ARTHROPLASTY
DI OK SENTRAL/IBS RSUD ULIN
OLEH:
NPM 1416901110128
.............................................. .......................................
.
.
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Arthroplasty adalah pembedahan yang dilakukan untuk merekonstruksi
atau penggantian sendi yang bermasalah (sakit) dengan sendi tiruan dari
bahan dasar metal, karet silikon atau plastik.
B. TUJUAN
1. Penggantian pinggul dilakukan ketika kerusakan sendi pinggul sudah
parah sehingga tidak ada cara lain untuk memperbaikinya kecuali
dengan mengganti.
2. Untuk membebaskan sendi dari rasa nyeri
3. Untuk menggembalikkan rentang gerak (ROM)
4. Untuk menggembalikkan fungsi normal bagi seorang pasien
5. Untuk membangun kembali akrivitas sehari-hari (ADL), dengan
modifikasi yang tetap menjaga ROM pasien.
C. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI
INDIKASI ARTOPLASTY
Indikasi utama adalah untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh
arthritis. Tujuan sekunder untuk memperbaiki cacat, dan untuk
mengembalikan fungsi. Lebih khusus, canidates untuk total knee
replacement perubahan degeneratif sendi lutut yang telah parah.
Otot-otot yang paling terpengaruh oleh operasi adalah otot quadriceps (m.
vastus lateralis, m. vastus medialis, m. vastus intermedius, dan rektus
femoris). Isometrik dan ROM aktif harus dimulai segera setelah
pembedahan. Untuk 6 minggu pertama, otot quadraceps harus diperkuat
dengan latihan isometrik. Lalu, ditingkatkan dengan latihan atau isotonik.
Otot-otot lain yang bekerja pada lutut yang bekerja pada rantai kinetik
harus diperkuat, seperti otot hamstring, otot gastrocsoleus, dan otot
pergelangan kaki (dorsiflexors).
Indikasi utama untuk total knee arthroplasty adalah untuk mengurangi rasa
nyeri yang berhubungan dengan arthritits di lutut pada pasien yang gagal
dengan terapi non operatif. Sebagai contoh, terapi non operatif untuk
pasien dengan osteoarthritis meliputi: modifikasi aktivitas, mengurangi
berat badan, menggunakan tongkat, analgesic dan/atau obat-obatan
nonsteroid antiinflamasi.
Sendi palsu memiliki keterbatasan seumur hidup dan daya tahan dari alat
tersebut tergantung dari faktor yang berhubungan dengan pasien dan
arthroplasty. Pertimbangan tersebut antara lain:
Umur –angka daya tahan 10 tahun prosthesis dari 11.606 total knee
arthroplasty primer yang dilakukan antara tahun 1978 dan 2000 untuk
pasien yang berumur kurang dari 55 tahun dengan pasien yang berumur
lebih dari 70 tahun sangat signifikan (83% banding 90%, masing-masing).
KONTRAINDIKASI
Infeksi yang aktif pada lutut atau diseluruh tubuh
Mekanisme ekstensor yang tidak berfungsi
Sirkulasi atau vaskularisasi ekstremitas yang jelek
Penyakit neurologis yang berpengaruh pada ekstremitas
D. PENATALAKSANAAN/JENIS-JENIS TINDAKAN
Pasang pen (ORIF)
Total Knee Replacement (TKR)
Unicompartmental Knee Arthroplasty (UKA)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen polos
Rontgen polos ini merupakan kunci diagnosa, perencanaan preoperatif
dan penialaian postoperatif dari artritis dan total knee
arthropalsty.Pemeriksaan minimum 3 posisi (foto anteroposterior, foto
lateral dan patella sudut tangensial) lebih baik dilakukan.
Posisi Lateral
Posisi ini dilakukan untuk menilai sendi paletofemoral dan posisi dari
patella (contohnya patella baja, patellaalta)
MRI
Laboratorium
Laboratorium preoperatif dapat berbeda-beda tergantung dari keadaan
pasien dan keperluannya, tetapi biasanya meliputi pemeriksaan darah
rutin, kimia dasar dan koagulasi tes (protombine time, INR dan partial
thromboplastine time).Pemeriksaan EKG dan rontgen toraks dilakukan
tergantung pada umur pasien dan kebijakan anestesi. Urinalisis dan
kultur urin juga dilakukan.
F. PATHWAY KEPERAWATAN (YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KASUS TINDAKAN)
G. GAMBAR
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN, INTERVENSI DAN RASIONAL
Diagnosa pre Operasi
a. Diagnosa I: ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan
b. Tujuan dan criteria hasil:
Dalam perawatan pre operatif klien diharapkan:
1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas.
3. Vital sign dalam batas normal
4. Postur tubuh, ekspresi wajah bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan
c. Intervensi
1. Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
prosedur.
2. Bantu klien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan.
3. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan
persepsi.
4. Intruksikan untuk menggunakan teknik relaksasi
5. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.
Diagnosa intra operatif:
a. Diagnosa I: kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif (perdarahan)
b. Tujuan dan kriteria hasil:
Dalam perawatan intra operatif klien diharapkan:
1. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
2. Tidak ada tanda-tanda sianosis
c. Intervensi
1. Monitor vital sign
2. Hentikan perdarahan
3. Persiapan untuk tranfusi
d. Diagnosa 2: Hipotermi berhubungan dengan pemajanan lingkungan
yang dingin
e. Kriteria hasil dan tujuan:
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Nadi/RR dalam rentang normal
f. Intervensi
1. Monitor suhu tubuh klien saat operasi
2. Kolaborasi pemberian obat dengan medis
Diagnosa post Operatif:
a. Diagnosa 1: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
sekret yang berlebihan
b. Tujuan dan kriteria hasil:
1. Menunjukkan jalan nafas yang paten (tidak ada suara nafas
abnormal)
2. Mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapatmenghambat
jalan nafas.
c. Intervensi
1. Pastikann kebutuhan oral/tracheal suctioning.
2. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.
3. Monitor status oksigen pasien.
4. Buka jalan nafas menggunakan teknik chin lift atau jaw thrust
5. Monitor respirasi dan status O2.
d. Diagnosa 2: Resiko Jatuh berhubungan dengan pemulihan status
kesadaran.
e. Tujuan dan kriteria hasil:
1. Meminimalkan faktor resiko yang dapat memicu jatuh
dilingkungan individu seperti pemasangan pagar pada bed klien.
2. Tidak terjadi jatuh/ resiko jatuh berkurang
f. Intervensi
1. Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang memperngaruhi resiko
jatuh.
2. Gunakan rel sisi panjang yang sesuai agar mencegah jatuh dari bed
klien
3. Memberikan pengawasan ketat.
I. DAFTAR PUSTAKA (10 tahun terakhir)
Mitra Medikasi.com, diakses pada 19 April 2017
Sarwendah. S“ ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN MASALAH
UROLOGI.” Erlangga, 2015
www.asepku.com, diakses pada 19 April 2017
Nurarif.A.H. ”ASUHAN KEPERAWATAN BERDSARKAN DIAGNOSA
MEDIS & NANDA NIC NOC”. MEDICATION Publishing, 2015
Banjamasin, April 2017
(……………………………….) (…………………………………)