Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Kelas : REGULER A,B,C,D,E


Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Jumlah SKS : 3 (SKS)
Semester/Tahun Ajaran :
Genap/2020/2021 Waktu Pertemuan :
11.30 – 12.30
Alokasi waktu : 100 (menit)
Dosen Pengampu : Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd.

1. Jelaskan pengertian hakikat belajar mengajar serta paparkan teori yang melandasi strategi
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia!
2. Berikan penjelasan anda tentang macam-macam model pembelajaran!

3. Dalam SPBI adanya strategi Pembelajaran Problem Based Learning dan strategi
Pembelajaran Project Based Learning. Berikan penjelasan anda akan perbedaan dari
kedua strategi pembelajaran tersebut!
4. Keberhasilan penerapan Pembelajaran yang Berorientasi pada Siswa (PBAS) dalam
proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikan penjelasannya
mengenai faktor-faktor tersebut!
5. Menurut anda, dalam pembelajaran masa pandemi saat ini. Strategi pembelajaran seperti
apa yang dapat diterapkan kepada peserta didik agar pembelajaran dapat berjalan dengan
baik ? Berikan Penjelasannya!

JAWABAN
1. Pengertian belajar mengajar
a. Pengertian Belajar
Thursan Hakim (2005:1)

Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain
kemampuan.

Menurut Slameto (2003:13)

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.

Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (1999:9)1,

belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah
laku.

b. Pengertian mengajar
Nasution (1982:8)
Mengemukakan bahwa mengajar adalah segenap aktivitas kompleks yang dilakukan guru
dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya
dengan anak sehingga terjadi proses belajar.

Usman (1994:3)6
Berpendapat bahwa mengajar adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau
mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan
dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya
proses belajar.

Hamalik (2001:44-53)
Mengemukakan,mengajar dapat diartikan sebagai (1) menyampaikan pengetahuan kepada
siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, (3) usaha mengorganisasi
lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan
belajar kepada murid, (5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang
baik, (6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha seseorang untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas tingkah laku untuk menjadi pribadi yang lebih baik, sedangkan mengajar adalah
rangkaian aktivitas untuk mengatur suatu lingkungan sehingga membuat peserta didik dapat
belajar dengan baik.

1. Macam-macam model pembelajaran :


1. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik


mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik
melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan
RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut
peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah
ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.

2. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif antara lain:


a. Untuk menuntaskan materi belajar, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif
b. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan heterogen
c. Jika dalam kelas terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda,
maka diupayakan agar tiap kelompok berbaur
d. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan

2. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)


Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) mengasumsikan bahwa secara
natural pikiran mencari makna konteks sesuai dengan situasi nyata lingkungan
seseorang melalui pencarian hubungan masuk akal dan bermanfaat. Melalui pemaduan
materi yang dipelajari dengan pengalaman keseharian siswa akan menghasilkan dasar-
dasar pengetahuan yang mendalam. Siswa akan mampu menggunakan pengetahuannya
untuk menyelesaikan masalah-masalah baru dan belum pernah dihadapinya dengan
peningkatan pengalaman dan pengetahuannya. Siswa diharapkan dapat membangun
pengetahuannya yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan
memadukan materi pelajaran yang telah diterimanya di sekolah.

3. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Discovery Learning)


Discovery Learning adalah proses belajar yang di dalamnya tidak disajikan suatu
konsep dalam bentuk jadi (final), tetapi siswa dituntut untuk  mengorganisasi sendiri 
cara belajarnya dalam menemukan konsep. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa:
“Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is
not presented with subject matter in the final form, but rather is required to organize it
him self” (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103). Dasar ide Bruner ialah pendapat
dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas.
5.     Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Model pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal untuk mendapatkan pengetahuan baru.
Seperti yang diungkapkan oleh Suyatno (2009 : 58) bahwa :
” Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah proses pembelajaran yang titik awal
pembelajaran dimulai berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata siswa dirangsang
untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman telah mereka
miliki sebelumnya (prior knowledge) untuk membentuk pengetahuan dan pengalaman
baru”.

6.     Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)


Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis
Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan
peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.

3. Perbedaan PBL dengan PPBL


Pembelajaran Problem Based Learning  membuat siswa lebih aktif berpikir dalam
memecahkan suatu masalah dan menciptakan solusi terhadap permasalahan yang ada.
Pembelajaran ini memaksa siswa untuk berpikir secara kritis untuk memecahkan masalah yang
ada. Sedangkan Pembelajaran Project Based Learning menuntut siswa untuk menciptakan
suatu proyek bedasarkan materi yang diajarkan.

4.Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan PBAS dapat dibagi menjadi :


1. Guru
Guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan keberhasilan PBAS karena
berhadapan langsung dengan siswa melalui beberapa indikator yaitu :
· Kemampuan guru dalam desain perencanaan pembelajaran
· Kemampuan guru dalam proses pembelajaran
· Kemampuan guru dalam mengembangkan model pembelajaran
Sikap profesional guru
Guru yang memiliki profesionalitas tinggi akan berusaha untuk menambah ilmu untuk
dapat membimbing siswanya. Seorang guru seharusnya mempunyai motivasi yang
tinggi untuk mencapai keberhasilan PBAS
Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru
Dengan latar belakang pendidikan yang tinggi memungkinkan siswa untuk dapat
memperoleh wawasan dan ilmu yang lebih luas. Dengan wawasan yang luas guru akan
lebih mengerti bagaimana psikologis anak, unsur lingkungan dan gaya belajar
siswa,model dan metode pembelajaran yang akan dipakai. Serta dengan pengalaman
yang tinggi pula seorang guru akan lebih megerti dan mengenal hal-hal yang berkaitan
dengn pembelajaran.

2. Sarana belajar
Yang termasuk dalam ketersediaan sarana belajar meliputi ruang kelas, media dan sumber
belajar. Ruang kelas seharusnya dibuatdan ditata dengan memperhatikan kenyamanan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar,serta setting tempat duduk diharapkan untuk
bisa diubah-ubah sesuai dengan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Sedangkan
untuk media dan sumber belajar dalam PBAS digunakan sistemmultimetode dan
multimedia. Siswa tidak hanya terpaku pada satu sumber pembelajaran.

3. Lingkungan belajar
Dua hal yang termasuk dalam lingkungan belajar yaitu lingkungan fisik dan
lingkungan psikologis. Lingkungan fisik meliputi keadaan dan kondisi sekolah serta
keadaan dan jumlah guru. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan psikologis
adalah iklim sosial yang ada di lingkungan sekolah. Semua pihak harus ikut berperan
aktif dalam pencapaian keberhasilan PBAS

5.Strategi pembelajaran yang tepat pada saat pandemic adalah Blended Learning
Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus.
Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video
converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh,
keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain. Dikutip dari sibatik.kemendikbud.go.id,
Yane Henadrita mengungkapkan bahwa metode blended learning adalah salah satu
metode yang dinilai efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar.
Sebenarnya, metode ini sudah mulai dirancang dan diterapkan awal abad ke-21. Namun,
seiring dengan merebaknya wabah Covid-19, metode yang satu ini dikaji lebih dalam lagi
karena dinilai bisa menjadi salah satu metode pembelajaran yang cocok untuk para pelajar
di Indonesia.
Mengingat wabah pandemi yang tidak tahu pasti kapan berakhirnya, metode
pembelajaran tersebut mungkin bisa anda jadikan opsi untuk para peserta didik anda.
Dengan adanya metode-metode tersebut, diharapkan agar pendidikan di Indonesia tetap
berjalan dengan baik dan berjalan lancar.

Anda mungkin juga menyukai