Anda di halaman 1dari 1

Undang-Undang Aparatur Sipil Negara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel.
Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.
Artikel ini tidak memiliki bagian pembuka. Tolong bantu menambahkan
bagian pengenalan ke artikel ini. Untuk informasi selengkapnya,
lihat pedoman tata letak, dan pedoman bagian pembuka Wikipedia untuk
memastikan bagian tersebut menyertakan semua detail yang esensial. Mohon
diskusikan masalah ini di halaman pembicaraan artikel. (Pelajari cara dan kapan
saatnya untuk menghapus pesan templat ini)

Undang-Undang Aparatur Sipil Negara adalah undang-undang yang mengatur


profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah. Undang-Undang ini disingkat dengan UU
ASN [1] Setelah UU tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) disahkan DPR pada 19
Desember 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah
menandatangani UU tersebut pada tanggal 15 Januari 2014, dengan nomor 5. UU
ini menggantikan Undang-Undang nomor 8 tahun 1974 juncto Undang-Undang
nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
Dengan berlakunya Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang ASN ini, pegawai
negeri sipil (PNS) yang pensiun per Februari 2014 otomatis diperpanjang dua tahun.
UU ASN telah melalui 84 rapat, antara lain rapat para menteri yang dipimpin Wakil
Presiden, rapat pejabat senior Kementerian terkait, dan tiga rapat terbatas kabinet
yang dipimpin oleh Presiden. Pemerintah membutuhkan 2,5 tahun untuk
menyiapkan RUU ASN sebelum akhirnya sampai di meja DPR-RI, yang akhirnya
menjadi RUU inisiatif DPR.
Dalam pembangunan Sumber Daya Manusia Aparatur Negara pada tahun 2012,
ASN memiliki kekuatan dan kemampuan terbatas, karena asas merit tidak
dilaksanakan secara efektif dalam manajemen SDM ASN. Hal itu ditunjukkan
dengan rendahnya integritas, pengembangan kapasitas tidak dilaksanakan,
kesejahteraan rendah, dan tidak berkeadilan.
Menuju tahun 2025, apalagi setelah disahkannya UU ASN, aparatur negara memiliki
kekuatan dan kemampuan profesional kelas dunia, berintegritas tinggi, non parsial
dalam melaksanakan tugas, berbudaya kerja tinggi, dan kesejahteraan tinggi. Serta
dipercaya publik dengan dukungan SDM unggulan di bawah kepemimpinan
presiden.

Anda mungkin juga menyukai