Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR HOMEOSTASIS SEL

K. DEWI BUDIARTI, M.Kep


DEFINISI
• Homeostasis adalah pemeliharaan keadaan
lingkungan internal yang stabil dinamik.
• Dinamik bermakna perubahan yang menerus
• Stabil mengisyaratkan bahwa perubahan-perubahan
ini tidak menyimpang jauh dari tingkat konstan, atau
tetap.
• Bagi sel-sel tubuh terdapat dua lingkungan yaitu
lingkungan eksternal danlingkungan internal.
• Lingkungan eksternal adalah lingkungan dimana
tubuh manusia hidup atau dapat dikatakan segala
sesuatu yang berada di luar tubuh manusia.
• Lingkungan internal adalah lingkungan di luar sel
namun berada di dalam tubuh.
• Sel-sel tubuh dapat hidup dan berfungsi jika
lingkungannya dipertahankan dalam batas-batas
yang ketat.
• Baik faktor eksternal maupun internal secara terus
menerus “mengancam” untuk mengganggu
homeostasis.
• Jika suatu faktor memengaruhi lingkungan internal
menjauhi kondisi optimal maka sistem-sistem
tubuh akan memulai reaksi tandingan yang sesuai
untuk memperkecil perubahan tersebut. Pada
akhirnya akan mengembalikannya pada kondisi
semula.
contoh, ketika Anda masuk ke lingkungan yang dingin,
suhu internal tubuh cenderung menurun. Sebagai
tanggapannya, pusat kontrol suhu di otak memulai
reaksi tandingan, tindakan-tindakan kompensasi,
misalnya menggigil untuk meningkatkan suhu tubuh ke
normal. Sebaliknya, produksi panas oleh otot-otot
selama olah raga cenderung meningkatkan suhu
internal tubuh. Sebagai respons, pusat kontrol suhu
memicu proses berkeringat dan tindakan kompensasi
lain untuk menurunkan suhu tubuh ke normal.
Faktor-faktor lingkungan internal yang harus
dipertahankan secara homeostasis,yaitu
• Konsentrasi molekul zat-zat gizi. Sel-sel membutuhkan pasokan molekulnutrient yang
tetap untuk digunakan sebagai bahan bakar metabolik untukmenghasilkan energi. Energy
kemudian digunakan untuk menunjang aktifitas-aktifitas khusus dan untuk
mempertahankan hidup.2.

• Konsentrasi O2 dan CO2. Sel membutuhkan O2 untuk melakukan reaksi-reaksi kimia yang
menarik sebanyak mungkin energi dari molekul nutriendigunakan oleh sel. CO2 yang
dihasilkan selama reaksi-reaksi tersebut berlangsung harus diseimbangkan dengan CO2
yang dikeluarkan oleh paru,sehingga CO2 pembentuk asam ini tidak meningkatkan
keasaman dilingkungan internal.3.

• Konsentrasi zat-zat sisa. Berbagai reaksi kimia menghasilkan proiduk-produkakhir yang


berefek toksik bagi sel apabila dibiarkan tertimbun melebihi batastertentu.4.

• pH. Diantara efek-efek paling mencolok dari p[erubahan keasamanlingkungan cairan


internal adalah perubahan mekanisme pembentuk sinyallistrik di sel saraf dan perubahan
aktifitas enzim di semua sel
• Konsentrasi air,garam-garam, dan elektrolit-elektrolit lain. Karena
konsentrasirelative garam (NaCl) dan air di dalam cairan ekstrasel
(lingkungan internal)mempengaruhi berapa banyak air yang masuk atau
keluar sel, konsentrasikeduanya diatur secara ketat untuk
mempertahankan volume sel yang sesuai.Sel-sel tidak dapat berfungsi
secara normal apabila mereka membengkak ataumenciut. Elektrolit lain
memiliki bermacam-macam fungsi fital lainnya.Sebagai contoh denyut
jantung yang teratur bergantung pada konsentrasikalium di cairan ekstra
sel yang relative konstan.6.

• Suhu. Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentan suhu yang
sempit.Sel-sel akan mengalami perlambatanaktifitas yang hebat apabila
suhunyaterlalu dingin dan yang lebih buruk protein-protein structural
danenzimatiknya akan terganggu apabila suhunya terlalu panas.7.

• Volume dan tekanan. Komponen sirkulasi pada lingkungan internal,


yaitu plasma, harus dipertahankan pada tekanan darah dan volume yang
adekuatagar penghubung vital antara sel dan lingkungan eksternal ini
dapatterdistribusi ke seluruh tubuh
sistem tubuh utama, kontribusi terpenting
mereka untukhomeostasis
• Sistem Sirkulasi. Merupakan sistem transportasi yang membawa berbagai
zat,misalnya zat gizi, O2, CO2, zat-zat sisa, elektrolit, dan hormone dari satu bagian
tubuh ke bagian tubuh lainnya.2.
• Sistem Pencernaan. Menguraikan makanan menjadi molekul-molekul kecil zatgizi
yang dapat diserap ke dalam plasma untuk didistribusikan ke seluruh sel.Sel ini
juga memindahkan air dan elektrolit dari lingkungan eksternal kelingkungan
internal. Sistem ini mengeluarkan sisa-sisa makanan yang tidakdicerna ke
lingkungan eksternal melalui tinja.3.
• Sistem Respirasi. Mengambil O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 kelingkungan
eksternal. Dengan menyesuaikan kecepatan pengeluaran
CO2 pembentuk asam, sistem respirasi juga penting untuk mempertahankan pHlin
gkungan internal yang sesuai.4.
• Sistem Kemih. Mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari plasma
melalui urine, bersama zat-zat sisa selain CO2
• Sistem Rangka. Memberi penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak danorgan-organ. Sistem ini
juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium,suatu elektrolit yang konsentrasinya dalam
plasma harus dipertahankandalamrentang yang sangat sempit. Bersama dengan sistem otot, sistem
rangka jugamemungkinkan timbulnya gerakan tubuh dan bagian-bagiannya.6.
• Sistem Otot. Menggerakkan tulang-tulang yang melekat kepadanya. Darisudut pandang
homeostasis semata-mata, sistem ini memungkinkan individumendekati makanan dan menjauhi
bahaya. Selain itu, panas yang dihasilkanoleh kontraksi otot penting untuk mengatur suhu. Karena
berada di bawahkontrol kesedaran, individu mampu menggunakan otot rangka untukmelakukan
bermacam gerakan sesuai keinginan. Gerakan-gerakan
tersebut, berkisar dari keterampilan motorik halus yang diperlukan, misalnya untukmenjahit
sampai gerakan-gerakan kuat yang diperlukan untuk mengangkat beban, tidak selalu diarahkan
untuk mempertahankan homeostasis.7.
• Sistem Integument. Berfungsi sebagai sawar protektif bagian luar yangmencegahcairan internal
keluar dari tubuhdan mikroorganisme asing masuk kedalam tubuh. Sistem ini juga penting dalam
mengatur suhu tubuh. Jumlah panas yang dikeluarkan dari permukaan tubuh ke lingkungan
eksternal dapatdisesuaikan dengan mengatur produksi keringat dan dengan mengatur alirandarah
hangat ke kulit
• Sistem Imun. Mempertahankan tubuh dari seranganbenda asing dan sel-
seltubuh yang telah menjadi kanker. Sistem ini juga mempermudah jalan
untuk perbaikan dan penggantian sel yang tua atau cedera.9.
• Sistem Saraf. Merupakan salah satu dari dua sistem pengatur atau
controlutama tubuh. Secara umum, sistem ini mengontrol dan
mengkoordinasikanaktifitas tubuhyang memerlukan respon cepat. Sistem
ini sangat pentingterutama untuk mendeteksidan mencetuskan reaksi
terhadap
berbagai perubahan di lingkungan internal. Selain itu, sistem ini akan bert
anggung jawab atas fungsi lain yang lebih tinggi yang tidak
seluruhnya ditujukan untukmempertahankan homeostasis,
misalnya kesadaran, ingatan, dan kreatifitas.
• Sistem Endokrin. Merupakan sistem kontrol utainnya.
Secara umum, kelenjar-kelenjarpenghasil hormone pada
sistem endokrin mengatur aktifitas yang
lebihmementingkan daya tahan (durasi) daripada
kecepatan. Sistem ini
terutama penting untuk mengontrol konsentrasi zat-
zat gizi dan dengan menyesuaikanfungsi ginjal,
mengontrol volume serta komposisi elektrolit
lingkunganinternal.11.
• Sistem Reproduksi. Sistem ini tidak esensial bagi
homeostasis, sehingga tidak penting bagi kelangsungan
hidup individu. Akan tetapi, sistem ini penting
bagikelangsungan hidup suatu spesies.
Tahapan-Tahapan Homeostasis
• Homeostasis primer Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh
darah, akan terjadihomeostasis primer. Homeostasis primer ini melibatkan
tunika intima pembuluhdarah dan trombosit. Luka akan menginduksi
terjadinya vasokonstriksi dan sumbattrombosit.Homeostasis primer ini
bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena itu, jikahomeostasis primer
belum cukup untuk mengkompensasi luka, maka akan berlanjutmenuju
homeostasis sekunder.
• Homeostasis Sekunder Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah
atau jaringan lain, vasokonstriksidan sumbat trombosit belum cukup untuk
mengkompensasi luka ini. Maka, terjadilahhemostasis sekunder yang
melibatkan trombosit dan faktor koagulasi.Homeostasis sekunder ini
mencakup pembentukan jaring-jaring fibrin. Homeostasis sekunder ini
bersifat delayed dan long-term response. Kalau proses ini sudah
cukupuntuk menutup luka, maka proses berlanjut ke homeostasis tersier.
• Homeostasis Tersier Homeostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol
agar aktivitas koagulasi tidak berlebihan. Homeostasis tersier melibatkan
sistem fibrinolisis
Ketidakseimbangan Homeostasis
• Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi
secara benar, homeostasis terganggu dan semua
sel akan menderita karena mereka tidak lagi
memperoleh lingkungan yang optimal tempat
mereka hidup dan berfungsi.
• Muncul beberapa keadaan patofisiologis.

Anda mungkin juga menyukai