Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Harga Diri Rendah

A. Konsep Dasar Harga Diri Rendah

1. Pengertian

Harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri

sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi

secara situasional (trauma) atau kronis dan dapat diekspresikan secara langsung atau

tidak langsung (nyata atau tidak nyata) (Stuart, 2006).

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri

dan berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau

kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak

mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Yosep, 2009).

Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya

percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Fitria, 2010).

2. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladapif

Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri rendah Kerancuan Depersonalisasi


positif identitas

a. Aktualisasi diri merupakan pernyataan diri tentang konsep diri yang positif

dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat dierima.

b. Konsep diri positif merupakan bagaimanan seseorang memandang apa yang

ada pada dirinya meliputi citra diri, ideal diri, peran diri, harga diri dan

identitas diri secara positif. Hal ini akan menunjukkan bahwa individu itu

akan menjadi individu yang sukses.

c. Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya sendiri

ermasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak

ada harapan dan putus asa.


d. Kerancuan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk

mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak ke dalam

kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Adapun prilaku yang

berhubungan dengan kerancuan identitas yaitu tidak ada kode moral, sifat

kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal eksploitatif, perasaan

hampa, perasaan mengambang tentang diri sendiri, tingkat ansietas yang

tinggi, keidakmampuan untuk empati terhadap orang lain.

e. Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis dimana klien

tidak bisa membedakan simulus dari dalam atau luar dirinya. Individu

mengalami kesulitan untuk membedakan dirinya sendiri dari orang lain dan

tubuhnya sendiri merasa tidak nyata dan asing baginya.

3. Etiologi

a. Faktor Predisposisi

1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,

harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang

mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan dari orang lain, dan

ideal diri yang tidak realistis

2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran

gender, tuntutan peran kerja dan harapan pran budaya.

3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan

orang tua, tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan struktur sosial.

b. Faktor Presipitasi

1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan

peristiwa yang mengancam kehidupan.

2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan

dan individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran

antara lain transisi peran perkembagan, transisi peran situasi, transisi

peran sehat sakit.


4. Tanda dan Gejala

a. Mengkritik diri sendiri dan orang lain

b. Penurunan produktivitas

c. Destruktif yang diarahkan pada orang lain

d. Gangguan dalam berhubungan

e. Perasaan tidak mampu

f. Rasa bersalah

g. Mudah tersinggung atau marah yang berlebih

h. Perasan negatif tentang dirinya sendiri

i. Ketegangan peran yang dirasakan

j. Pandanagn hidup yang pesimis

k. Penolakan erhadap kemampuan personal

l. Menarik diri dari realitas

m. Terlihat khawatir

n. Menarik diri secara sosial

Menurut Damaiyanti (2012), tanda dan gejala harga diri rendah kronik adalah

sebagai berikut :

a. Mengkritik diri sendiri,

b. Perasaan tidak mampu,

c. Pandangan hidup yang pesimis,

d. Penurunan produktivitas,

e. Penolakan terhadap kemampuan diri.

Batasan karakteristik Nanda (2012), yaitu :

a. Bergantung pada pendapat orang lain

b. Evaluasi diri bahwa individu tidak dapat menghadapi peristiwa.

c. Melebih-lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri.

d. Secara berlebihan mencari penguatan

e. Sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup

f. Enggan mencoba situasi baru


g. Enggan mencoba hal baru

h. Perilaku bimbang

i. Kontak mata kurang

j. Prilaku tidak aseptip

k. Sering kali mencari penegasan

l. Pasif

m. Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri

n. Ekspresi rasa bersalah

o. Ekspresi rasa malu.

5. Klasifikasi

Menurut Fitria (2010) harga diri rendah dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang

sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai

diri dalam berespon terhadap suatu kejadian.

b. Harga diri rendah kronik adalah keaaan dimana individu mengalami evaluasi

diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu lama.

6. Penatalaksanaan

a. Psikofarmaka

Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat

sebagai berikut:

1) Dosis rendah dengan efektivitas terapi dalam waktu yang cukup singkat

2) Tidak ada efek samping, kalaupun ada relatif kecil

3) Lebih cepat memulihkan fungsi kogniti

4) Dapat menghilang dalam waktu yang relatif singkat, baik untuk gejala

positif maupun gejala negatif

5) Tidak menyebabkan kantuk

6) Memperbaiki pola tidur

7) Tidak menyebabkan lemas otot


Obat yang termasuk golongan generasi pertama yaitu chlorpromazine

HCl, haloperidol. Obat yang termasuk generasi kedua misalnya risperidone,

glanzapine, zotatine dan aripiprazole.

b. Psikoterapi

Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang

lain, penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya agar penderita tidak

mengasingkan diri karena apabila penderita menarik diri dapat membentuk

kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau

latihan bersama.

c. Therapy kejang listrik (Elektro Convulsive Therapy)

ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial

dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau

dua temples. Therapy kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak

mempan dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi.

d. Therapy modalitas

Therapy modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk skizofrenia

yang ditunjukkan pada kemampuan dan kekurangan klien. Teknik perilaku

menggunakan latihan ketrampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan

sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam

komunikasi interpersonal.
B. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Harga Diri Rendah

1. Pengkajian

1. Keluhan Utama:

2. Pengalaman Masa Lalu Yang Tidak Menyenangkan:

3. Konsep Diri:

a. Gambaran Diri

b. Identitas Diri

c. Harga Diri

d. Identitas

e. Peran

Jelaskan:

Masalah Keperawatan:

4. Alam Perasaan

( ) Sedih ( ) Putus Asa

( ) Ketakutan ( ) Gembira Berlebihan

5. Interaksi selama wawancara:

( ) Bermusuhan ( ) Tidak Kooperatif

( ) Mudah Tersinggung ( ) Kontak Mata Kurang

( ) Defensif ( ) Curiga

6. Penampilan:

Jelaskan:

2. Masalah Keperawatan yang Muncul:

1. Isolasi Social

2. Harga Diri Rendah Kronik

3. Koping Individu Tidak Efektif


3. Pohon Masalah

Isolasi sosial

Effect

Harga Diri Rendah Kronik

Core Problem

koping individu tidak efektik

Causa
4. Diagnosa Keperawatan

a. Harga diri rendah kronik

b. Koping individu tidak efektif

c. Isolasi sosial
5. Intervensi Keperawatan Harga Diri Rendah

Nama Klien: Diagnosa Medis:

Ruang: No. CM:

TGL No Diagnose Perencanaan Intervensi Rasional


Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
1 Harga diri 1. Klien dapat 1.1. Ekspresi wajah bersahabat 1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling percaya

rendah kronik membina menunjukkan rasa senang, menungkapkan prinsip komunikasi merupakan dasar untuk

hubungan saling ada kontak mata, mau terapeutik. kelancaran hubungan interaksi

percaya. brjabat tangan, mau a. Sapa klien dengan ramah baik verbal selanjy

menjawab salam, klien mau maupun non verbal

duduk berdampingan b.Perkenalkan diri dengan sopan.

dengan perawat, mau c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama

mengutarakan masalah panggilan yang disukai klien.

yang dihadapi. d.Jelaskan tujuan pertemuan

e. Jujur dan menepati janji


f.Tunjukkan sifat empati dari menerima

klien apa adanya.

g.Beri perhatian kepada klien dan

perhatikan kebutuhan dasar klien.

h.Diskusikan kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki klien.


2 2. Klien dapat 2.1. Klien mengidentifikasi 2.1.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif Diskusikan tingkat

mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimiliki klien kemampuan klien seperti

kemampuan dan positif yang dimiliki: menilai realitas, control diri

aspek positif yang - Kemampuan yang atau integritas ego sebagai

dimiliki. dimiliki klien dasar asuhan keperawatan.

- Aspek positif keluarga Reinforcement positif akan


2.1.2. Setiap bertemu klien hindarkan dari
- Aspek positif lingkungan meningkatkan harga diri.
member nilai negative.
yang dimiliki klien Pujian yang realistic tidak

menyebabkan melakukan
2.1.3. Utamakan memberikan yang realistik
kegiatan hanya karena ingin

mendapat pujian.

3 3. Klien dapat menilai 3.1. Klien dapat menilai 3.1.1. Diskusikan dengan klien kemampuan Keterbukan dan pengertian

kemampuan yang kemampuan yang dapat yang masih dapat digunakan selama tentang kemampuan yang

digunakan digunakan. sakit dimiliki adalah prasarat untuk

berubah

Pengertian tentang

3.1.2. Diskusikan kemampuan yang dapat kemampuan yang dimiliki diri

dilanjtkan penggunaannya. motivasi untuk tetap

mempertahankan

penggunaannya.

4 4. Klien dapat 4.1. Klien membuat 4.1.1. Rencanakan bersama klien aktifitas Klien adalah individu yang

(menetapkan) rencana kegiatan harian yang dapat dilakukan setiap hari sesuai bertanggung jawab terhadap

kegiatan sesuai kemampuan: dirinya sendiri

dengan kemampuan - Kegiatan mandiri


yang dimiliki Kegiatan dengan bantuan sebagian

- Kegiatan yang membutuhkan bantuan

total

4.1.2. Tingkatkan kegiatan yang sesuai Klien perlu bertindak secara

dengan toleransi kondisi klien. realistis dalam kehidupannya.

4.1.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan Contoh peran yang dilihat

yang boleh klien lakukan. klien akan memotivasi klien

untuk melakukan kegiatan.

5 5. Klien dapat 5.1. Klien melakukan 5.1.1. Beri kesempatan kepada klien untuk Memberikan kesempatan

melakukan kegiatan kegiatan sesuai kondisi mencoba kegiatan yang telah kepada klien mandiri

sesuai kondisi sakit sakit dan kemampuannya. direncanakan dirumah.

5.1.2. Beri pujian atas keberhasilan klien Reinforcement positif akan

meningkatkan harga diri.


5.1.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan Memberikan kesempatan

dirumah. kepada klien untuk tetap

melakukan kegiatan yang bias

dilakukan.

6 6. Klien dapat 6.1. Klien memanfaatkan 6.1.1. Beri pendidikan kesehatan pada Mendorong keluarga untuk

memanfaatkan system pendukung yang keluarga tentang cara merawat klien mampu merawat klien

system pendukung ada dikeluarga. dengan hargadiri rendah kronik mandiri dirumah.

yang ada.

6.1.2. Bantu keluarga memberikan dukungan Support system keluarga akan

selama klien dirawat. sangat berpengaruh dalam

mempercepat proses

penuembuhan.

6.1.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan

dirumah. Meningkatkan peran serta

keluarga dalam merawat klien


dirumah.
6. Rencana Keperawatan Harga Diri Rendah Kronik Dalam Bentuk Strategi Pelaksanaan

No Pasien Keluarga
SPIP SP1K
1 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek Mendiskusikan masalh yang dirasakan keluarga

positif yang dimiliki klien. dalam merawat klien dirumah

2 Membantu klien menilai kemampuan klien Menjelaskan pengertian, tanda dan gejla harga diri

yang masih dapat digunakan rendah yang dialami klien beserta proses terjadinya.

Membantu klien memilih atau menetapkan Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan harga

3 kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan diri rendah

kemampuan klien

Melatih klien sesuai dengan kemampuan

4 yang diplih Mendemonstrasikan cara merawat klien dengan harga

Memberikan pujian yang wajar terhadap diri rendah

5 keberhasilan klien. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk

Menganjurkan klien memasukkan dalam mempraktikkan cara merawat klien dengan harga diri

6 jadwal kegiatan harian. rendah.

SP2P SP2K
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat

Melatih klien melakukan kegiatan lain yang langsung kepada klien harga diri rendah.

2 sesuai dengan kemampuan klien.

Menganjurkan klien memasukkan dalam

3 jadwal kegiatan harian.

SP3K
Membuat perencanan pulang bersama keluarga dan

membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk minum

obat (Idischarge planning)

Menjelaskan follow up klien setelah pulang.


7. Implementasi Dan Evalusai Keperawatan

Nama Klien: Diagnosa Medis:

Ruang: No. CM:

Hari/tgl No Dx Rencana Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan

Dx Keperawatan
1 Harga diri rendah SPIP Harga Diri Rendah Melakukan SP1P Harga Diri Rendah S: Selamat pagi sus, saya bisa menyapu

kronik Kronik Kronik dan menari sus, sekarang saya ingin

- Mengidentifikasi kemampuan dan melakukan latihan menyapu. Pertama,

aspek positif yang dimiliki klien siapkan alatnya, sapu, serok, dan kotak

- Membantu pasien sampah. Ambil sapunya lalu kita sapu baru

memilih/menetapkan kegiatan yang kita masukkan diserokan dan dibuang

akan dilatih sesuai dengan dikotak sampah. Saya ingin latihan

kemampuan pasien menyapu setiap hari jam 10.00 sus.

O: - klien melakukan latihan menyapu

- Kontak mata baik.


A: SP1P Tercapai

P: Perawat:

- Lanjutkan SP2P harga diri rendah

kronik pada pukul 10.00 di ruang

keperawatan pasien.

Klien:

- Motivasi klien untuk melakukan

kegiatan sesuai jadwal kegiatan

harian pukul 10.00


1 Harga diri rendah SP2P Harga Diri Rendah Melakukan SP2P Harga Diri Rendah S: Selamat pagi sus, saya selalu berlatih

kronik Kronik Kronik: menari sus, kemarin saya menari di depan

- Mengevaluasi jadwal kegiatan undanagn untuk mengisi acara

harian pembukaani. Pertama, siapkan alatnya,

- Melatih pasien melakukan kegiatan kamen, kipas untuk menari, dan stagen.

lain yang sesuia dengan Ambil kamen, kipas untuk menari, dan
kemampuan klien stagen. lalu dipakai, setelah itu kita menari

- Menganjurkan pasien memasukkan ikuti iringan music yang diputar. Saya

kedalam jadwal kegiatan harian. selalu berlatih setiap hari jam 13.00 sus.

O: - klien melakukan latihan menari

- Kontak mata baik.

- Klien kooperatif

A: SP2P Tercapai

P: Perawat:

- Lanjutkan SP budaya harga diri

rendah kronik pada pukul 15.00 di

ruang keperawatan pasien.

Klien:

- Motivasi klien untuk melakukan

kegiatan sesuai jadwal kegiatan,


latihan menyapu harian pukul 10.00

dan latihan menari pukul 13.00


DAFTAR PUSTAKA

Iyus, Yosep. 2007. Keperawatan Jiwa. Refika Aditama : Bandung

Damayanti, Mukhripah. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa . Bandung : PT:Refika

Aditama

Fitria, Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

NANDA.2011. Diagnosis Keperawatan : Defenisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC

Stuart, Gail W.2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai