Nim : F1071181005 Kelas : 6-A1 Mata Kuliah : Ekologi Tumbuhan Carilah contoh jurnal dari sinekologi dan autekologi dan analisislah jurnal tersebut.
Contoh jurnal Sinekologi
Judul: STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI MANGROVE DI PESISIR KECAMATAN SUNGAI RAYA KEPULAUAN KABUPATEN BENGKAYANG KALIMANTAN BARAT Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi mangrove di pesisir Kecamatan Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Metode penelitian Metode penelitian yang dipakai adalah metode transek kuadrat dengan empat buah transek untuk tiap stasiun penelitian dengan ukuran 10 x 10 m2 dengan arah tegak lurus dari tepi laut. Untuk tingkat pohon ukuran transek 10 x 10 m2, untuk tingkat pancang 5 x 5 m2, dan untuk tingkat semai 2 x 2 m2. Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat delapan jenis mangrove yaitu Avicennia marina, Avicennia alba, Avicennia officinalis, Rhizopora mucronata, Rhizopora stylossa, Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorhiza, dan Nypa fruticans. Keanekaragaman vegetasi mangrove di lokasi penelitian tergolong rendah. Berdasarkan hasil analisis kerapatan vegetasi diketahui bahwa kondisi hutan mangrove di pesisir Kecamatan Sungai Raya Kepulauan umumnya rusak. Daftar Pustaka Nurrahman, Y.A., Djunaedi, O.S., & Rostika, R. (2012). Struktur dan komposisi vegetasi mangrove di pesisir Kecamatan Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 3 (1): 99-107.
Contoh jurnal Autekologi faktor biotik
Judul PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L]. Merr) Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis gulma terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai, pengaruh kerapatan gulma terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai, serta pengaruh interaksi antara jenis dan kerapatan gulma terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Berjalur (Strip Plot Design) dengan 3 kali ulangan secara faktorial.Faktor pertama adalah tiga jenis gulma yaitu Asystasia gangetica, Rottboellia exaltata, Cyperus rotundus. Faktor kedua adalah kerapatan gulma yaitu 0, 10, 20, 40, 80 tanaman/m2. Variabel pengamatan Variabel pengamatan dalam penelitian ini adalah persentase penutupan gulma secara visual pada 3, 6 dan 9 MST (Minggu Setelah Tanam) dan bobot kering gulma pada 9 MST, tinggi tanaman dan jumlah daun dari 6 tanaman sampel pada saat 3,6, dan 9 MST, bobot berangkasan kering tajuk kedelai dan bobot brangkasan kering akar kedelai dari 6 tanaman sampel pada saat 7 MST, dan jumlah polong kedelai dari 6 tanaman sampel pada saat panen. Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma Rottboellia exaltata menurunkan jumlah daun 9 MST, bobot kering tajuk tanaman dan jumlah polong kedelai, Cyperus rotundus menurunkan tinggi tanaman 9 MST dan bobot kering akar tanaman, dan Asystasia gangetica menurunkan terhadap tinggi tanaman 9 MST. Kerapatan 10 gulma/m2 menekanbobot kering akar tanaman, dan kerapatan 80 gulma/m2menekan jumlah daun tanaman 9 MST. Antara jenis dan kerapatan gulma hanya terjadi interaksi dalam mempengaruhi tinggi tanaman kedelai 3 MST. Daftar Pustaka Christia, A., Sembodo, D.R.J., & Hidayat, K.F. (2016). Pengaruh jenis dan tingkat kerapatan gulma terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max [L]. Merr. Jurnal Agrotek Tropika, 4 (1): 22-28.
Contoh jurnal Autekologi faktor abiotik
Judul STUDI PEMBERIAN AIR DAN TINGKAT NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN CABE JAMU (Piper retrofractum Vahl.) Tujuan Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pemberian air dan naungan terhadap pertumbuhan bibit tanaman cabe jamu. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi yang diulang 3 kali. Petak utama, yaitu kerapatan naungan yang terdiri dari : - naungan 34% - naungan 58% - naungan 78%.
Anak petak, yaitu tingkat ketersediaan air yang terdiri dari :
- 100% KL atau 270 ml/kg - 80% KL atau 216 ml/kg - 60% KL atau 162 ml/kg - 40% KL atau 108 ml/kg. * KL= Kapasitas Lapang Parameter Pengamatan Parameter pengamatan yaitu, tinggi tanaman, jumlah daun dan persentase keberhasilan stek dilakukan pada umur 14, 28, 42, 56, 70 dan 84 hst. Luas daun, bobot kering total per tanaman, RGR (Relative Growth Rate) dan NAR (Net Assimilation Rate) dilakukan pada umur 30, 50, 70 dan 90 hst. Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan naungan dan pemberian air mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabe jamu secara terpisah atau tidak memberi pengaruh secara bersamaan. Naungan 58% – 78% mampu meningkatkan luas daun dan berat kering total tanaman. Pemberian air 100% - 80% kapasitas lapang menunjukkan hasil terbaik pada peubah tinggi tanaman, berat kering total tanaman dan persentase keberhasilan stek. Sedangkan pemberian air 60% kapasitas lapang menunjukkan hasil terbaik pada peubah luas daun. Penggunaan naungan 58% – 78% dengan pemberian air 100% – 80% kapasitas lapang dapat digunakan dalam budidaya pembibitan tanaman cabe jamu. Keseragaman bahan stek dan pemeliharaan harus menjadi perhatian, terutama pemeliharaan lingkungan tumbuh agar tanaman tumbuh optimum. Daftar Pustaka Nurkhasanah, N., Wicaksono, K.P., & Widaryanto, E. (2013). Studi pemberian air dan tingkat naungan terhadap pertumbuhan bibit tanaman cabe jamu (Piper retrofractum Vahl.). Jurnal Produksi Tanaman, 1 (4): 325-332.