Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

BLIGHTED OVUM
DI RUANG VK BERSALIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. MOCH ANSARI SALEH
BANJARMASIN

Oleh :
FADLULLAH KARAMI
1614901110217

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2016
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Review Konsep Anatomi Sistem reproduksi


1.1 Anatomi

1.2 Fisiologi
Ovarium adalah sepasang organ berbentuk kelenjer dan tempat
menghasilkan ovum. Kelenjer itu berbentuk biji buah kenari, terletak di
kanan dan kiri uterus, di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah
belakang oleh ligamentum latum uteri.
Ovarium terdiri atas korteks di sebelah luar dan diliputi oleh
epitelium germinativum yang berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari
stroma serta folikel primordiial dan medula sebelah dalam korteks
tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh darah, serabut sara dan
sedikit otot polos.

1.2.1 Fungsi ovarium adalah:


a Memproduksi ovum
Hormon gonodotrofik dari kelenjar hipofisis bagian anterior
mengendalikan (melalui aliran darah) produksi hormon
ovarium. Hormon perangsangfolikel (FSH) penting untuk
awal pertumbuhan folikel de graaf, hipofisis mengendalikan
pertumbuhan ini melalui Lutenizing Hormon (LH) dan
sekresi luteotrofin dari korpus lutenum.
b Memproduksi hormon estrogen
Hormon estrogen dikeluarkan oleh ovarium dari mulai anak-
anak sampai sesudah menopause (hormon folikuler) karena
terus dihasilkan oleh sejumlah besar folikel ovarium dan
seperti hormon beredar dalam aliran darah. Estrogen penting
untuk pengembangan organ kelamin wanita dan
menyebabkan perubahan anak gadis pada masa pubertas dan
penting untuk tetap adanya sifat fisik dan mental yang
menandakan wanita normal.
c Memproduksi hormon progesterone
Hormon progesteron disekresi oleh luteum dan melanjutkan
pekerjaan yang dimulai oleh estrogen terhadap endometrium
yaitu menyebabkan endometrium menjadi tebal, lembut dan
siap untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi.

2. Konsep Penyakit Blighted ovum


2.1 Definisi
Blighted ovum disebut juga kehamilan anembrionik merupakan suatu
keadaan kehamilan patologi dimana janin tidak terbentuk. Dalam kasus
ini kantong kehamilan tetap terbentuk. Selain janin tidak terbentuk
kantong kuning telur juga tidak terbentuk. Kehamilan ini akan terus
dapat berkembang meskipun tanpa ada janin di dalamnya. Blighted
ovum ini 10 biasanya pada usia kehamilan 14-16 minggu akan terjadi
abortus spontan (Sarwono, 2009).

Blighted ovum merupakan kehamilan dimana kantung gestasi memiliki


diameter katung lebih dari 20 mm akan tetapi tanpa embrio. Tidak
dijumpai pula adanya denyut jantung janin. Blighted ovum cenderung
mengarah pada keguguran yang tidak terdeteksi (Manuaba, 2010).

Blighted ovum adalah kehamilan di mana sel berkembang membentuk


kantung kehamilan, tetapi tidak ada embrio di dalamnya. Telur dibuahi
dan menempel ke dinding uterin, tetapi embrio tidak berkembang.
Dalam pemeriksaan urin diperoleh hasil positif hamil. Hasil pembuahan
akan terjadi keguguran saat trimester pertama kehamilan (Hummel,
2005).
Dapat disimpulkan Blighted Ovum (BO) merupakan kehamilan tanpa
embrio. Dalam kehamilan ini kantung ketuban dan plasenta tetap
terbentuk dan berkembang, akan tetapi tidak ada perkembangan janin di
dalamnya (kosong). Kehamilan ini akan berkembang seperti kehamilan
biasa seperti uterus akan membesar meskipun tanpa ada janin di
dalamnya.

2.2 Etiologi
Blighted ovum terjadi saat awal kehamilan. Penyebab dari blighted
ovum saat ini belum diketahui secara pasti, namun diduga karena
beberapa faktor. Faktor-faktor blighted ovum (Dwi W., 2013)
2.2.1 Adanya kelainan kromosom dalam pertumbuhan sel sperma dan
sel telur.
2.2.2 Meskipun prosentasenya tidak terlalu besar, infeksi rubella,
infeksi TORCH, kelainan imunologi, dan diabetes melitus yang
tidak terkontrol.
2.2.3 Faktor usia dan paritas. Semakin tua usia istri atau suami dan
semakin banyak jumlah anak yang dimiliki juga dapat
memperbesar peluang terjadinya kehamilan kosong.
2.2.4 Kelainan genetik
2.2.5 Kebiasaan merokok dan alkohol.

2.3 Tanda dan Gejala


Menurut (Sanders, 2007), beberapa tanda dan gejala blighted ovum
meliputi :
2.3.1 Pada awalnya pemeriksaan awal tes kehamilan menunjukkan
hasil positif. Wanita merasakan gejala-gejala hamil, dalam
seperti mudah lelah, merasa ada yang lain pada payudara atau
mual-mual.
2.3.2 Hasil pemeriksaan USG saat usia kehamilan lebih dari 8 minggu
rahim masih kosong.
2.3.3 Meskipun tidak ada perkembangan embrio, tetapi kadar HCG
akan terus diproduksi oleh trofoblas di kantong.
2.3.4 Keluar bercak perdarahan dari vagina.
2.4 Patofisiolgi
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma.
Namun akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma
tidak dapat berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang
berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di
dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human chorionic
gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung
telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat
hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan
munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan
menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik
test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon
HCG (human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai
hormon kehamilan.
2.5 Pathway
Etiologi (factor resiko) Tandadangejala
1. Kelainankromosom 1. Padaawalnyapemeriksaanawalteskehamilan
dalampertumbuhans menunjukkanhasilposif.
elspermadanseltelur. 2. Selanjutnyapertumbuhanplasentaakanberhen
2. Infeksi rubella, ti, kadarhormon HCG
infeksi TORCH, menurundanakhirnyagejalakehamilanmenghi
kelainanimunologi, lang.
dan diabetes melitus 3. Hasilpemeriksaan USG
yang saatusiakehamilanlebihdari 8
tidakterkontrol. minggurahimmasihkosong.
3. Faktorusiadanparita 4. Biasanyaterjadisetelahusiakehamilan 3
s. bulan.
4. Kelainan genetic 5. Rasa tidaknyaman di perut
5. Kebiasaanmerokokd
analkohol
Px. Penunjan USG

Diagnosa
Blighted Ovum (BO)

Penatalaksanaanditerminasideng
andilatasidilanjutkandengankure
tase

KomplikasiPost Kuretase

Robekanserviks Perforasi Uterus Perdarahan Infeksi

Jahitserviks Hentikankuret Berikanprofil Berikanprofil


program aksis, aksis
laparatomi kuretaseulang

(Sarwono, 2009 & Manuaba, 2010)

2.6 Komplikasi
- Infeksi saluran kemih
- Perubahan status psikis
2.7 Prognosis
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah
mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase).
Hasil kuretase akan dianalis untuk memastikan apa penyebab blighted
ovum lalu mengatasi penyebabnya.
- Jika karena infeksi maka maka dapat diobati agar tidak terjadi
kejadian berulang.
- Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program
imunoterapi sehingga kelak dapat hamil sungguhan.
Penyebab blighted ovum yang dapat diobati jarang ditemukan, namun
masih dapat diupayakan jika kemungkina penyebabnya diketahui.
Sebagai contoh, tingkat hormon yang rendah mungkin jarang
menyebabkan kematian dini ovum. Dalam kasus ini, pil hormon seperti
progesteron dapat bekerja. Namun efek samping dari pemakaian hormon
adalah sakit kepala dan perubahan suasana hati, dll. Jika terjadi kematian
telur di awal kehamilan secara langsung, maka pembuahan buatan
mungkin efektif dalam memproduksi kehamilan. Dalam hal ini perlu
donor sperma atau ovum untuk memiliki anak. Akan tetapi, pembuahan
itu mahal dan tidak selalu bekerja dan risiko kelahiran kembar
seiringkali lebih tinggi.

2.8 Penanganan Medis


Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa blighted ovum
adalah dengan USG (Ultrasonografi) menunjukkan kantung kehamilan
kosong (Hummel, 2005).

Terminasi kehamilan dengan dilatasi serviks dan dilanjutkan dengan


kuretase (Sarwono, 2009).

Aborsi bedah sebelum usia kehamilan 14 minggu dilakukan dengan cara


mula-mula membuka serviks, kemudian mengeluarkan kehamilan secara
mekanis yaitu dengan mengerok isi uterus (kuretase tajam) , dengan
aspirasi vakum (kuretase isap) atau keduanya. Sedangkan jika usia
kehamilan lebih dari 16 minggu dilakukan dilatasi dan evakuasi (D&E).
Tindakan ini berupa pembukaan serviks secara lebar diikuti oleh
destruksi mekanis dan evakuasi bagian janin, setelah janin dikeluarkan
secara lengkap maka digunakan kuret vakum berlubang besar untuk
mengeluarkan plasenta dan sisa jaringan. Dilatasi dan Ekstrasi (D&X),
hampir sama dengan (D&E) yang membedakan pada (D&X) sebagian
dari janin di ekstrasi melalui serviks yang telah membuka (Leveno,
2009).

3. Rencana Asuhan Klien Dengan Blighted Ovum


3.1 Pengkajian
 Identitas
 Riwayat penyakit sekarang, dahulu dan keluarga
a Riwayat kesehatan sekarang :
Untuk mengetahui bagaimana  keadaan kesehatan klien saat  ini,
apakah klien sedang menderita menular (seperti TBC, kusta),   
penyakit menurun (jantung, Diabetes,hipertensi, asma, dll) serta
penyakit infeksi seperti TORCH.
o Infeksi dari torch, kelainan imunologi dan penyakit
diabetes dapat ikutmenyebabkan terjadinya blighted
ovum.
b Riwayat kesehatan yang lalu :
Untuk mengetahui apakah klien pernah atau tidak pernah
menderita penyakit menular (seperti TBC, kusta), penyakit
menurun (DM, HT, asma, dll) serta penyakit infeksi seperti
TORCH.
o Infeksi dari torch, kelainan imunologi dan penyakit
diabetes dapat ikutmenyebabkan terjadinya blighted
ovum.
c Riwayat keluarga :
Untuk mengetahui apakah dalam keluarganya/ keluarga
suaminya ada atau tidak yang mempunyai penyakit menurun
(seperti DM, HT, asma, dll), penyakit menular(TBC, Kusta) serta
ada atau tidak yang mempunyai keturunan kembar, bila ada
siapa. Perlu dikaji untuk mengetahui penyakit yang diderita
keluarga yang dapat menurunatau menular pada ibu sehingga
mempengaruhi masa kehamilan.
d Riwayat Pernikahan
Menikah :kali
Umur pertama menikah :tahun
Lama menikah :tahun
Ditanyakan  kawin berapa kali, umur/ lama perkawinan, jarak
perkawinan dengan kehamilan,  perkawinan pada masyarakat
pedesaan sering terjadi pada usia muda,yaitu sekitar  usia
menarche  resiko melahirkan BBLR sekitar  2 kali lipat dalam 2
tahun setelah menarche disamping itu akan terjadi kompetisi
makanan antara janin dan  ibunya sendiri yang  masih dalam
masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi
selama kehamilan. Semua ini akan menyebabkan kebanyakan
wanita di negara berkembang mempunyai TB yang pendek.
e Riwayat Menstruasi
Ditanyakan  kapan pertama kali klien mendapat haid (menarche),
apakah haidnya teratur atau tidak, berapa hari siklus haidnya,
berapa lama haidnya, berapa banyak darah haid yang keluar
selama haid, bagaimana warna darah haidnya, bagaimanabaunya
dan konsistensinya. Juga ditanyakan keluhan apa saja yang
dialami klien saathaid. Apakah dismenorhoe, bila ya, kapan :
apakah klien saat haid, apakah dismenorhoe, bila ya, kapan :
apakah klien pernah mengalami flour albus, bila ya kapan,
bagaimana warna flour albus, apakah berbau atau gatal,
bagaimana konsistensinya dan jumlahnya. Menarche sekitar
umur 13-16 tahun Siklus 28-30 hari Lama 3-5 hari Jumlah + 50
cc.
f Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
 Untuk mengetahui adakah penyulit-penyulit yang menyertai
kehamilan, persalinan, dan nifas, serta kelainan pada masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
 Riwayat kehamilan sebelumnya
- Apakah ada masalah selama persalinan atau
kelahiran sebelumnya (bedah caesar, persalinan
dengan ekstraksi vakum atau vorseps, induksi
oksitosin, hipertensi yang diinduksi oleh
kehamilannya, preeklampsi/ eklampsia, perdarahan
pasca persalinan)?
- Berapa berat badan bayi yang paling besar pernah
ibu lahirkan?
- Apakah ibu mempunyai bayi bermasalah pada
kehamilan/persalinansebelumnya?
g Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas sekarang
 Kehamilan
 Apakah selama hamil ada penyakit yang menyertai
kehamilan seperti hipertensi, anemia , penyakit jantung,
asma, TBC,  kencing manis.adakah masalah yangdiderita
ibu selama hamil, misalnya hiperemesis gravidarum yang
dapatmenyebabkan anemia. Frekuensi ibu ANC ditangani
oleh tenaga kesehatan, obat atau vitamin yang dikonsumsi
ibu saat hamil.
 Blighted ovum terdeteksi saat ibu melakukan USG pada usia
kehamilan memasuki 6-7 minggu.
 Persalinan
Ibu melahirkan tanggal dan jam berapa, pada usia kehamilan
berapa, dimana,ditolong oleh siapa, jenis kelamin anaknya,
berat dan panjangnya, spontan ataut indakan, anak lahir
langsung menangis atau tidak, adakah penyulit selama
proses persalinan seperti inersia uteri, tetania uteri,
perdarahan atau KPD
 Nifas
Bagaimana keadaan nifas ibu saat ini, apakah ibu mengalami
demam atauperdarahan, apakah ibu menyusui bayinya
h Riwayat KB
Ditanyakan  apakah klien pernah  ikut KB  atau  tidak,  jenis atau
metode  KB apa yang digunakan, berapa lama menggunakan
menggunakan metode KB dari apakah klien mengalami efek
samping akibat KB tersebut, bila iya, efek samping apa yang
dialami, apa yang dilakukan klien terhadap efek samping
tersebut, apa rencana KB klien setelah melahirkan

 Pemeriksaan fisik
a Kepala
Hygiene rambut
Keadaan rambut
b Mata
Sklera          : ikterik/tidak
Konjungtiva : anemis/tidak
c Mata            : simetris/tidak
d Leher
pembengkakan kelenjer tyroid
Tekanan vena jugolaris.
e Dada
Pernapasan
Jenis pernapasan
Bunyi napas
Penarikan sela iga
f Abdomen
Nyeri tekan pada abdomen
Teraba massa pada abdomen.
g Ekstremitas
Nyeri panggul saat beraktivitas.
Tidak ada kelemahan.
h Eliminasi, urinasi
Adanya konstipasi
Susah BAK
 Pemeriksaan penunjang
Data laboratorium
- Pemeriksaan Hb
- Ultrasonografi

3.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa 1 : Ansietas (00146)
a. Definisi
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan
yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan
memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman.
b. Batasan Karakteristik
 Perilaku
- Agitasi
- Gelisah
- Gerakanekstra
- Insomnia
- Kontakmata yang buruk
- Melihatsepintas
- Mengekspresikankekhawatirankarenaperubahandalamperi
stiwahidup
- Perilakumengintai
- Tampakwaspada
 Afektif
- Berfokospadadirisendiri
- Distress
- Gelisah
- Gugup
- Kesedihan yang mendalam
- Ketakutan
- Menggemerutukkangigi
- Menyesal
- Peka
- Perasaantidakadekuat
- Putusasa
- Ragu
- Sangatkhawatir
- Senangberlebihan
 Fisiologis
- Gemetar
- Peningkatankeringat
- Peningkatanketegangan
- Suarabergetar
- Tremor
- Tremor tangan
- Wajahtegang
 Simpatis
- Anoreksis
- Diare
- Dilatasi pupil
- Eksitasikardiovaskuler
- Gangguanpernafasan
- Jantungberdebar-debar
- Kedutanotot
- Lemah
- Mulutkering
- Peningkatandengutnadi
- Peningkatanfrekuensipernafasan
- Peningkatan reflex
- Peningkatantekanandarah
- Vaskonstriksisuperfisial
- Wajahmemerah
 Parasimpatis
- Anyang-anyangan
- Diare
- Dorongansegeraberkemih
- Gangguanpolatidur
- Kesemutanpadaekstermitas
- Letih
- Mual
- Nyeri abdomen
- Penurunandenyutnadi
- Penurunantekanandarah
- Pusing
- Seringberkemih
 Kognitif
- Blokingfikiran
- Cendrungmenyalahkan orang lain
- Gangguankonsentrasi
- Gangguanperhatian
- Konfusa
- Lupa
- Melamun
- Menyadarigejalafisiologis
- Penurunankemampuanuntukbelajar
- Penurunankemampuanuntukmemecahkanmasalah
- Penurunanlapangpersepsi
- Preokupasi

c. Faktor yang berhubungan


 Ancamankematian
 Ancamanpada status terkini
 Hereditas
 Hubungan interpersonal
 Kebutuhan yang tidakterpenuhi
 Konfliknilai
 Konfliktentangtujuanhidup
 Krisismaturasi
 Krisissituasi
 Pajananpadatoksin
 Penularan interpersonal
 Penyalahgunaanzat
 Perubahanbesar (mis; status ekonomi, lingkungan, status
kesehatan, fungsiperan, status peran)
 Riwayatkeluargatentangansietas
 Stressor

Diagnosa 2 : Resiko Infeksi (00004)


a. Definisi
Rentanmengalamiinvasidanmultiplikasiorganismepatogenik yang
dapatmenggangukesehatan
b. Faktor risiko
 Penyakit kronis
- Diabetes mellitus
- Obesitas
 Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemajanan
pathogen
 Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
- Gangguan peristalsis
- Kerusakan integritas kulit (pemasangan kateter, intravena,
prosedur invasive)
- Perubahan sekresi pH
- Penurunan kerja siliaris
- Pecah ketuban dini
- Pecah ketuban lama
- Merokok
- Statis cairan tubuh
- Trauma jaringan (mis., trauma, destruksi jaringan)
 Ketidak adekuatan pertahanan sekunder
- Penurunan hemoglobin
- Imunosupresi (mis., imunitas didapat tidak adekuat, agens
farmaseutikal termasuk imunosupresan, steroid, antibody
monoclonal, imunomdulator)
- Leukopenia
- Supresi respon inflamasi
 Vaksinasi tidak adekuat
 Pemajaan terhadap pathogen lingkungan meningkat (wabah)
 Malnutrisi

3.3 Perencanaan
 Diagnosa 1 : Ansietas (00146)
 Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
 Anxiety self-control
 Anxiety level
 coping
 Kriteria hasil
 Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala
cemas
 Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukan teknik
untuk mengontrol cemas
 Vital sign dalam batas normal
 Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas menunjukan berkurangnya kecemasan.
 Intervensi keperawatan (NIC)
Anxiety Reduction (penurunankecemasan)
 Gunakanpendekatan yang menenangkan
 Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
 Jelaskansemua prosedur dan apa yang dirasakan selama
prosedur
 Pahami prespektif pasien terhadap situasi stress
 Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
mengurangi takut
 Dorong keluarga untuk menemani anak
 Lakukan back/neck rub
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Identifikasi tingkat kecemasan
 Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
kecemasan
 Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,
persepsi
 Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
 Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

 Diagnosa 2 : Resiko Infeksi


 Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
 Immune status
 Knowledge :infection control
 Risk control
 Kriteria hasil :
 Klien bebas dari tanda gejala infeksi
 Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
 Jumlah leukosit dalam batas normal
 Menunjukan perilaku hidup sehat
 Intervensi keperawatan (NIC)
 Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
 Batasi pengunjung bila perlu
 Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat
berkunjung
 Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
 Gunakan alat pelindung diri
 Tingkatkan intake nutrisi
 Berikan terapi antibiotik bila perlu
 Monitor tanda dan gejala infeksi
 Berikan perawatan kulit yang luka
 Dorong istirahat
 Ajarkan cara menghindari infeksi
4. Daftar Pustaka
Anonim. 2008. Blighted Ovum (Kehamilan Kosong). www.dokter sehat.com

Anne Jackson Bracker. 2006. Blighted Ovum / Anembryogenic

Pregnancy.http://www.miscarriageassociation.org.uk/ma2006/downloads/Blighted
%20ovum.pdf

Alan H., et al. 2006. Blighted Ovum. Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis
& Treatment-Ninth Ed. DeCherney.http://www.marchofdimes.com

Nasrudin AM, Eddy R Moeljono, Putra Rimba. 2006. Efektivitas Misoprostol 400
mcg Pervaginam Untuk Dilatasi Serviks Pada Kasus Blighted Ovum. Bagian
Obstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin.

Agoes Oerip Poerwoko, Anantyo Binarso Mochtar, Hary Tjahjanto. 2008. Efek
Misoprostol Sublingual pada Kasus Blighted Ovum dan Missed Abortion.
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro : Media Medika Indonesiana

Juminten Saimin, Eddy R. Moeljono, Retno B. Farid. 2008. Pemakaian Tablet


Misoprostol 100 Mikrogram Per Vaginam Untuk Dilatasi Servix  Sebelum
Tindakan Kuretase. Subbagian Fetomaternal Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
http://drrezaadrianur.blogspot.co.id/2011/09/blighted-ovum.html

Banjarmasin, 26 Desember 2016


Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

Hj.Ruslinawati.,Ns.M.Kep ( )

Anda mungkin juga menyukai