Anda di halaman 1dari 11

AKTIVASI SISTEM IMUN Artemia MELALUI SUPLEMENTASI β-GLUKAN

1 2
Romi Novriadi dan Ibtisam
1
Balai Perikanan Budidaya Laut Batam, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Jl. Raya Barelang, PO BOX 60
Sekupang, Batam –29422, Kepulauan Riau – Indonesia
2
Mahasiswi Pasca Sarjana Program Human Nutrition, University of Ghent – Belgia
Corresponding : Romi_bbl@yahoo.co.id

ABSTRACT

Development of Artemia culture is needed to support larvae production sustainability for fisheries
commodities such as fish and shrimps. One of concern facing Artemia production is newly infectious and
non-infectious diseases that cause lowering quality of the Artemia growth and survival. Disease control
on Artemia production was depend on the different sensitivity of the cyste uses and divers patogenity
that potentially infect the Artemia. Amongs them, bacterium, called Vibrio spp is the most prominent
infectious agents. As an invertebrate, Artemia has no equipped with an adaptive immune system, thus,
they depends on the natural immune system without memory system. One of natural immune system
owned by Artemia is activation of prophenoloxidase (proPO) and phenoloxidase (PO) enzymes that play
key role on melanization, cell-adhesion, degranulation and encapsulation processes. This review article
focus on the effectiveness of natural immune system activated by β-glukan and their immune responses
of Artemia culture.

Keywords : immune system, β-glukan, Artemia, Prophenoloxidase, Phenoloxidase, Vibrio spp,


Immunostimulan

PENDAHULUAN pertumbuhan larva dan sistem penyediaan yang


mudah (Sorgeloos et al., 1986). Disamping itu,
Industrialisasi perikanan budidaya ikan teknologi untuk pengembangan Artemia telah
dan udang merupakan sektor yang sangat distandarisasi dan kista Artemia dapat digunakan
diharapkan dapat berkontribusi dalam untuk periode waktu yang lama selama mereka
peningkatan ekonomi masyarakat di berbagai disimpan dalam keadaan kering. Kelayakan
daerah di Indonesia. Salah satu kegiatan yang penggunaan Artemia sebagai pakan alami juga
tidak terlepas dari program industrialiasi ini didukung oleh keberadaan asam lemak 20:5 (Ω-
adalah ketersediaan benih ikan dan udang yang 3) eicosapentaenoic acid atau EPA (Leger et al.,
berkualitas yang bertujuan untuk menjamin 1986).
keberlanjutan dan peningkatan produksi Beberapa penelitian menunjukkan
budidaya. Program penyediaan benih berkualitas bahwa degradasi kualitas pakan dan lingkungan
ini tentunya sangat bergantung kepada telah menyebabkan tingkat kematian yang tinggi
penentuan strategi pemberian pakan yang tepat, pada ikan budidaya dan memberikan kondisi
khususnya selama masa transisi dari ideal bagi perkembangan bakteri patogen.
ketergantungan pada kuning telur hingga kepada Kehadiran bakteri patogen ini juga menimbulkan
konsumsi pakan dari lingkungan (Hjort, 1914). kekhawatiran bahwa Artemia dapat menjadi
Introduksi pakan alami yang sesuai akan vektor dalam perkembangan penyakit,
sangat berpengaruh terhadap kelangsungan khususnya penyakit yang disebabkan oleh
hidup larva. Kesalahan dalam pemberian pakan kelompok bakteri dalam genus Vibrio spp
alami akan berdampak kepada: pertumbuhan (Gomezgil et al., 1994; Muroga et al., 1994;
yang lambat dan abnormal serta akan Verdonck et al., 1994). Pada budidaya Artemia,
mengakibatkan kerusakan pada saluran beberapa bakteri patogen yang termasuk
pencernaan larva (Léger et al., 1987). Diantara kedalam genus Vibrio spp dilaporkan telah
pakan alami, seperti rotifer maupun daphnia, menjadi menjadi faktor penghambat dalam
Artemia banyak digunakan di berbagai panti keberlanjutan produksi, diantaranya adalah:
benih ikan dan udang dikarenakan kualitas Vibrio hispanicus (Gomez-Gil, B et al., 2004);
nutrisi yang tinggi untuk mendukung Vibrio alginolyticus (Gunther dan Catena., 1980;
93 Omni-Akuatika Vol. XIII No.19 November 2014 : 92 - 102

Rico-Mora dan Voltolina., 1995); Vibrio dikombinasikan dengan kemajuan teknologi di


parahaemolyticus (Gunther dan Catena., 1980; bidang fisiologi, genetik, imunologi hingga skala
Puente et al., 1992; Rico-Mora dan Voltolina, molekuler. Kombinasi ini akan memberikan
1995; Orozco-Medina et al., 2002). Fusarium pemahaman yang lebih mendasar tentang
solani (Criado-Fornelio et al., 1989); Vibrio bagaimana sistem pertahanan tubuh avertebrata
proteolyticus (Verschuere et al., 1999, 2000b); (baca: Artemia) terhadap serangan penyakit dan
Vibrio harveyi atau Vibrio campbelli (Roque and kondisi stres selama masa pemeliharaan.
Gomez-Gill, 2003; Soto-Rodriguez et al., Meskipun demikian, perlu digarisbawahi bahwa
2003a,b); dan Vibrio vulnificus (Soto-Rodriguez kesulitan mendasar dalam upaya pengendalian
et al., 2003a). Disamping bakteri dari kelompok penyakit pada Artemia disebabkan oleh
genus Vibrio spp, beberapa bakteri dari perbedaan kualitas kista yang digunakan dan
kelompok genus yang lain juga dilaporkan dapat keragaman patogen yang berpotensi untuk
menyebabkan penyakit pada Artemia, menginfeksi Artemia. Saat ini, masih sangat
diantaranya adalah bakteri dari kelompok genus sedikit informasi yang berkaitan dengan ontogeni
Bacillus sp., Micrococcus sp., Staphylococcus sistem imun pada Artemia.
sp., and Erwinia sp (Austin dan Allen. 1982). Sistem imun Artemia dicirikan oleh tidak
Upaya mengatasi penyakit yang adanya sistem kompleks imun adaptif seperti
disebabkan oleh bakteri umumnya masih halnya di vertebrata. Hal ini berarti bahwa seperti
bertumpu kepada penggunaan antibiotik. Namun kebanyakan avertebrata, Artemia mengandalkan
penggunaan antibiotik secara berlebihan dalam sistem imun alami sebagai mekanisme
industri akuakultur telah menyebabkan bakteri pertahanan utama yang terdiri atas respon
resisten terhadap beberapa antibiotik. Kajian dari selular dan respon humoral. Ketidakhadiran
Karunasagar et al. (1994) menyebutkan bahwa sistem imun adaptif pada Artemia juga
kematian massal udang windu (Penaeus menyebabkan tidak adanya immunological
monodon) disebabkan oleh bakteri Vibrio yang memory yang memungkinkan terbentuknya
resisten terhadap cotrimoxazole, perlindungan seumur hidup terhadap infeksi
chloramphenicol, erythromycin dan streptomycin. patogen yang sama. Meskipun demikian, sistem
Selain hal tersebut, penggunaan antibiotika juga imun di avertebrata mampu untuk mengenal dan
menimbulkan ancaman terhadap kesehatan menghancurkan invasi mikroorganisme patogen
manusia berupa alergi dan keracunan melalui (Hauton & Smith, 2007). Kajian terbaru
akumulasi antibiotik pada produk olahan ikan menyatakan bahwa pengalaman masa lalu
dan udang (Alderman dan Hastings, 1998; terhadap patogen tertentu memungkinkan
Cabello, 2006). Saat ini, upaya untuk melindungi avertebrata untuk juga menyedikan sistem imun
organisme akuatik dari infeksi Vibrio tanpa hingga generasi berikutnya. Walaupun masih
penggunaan antibiotik sedang terus dibutuhkan kajian lengkap, hal ini memberikan
dikembangkan dan diujicoba. Sebuah bukti baru bahwa memory mungkin ada di
pendekatan menyeluruh yang bersifat avertebrata (Kurtz, 2005).
pencegahan terhadap timbulnya penyakit terus Protein yang terlibat dalam proses
dilakukan. Dalam konteks Artemia, penguatan pengenalan komponen dinding sel dari
sistem imun alamiah melalui immunostimulan mikroorganisme, seperti Lipopolysaccharide
dapat menjadi salah satu upaya pengendalian (LPS) dan β-1,3-glukan (BG) telah ditemukan di
penyakit yang cukup efektif. avertebrata. Meskipun demikian, protein yang
ada tidak mampu untuk menghancurkan zat
Sistem imunitas Artemia dan upaya asing tanpa kehadiran respon selular terutama
pengendalian penyakit sistem fagositosis. Sebagai konsekuensinya,
faktor opsonin yang dapat merangsang aktivitas
Produksi udang dan ikan yang
fagositosis sangat penting di Artemia khususnya
berkelanjutan sangat bergantung kepada
dan avertebrata pada umumnya. Contoh faktor
ketersediaan benih yang berkualitas dan bebas
opsonin yang dapat memperkuat fagositosis
penyakit. Untuk menghasilkan benih dengan
diantaranya adalah sistem aktivasi
status Specific pathogen free ini, upaya
prophenoloxidase (proPO) (Soderhall et al.,
konvensional seperti: penerapan Best
1994).
management practices (BMPs) dapat
Novriadi R dan Ibtisam, 2014, Aktivasi Sistem Imun 94
Artemia

Gambar 1. Proses induksi respon selular dan humoral oleh β-glukan di avertebrata. (Diambil dari
Soltanian et al., 2009, modifikasi dari Brown dan Gordon, 2005).

Proses imun pertama pada avertebrata diaktifkan oleh β- glukan, dinding sel bakteri dan
adalah pengenalan mikroorganisme penyerang LPS. Tidak diragukan lagi, sistem proPO
yang dimediasi oleh hemosit dan plasma protein merupakan bagian terpenting dalam sistem
(Bachere, 2003). Hemosit akan mengeluarkan pertahanan Artemia dan krustasea pada
partikel asing dalam hemocoel malalui umumnya serta memberikan dampak kepada
fagositosis, enkapsulasi dan aggregasi nodular. perilaku sel, aktivasi molekul penting, dan
Kedua hemosit berperan dalam penyembuhan ―netralisasi‖ molekul yang tidak efektif (Smith, V.J
luka melalui cellular clumping serta membawa et al., 2003).
dan melepaskan prophenoloxidase system
(proPO). Aktivasi proPO akan menginduksi Sumber, struktur dan mekanisme kerja β-
proses oksidasi tyrosine untuk menghasilkan glukan
quinone dan proses reaksi lainnya yang berujung
kepada pembentukan melanin. Telah diketahui Berbagai kajian ilmiah pada ikan telah
membuktikan bahwa β-glukan merupakan salah
bersama bahwa melanin akan berikatan dengan
satu senyawa immunostimulan yang efektif dan
permukaan bakteri dan meningkatkan sistem
memiliki potensi untuk meningkatkan status daya
adhesi dari hemosit ke bakteri yang mengarah
tahan tubuh dan mengendalikan penyakit dalam
kepada dikeluarkannya bakteri melalui aktivasi
nodulasi (Cerenius et al., 2008; da Silva, 2002). kegiatan budidaya (Robertsen et al., 1994;
deBaulny et al., 1996; Anderson, 1997; Figueras
Kajian terbaru menyatakan bahwa
et al., 1998; Kawakami et al., 1998; Robertsen,
koagulasi juga memiliki hubungan dengan
1999, Meena et al., 2012). Potensi β-glukan juga
aktivasi sistem proPO (Nagai dan Kawabata,
terbukti efektif pada saat diaplikasikan di
2000). Sejauh ini, informasi tentang peran PO
(phenoloxidase) tersedia untuk arthropoda, krustasea utamanya karena mampu merangsang
terutama untuk serangga Drosophila aktivasi hemosit (Cheng et al., 2005). Segera
melanogaster dan udang Litopenaeus vannamei setelah β-glukan terdeteksi, hemosit akan
diaktivasi dan berupaya untuk menetralisasi atau
(Cerenius dan Soderhall, 1995). Transformasi
mengeliminasi bakteri patogen melalui
proPO menjadi PO melibatkan beberapa reaksi
yang dikenal dengan proPO activating system fagositosis dan enkapsulasi. Pendeteksian β-
(sistem aktivasi proPO). Sistem ini terutama glukan juga dapat merangsang keluarnya
95 Omni-Akuatika Vol. XIII No.19 November 2014 : 92 - 102

molekul bioaktif yang dapat membantu sistem Kajian lebih lanjut telah mengungkapkan bahwa,
kerja fagositosis, seperti protein mikroba berbanding terbalik dengan vertebrata, sistem
(contohnya lektin), aglutinin, enzim hidrolisis, dan identifikasi molekul yang berasosiasi dengan
anti mikroba peptida yang tersimpan dalam sel patogen mikrobial pada avertebrata tidak
tersebut (Smith dan Chisholm, 2001; Soderhall dilakukan secara langsung namun lebih kepada
dan Cerenius, 1998). bagian dari jalur sinyal yang menghasilkan
transkripsi gen (Hoffman, 2003).
Molekul yang paling umum dikenal dapat
berasosiasi dengan patogen mikrobial adalah
lipopolisakarida, peptidoglikan, asam lipoteichoic,
mannan, DNA bakteri, beta-glukan dari jamur
dan sepasang pita RNA (Medzhitov dan
Janeway, 2000). Proses identifikasi β-glukan di
avertebrata utamanya terjadi di haemolimph
melalui sejumlah protein yang tidak ada
kaitannya sama sekali. Hal ini sangat bertolak
belakang dengan apa yang terjadi di vertebrata,
Gambar 2. Rumus molekul β- glukan dimana proses identifikasi partikel β-glukan baik
terlarut maupun tidak terlarut terjadi secara
eksklusif melalui sejumlah reseptor permukaan
β-glukan merupakan polisakarida sel (Soltanian et al., 2009).
dengan gula sebagai struktur utama dan
dihubungkan oleh ikatan β-glycosidic. Secara Aplikasi β-glukan dalam kultur Artemia
alami, β-glukan tersebar luas pada dinding
berbagai tanaman, seperti gandum, barley dan Aplikasi β-glukan sebagai
rye (gandum hitam). Kita juga dapat menemukan immunostimulan dalam kegiatan akuakultur telah
β-glukan tersimpan dalam ragi roti dan khamir dikaji secara luas dan lengkap. Bridle et al.
(dari genus Saccharomyces) dan didalam (2005) mengatakan bahwa pemberian β-glukan
tanaman yang termasuk dalam golongan kepada ikan salmon (Salmon salar) dapat
Echinaceae (Tokunaka et al., 2000). Sumber menstimulasi peningkatan respiratory burst
umum dari β-glukan diperoleh dari sel ragi roti activity (RBA) pada macrophage secara in vitro.
Saccharomyces cereviciae dan kelompok paling Uji tantang yang dilakukan dengan
penting pada β-glukan adalah β-1,3 glucan dan menggunakan patogen (in vivo) justru
β-1,6 glucan. β-glukan sangat unik dan memiliki menunjukkan hasil negatif terhadap peningkatan
struktur kimia yang sangat beragam tergantung RBA, produksi lisozim dan ketahanan penyakit
kepada sumber alamiahnya. Perbedaan struktur terhadap amoebic gill disease (AGD).
ini akan memicu perbedaan dalam sistem Makrophage yang diisolasi dari bagian atas ginjal
ekstraksi dan mengakibatkan variasi pada ikan gilthead seabream (Sparus aurata)
aktivitasnya. Berdasarkan struktur, β-glukan menunjukkan adanya peningkatan respiratory
dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama: cair, burst activity (RBA) ketika diinkubasi dengan
gel dan padat (partikel). Meskipun alasan yang menggunakan β-glukan yang diperoleh dari sel
dikemukakan tidak terlalu jelas, kelompok β- ragi Saccharomyces cerevisiae konsentrasi
glukan yang bersifat cair memiliki daya tinggi (Castro et al., 1999). Hasil ini dipertegas
immunostimulator yang lebih kuat dibandingkan oleh kajian Spain-ortono et al. (2002) yang
kelompok gel dan padat (partikel) (Di Luzio et menyebutkan bahwa pemberian sel ragi (S.
al.,1979; Di Luzio et al.,1980; Xiao et al.,2004, cerevisiae) yang mengandung β-glukan dapat
Ma et al.,2008). meningkatkan beberapa parameter sistem imun
β-glukan telah disepakati dapat alamiah pada ikan gilthead seabream (Sparus
mengaktivasi sedikitnya dua jenis respon aurata).
humoral pada avertebrata, yakni: koagulasi dan Pada budidaya Artemia, kajian tentang
produksi anti mikroba (Gambar 1). Mekanisme efikasi dan efektifitas penggunaan β-glukan juga
aktivasi ini utama-nya dilakukan oleh pattern telah dilakukan. Beberapa laporan khususnya
recognition receptors (PRRs), seperti faktor G, dari Marques et al. (2005) dan Soltanian (2007)
yang akan menginduksi serangkaian proses mengkonfirmasikan bahwa pemberian sejumlah
proteolisis yang pada akhirnya akan kecil β-glukan secara rutin mempu memberikan
menghasilkan koagulasi protein, seperti koagulin. perlindungan bagi Artemia melawan bakteri
Novriadi R dan Ibtisam, 2014, Aktivasi Sistem Imun 96
Artemia
patogen Vibrio campbellii sementara untuk jika dibandingkan dengan konsentrasi 10 μg β-
Artemia yang tidak mendapatkan suplementasi 1,3 glucans/ml. Namun, sangat penting untuk
β-glukan tidak dapat bertahan terhadap infeksi diingat bahwa dosis merupakan faktor kritis dari
patogen V. campbellii. Jenis ragi yang diberikan pemberian β-1,3/1,6 glucans. Percobaan
ke Artemia dapat memberikan pengaruh yang sebelumnya yang dilakukan di udang putih india
berbeda terhadap produksi biomass Artemia. Hal F. Indicus menunjukkan bahwa pemberian
ini dibuktikan oleh Kajian yang dilakukan oleh glukan dengan dosis tinggi justru menyebabkan
Marques et al. (2004) dimana Artemia yang di penurunan sistem daya tahan tubuh dan
berikan dua strain ragi roti Saccharomyces degranulasi yang berlebihan sehingga
cerevisiae yang berbeda, strain wild-type strain menyebabkan kejenuhan pada sistem daya
(WT) (BY4741, genotype Mat a his3D1 leu2D0 tahan tubuh (Sajeevan et al., 2009).
met15D0 ura3D0) dan strain mnn9 isogenic Peningkatan sistem imun pada Artemia
mutant (BY4741; genotype Mat a; his3D1; dapat juga dilakukan dengan mekanisme
leu2D0; met15D0; ura3D0; YPL050c::kanMX4) ―immune priming‖, yaitu sebuah mekanisme
selama masa pemeliharaan memberikan hasil untuk menyediakan ataupun membangkitkan
yang berbeda terhadap total biomass Artemia respon imun setelah dipapar terlebih dahulu
yang dihasilkan. Hasil pengamatan menunjukkan dengan senyawa pembangkit sistem imun
bahwa dibandingkan dengan strain wild-type seperti β-glukan atau senyawa pembangkit
(WT), Artemia yang diberi suplemen ragi strain sistem imun lainnya. Aktifitas ―immune priming‖
mnn9 yang memiliki perpanjangan rantai ini didasari oleh kondisi hewan avertebrata,
mannose yang kurang sempurna untuk dinding khususnya Artemia yang tidak memiliki limfosit
luar terkait mannoprotein, memberikan produksi ―sejati‖ dan antibody fungsional lainnya sehingga
total biomass yang lebih baik (P<0.05). sangat bergantung kepada sistem imun alamiah
Perbedaan ini menunjukkan bahwa sebagai mekanisme pertahanan utama. Namun,
penurunan jumlah mannoprotein justru keberagaman dan kelimpahan avertebrata
memberikan hasil pertumbuhan yang lebih baik hingga kepada evolusi sistem imun berdampak
pada Artemia. Hal ini sejalan dengan hipotesa kepada perkembangan sistem pertahanan yang
Coutteau et al. (1990), yang menyatakan bahwa lebih efisien dalam melawan berbagai infeksi
nilai gizi ragi roti tidak selalu konsisten patogen. Saat ini, beberapa ilmuwan telah
dikarenakan adanya variasi di lapisan luar menyatakan bahwa beberapa sistem imun
mannoprotein yang menjadi penyusun dinding (adaptif) mungkin ada di avertebrata (Kurtz dan
sel ragi. Bila dikaitkan dengan hasil percobaan, Franz, 2003).
jumlah mannoprotein yang rendah
dikompensasikan oleh tingginya konsentrasi β-
glukan dan kitin pada dinding sel, dimana kedua
faktor ini pada akhirnya mampu meningkatkan
produksi total produksi biomass di Artemia. Lebih
lanjut, Kitin diketahui sangat berperan penting
bagi seluruh krustasea, termasuk Artemia,
karena merupakan bahan penyusun utama
eksoskeleton di avertebrata (Horst, 1983).
Konsentrasi pemberian β-glukan pada
kultur Artemia sangat berperan penting dalam
menginduksi sistem perlindungan yang lebih
baik, utamanya dari infeksi mikroorganisme
patogen. Sebuah kajian yang dilakukan oleh
Novriadi dan Kadari (2013b) menunjukkan
bahwa pemberian 20 μg β-1,3 glukan/ml mampu
memberikan tingkat kelulushidupan yang lebih
baik jika dibandingkan dengan konsentrasi 10 μg
β-1,3 glukan/ml (P<0.05). Bahkan pada uji
tantang yang dilakukan dengan menggunakan
bakteri Vibrio harveyi strain BB120, menunjukkan
bahwa konsentrasi 20 μg β-1,3 glukan/ml masih
memberikan efek perlindungan yang lebih baik
97 Omni-Akuatika Vol. XIII No.19 November 2014 : 92 - 102

Gambar 1. Evolusi aktivitas phenoloxidase pada dan memperkuat sistem pertahanan tubuh
Artemia setelah dipriming dengan β-glukan. 200 Artemia terhadap serangan mikroorganisme
BG: Artemia yang mendapatkan immune priming patogen, efek yang ditimbulkan hanya
dengan β-glukan selama 6 jam; N-BG: Artemia berlangsung dalam periode yang cukup singkat.
tanpa perlakuan immune priming; 200BG+H6: Kondisi ini juga diperkuat oleh hasil analisa yang
Artemia dengan perlakuan immune priming dan dilakukan oleh Baruah et al. (2011) dimana
diuji tantang dengan Vibrio strain H6 dan N- perlakuan Immune priming pada Artemia dengan
BG+H6: Artemia tanpa immune priming dan diuji menggunakan Heat Shock Protein 70 s,
tantang dengan Vibrio strain H6 (Sumber: walaupun mampu memberikan efek
Novriadi, 2013). perlindungan bagi Artemia dari serangan infeksi
Untuk membuktikan efektifitas ―immune bakteri Vibrio campbellii, namun efek
priming‖ dalam membangkitkan sistem imun perlindungan yang diberikan juga menurun
adaptif pada Artemia, beberapa kajian telah setelah 12 jam.
dilakukan diantaranya oleh Novriadi (2013a) Sangatlah jelas bahwa Phenoloxidase
dimana Artemia dipapar terlebih dahulu selama 6 (PO) memiliki peranan penting dalam sistem
jam dengan menggunakan produk β-glukan pertahanan selular. Melalui aktivasi dengan
komersial (MacroGard) sebelum diuji tantang menggunakan β-glukan diketahui bahwa
dengan menggunakan Vibrio strain H6 (Van aktivitas PO secara nyata semakin meningkat
Maele et al., 2012). Kajian lainnya juga telah bila dibandingkan dengan kelompok avertebrata
dilakukan oleh Baruah et al., (2011) dimana tanpa perlakuan β-glukan (Chang et al., 2003).
Artemia dipapar selama 6 jam dengan Stimulasi pembentukan phenoloxidase (PO) dari
menggunakan heat shock protein sebelum sistem non aktif proPhenoloxidase (proPO)
dilakukan uji tantang dengan menggunakan melibatkan proses katalisasi hidrolisis senyawa
bakteri Vibrio campbellii strain LMG 21363. fenol dan oksidasi o-fenol menjadi quinonens
Hasil kajian menunjukkan bahwa yang pada akhirnya mengarah kepada
Artemia yang mendapatkan perlakuan immune pembentukan melanin (Söderhäll, 1992; Ashida
priming memiliki aktivitas phenoloxidase yang dan Yamazaki, 1990). Konversi bentuk non aktif
secara nyata lebih tinggi pada 3 jam dan 6 jam proPO menjadi bentuk aktif PO dimediasi oleh
setelah mendapatkan perlakuan immune serine protease yang disebut enzim pengaktivasi
priming. Begitu juga dengan grafik yang proPO (Sugumaran, 2002) yang diinduksi oleh
ditunjukkan oleh Artemia dengan perlakuan berbagai jenis zat asing dan mengeluarkan
Immune priming dan diuji tantang dengan bakteri peroxinectin (Lu et al., 2006). Walaupun begitu,
strain H6. Namun secara keseluruhan, efek aktivitas mereka harus dikendalikan secara ketat
perlindungan yang dibangkitkan oleh aktivitas untuk menghindari pembentukan melanin di
phenoloxidase dalam tubuh Artemia berlangsung lokasi selain dari lokasi terjadinya infeksi
sangat singkat, karna 12 jam setelah perlakuan (Holmblad dan Söderhäll, 1999). Terkait dengan
Immune priming, aktivitas phenoloxidase kembali kajian yang dilakukan oleh Novriadi (2013) dan
menurun dan hampir sama dengan aktivitas ditampilkan pada Gambar 1, level tertinggi dari
phenoloxidase pada Artemia tanpa adanya proPO pada udang galah M. Rosenbergii terjadi
perlakuan Immune priming. Hal ini menunjukkan pada 1 jam setelah injeksi dengan menggunakan
bahwa walaupun perlakuan immune priming 5 mg CpG oligodeoxynucleotide. Sementara
mampu membangkitkan aktivitas phenoloxidase peningkatan aktivitas PO terjadi setelah 6 jam
Novriadi R dan Ibtisam, 2014, Aktivasi Sistem Imun 98
Artemia
proses injeksi dilakukan (Lu et al., 2006). potency in fish. Dev Biol Stand 90,
Keseluruhan hasil ini diperkuat oleh hasil 257-265.
penelitian yang dilakukan Cerenius et al. (2003)
Ashida, M., Yamazaki, H. 1990. Biochemistry of
yang menyatakan bahwa peningkatan aktivitas
the phenoloxidase system in insects:
enzim atau transkrip mRNA dari proPO setelah
with special reference to its activation. In:
diberi perlakuan Immunostimulan hanya terjadi
Ohnishi, E., Ishizaki, H. Eds.., Molting
pada 3 dan 12 jam setelah perlakuan.
and Metamorphosis. Springer, Berlin,
239–265 pp.
KESIMPULAN DAN TREND PENGGUNAAN Β-
GLUKAN DI MASA DEPAN Austin, B., Allen, D. 1982. Microbiology of
laboratory-hatched brine shrimp
Kajian tentang penggunaan β-glukan (Artemia). Aquaculture 26, 369-383.
pada avertebrata umumnya dan Artemia
Bachère, E. 2003. Anti-infectious immune
khususnya menjadi sangat menarik karena
effectors in marine invertebrates:
adanya perkembangan pengetahuan tentang
sistem pertahanan tubuh avertebrata dari potential tools for disease control in
serangan mikroorganisme patogen. Beberapa larviculture. Aquaculture 227, 427–438.
kajian bahkan menyebutkan bahwa sistem imun Baruah, K., Ranjan, J., Sorgeloos, P., MacRae,
avertebrata yang sangat bergantung kepada T.H and Bossier, P. 2011. Priming the
sistem imun alamiah dapat dibangkitkan oleh prophenoloxidase system of Artemia
sebuah mekanisme yang disebut dengan fransiscana by heat shock proteins
“Immune priming”. Beberapa aplikasi Immune protect agains Vibrio campbelli
priming dengan menggunakan senyawa challenge. Fish and Shellfish
pembangkit sistem imun, seperti β-glukan Immunology 31, 134-141.
mampu meningkatkan aktivitas sistem imun
avertebrata baik komponen selular maupun Bridle, A.R., Carter, C.G., Morrison, R.N.,
humoral. Meskipun telah terbukti mampu Nowak, B.F. 2005. The effect of beta
membangkitkan sistem pertahanan tubuh dan glucan administration on macrophage
melindungi Artemia dari infeksi mikroorganisme respiratory burst activity and Atlantic
patogen, aktivasi komponen Prophenoloxidase salmon, Salmo salar L., challenged with
(proPO) dan Phenoloxidase (PO) sebagai salah amoebic gill disease-evidence of
satu sistem pertahanan tubuh yang sangat inherent resistance. Journal of Fish
penting pada Artemia dan avertebrata pada Disease 28, 347-356.
umumnya hanya dapat terjadi dalam waktu yang Brown, G.D., Gordon, S. 2005. Immune
cukup singkat. recognition of fungal β-glucans. Cellular
Microbiology 7, 471–479.
UCAPAN TERIMA KASIH
Cabello, F.C. 2006. Heavy use of prophylactic
Penulis ingin mengucapkan terima kasih antibiotics in aquaculture: a growing
kepada De Vlaamse Interuniversitaire Raad problem for human and animal health
(VLIR) dan Lembaga Pengelola Dana and for the environment. Environ
Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan yang Microbiology 8, 1137-1144.
telah memberikan beasiswa masing-masing
untuk program Master bidang Akuakultur dan Castro, R., Couso, N., Obach, A., Lamas, J.
Gizi Manusia di University of Ghent – Belgia. 1999. Effect of different β-glucans on the
respiratory burst of turbot (Psetta
DAFTAR PUSTAKA maxima) and gilthead seabream (Sparus
aurata) phagocytes. Fish and Shellfish
Aldeman, D.J., Hastings, T.S. 1998. Antibiotic Immunology 9, 529-541.
use in aquaculture: development of Cerenius, L., Söderhäll, K. 1995. Crustacean
antibiotic resistance-potential for immunity and complement-A premature
consumer health risks. Int. J. Food Sci. comparison. American zoologist 35, 60-
Technology 33, 139-155. 67.
Anderson, D.P. 1997. Adjuvants and Cerenius, L., Bangyeekhun, E., Keyser, P.,
immunostimulants for enhancing vaccine Söderhäll, I., Söderhäll, K. 2003. Host
prophenoloxidase expression in
99 Omni-Akuatika Vol. XIII No.19 November 2014 : 92 - 102

freshwater crayfish is linked to increased Figueras A, Santarém MM, Nov B. 1998.


resistance to the crayfish plague fungus, Influence of the sequence of
Aphanomyces astaci. Cell Microbiology administration of β-glucans and a Vibrio
5, 353-357. damsela vaccine on the immune
response of turbot (Scophthalmus
Cerenius, L., Lee, B.L., Soderhall, K. 2008. The
maximus L.). Vet Immunol
proPO-system: pros and cons for its role
Immunopathology 64, 59-68.
in invertebrate immunity. Trends in
Immunology 29, 263-71. Gomez-Gil, B., F.A.A. Grobois, J.R. Jarero and
M.D.H. Vega. 1994. Chemical
Chang, C.F., Su, M.S., Chen, H.Y., Liao, I.C.
disinfection of Artemia nauplii. J. World
2003. Dietary β-1,3-glucan effectively
Aquaculture Society 25, 574-583.
improves immunity and survival of
Penaeus monodon challenged with white Gomez-Gil, B., Thompson, FL., Thompson, CC.,
spot syndrome virus. Fish and Shellfish Garcia-Gasca, A., Roque, A., Swings, J.
Immunology 15, 297–310. 2004. Vibrio hispanicus sp. nov., isolated
from Artemia sp. and sea water in Spain.
Cheng, E., Liu, C., Tsai, C. dan Chen, J. 2005.
Int J Syst Evol Microbiology 54, 261-265.
Molecular cloning and characterization of
a pattern recognition molecule, Gunther, D., Catena, A. 1980. The interaction of
lipopolysaccaharides and β-1,3-glucan Vibrio with Artemia nauplii. In : G.
binding protein (LGBP) from the white Persoone, P. Sorgeloos, O. Roels, E.
shrimp Litopenaeus vannamei. Fish and Jaspers (Eds.). The brine shrimp
Shellfish Immunology 18, 297-310. Artemia- Ecology, culturing and use in
aquaculture. Vol. 1, Universa Press,
Criado-Fornelio, A., E. Mialhe., E. Constantin.
Wetteren, Belgium.
and H. Grizel. 1989. Experimental
infection of Artemia sp. By Fusarium Hauton C., Smith V.J. 2007. Adaptive immunity
solani. Bull. Eur. Assoc. Fish Pathology in invertebrates: a straw house without a
9, 35-37. mechanistic foundation. BioEssays 29,
1138-1146
Da Silva, C.C.A. 2002. Activation of
prophenoloxidase and removal of Hjort. J. 1914. Fluctuations in the great fisheries
Bacillus subtilis from the hemolymph of of northern Europe. Rapp Pv Reun Cons
Acheta domesticus L. Orthoptera: int Explor Mer 20, 1-22.
Gryllidae. Neotropical Entomology 31,
Hoffmann, J.A. 2003. The immune response of
487-491.
Drosophila. Nature 426, 33-38
deBaulny, MO., Quentel, C., Fournier, V.,
Holmblad,T and Söderhäll, K. 1999. Cell
Lamour, F., LeGouvello, R. 1996. Effect
adhesion molecules and antioxidative
of long term oral administration of beta
enzyme in a crustacean, possible role in
glucan as an immunostimulant or an
immunity. Aquaculture 172, 111–123.
adjuvant on some non-specific
parameters of the immune response of Hose, J. E., Martin, G. G., Nguyen, V. A., Lucus,
turbot Scophthalmus maximus. Disease J., and Rosenstein, T. 1987. Cytochemi-
Aquatic Organisms 26, 139-147. cal features of shrimp hemocytes. The
Biolological Bulletin 173, 178-187.
Di Luzio, N.R., Williams, D.L., McNamee, R.B.,
Malshet, V.G. 1980. Comparative Hose JE, Martin GG. 1989. Defense functions of
evaluation of the tumour-inhibitory and granulocytes in the ridgeback prawn
antibacterial activity f solubilized and Sicyonia ingentis. J Invert Pathology 53,
particulate glucan. Recent Results in 335–346.
cancer Research 75, 165-172.
Hose, J. E., Martin, G. G. and Gerard, A. S.,
Di Luzio, N.R., Williams, D.L., McNamee, R.B., 1990a. A decapod classificationscheme
Edwards, B.F., Kitahama, A. 1979. integrating morphology, cytochemistry,
Comparative tumour-inhibitory and and function. The Biological Bulletin 178,
antibacterial activity of soluble and 33–45.
particulate glucan. International J Cancer
24, 773-779.
Romi Novriadi dan Ibtisam, 2014, Aktivasi Sistem Imun 100
Artemia
Karunasagar, I., Pai, R., Malathi, G.R., shrimp Artemia fransiscana. J. Exp. Mar.
Karunasagar, I. 1994. Mass mortality of Biol. Ecol. 312, 115-136.
Penaeus monodon larvae due to
Marques, A., Francois, J., Dhont, J., Bossier, P.
antibiotic resistant Vibrio harveyi
& Sorgeloos, P. 2004a. Influence of
infection. Aquaculture 128, 203-209.
yeast quality on performance of
Kawakami H, Shinohara N, Sakai M .1998. The gnotobiotically-grown Artemia. J.Exp.
non-specific immunostimulation and Mar. Biol. Ecol. 310, 247-264.
adjuvant effects of Vibrio anguillarum
Medzhitov, R. & Janeway Jr, C. 2000. Innate
bacterin, M-glucan, chitin and Freund’s
immune recognition: mechanisms and
complete adjuvant against Pasteurella
pathways. Immunol. Rev. 173, 89–97.
piscicida infection in yellowtail. Fish
Pathology 33, 287-292. Muroga, K., K. Suzuki, K. Ishimaru. and K.
Nogami. 1994. Vibriosis of swimming
Kurtz, J., Franz, K. 2003. Evidence for memory in
crab Portunus trituberculatus in
invertebrate immunity. Nature 425, 37–
larviculture. J. World Aquaculture Society
38.
25, 50-54.
Kurtz J. 2005. Specific memory within innate
Novriadi, R. 2013. A Toobox of immune system
immune systems. Trends Immunology
for Artemia. Master thesis, Ghent
26, 186-192.
University, Belgium. 89 pp.
Léger, P.H., D.A. Bengtson., K.L. Simpson. and
Novriadi, R., Kadari, M. 2013. Perlakuan
P. Sorgeloos. 1986. The use and
gnotobiotik kultur Artemia dengan β-
nutritional value of Artemia as a food
glukan: Kajian potensi β-glukan untuk
source. Oceanogr. Mar. Biol. Ann. Rev.
memperkuat resistensi terhadap
24, 521-623.
vibriosis. Journal of Aquacultura
Léger, P.H., Bengston, D.A., Sorgeloos, P., Indonesiana 14, 25 – 32.
Simpson, K.L., Beeck, D.A. 1987b. The
Puente, M.E., Vega-Villasante, F., Holguin, G.
nutritional value of Artemia : a review. In
and Bashan, Y. 1992. Susceptibility of
P. Sorgeloos, D.A. Bengston, W. Decleir,
the brine shrimp Artemia and its
E. Jaspers (Eds.), Artemia Research and
pathogen Vibrio parahaemolyticus to
its Applications, Vol. 3. Ecology,
chlorine dioxide in contaminated sea
Culturing, Use in Aquaculture, Universa
water. J. Appl.. Bacteriology 73, 465-
Press, Wetteren, Belgium. 357–372 pp.
471.
Lu, K.Y., Huang, Y.T., Lee, H.H., Sung, H.H.
Orozco-Medina, C., A. Maeda-Martinez. and A.
2006. Cloning the prophenoloxidase
Lopez-Cortes. 2002. Effect of aerobic
cDNA and monitoring the expression of
Gram positive heterotrophic bacteria
proPO mRNA in prawns (Macrobrachium
associated with Artemia fransiscana
rosenbergii) stimulated in vivo by CpG
cysts on the survival and development of
oligodeoxynucleotides. Fish and
it’s larvae. Aquaculture 213, 15-29.
Shellfish Immunology 20, 274-284.
Rico-Mora, R., Voltolina D. 1995. Effects of
Ma, Z., Wang, J., Zhang, I. 2008. Structure and
bacterial isolates from Skeletonema
chain conformation of beta-glucan
costatum cultures on the survival of
isolated from Auricularia auricular-judae.
Artemia fransiscana nauplii. J. Invertebr.
Biopolymers 89, 614-622.
Pathol. 66, 203-204.
Marques, A. 2005. A gnotobiotic Artemia test
Robertsen, B., Engstad, RE., Jorgensen. JB.
system to study host microbial
1994. Beta glucans as
interactions. pHd thesis, Ghent
immunostimulants. In : Stolen J, Fletcher
University, Belgium.
TC (eds) Modulators of fish immune
Marques, A., Dhont, J., Sorgeloos, P. & Bossier, response. SOS Publication, fair Haven.
P. 2004b. Evalution of different yeast cell 83 – 99 pp.
wall mutants and microalgae strains as
Robertsen, B. 1999. Modulation of the non-
feed for gnotobiotically-grown brine
specific defense of fish by structurally
101 Omni-Akuatika Vol. XIII No.19 November 2014 : 92 - 102

conserved microbial polymers. Fish (Vibrio spp.) by crustacean larvae. J


Shellfish Immunol 9, 269-290. Microbil Methods 52, 101-114.
Roque, A., Gomez-Gill, B. 2003. Therapeutic Soto-Rodriguez, S.A., Roque, A., Lizarraga-
effects of enrofloxacin in an experimental Partida, M.L., Guerra-Flores, A.L. and
infection with a luminescent Vibrio Gomez-Gil, B. 2003a. Virulence of
harveyi in Artemia fransiscana Kellog luminous vibrios to Artemia franciscana
1906. Aquaculture 220, 37-42. nauplii. Dis Aquat Org 53, 231-240.
Sajeevan, T.P., Philip, R., Singh, B.I.S. 2009. Spain-Ortuno, J., Cuesta, A., Rodriguez, A.,
Dose/frequency: a critical factor in the Esteban, M.A., Meseguer, J. 2002. Oral
administration of glucan as administration of yeast, Saccharomyces
immunostimulant to indian white shrimp cerevisiae, enhances the cellular innate
Fenneropenaeus indicus. Aquaculture immune response of gilthead seabream
287, 248-252. (Sparus aurata L.). Vet. Immunol.
Immunop. 85, 41-50.
Smith, V.J., Brown, J.H., Hauton, C. 2003.
Immunostimulation in crustaceans: does Sugumaran, M. 2002. Comparative biochemistry
it really protect against infection?. Fish of eumelanogenesis and the protective
shellfish immunol. 15, 71-90. roles of phenoloxidase and melanin in
insects. Pigment Cell Res 15, 2-9.
Smith, V.J., Chisholm, J.R. 2001. Antimicrobial
proteins in crustaceans. Advances in Tokunaka, K., Ohno, N., Adachi, Y., Tanaka, S.,
Experimental Medicine and Biology 484, Tamura, H., Yadomae, T. 2000.
95-112. Immunopharmacological and
immunotoxicological activities of a water
Söderhäll, K., 1992. Biochemical and molecular
soluble (1→3)-β-glucan, CSBG from
aspects of cellular communication in
Candida spp. Int J Immunopharmacol
arthropods. Boll. Zoology 59, 141–151.
22, 383-394.
Söderhäll, K., Cerenius, L., Johansson, M.W.
Vanmaele, S. Defoirdt, T., Bossier, P. 2012.
1994. The prophenoloxidase activating
Immunostimulation through the eyes of
system and its role in invertebrate
gnotobiotic Artemia fransiscana. World
defense. Ann. N. Y. Acad. Sci. 712, 155–
Aquaculture Society 2012- Meeting
161.
Abstract no : 330.
Söderhäll, K. and Cerenius, L. 1998. Role of the
Verdonck, L., J. Swings, K. Kersters, M.
prophenoloxidase-activating system in
Dehasque, P. Sorgeloss and P. Leger.
invertebrate immunity. Curr.Opin.
1994. Variability of the microbial
Immunology 810, 23-28.
environment of rotifer Brachionus
Soltanian, S. 2007. Protection of gnotobiotik plicatilis and Artemia production
Artemia against Vibrio campbelli using systems. J. World Aquaculture Society
baker’s yeast strains and extracts. PhD 25, 55-59.
thesis. Ghent University. Belgium.
Verschuere, L., H. Heang., G. Criel., P.
Soltanian, S., Stuyven, E., Cox, E., Sorgeloos, Sorgeloos. and W. Verstraete. 2000b.
P., Bossier, P. 2009. Beta-glucans as Selected bacterial strains protect Artemia
immunostimulant in vertebrates and sp. From pathogenic effects of Vibrio
invertebrates. Critical Reviews in proteolyticus CW8T2. Appl. Environ.
Microbiology 35, 109-138. Microbiology 66, 1139-1146.
Sorgeloos, P., Lavens, P., Leger, P., Tackaert, Verschuere, L., G. Rombaut., G. Huys., J.
W. and Versichele, D. 1986. Manual for Dhont., P. Sorgeloos. and W.
the culture and use of Brine shrimp Verstraete.1999. Microbial control of the
Artemia in aquaculture. FAO, Ghent, culture of Artemia juveniles through
Belgium.Soto-Rodriguez, S.A., Simoes, preemptive colonization by selected
N., Jones, D.A., Roque, A. and Gomez- bacterial strains. Appl. Environ.
Gil, B. 2003b. Assessment of Microbiology 65, 655-671.
fluorescent-labeled bacteria for
evaluation of in vivo uptake of bacteria
Artemia

Romi Novriadi dan Ibtisam, 2014, Aktivasi Sistem Imun 102


Artemia
Xiao, Z., Trincado, C.A., Murtaugh, M.P. 2004.
Beta-glucan enhancement of T-cell INF-
gamma response in swine. Vet Immunol
Immunopathology 102, 315-320.

Anda mungkin juga menyukai