggunakan hand sanitizer.
Menggunakan masker dan tidak menyentuh area muka sebelum mencuci tangan, serta
menerapkan etika batuk dan bersin dengan baik ( Dirjen P2P Kemkes, RI, 2020).

Permasalahan yang didapatkan di masyarakat antara lain adalah terbatasnya


pengetahuan masyarakat mengenai tindakan pencegahan virus Covid-19, kurangnya
kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker ketika keluar rumah. Kurangnya
pemahaman masyarakat dalam penggunaan antiseptic dan desinfektan yang baik dan
benar, dan ditemukan tidak ada physical distancing dilingkungan.

Menghadapi wabah bencana non-alam yaitu Covid-19 yang terjadi di Indonesia,


maka pemerintah melakukan berbagai kebijakan sebagai upaya untuk pencegahan
penularan Covid-19 salah satunya dengan melakukan pembatasan sosial berskala besar
(PSBB). Kebijakan ini memberikan pemahaman bahwa menjaga jarak minimal 2 meter.
Mengurangi menggunakan masker dapat mengurangi bahkan memutus mata rantai
infeksi Covid-19. Memberikan dampak pada sikap gaya hidup masyarakay yang lebih
protektif melalui pola hidup lebih sehat seperti tidak meroko. Sering olahraga meskipun
dilakukan dirumah dan mengkonsumsi makanan sehat.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai
berikut:
“ Bagaimana Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Pola Makan Selama Masa
Pandemik Pada Masyarakat Dalam Pencegahan Covid-19 Di Kota Kendari”
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui adakah Gambaran antara pengetahuan, sikap dan perilaku pola
makan selama masa pandemik pada masyarakat dalam pencegahan covid-19 di Kota
Kendari?
2. Tujuan khusus
 Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pola makan selama masa pandemic
pada masyarakat dalam pencegahan Covid-19 dikota kendari
 Untuk mengetahui gambaran sikap pola makan selama masa pandemic pada
masyarakat dalam pencegahan Covid-19 dikota kendari
 Untuk mengetahui gambaran perilaku pola makan selama masa pandemic
pada masyarakat dalam pencegahan Covid-19 dikota kendari
3. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat untuk mengatasi masalah
Covid-19 :
 Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi peneliti sendiri dalam memahami Gambaran antara pengetahuan, sikap dan
perilaku pola makan selama masa pandemik pada masyarakat dalam pencegahan
covid-19 di Kota Kendari
 Bagi masyarakat
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang Covid-19. Serta menambah
wawasan sikap dan perilaku masyarakat terhadap pencegahan Covid-19
 Bagi institusi
Penelitian ini dapat menjadikan sumber informasi untuk lebih mengetahui
gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap Covid-19
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah pustaka
1. Definisi Covid-19
Virus Corona merupakan salah satu kelompok virus yang dapat menyebabkan
penyakit pada hewan dan manusia. Covid-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh corona virus baru yang ditemukan pada tahun 2019 yang disebut Sars-Cov 2
(severe acute respiratory syndrome coronavirus 2). Pada manusia, dikonfirmasi
bahwa virus corona bisa menyebabkan penyakit infeksi pernafasan mulai dari flu
ringan, batuk, pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Transmisi virus
ini dapat menular antar manusia sehingga cepat menyebar keseluruh dunia. Pada
tangga 3 Juli 2020 virus ini telah menginfeksi 216 negara di dunia, dengan jumlah
kasus 10.662.536 kasus dan 516.209 kasus kematian (WHO, 2020).

Pandemic Covid-19 secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak


tersendiri pada berbagai sector yang ada di masyarakat. Salah satu dampak dari
adanya pandemic Covid-19 adalah adanya perubahan pola prilaku konsumsi oleh
masyarakat. pada bulan desember 2019, suatu penyakit pernapasan akut yang
disebabkan oleh virus SARS COV-2 ( Covid-19) mulai menyebar keseluruhan dunia,
menimbulkan pandemic dan dinyatakan sebagai “ emergency of public health” oleh
organisasi kesehatan dunia (WHO) pada bulan januari 2020. Berbagai Negara secara
berurutan mulai terkena dampak dari adanya pandemic tersebut. Salah satunya adalah
Indonesia, ancaman penyebaran virus corona di Indonesia. Ancaman penyebaran
virus corona di Indonesia mengungkapkan adanya 2 kasus pasien terpapar pada 2
maret 2020. Mengacu kepada hasil update terakhir tertanggal 7 juli 2020 sudah
tercatat 64.978 pasien positif corona.

Kasus Covid-19 di Indonesia pertama kali di konfirmasi tanggal 2 Maret 2020


dengan jumlah 2 kasus, diantaranya 1 warga negara Indonesia dan 1 warga negara
Jepang. Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat per tanggal 24 April
2020 jumlah penderita yang positif 8.211 kasus, sembuh 1.002 kasus, angka kematian
689 kasus. Sebaran kasus Covid-19 di Indonesia paling banyak adalah DKI Jakarta
dengan 3.599 kasus, Jawa Barat 862 kasus, Jawa Timur 690 kasus, Jawa Tengah 575,
Sulawesi Selatan 420, Banten 359 kasus, Bali 177 kasus, NTT 153 kasus, Papua 136
kasus, dan Kalimatan Selatan 132 kasus (Gugus Tugas Covid-19, 2020).

Penyebaran yang sangat cepat dari virus ini membawa pengaruh yang sangat
massif pada berbagai sector, baik untuk kesehatan, perekonomian, sosial masyarakat
dan yang lain sebagainya. Pemerintah dalam menekan penyebaran virus ini telah
menetapkan penyebaran virus ini telah menetapkan berbagai macam kebijakan. Mulai
dari pembatasan sosial berskala besar, bekerja dari rumah, belajar dari rumah, bahkan
beribadah dari rumah. Adanya kebijakan tersebut sebenarnya bernilai positif dalam
menekan laju penularan covid-19, akan tetapi tentu saja hal ini menjadikan jatuhnya
roda perekonomian masyarakat. kondisi ini memaksa para pelaku usaha untuk
merubah sistem bisnis mereka menjadi sistem bisnis online.

Kebijakan yang telah diambil pemerintah untuk menekan angka penyebaran


covid-19 di Indonesia diantaranya mulai social distancing, physical distancing, work
form home, karantina wilayah hingga PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di
beberapa wilayah tertentu. Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh Novel
Coronavirus (2019-nCoV) yang merupakan virus RNA strain tunggal positif yang
menginfeksi saluran pernapasan. Pengambilan swab tenggorokan dan saluran napas
menjadi dasar penegakan diagnosis Covid-19 (Yuliana, 2020). Kelompok yang
berisiko Covid-19 adalah bayi dan anak-anak, serta orang dengan kekebalan tubuh
yang lemah lebih rentan terhadap serangan virus corona. Dan jika seseorang yang
tinggal atau pernah berkunjung ke daerah atau negara yang terjangkit virus corona
dalam 14 hari terakhir, pemantauan suhu tubuh dan pengawasan diri selama 14 hari
harus dilakukan (Wu et al., 2020).
Dengan adanya kondisi tersebut banyak yang terjadi perubahan signifikan
pada pola perilaku konsumsi masyarakat, banyaknya masyarakat yang berdiam diri
dirumah akibat adanya kebijakan PSBB mengganggu kebiasaan konsumen dalam
berbelanja. Kondisi tersebut menyebabkan kebijakan pemerintah dalam penanganan
penyebaran Covid-19 menjadi kurang efektif. Hal ini dikarenakan masyarakat belum
mengetahui secara benar mengenai bahaya Covid-19. Sikap masyarakat yang belum
memberikan perhatian lebih terkait pandemic yang terjadi di Indonesia memicu
peneliti untuk melihat gambaran sikap dan perilaku masyarakat selama pandemic
Covid-19.

2. Pengetahuan masyarakat selama Covid-19


Pengetahuan tentang penyakit Covid-19 merupakan hal yang sangat
penting agar tidak menimbulkan peningkatan jumlah kasus penyakit Covid-19.
Pengetahuan pasien Covid-19 dapat diartikan sebagai hasil tahu dari pasien mengenai
penyakitnya, memahami penyakitnya, cara pencegahan, pengobatan dan
komplikasinya (Mona, 2020). Penelitian yang di lakukan pada masyarakat Ngronggah
menemukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan perilaku
pencegahan Covid-19 dengan menggunakan masker (p=0,004). Pengetahuan
masyarakat tentang pencegahan Covid-19 dengan kepatuhan penggunaan masker
memiliki peranan penting dalam mengantisipasi kejadian berulang (Sari &
Sholihah‘Atiqoh, 2020).

Penelitian lain yang dilakukan pada masyarakat Indonesia secara umum


menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan individu
dengan sikap individu terhadap pencegahan Covid-19 (p=0,000<0,05) Individu
dengan pengetahuan tidak baik mempunyai risiko untuk memiliki sikap yang negatif
sebesar 4,992 kali dibandingkan individu dengan pengetahuan baik (Moudy &
Syakurah, 2020). Hasil Penelitian lain menemukan bahwa masih ada sekelompok
orang yang tidak mengetahui kesalahan informasi terkait pencegahanCovid-19
dimana masih terdapat 13,2% responden yang masih beranggapan bahwa virus
SARS-CoV-2 tidak bisa hidup di iklim Indonesia, sedangkan 27,7% menyatakan
bahwa virus tersebut merupakan senjata biologis yang sengaja dibuat oleh suatu
negara. Sementara itu, 19,6% responden masih percaya bahwa berkumur dengan air
garam atau cuka dapat membunuh virus (Nasir et al., 2020).

Di tengah minimnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang


pencegahan Covid-19, koordinasi dan sinergitas menjadi kunci dalam penciptaan
pengetahuan mengenai Covid-19. Terputusnya hubungan antara ilmuwan, pemangku
kebijakan yang memiliki pengetahuan untuk membuat kebijakan dan praktisi
kesehatan yang memiliki pengalaman operasional, membuat masing-masing pihak
tersebut mengabaikan atau bahkan menghindaripengetahuan antara satu sama lain.
Pengelolaan pengetahuan harus menjadi konsep yang bisa diaplikasikan guna
memfilter pengetahuan terbaik tentang Covid-19 dan siapa-siapa saja yang
mempunyai kredibilitas untuk menyampaikan pengetahuan tentang Covid-19.
Pengetahuan tentang bagaimana menghadapi Covid-19 tidak dapat disampaikan oleh
sembarang orang yang tidak memiliki kapasitas pengetahuan mendalam mengenai
Covid-19 (Ghani, 2020).

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang


adalah tingkat pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi
pula pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan pencegahan Covid 19 pada
masyarakat sangatlah penting pada saat pandemic yang meliputi penyebab penularan
covid-19, karakteristik virus, tanda dan gejala, pemeriksaan yang dilakukan dan
proses penyebaran serta cara pencegahannya. Beberapa penelitian menunjukkan
penggunaan masker wajah oleh masyarakat umum berpotensi bernilai tinggi dalam
membatasi penularan Covid-19 (Eikenberry et al., 2020). Pengetahuan masyarakat
desa murtajih yang tinggi tentang covid 19 ini berpengaruh terhadap kejadian dan
pencegahan penyakit Covid-19. Pengetahuan yang baik dapat didukung oleh
penerimaan terhadap informasi yang beredar di masyarakat tentang covid 19 (Tri,
2020)

3. Sikap masyarakat selama pandemi Covid-19


Sikap dapat menjadi suatu predisposisi untuk bersikap dan bertindak. Faktor
penyebab terjadinya perilaku pada diri seseorang merupakan pengetahuan dan sikap
seseorang terhadap apa yang telah dilakukan, Perubahan pengetahuan dan sikap
individu dimulai dengan tahap kepatuhan, melakukan identifikasi kemudian menjadi
internalisasi. Mula-mula seseorang mematuhi anjuran atau instruksi petugas
kesehatan tanpa kesadaran untuk melakukan tindakan dan seringkali melakukan
instruksi karena adanya hukuman, tapi apabila mendapatkan imbalan/reward mereka
akan mematuhi anjuran tetapi masih bersifat sementara(Suharto et al., 2020).
Maknanya tindakan itu dilakukan selama dalam pengawasan, sehingga perlu terus
dilakukan pemantauan agar perubahan perilaku bersifat menetap. Perubahan perilaku
individu menjadi optimal jika perubahan terjadi melalui proses kesadaran dalam diri
individu, dimana perilaku yang baru dianggap bernilai positif bagi individu
setelahdiaplikasikan dengan tindakan individu dapat menjadi lebih baik (Azwar,
2013).

Penelitian yanti 2020 yaitu mayoritas masyarakat Indonesia (59%) memiliki sikap
positif tentang social distancing untuk mencegah penularan COVID-19 (Yanti et
al.,2020). Notoatmodjo (2014) menyebutkan bahwa sikap merupakan konsep yang
sangat penting dalam komponen sosio-psikologis, karena merupakan kecenderungan
bertindak, dan berpersepsi. Menurut Azwar (2012) Faktor-faktor yang mempengaruhi
sikap Media elektronik ataupun cetak sangat berpengaruh kepada terbentuknya
pendapat dan kepercayaan seseorang. pemberian informasi dengan media masa
mengenai sesuatu hal dapat melandasi kognitif baru terbentuknya sikap (Azwar,
2013). (Eka Meiri, dkk, 2020).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian bahwa pendidikan kesehatan dengan
media audiovisual dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku pola perilaku hidup
bersih dan sehat pada pencegahan penularan TB (Hartiningsih, 2018). Hasil penelitian
ini juga didukung dengan tingkat pendidikan pada kelompok kontrol 1 sebagian besar
berpendidikan minimal SLTA dimana salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan dan sikap adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang lebih
tinggi akan meningkatakan kemampuan seseorang dalam memahami lebih cepat dari
pada yang berpendidikan lebih rendah. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka
semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi (Hayati & Musa,
2016).Menurut penelitian Hesti (2016) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
wawasan dan pengetahuan juga akan semakin luas termasuk pengetahuan penderita
dankeluarga (Hayati & Musa, 2016).

4. Perilaku pola makan masyarakat selama pandemi Covid-19

Perilaku merupakan salah satu faktor mempengaruhi kesehatan manusia selain


lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Pada dasarnya perilaku adalah
tindakan atau aktivitas dari manusia ( Notoatmojo, 2012). Perilaku pencegahan
Covid-19 merupakan aktivitas atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk
mencegah Covid-19. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menurut Lawrence
Green yaitu faktor predisposisi yang terdiri dari pengetahuan, sikap, tingkat
pendidikan dan sosisal ekonomi, faktor pemungkin yang terdiri dari tersedianya
pelayanan kesehatan, rumah sakit, apotek, dan lain-lain serta faktor penguat yang
terdiri dari kebijakan atau aturan tentang pencegahan Covid-19 (Notoatmodjo, 2012).

Pandemi COVID-19 ( corona virus) menyebabkan banyak perubahan dalam


kehidupan sehari-hari. Gizi yang baik juga sangat penting sebelum, selama dan
setelah infeksi. Karena Infeksi menyebabkan tubuh penderita demam, sehingga
membutuhkan asupan energy dan zat gizi.

Menjaga pola makan yang baik dan sehat sangat penting selama pandemic
COVID-19. Walaupun tidak ada makanan atau suplemen makanan yang dapat
mencegah penularan virus COVID-19, mengubah pola makan dengan mengkonsumsi
makan bergizi seimbang yang sehat dan sangat penting dalam meningkatkan sistem
kekebalan tubuh yang baik.

Konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan aman dapat meningkatkan


sistem kekebalan tubuh dan menurunkan resiko penyakit kronis dan penyakit infeksi.
Cobalah untuk membuat variasi dalam menu makanan saat dirumahagar keluarga
tidak menjadi bosan dengan menu makanan yang sama. (KEMENKES, 2020).

WHO telah merekomendasikan menu gizi seimbang ditengah pandemi


COVID-19. Artinya, disetiap menu makanan harus mencakup nutrisi lengkap, baik
itu makronutrien seperti karbohidrat, protein, lemak, serta mikronutrien dari vitamin
dan mineral. Namun, untuk membuat fondasi daya tahan tubuh yang kuat (building
block), kita harus fokus pada asupan protein (WHO, 2020).

Masyarakat harus membiasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok.


Batasi konsumsi makanan yang manis, asin, dan berlemak. Perbanyak aktivitas fisik
yang cukup dan pertahankan berat badan ideal. Lakukan kebiasaan mengkonsumsi
lauk pauk yang mengandung protein tinggi. Perbanyak makan buah dan sayuran
karena sayuran dan buah-buahan kaya akan vitamin dan zat gizi yang baik untuk
tubuh.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memperhatikan asupan makanan


yang bisa dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang harus terpenuhi
selama pandemi Covid-19. (Ferdiaz, 2020).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan penelitian
Penelitian menggunakan metode analisis deskriptif. Populasi pada penelitian
ini adalah orang dewasa di Kota Kendari. Data dikumpulkan melalui kuesioner.
Kuisioner ini, menggunakan pertanyaan tertutup dan pilihan ganda. Jumlah responden
yang ikut serta dalam penelitian ini sebanyak 110 orang. Variabel penelitian ini adalah
pengetahuan, sikap, dan perilaku, dan untuk setiap variabel ada 10 item yang terhubung
normal sebagai salah satu strategi pengendalian pandemi. Pengetahuan diukur dengan
apakah responden dapat mengidentifikasi penyebab penyakit dan penularan, gejala
umum, risiko dan pencegahan COVID-19. Sikap diukur sesuai dengan kesadaran akan
jarak sosial di tempat kerja dan ibadah, serta belajar dari rumah. Perilaku terkait dengan
melakukan kegiatan pencegahan seperti mencuci tangan, menghindari menyentuh wajah,
mengikuti etiket batuk dan bersin, memakai masker, dan menggunakan desinfektan untuk
mencegah COVID-19.

Kuesioner terdiri dari aspek data demografi, pengetahuan, sikap, dan


keterampilan, masing-masing berisi item terkait pencegahan COVID-19. Para responden
memberikan informasi tentang usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status
perkawinan. Pengukuran pengetahuan dan perilaku menggunakan skala Guttman, dan
skala Likert digunakan untuk pengukuran sikap. Data dianalisis dengan analisis deskriptif
dengan menghitung distribusi frekuensi dan persentase. Penelitian ini telah memenuhi
prinsip etik autonomy, beneficence, justice, non-maleficence, veracity, fidelity,
confidentiality dan accountability.

B. Waktu dan tempat penelitian


Penelitian ini menggunakan data Sekunder hasil pengumpulan data Praktek Kerja
Lapangan (PKL) Perencanaan Program Gizi (PPG) Tahun Ajaran 2020/2021 dilakukan di
wilayah Kota Kendari.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat di Kota Kendari yang bersedia
menjadi responden penelitian di wilayah Kota Kendari.
2. Sampel
Sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah orang dewasa, dengan
menggunakan teknik Total Sampling yaitu Pengambilan sampel semua populasi
dengan total populasi. Yang berada di Kota Kendari.

D. Jenis dan cara pengumpulan data


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
pengumpulan data awal Praktik Kerja Lapangan Perencanaan Program Gizi Semester 5.

E. Pengolahan data
1. Pengolahan Data
a. Pengetahuan di olah berdasarkan skor jawaban di bagi skor total pertanyaan kali 100
dari hasil wawancara dan kemudian dilakukan pengklasifikasikan berdasarkan
Kriteria obyektif yang digunakan menjadi dua kategori yaitu :
- Cukup jika jawaban benar ≥ 60%
- Kurang jika jawaban benar ≤ 60%
(Khomsan, 2003 dalam Putri, 2018).

F. Penyajian data
Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk table dan narasi

G. Definisi operasional dan kriteria objek


DAFTAR PUSTAKA

Andrews, J. L., Foulkes, L., & Blakemore, S. J. (2020). Peer Influence in Adolescence: Public-
Health Implications for COVID-19. Trends in Cognitive Sciences, 24(8), 585–587.
https://doi.org/10.1016/j.tics.2020.05.001

Farizi, S. Al, & Harmawan, B. N. (2020). Data Transparency and Information Sharing:
Coronavirus Prevention Problems in Indonesia. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 8(2),
35. https://doi.org/10.20473/jaki.v8i2.2020.35-50

Firda, A. A., & Haksama, S. (2020). Building Health System Resilience During Covid-19 Crisis.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 8(2), 1. https://doi.org/10.20473/jaki.v8i2.2020.1-3
,
S., Leung, A. W., & Xu, C. (2020). Severe acute respiratory syndrome (SARS) and coronavirus
disease-2019 (COVID-19): From causes to preventions in Hong Kong. International Journal of
Infectious Diseases, 94, 156–163. https://doi.org/10.1016/j.ijid.2020.03.059

Liu, F., Wang, W., Yu, H., Wang, Y., Wu, W., Qin, X., & Zhao, Y. (2020). Surgery in Practice
and Science Prevention and control strategies of general surgeons under COVID-19 pandemic.
Surgery in Practice and Science, 1(April), 100008. https://doi.org/10.1016/j.sipas.2020.100008

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. ‘Pedoman Pencegahan dan Pengendalian


CoronaVirus Disease (Covid-19)’. Jakarta: Kemenkes RI

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, 2020. “Data Sebaran”, https://covid19.go.id/.


Diakses pada 4 Mei 2020 pukul 17.30

Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Epidemiology Working Group for NCIP Epidemic Response Chinese Center for Disease Control
and Prevention. The epidemiological characteristics of an outbreak of 2019 novel coronavirus
diseases (COVID-19) in China. [articel in chinese]. Zhonghua Liu Xing Bing Xue Za Zhi.
2020;2(41):145-151. doi:10.3760/cma.j.issn.0254-6450.2020.02.003.

Chen P, Mao L, Nassis GP, Harmer P, Ainsworth BE, Li F. Wuhan coronavirus (2019-nCoV):
The need to maintain regular physical activity while taking precautions. Journal of Sport and
Health Science. 2020;9(2):103-104.

doi:10.1016/j.jshs.2020.02.001.
Harapan H, Itoh N, Yufika A, Winardi W, Keam S, Te H, Megawati D, Hayati Z, Wagner AL,
Mudatsir M. Coronavirus disease 2019 (COVID-19): A literature review. Journal of Infection
and Public Health. 2020;13(5):667-673. doi:10.1016/j.jiph.2020.03.019.
Hui DS, I Azhar E, Madani TA, Ntoumi F, Kock R, Dar O, Ippolito G, Mchugh TD, Memish
ZA, Drosten C, Zumla A, Petersen E. The continuing 2019-nCoV epidemic threat of novel
coronaviruses to global health — The latest 2019 novel coronavirus outbreak in Wuhan, China.
International Journal of Infectious Diseases. 2020;91:264-266. doi:10.1016/j.ijid.2020.01.009.

World Health Organization. Coronavirus (COVID-19). World Health Organization.

Aakash, A.R. 2020. Knowledge, Attitude,and Preventive Practices towardCOVID-19 among


Bangladeshi Internet
Users.https://www.researchgate.net/publication/341050342_Knowledge_Attitude_and_Preventiv
e_Practices_toward_COVID19_among_Bangladeshi_Internet_Users. Diakses pada tanggal 30
September 2020 Pukul 21.00 WIB

Alfaqinisa, rara. 2015. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Sikap,Dan Perilaku Orang Tua
Tentang Pneumonia Dengan Tingkat Kekambuhan PneumoniapadaBalitadi Wilayah Kerja
Puskesmas Ngesrepkota Semarang Tahun 2015.
Skripsi. https://lib.unnes.ac.id/22943/1/6411411240.pdf. Diakses pada tanggal 11September
2020 Pukul 20.00 WIB.
Aminudin, M. 2016. Hubungan AntaraPengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Konsumsi
Jajanan Sehat Di Mi Sulaimaniyah Mojoagung Jombang. Skripsi.
http://repository.unair.ac.id/46023/2/

Azer, S. A. (2020). COVID-19: Pathophysiology, diagnosis, complications and Investigational


therapeutics. New Microbes and New Infections, 100738.

Azwar, S. (2013). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. In Sikap Manusia: Teori dan
Pengukurannya. https://doi.org/10.1038/cddis.2011.1

Eikenberry, S. E., Mancuso, M., Iboi, E., Phan, T., Eikenberry, K., Kuang, Y., Kostelich, E., &
Gumel, A. B. (2020). To mask or not to mask: Modeling the potential for face mask use by the
general public to curtail the COVID-19 pandemic. Infectious Disease Modelling.

Meiri,E., Suprayitno,E., Damayanti, C.N., Fatoni,.A.F. (2020). Hubungan Penggunaan Gadget


dengan tingkat Perkembangan Kognitif (Tingkat Prestasi) pada Anak Usia 7-11 Tahun di SDN
Kebun Dadap Timur Kabupaten Sumenep. 10(2), 259–266.

Hartiningsih, S. N. (2018). Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audiovisual dan media
booklet terhadap perilaku caregiver dalam mencegah tuberkulosis pada anggota keluarga. Health
Sciences and Pharmacy Journal, 2(3), 97–102.

Anda mungkin juga menyukai