Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADEMANGAN

NOMOR :

TENTANG

KEBIJAKAN XXXXXXXXXX
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADEMANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADEMANGAN


Menimbang :
a) Bahwa xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx;
b) Bahwa xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
c) Bahwa xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Mengingat :
1. Undang-Undang xxxxxxxxxxxxxxxxxx
2. Undang-Undang xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
3. Peraturan Menteri kesehatan xxxxxxxxxxxxxx
4. Keputusan Menteri Kesehatan xxxxxxxxxxxxx

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERTAMA : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH PADEMANGAN TENTANG KEBIJAKAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
KEDUA : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

KETIGA : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

KEEM PAT : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 00 September 2018
Direktur RSUD Pademangan

dr. Dwi Oktavia T.L.H,M.Epid


NIP 197310022006042014
Lampiran Keputusan
Direktur RSUDD Pademangan
Nomor : 341/SK/RSUDDP/2017
Tanggal : 04 September 2017

KEBIJAKAN PENERAPAN SKP.2 : MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG


EFEKTIF DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADEMANGAN
Kebijakan Umum
1. Undang-Undang Praktek Kedokteran no. 29 pasal 45 ayat (3) tahun 2008 tentang
panduan pemberian informasi dalam rangka persetujuan tindakan kedokteran.
2. KepMenKes RI No.772/MENKES/SK/VI//2002 tentang Pedoman Peraturan Internal
Rumah Sakit (Hospital By Laws).
3. Permenkes No: 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
4. Permenkes No: 290/Menkes/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.
5. Permenkes Nomor.269 tahun 2008 tentang Standar keselamatan dan kesehatan kerja di
Rumah Sakit
6. Pedoman Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety), Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, edisi 2, 2008.
7. Meningkatkan komunikasi yang efektif harus dilakukan saat menerima instruksi dan atau
hasil kritis secara lisan / via telpon dengan mencatat, membaca ulang dan
mengkonfirmasi oleh pemberi perintah dengan membubuhkan nama jelas serta tanda
tangan pada cap Konfirmasi dalam waktu paling lama 48 jam.
8. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional
yang berlaku, dan etika profesi serta menghormati hak pasien.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan kegiatan pelayanan keselamatan pasien.

Kebijakan Khusus
SKP 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif
1. Tenaga kesehatan penerima pesan menulis pesan yang diterima dicatatan terintegrasi dan
ditandatangani.
2. Verifikasi pemberi instruksi menandatangani catatan pesan yang ditulis penerima pesan
dalam kotak stempel Konfirmasi sebagai tanda persetujuan dalam waktu 2 X 24 jam
3. Tenaga kesehatan yang melaporkan kondisi pasien kritis kepada DPJP atau dokter yang
merawat dan serah terima pasien menggunakan tehnik SBAR (situation, Background,
Asessment, Recomendation)
4. Pelaporan hasil kritis adalah proses penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang
memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan ke DPJP dalam waktu kurang dari 1
jam.
5. Bila DPJP tidak dapat dihubungi petugas terkait bisa menghubungi dokter / perawat
rawat inap,dokter / perawat rawat jalan atau dokter /perawat IGD. Pelaporan hasil
pemeriksaan Cito harus disampaikan baik hasil pemeriksaan normal ataupun abnormal ke
DPJP / dokter yang meminta.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 00 September 2018
Direktur RSUD Pademangan

dr. Dwi Oktavia T.L.H,M.Epid


NIP 197310022006042014

Anda mungkin juga menyukai