Anda di halaman 1dari 2

Terapi Farmakologi

Sistemik
1. Methylprednisolone tab 2x4mg selama 7 hari
Kortikosteroid oral diberikan pada kasus akut dengan intensitas gejala sedang
hingga berat. Pilihan terbaik adalah methylprednisolone. Methylprednisolone
memiliki potensi anti inflamasi yang lebih tinggi dari pada prednisone (diperlukan
lebih banyak prednison untuk memiliki efek yang sama dengan dosis
methylprednisolone yang diberikan). Pemberian tablet ini biasanya untuk 5-7 hari.
Konsumsi tablet kortikosteroid dalam waktu lama berisiko menimbulkan beberapa
efek samping, seperti gangguan pertumbuhan pada anak, hipertensi, osteoporosis,
serta diabetes.

2. Cetirizine 1x10mg selama 15 hari


Antihistamin diberikan untuk mendapatkan efek sedatif guna mengurangi gejala
gatal, dosis dan jenis antihistamin yang diberikan ialah cetirizine 10 mg 1 kali
sehari. Cetirizine cepat diserap dengan konsentrasi maksimum dalam waktu 1 jam
dari pemberian oral. Cetirizine memiliki efek sedasi namun efek sedasi yang lebih
sedikit dibandingkan anti histamin 1 generasi pertama dan bersifat non
kardiotoksik. Cetirizine memiliki waktu paruh kerja 12-24 jam, Cetirizine tidak
memiliki banyak interaksi obat-obat yang signifikan secara klinis.

Topikal
1. Ketoconazole Cream 2% dioleskan 2x sehari sehabis mandi tiap pagi dan sore
hari pada daerah yang gatal selama 2 minggu
Terapi topikal direkomendasikan untuk infeksi lokal karena dermatofit yang hidup
pada jaringan kulit. Preparat yang sering digunakan yaitu golongan imidazol,
allilamin, siklopirosolamin, dan kortikosteroid. Ketokonazol merupakan turunan
imidazol sintetik yang bersifat lipofilik dan larut dalam air pada pH asam.
Ketokonazol digunakan untuk pengobatan dermatofita, pitiriasis versikolor,
kutaneus kandidiasis, dan dapat juga untuk pengobatan dermatitis seboroik.
Ketokonazol 2% kream digunakan untuk infeksi jamur di kulit yang tidak
berambut seperti dermatofita, dengan dosis dan lamanya pengobatan tergantung
dari kondisi pasien, biasanya diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 1-2 kali
sehari.
Terapi Non Farmakologi
Edukasi Tinea Pedis
1. Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita oleh pasien dan faktor
penyebab penyakitnya,
2. Menjelaskan kepada pasien cara menggunakan obat,
3. Menjaga kaki tetap dalam keadaan kering dan bersih,
4. Menghindari lingkungan yang lembab,
5. Bila terasa gatal, sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat
menyebabkan luka dan infeksi sekunder,
6. Gunakan handuk tersendiri untuk mengeringkan bagian yang terkena infeksi untuk
mencegah penyebaran infeksi ke bagian tubuh lainnya,
7. Jangan mengunakan handuk, kaos kaki, atau benda lainnya secara bergantian
dengan orang yang terinfeksi,
8. Cuci handuk dan kaos kaki, atau benda lainnya yang terkontaminasi jamur dengan
air panas untuk mencegah penyebaran jamur tersebut,
9. Hindari kontak langsung dengan orang yang mengalami infeksi jamur.

Edukasi Dermatitis Kontak Iritan


1. Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita oleh pasien dan faktor
penyebab penyakitnya,
2. Menjelaskan kepada pasien cara menggunakan obat,
3. Menghindari pajanan bahan iritan yang menjadi penyebab, baik yang bersifat
mekanik fisis maupun kimiawi, serta menyingkirkan faktor yang memperberat,
4. Bila terasa gatal, sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat
menyebabkan luka dan infeksi sekunder.
5. Kenakan pakaian pelindung untuk mengurangi kontak langsung antara kulit
dengan zat penyebab iritasi,
6. Gunakan pelembap. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi lapisan terluar
kulit, sehingga kulit terlindung dari zat penyebab iritasi.

Anda mungkin juga menyukai