1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan.
Contoh:
Saya ditugaskan oleh pimpinan untuk membeli alat tulis kantor: kertas, penggaris,
dan pulpen.
Ibu memerlukan peralatan dapur: panci, wajan, sendok, garpu, dan kompor.
Ayah membeli banyak buah-buahan: jeruk, melon, anggur, mangga, dan apel.
Bila kita perhatikan contoh tersebut, tanda titik dua digunakan untuk memerinci atau
memberikan penjelasan pada suatu pernyataan lengkap. Untuk mengetahui bahwa
suatu pernyataan termasuk pernyataan lengkap atau tidak lengkap dapat dilakukan
dengan cara membuang pemerincian atau penjelasannya.
Contoh:
Saya ditugaskan oleh pimpinan untuk membeli alat tulis kantor (tetap jelas).
2. Tanda titik dua tidak dipakai jika pemerincian atau penjelasan itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Saya ditugaskan oleh pimpinan untuk membeli kertas, penggaris, dan pulpen.
Ibu memerlukan panci, wajan, sendok, garpu, dan kompor.
a. pendahuluan,
b. landasan teori,
c. pembahasan,
d. kesimpulan.
Bila kita perhatikan, pada contoh tersebut pemerincian atau penjelasan tidak
menggunakan tanda titik dua. Alasannya, karena pemerincian atau penjelasan
tersebut berada sebagai posisi pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Apabila
pemerincian atau penjelasan tersebut dibuang, maka pernyataan tersebut menjadi
tidak lengkap dan tidak jelas.
Contoh:
3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapkan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
4. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Ayah: “Ibu sedang pergi kemana, Nak?”
5. Tanda titik dua dipakai diantara jilid atau nomor dan halaman.
Contoh:
6. Tanda titik dua dipakai diantara surah dan ayat dalam kitab suci.
Contoh:
Surah Alfatihah: 1
Surah Alfalaq: 3
Matius 2: 3
7. Tanda titik dua dipakai diantara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
Catatan:
Anak judul adalah tambahan pada judul buku dan sebagainya (karangan) yang
digunakan sebagai kata-kata penjelas terhadap judul.
8. Tanda titik dua dipakai diantara nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
Contoh:
Adapun salah satu materi yang berkaitan dengan bahasa Indonesia yaitu mengenai
penggunaan huruf kapital. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) terdapat ketentuan-ketentuan mengenai penggunaan huruf
kapital yang akan kita jadikan acuan dalam rangkuman materi kali ini dalam rangka
menghadapi TWK CPNS 2019 yang direncanakan akan menggunakan soal tipe
HOTS.
Contoh:
Bagaimana caranya?
Bila kita perhatikan contoh tersebut, dapat kita lihat bahwa setiap huruf pertama
awal kalimat (huruf a pada kata ayah, huruf b pada kata bagaimana dan huruf k
pada kata kita) menggunakan huruf kapital. Alasannya, karena huruf-huruf tersebut
merupakan huruf pertama awal kalimat sehingga ditulis menggunakan huruf kapital.
2.1 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Contoh unsur nama orang:
Bila kita perhatikan contoh tersebut, dapat kita lihat bahwa setiap huruf pertama
unsur nama orang (huruf i pada kata Ismail, huruf M pada kata Marzuki, huruf a
pada kata Ahmad, huruf s pada kata Sanusi, huruf d pada kata Dewi dan huruf k
pada kata Komalasari) menggunakan huruf kapital. Alasannya, karena huruf-huruf
tersebut adalah huruf pertama unsur nama orang, sehingga ditulis dengan
menggunakan huruf kapital.
Bila kita perhatikan contoh tersebut, dapat kita lihat pada setiap huruf pertama unsur
nama julukan (huruf d dan t pada kata Dwi Tunggal, huruf k pada kata Kota
Kembang, serta huruf z dan k pada kata Zamrud Khatulistiwa) menggunakan huruf
kapital. Alasannya, karena huruf-huruf tersebut adalah huruf pertama unsur nama
julukan, sehingga ditulis dengan menggunakan huruf kapital.
2.2 Huruf kapital tidak dipakai apabila unsur nama orang digunakan sebagai nama
jenis atau nama satuan.
Contoh:
10 watt
100 ohm
Bila kita perhatikan, bahwa nama jenis (diesel) tidak ditulis dalam huruf kapital
meskipun berasal dari unsur nama orang (Rudolf Diesel), begitupula dengan nama
satuan (watt dan volt) tidak ditulis dalam huruf kapital meskipun berasal dari unsur
nama orang (James Watt dan Georg Simon Ohm). Alasannya, karena huruf-huruf
tersebut adalah huruf pertama pada nama jenis atau nama satuan sehingga tidak
ditulis dengan huruf kapital.
2.3 Huruf kapital tidak dipakai apabila unsur nama orang atau nama julukan terdapat
kata yang bermakna ‘anak dari’ seperti bin, binti, boru, van atau huruf pertama kata
tugas maka penulisannya tidak menggunakan huruf kapital.
Contoh:
Bila kita perhatikan unsur nama orang (huruf b pada kata bin, huruf b pada kata binti,
dan huruf v pada kata van) tidak menggunakan huruf kapital, begitupula dengan
unsur nama julukan (huruf d pada kata dari) juga tidak menggunakan huruf
kapital.Alasannya, karena huruf-huruf tersebut adalah huruf pertama pada unsur
nama orang yang bermakna 'anak dari', sehingga tidak ditulis dengan huruf kapital.
Contoh kata tugas (di, ke, dari, dan, yang, untuk, tentang).
Contoh:
Bila kita perhatikan, huruf awal kalimat dalam petikan langsung (huruf b pada kata
bagaimana, huruf b pada kata berhati-hatilah, dan huruf M pada kata mereka)
menggunakan huruf kapital. Alasannya, karena huruf-huruf tersebut adalah huruf
pertama pada awal kalimat dalam petikan langsung, sehingga ditulis dengan huruf
kapital.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci,
Tuhan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
5.1 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar
akademik yang mengikuti nama orang.
Contoh:
Peserta CPNS yang lolos pada jabatan Analis Kelembagaan bernama Ahmad
Permana, Sarjana Hukum.
5.2 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai
sebagai sapaan.
Contoh:
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
7.1 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.
Contoh:
Salah satu bahasa daerah yang sering dipergunakan oleh masyarakat Jawa Barat
adalah bahasa Sunda.
Catatan:
Bila kita perhatikan, penulisan nama bangsa yang tepat adalah bangsa Indonesia
bukan Bangsa Indonesia (huruf b tidak ditulis dengan huruf kapital dan huruf i pada
kata Indonesia ditulis dengan huruf kapital). Selanjutnya, penulisan nama suku yang
tepat adalah suku Sunda bukan Suku Sunda (huruf s pada kata suku tidak ditulis
dengan huruf kapital dan huruf s pada kata Sunda ditulis dengan huruf kapital).
Kemudian, penulisan yang tepat adalah bahasa Sunda bukan Bahasa Sunda (huruf
b pada kata bahasa tidak ditulis dengan huruf kapital dan huruf s pada kata Sunda
ditulis dengan huruf kapital).
7.2 Huruf kapital tidak dipakai apabila nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
menjadi bentuk dasar kata turunan.
Contoh:
Unduh adalah salah satu contoh pengindonesiaan kata asing untuk download.
Catatan:
Kata turunan adalah kata dasar yang telah mendapatkan imbuhan (awalan, sisipan,
akhiran), pengulangan maupun gabungan kata.
8.1 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan haris
besar atau hari raya.
Contoh:
Salah satu ciri dari tahun Kabisat adalah angka tahunnya bisa dibagi angka empat.
Ketupat adalah salah satu makanan khas yang ada pada hari Lebaran.
8.2 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Contoh:
Contoh:
Perlombaan senjata antar negara dapat membawa risiko terjadinya perang dunia.
Catatan:
Bila kita perhatikan, huruf-huruf awal pada kata perang dunia tidak ditulis dengan
huruf kapital. Alasannya, karena kata ‘perang dunia’ pada contoh tersebut bukan
merupakan nama peristiwa sejarah sehingga tidak ditulis dengan huruf kapital.
Kata ‘perang dunia’ pada contoh tersebut merupakan nama jenis, adapun nama
peristiwa sejarah yang sebenarnya bernama Perang Dunia I atau Perang Dunia II.
Kita tidak dapat mengetahui kapan terjadinya perang dunia, karena perang dunia
bukan merupakan peristiwa sejarah. Namun, kita bisa mengetahui kapan terjadinya
Perang Dunia I yaitu pada tahun 1914 - 1918 dan Perang Dunia II yaitu pada tahun
1939-1945.
Contoh:
Bandung
Pulau Jawa
Asia Tenggara
Gunung Semeru
Jazirah Arab
Kecamatan Padalarang
Kelurahan Cimahi Tengah
Jalan Gatot Subroto
9.2 Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf
kapital.
Contoh:
Catatan:
Bila kita perhatikan, kata ‘gunung’ tidak ditulis dengan huruf kapital karena bukan
nama diri geografi. Kata ‘gunung’ termasuk kedalam kategori nama jenis. Nama diri
geografi yang berhubungan dengan gunung misalnya, Gunung Tangkuban Parahu,
Gunung Semeru, dan Gunung Kilimanjaro.
9.3 Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis
dengan huruf kapital.
Contoh:
petai cina
jeruk bali
pisang ambon
jeruk bali
Catatan:
Untuk membedakan nama diri dengan nama jenis dapat dilakukan dengan cara
menganalisis nama tersebut setelah ditambah dengan nama geografi. Apabila suatu
nama yang telah ditambahkan nama geografi hanya dapat disejajarkan dengan
nama geografi lainnya maka nama tersebut termasuk kedalam nama diri, sedangkan
bila suatu nama yang telah ditambahkan nama geografi dapat disejajarkan dengan
nama jenis lain dalam kelompoknya maka termasuk kedalam nama jenis.
Contohnya, bila kita analisis kata 'batik Solo' maka nama tersebut termasuk kedalam
nama diri. Alasannya, karena bila kita sejajarkan kata 'batik Solo' dengan 'batik tulis'
maka perbandingannya tidak sejajar. Kata 'batik Solo' merujuk pada batik dengan
motif khas Solo (ciri khas daerah) sedangkan 'batik tulis' merujuk pada teknik
pembuatan batik.
Berdasarkan analisis tersebut, dapat kita lihat secara jelas bahwa perbandingannya
tidak sejajar karena yang satu merujuk pada motif khas daerah tertentu sedangkan
yang satu lagi merujuk pada teknik pembuatannya.
Kata 'batik Solo' hanya bisa disejajarkan dengan nama geografi lainnya seperti batik
Cirebon, batik Pekalongan, ataupun batik Yogyakarta, sehingga kata 'batik Solo'
merupakan nama diri geografi sehingga penulis huruf awal nama georafinya ditulis
dengan huruf kapital.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau
dokumen, kecuali kata tugas.
Contoh:
Salah satu lembaga negara di Indonesia adalah Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia.
Catatan:
Contoh kata tugas (di, ke, dari, dan, yang, untuk, tentang)
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama
majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
Catatan:
Contoh kata tugas (di, ke, dari, dan, yang, untuk, tentang)
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan.
Contoh:
Prof. = profesor
Sdr. = saudara
Ny. = nyonya
Tn. = Tuan
13.1 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau
pengacuan.
Contoh:
Catatan:
Kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti Bapak, Ibu, Kakak, Adik, dan
Saudara. Huruf pertama kata penunjuk kekerabatan yang tidak digunakan sebagai
penyapaan atau pengacuan tidak ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
Contoh:
TWK - Nasionalisme 1
Pengertian Nasionalisme
Untuk memahami tentang hal, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah
mengetahui terlebih dahulu pengertian dari hal yang akan kita pelajari. Adapun
dalam hal ini, hal yang akan kita pelajari berkaitan dengan Nasionalisme. Apa yang
dimaksud dengan Nasionalisme?
Nasionalisme di Indonesia
2. sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan;
Nasionalisme Ekstrem
Nasionalisme adalah sebuah paham yang bersifat positif dan sesuai dengan
Pancasila. Namun, apabila dalam pelaksanaannya tidak memperhatikan
keseimbangan antara hak dan kewajiban maka akan lahir Nasionalisme Ekstrem,
yaitu :
1. Chauvinisme
Chauvinisme adalah sebuah paham yang mengajarkan seseorang untuk mencintai
bangsa dan negaranya sendiri dengan cara mengagungkan bangsa sendiri dan
merendahkan bangsa lain. Berdasarkan pengertian tersebut, Chauvinisme memiliki
persamaan dengan Nasionalisme yaitu sama-sama mengajarkan seseorang untuk
mencintai bangsa dan negaranya sendiri.
Namun, terdapat perbedaan yang besar antara Chauvinisme dan Nasionalisme yaitu
dalam tindakan, ucapan atau sikap yang ditunjukkan dalam mencintai bangsa dan
negaranya tersebut. Orang yang menganut paham Chauvinisme akan berusaha
mencintai dan memajukan bangsa dan negaranya walaupun dengan cara menindas
bangsa dan negara lain serta terlalu berlebihan merasa bangga dengan bangsa dan
negaranya sehingga menganggap bangsa dan negara lain lebih rendah
martabatnya.
2. Fasisme
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Fasisme adalah paham golongan
nasionalis esktrem yang menganjurkan pemerintahan otoriter. Berdasarkan
pengertian tersebut, artinya fasisme memiliki keterkaitan dengan Nasionalisme.
Keterkaitan antara Fasisme dan Nasionalisme yaitu sama-sama sebagai paham
yang dilandasi rasa cinta terhadap bangsa dan negaranya sendiri.
Namun, terdapat perbedaan besar antara Fasisme dan Nasionalisme yaitu dalam
mengungkapkan rasa cintanya, orang yang menganut Fasisme menggunakan
paksaan agar masyarakat mencintai bangsa dan negaranya sedangkan
Nasionalisme menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mencintai bangsa dan
negaranya.
Paksaan yang dilakukan oleh orang yang menganut Fasisme diwujudkan melalui
kepemimpinan seseorang yang bersifat otoriter dan absolut. Kekuasaan harus
dipegang oleh satu orang (pemusatan kekuasaan) serta segala perintah yang
dikeluarkan harus dipatuhi oleh semua masyarakat tanpa terkecuali.
Apabila ada masyarakat yang tidak mematuhi peraturan, maka ia akan dianggap
sebagai musuh sehingga dalam Fasisme identitas harus seragam (harus sama
mengikuti perintah) dan musuh negara itu tidak hanya berasal dari luar akan tetapi
dari dalam (masyarakat itu sendiri bisa dianggap sebagai musuh).
TWK - Integritas 1
Pengertian Integritas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Integritas diartikan sebagai keadaan
yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan
memancarkan kewibawaan. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua kalimat yang
dapat dijadikan kunci untuk memahami tentang Integritas, yaitu:
Bila kita cermati kalimat ini, maka kita akan mengetahui bahwa integritas tercipta
dari dua unsur atau lebih yang membentuk suatu kesatuan yang utuh. Unsur-unsur
tersebut bisa berupa apa saja tergantung dari kata integritas dilekatkan.
Bila kata integritas dilekatkan dengan konteks kehidupan berbangsa dan bernegara,
maka unsur-unsur tersebut bisa berupa masyarakat dari dua suku atau lebih yang
berbeda yang membentuk suatu kesatuan utuh dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Integritas di Indonesia
Setelah kita mengetahui pengertian tentang Integritas, maka kita akan hubungkan
integritas tersebut dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, Integritas dapat
menyatukan keanekaragaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa yang dimiliki
oleh masyarakat Indonesia.
Suku-suku yang tersebar di wilayah Indonesia, diantaranya yaitu: suku Sunda, suku
Batak, suku Madura, suku Bugis, suku Betawi, suku Baduy, suku asmat, Suku dani,
Suku Ambon, suku Minangkabau, dan lain-lain.
Agama yang tersebar di Indonesia, yaitu: Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik,
Hindu, Budha dan Kong Hu Chu. Ras yang tersebar di wilayah Indonesia,
diantaranya yaitu: ras Melayu Mongoloid, ras Weddoid, ras Negroid, ras Papua
Melanezoid
Budaya yang tersebar di wilayah Indonesia, diantaranya yaitu: tari daerah, lagu
daerah dan bahasa daerah. Bahasa yang tersebar di wilayah Indonesia, diantaranya
yaitu: bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Betawi, bahasa Madura, bahasa Batak,
bahasa Melayu, dan lain-lain.
3. PERSATUAN INDONESIA
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Mahkamah Konstitusi
● Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap
Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara
yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus
pembubaran partai politik dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan
umum.
● Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan
Perwaklian Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau
Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar.
● Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi
yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh
Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga orang
oleh Presiden.
● Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh hakim
konstitusi.
● Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela,
adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak
merangkap sebagai pejabat negara.
Komisi Yudisial
● Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan
hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
● Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di
bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela.
● Anggota Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Mahkamah Agung
● Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji
peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap
undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
undang-undang.
● Hakim Agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela,
adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum.
● Calon Hakim Agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan
Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai
hakim agung oleh Presiden.
● Ketua dan wakil ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim agung.
Pemilihan Umum
● Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
dan adil setiap lima tahun sekali.
● Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan wakil presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
● Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat
dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.
● Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah
adalah perseorangan.
● Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang
bersifat nasional, tetap, dan mandiri.
Pemerintah Daerah
● Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur
dengan undang-undang.
● Pemerintah daerah provinsi, daerah Kabupaten, dan Kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.
● Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan
umum.
● Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah
daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokratis.
● Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
Pemerintahan Pusat.
● Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-
peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
● Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam
undang-undang.
● Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten, dan kota, atau provinsi dan kabupaten dan kota, diatur
dengan undang- undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman
daerah.
● Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur
dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.
● Negara mengakui dan menghormati satuan- satuan pemerintahan daerah
yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-
undang.
● Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.
Kementrian Negara
● Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
● Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
● Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
● Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur
dalam undang-undang.
● Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang
diatur dengan undang-undang.
● Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan
nasihat dan pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dalam
undang-undang.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam Permusyawatan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pemahaman Bacaan
Kemampuan bahasa, daya ingat, kemampuan konsentrasi, ketelitian, dan
menyelesaikan masalah mendukung kemampuan pemahaman bacaan. Berikut
adalah materi seputar bacaan.
1. Paragraf deduktif
Gagasan utama terletak pada awal paragraf.
2. Paragraf induktif
Gagasan utama terletak pada akhir paragraf.
3. Paragraf campuran
Gagasan utama terletak pada awal dan akhir paragraf.
E. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas, yaitu kalimat yang isinya memperjelas, menguraikan, atau berupa
rincian-rincian tentang kalimat utama.
TIPS:
Berikut adalah tips untuk meningkatkan pemahaman bacaan.
1. Perbanyak membaca
Melatih diri dengan banyak membaca menjadikan Anda gemar membaca sehingga
Anda akan terlatih dengan bacaan-bacaan panjang dan tidak cepat lelah saat
membaca.
Jangan khawatir bagi Anda yang tidak terlalu senang membaca, ada tips untuk
Anda, yaitu awali dengan membaca bacaan pendek, misalnya berita di koran, artikel
majalah kesayangan Anda, artikel di internet yang menarik minat Anda untuk
membaca.
Terus lakukan kebiasaan kecil ini dan bertahap Anda coba membaca cerita pendek
di koran atau majalah, novel atau buku yang tentunyajuga menarik minat membaca
Anda sehingga lambat laun Anda akan terbiasa dengan suatu bacaan, terutama saat
tes pemahaman bacaan.
2. Latihan membaca cepat
Waktu yang disediakan dalam tes sangat terbatas sehingga apabila Anda
menerapkan kebiasaan cara baca santai seperti saat di rumah tanpa target waktu
akan menjadi sangat merugikan saat tes berlangsung. Teknik membaca cepat dapat
membantu Anda dalam menjawab soal dengan lebih mudah dan cepat dengan
membaca langsung ke inti-intinya karena pada umumnya soal-soal yang ditanyakan
dalam tes terdapat di inti bacaan.
3. Ambil intinya
Saat membaca, bagian yang paling penting Anda baca adalah di awal bacaan
(paragraf 1) karena di situlah letak gagasan utama/gagasan pokok/ide pokok
bacaan. Lanjutkan dengan membaca awal atau akhir setiap paragraf karena
biasanya di situ merupakan letak kalimat utama paragraf.
Setelah mendapatkan kalimat utama paragraf, cobalah melanjutkan dengan
mengambil inti dari kalimat utama paragraf tersebut karena inti dari kalimat utama
merupakan gagasan utama/gagasan pokok/ ide pokok paragraf. Terakhir, bacalah
bagian akhir bacaan karena biasanya intisari atau kesimpulan bacaan ada di bagian
tersebut.
4. Cermati fakta dan data dalam bacaan
Anda bisa menandaifaktayang terjadi dalam sebuah kejadian atau data yang
terdapat di bacaan dengan menandai dengan garis bawah karena bisa jadi fakta dan
data ini dapat membantu Anda dalam menjawab soal selanjutnya. Dengan
berpedoman fakta dan data dalam bacaan maka Anda dapat terhindar dari opini
yang mungkin Anda bentuk selama membaca.
TRIK:
Berikut adalah trik agar mempermudah Anda dalam menyelesaikan soal yang ada
kaitannya dengan pemahaman bacaan.
A. Penulisan Huruf
● Awal kalimat
Contoh:
Bus itu melaju dengan cepat.
● Awal petikan langsung
Petikan langsung ditandai dengan (" ... ")
Contoh:
Ibu berkata, "Ayo bangun, matahari sudah tinggi."
● Dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal keagamaan Ungkapan yang
berhubungan dalam hal keagaamaan berupa: nama Tuhan, termasuk kata ganti untuk
Tuhan, dan kitab suci,
Contoh:
Allah, Maha Kuasa, Al-Qur'an, Alkitab, Islam, Hindu, Hanya kepada-Mu kami
memohon.
● Unsur nama orang
Contoh:Gunawan Wibisono
● Unsur singkatan nama orang, gelar, dan sapaan
Untuk menulis singkatan selalu diikuti oleh tanda titik.
Contoh:
Dr. Purwa Hastuti, Ny. Martha, Prof. Gunawan, Lutfi, S.Pd.
● Nama gelar kehormatan, keagamaan, dan keturunan yang diikuti nama orang
Contoh:
Haji Zulkarnaen, Sultan Syahrir
● Unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi dan nama
tempat.
Contoh:
Kepala Dinas Pertanian, Presiden Joko Widodo, Kolonel Panjaitan
● Bedakan dengan penulisan berikut.
Siapakah presiden pertama kita?
Wakil Kepala Dinas Pertanian Samanhudi naik jabatan menjadi kepala dinas
pertanian.
● Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
Contoh:
bahasa Jawa, suku Baduy, bangsa Indonesia
● Bedakan dengan penulisan berikut.
mengindonesiakan kata-kata asing
● Nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah
Contoh:
hari Senin, bulan Juli, tahun Hijriah, hari Natal, Proklamasi, Perang Dunia I
● Nama geografi
Contoh:
Jalan Wisnu, Selat Sunda
● Unsur nama negara, lambang pemerintahan, serta nama dokumen resmi
Contoh:Pengadilan Tinggi, Kementerian Hukum dan HAM, Piagam Jakarta
● Setiap unsur bentuk ulang sempurna yang dipakai sebagai nama badan, lembaga
pemerintah, dokumen resmi
Contoh:
Undang-Undang Dasar 1945
● Semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali
kata tugas
Kata tugas adalah kata partikel seperti: di, ke, dari, untuk, dan yang.
Kata tugas tidak terletak pada posisi awal kalimat.
Contoh:
Pendidikan Karakter, karangan Gunawan, Wibisono
● Kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai sapaan dan pengacuan
Kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti: bapak, ibu, adik, saudara, kakak, dan
paman.
Contoh:
Kapan Paman datang?
Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.
● Bedakan dengan penulisan berikut ini.
Kita wajib menghormati bapak dan ibu kita.
C. Penulisan Kata
1. Kata depan
Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikuti, kecuali di
dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata
seperti kepada dan daripada.
Contoh:
di sungai, ke Jakarta, dari Mekkah
4. Partikel
● Landasan kebijakan politik luar negeri Orde Baru telah ditetapkan dalam Tap No.
XII/MPRS/1966.
● Menurut rumusan yang telah ditetapkan MPRS, politik luar negeri RI adalah bebas
dan aktif, yaitu tidak mengikat diri pada salah satu blok ataupun pakta militer.
3. Tujuan KAA
4. Pelaksanaan KAA
5. Peserta KAA
● Indonesia
● India
● Birma (Myanmar)
● Pakistan
● Sri Lanka
● Afganistan
● Kamboja
● Laos
● Libanon
● Liberia
● Libya
● Nepal
● Filipina
● Saudi Arabia
● Republik Rakyat Cina
● Mesir
● Ethiopia
● Ghana
● Iran
● lrak
● Jepang
● Yordania
● Sudan
● Syiria
● Thailand
● Turki
● Vietnam Utara
● Vietnam Selatan
● Yaman
6. Hasil-hasil KAA
7. Pengaruh KAA
● Faktor intern
Lahirnya negara-negara baru di Asia Tenggara setelah berakhirnya Perang Dunia II.
● Faktor ekstern
Adanya kekhawatiran dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara oleh gerakan
komunis yang berusaha menguasai seluruh Vietnam, Laos, dan Kamboja sebagai
negara komunis.
● Deklarasi ASEAN ditandatangani pada 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh utusan dari 5
negara di kawasan Asia Tenggara.
● Kelima tokoh yang menandatangani Deklarasi ASEAN adalah:
Indonesia : Adam Malik
Malaysia : Tun Abdul Razak
Singapura : S. Rajaratnam
Filipina : Narsisco Ramos
Thailand : Thanat Khoman
● Kelima negara di atas merupakan anggota ASEAN pada awal berdirinya.
● Saat ini, anggota ASEAN sudah bertambah 5 negara, yaitu Brunei Darussalam,
Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.
3. Tujuan ASEAN
● Piagam Atlantik,
● Konferensi Washington,
● Konferensi Moscow, dan
● Konferensi San Fransisco.
2. Tujuan PBB
● Secara tidak langsung, Indonesia ikut menciptakan perdamaian dunia melalui kerja
sama dalam Konferensi Asia-Afrika, ASEAN, maupun Gerakan Non Blok.
● Secara langsung, Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda sebagai sumbangan
terhadap PBB untuk menciptakan perdamaian dunia.
● Pada 1985, Indonesia membantu PBB memberikan bantuan pangan ke Ethiopia
ketika dilanda bahaya kelaparan.
● Indonesia pernah dipilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
2. Tujuan GNB
● Gerakan Non Blok bertujuan untuk meredakan ketegangan dunia sebagai akibat
pertentangan antara blok Barat dan blokTimur.
o Peranan Indonesia dalam GNB
1. Penghentian semua operasi militer dengan segera oleh Belanda dan penghentian
semua aktivitas gerilya oleh Indonesia.
2. Pembebasan dengan segera tanpa bersyarat semua tahanan politik di dalam daerah
Indonesia oleh Belanda.
3. Belanda harus memberikan kesempatan kepada para pemimpin Indonesia untuk
kembali ke Yogyakarta.
4. Perundingan-perundingan akan dilakukan dalam waktu secepatnya.
5. Komisi Tiga Negara diganti namanya menjadi Komisi PBB untuk Indonesia
(UNCI/United Nations Commision for Indonesia). Tugas UNCI untuk membantu
melancarkan perundingan-perundingan.
1. Perundingan Linggajati
2. Perundingan Renville
● Perundingan ini diadakan pada 8 Desember 1947 di atas kapal perang Renville.
Pimpinan delegasi Indonesia: Amir Syarifuddin.
Pimpinan delegasi Belanda: R. Abdulkadir Widjojoatmodjo.
● Hasil Perundingan Renville ditandatangani pada 17 Januari 1948.
● Isi perundingan Renville adalah:
1. Pemerintah RI harus mengakui kedaulatan Belanda atas Hindia-Belanda
sampai pada waktu yang ditetapkan oleh Kerajaan Belanda untuk mengakui
Negara Indonesia Serikat (NIS).
2. Akan diadakan pemungutan suara untuk menentukan penduduk di
daerah-daerah Jawa, Madura, dan Sumatra menginginkan daerahnya
bergabung dengan RI atau negara bagian lain dari Negara Indonesia Serikat
(NIS).
3. Setiap negara (bagian) berhak tinggal di luar NIS atau menyelenggarakan
hubungan khusus dengan NIS atau Belanda.
3. Persetujuan Roem-Royen
Orde Reformasi
● Pada 7 Juni 1998
Dilaksanakan pemilu pertama pada orde reformasi yang diikuti 48 partai
politik. Suara terbanyak diraih oleh Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP).
● Pada Oktober 1999
Dalam Sidang Umum MPR bulan Oktober 1999, terpilihlah K.H. Abdurrahman
Wahid sebagai presiden dan Megawati Soekarnoputri sebagai wakil presiden.
● Masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid tidak berlangsung lama
dan digantikan oleh Megawati Soekarnoputri.
● Kepemimpinan Presiden Megawati didampingi oleh Hamzah Haz yang dipilih
melalui voting (pemungutan suara).
● Pada 5 April 2004
Dilaksanakan pemilu untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD.
● Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung
Pemilu untuk memilih presiden secara langsung dilaksanakan dua putaran,
yaitu 5 Juli dan 20 September 2004. Presiden dan wakil presiden terpilih
adalah Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Pemilihan presiden dan
wakil presiden oleh rakyat secara langsung ini merupakan pertama kali dalam
sejarah di Indonesia.
● Pada pemilu 2009
Susilo Bambang Yudhoyono kembali terpilih menjadi presiden dengan
wakilnya adalah Boediono.
● Pada pemilu 2014
Joko Widodo terpilih menjadi presiden dengan Jusuf Kalla sebagai wakil
presiden.
Latar belakang :
● Sikap pemerintah yang tidak tegas terhadap PKI yang telah melakukan
pengkhianatan terhadap negara.
● Kondisi ekonomi yang memburuk.
4. Nawaksara
● Pemilihan umum pertama pada masa orde baru dilaksanakan pada 3 Juli 1971. Diikuti
oleh 10 partai, yaitu
o PKRI,
o Nahdatul Ulama (NU),
o Parmusi,
o Parkindo,
o Musyawarah Rakyat Banyak (Murba),
o Partai Nasional Indonesia (PNI),
o Perti,
o lkatan Pendukungan Kemerdekaan Indonesia (IPKI), dan
o Golongan Karya (Golkar).
● Pemilu ini dimenangkan Golkar.
● Pemilu selanjutnya dilaksanakan pada 1977, 1982, 1987, 1992.
Pemilu tahun 1977-1997 diikuti oleh tiga organisasi peserta pemilu, yaitu
o Partai Persatuan Pembangunan (PPP),
o Golongan Karya (Golkar), dan
o Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
● Pemilu-pemilu di Indonesia, selama Orde Baru selalu dimenangkan oleh Golkar.
● Tap No. IV/MPR/1973 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai
ganti Manipol/ Manifestasi Politik.
● Tap No. IX/MPR/1973 tentang pemilihan Jenderal Soeharto sebagai Presiden RI.
● Tap No. XI/MPR/1973 tentang pemilihan Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai
Wakil Presiden RI.
Pemberontakan-Pemberontakan Di Daerah
Berikut adalah beberapa pemberontakan yang pernah terjadi di daerah.
● Peristiwa G 30 S/PKI
Pada awal tahun 1960, kondisi ekonomi begitu memprihatinkan dan kondisi sosial
politik penuh gejolak. Memanfaatkan situasi tersebut PKI berusaha menyusun
kekuatan dan melakukan pemberontakan.
Puncak ketegangan politik terjadi secara nasional pada dini hari 30 September
1965, yaitu terjadinya penculikan dan pembunuhan terhadap para perwira
Angkatan Darat di bawah pimpinan Letnan Kolonel Untung. Para perwira TNI
AD yang diculik dan dibunuh oleh sekelompok G 30 S/PKI dikenal dengan
nama pahlawan revolusi. Berikut daftar nama pahlawan revolusi.Peristiwa
pembunuhan oleh G 30 S/PKI juga terjadi di Yogyakarta, yang mengakibatkan
gugurnya dua orang perwira TNI AD yaitu Kolonel Katamso dan Letnan
Kolonel Sugiyono.
Dalam peristiwa tersebut, Jenderal Abdul Haris Nasution berhasil meloloskan
diri dari pembunuhan. Akan tetapi puteri beliau yang bernama Ade Irma
Nasution tewas akibat tembakan para penculik.
Sebagai reaksi dari pemberontakan ini Presiden Soekarno memberi tugas
kepada Mayor Jenderal Soeharto yang pada saat itu menjabat sebagai
Panglima Kostrad, untuk memimpin operasi penumpasan terhadap Gerakan
30 September. Tindakan-tindakan yang dilakukannya adalah:
● Peristiwa DI/TII
o Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat
▪ Pada 7 Agustus 1949
Di Tasikmalaya, Jawa Barat, Kartosuwiryo memproklamasikan
berdirinya Negara Islam Indonesia.
▪ Gerakannya dinamakan Darul Islam (DI) sedangkan tentaranya
dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII). Pembrontakan ini
dikenal dengan nama Pemberontakan DI/TII.
▪ Gerakan ini dibentuk saat Jawa Barat ditinggal oleh pasukan
Siliwangi yang berhijrah ke Yogyakarta dan Jawa Tengah.
▪ Dalam menghadapi aksi DI/TII, pemerintah mengerahkan
pasukan TNI untuk menumpas gerakan ini.
▪ Pada 1960
Pasukan Siliwangi bersama rakyat melakukan operasi "Pagar
Betis" dan operasi "Bratayudha".
▪ Pada 4 Juni 1962
Kartosuwiryo beserta para pengawalnya dapat ditangkap oleh
pasukan Siliwangi dalam operasi "Bratayudha" di Gunung
Geber, daerah Majalaya, Jawa Barat.
o Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah
▪ Pemimpin: Amir Fatah
▪ Wilayah: Brebes, Tegal, dan Pekalongan.
▪ Pada Januari 1950
Pemerintah melakukan operasi kilat yang disebut Gerakan
Banteng Negara (GBN) untuk menumpas pemberontakan ini, di
bawah pimpinan Letnan Kolonel Sarbini.
o Pemberontakan DI/TII di Aceh
▪ Pimpinan : Teuku Daud Beureuh
▪ Latar belakang: Daud Beureuh merasa kecewa karena status
Aceh pada 1950, diturunkan dari daerah istimewa menjadi
karesidenan di bawah Provinsi Sumatra Utara.
▪ Semula pemerintah menggunakan kekuatan senjata dalam
menghadapi pemberontakan ini.
▪ Selanjutnya atas prakarsa Kolonel M. Yasin yang menjabat
sebagai Pangdam 1/lskandar Muda, pada 17-21 Desember
1962 diselenggarakan "Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh"
yang mendapat dukungan tokoh-tokoh masyarakat Aceh
sehingga pemberontakan dapat dipadamkan.
o Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan
▪ Pimpinan: Kahar Muzakar
▪ Latar belakang: Pada 30 April 1950, Kahar Muzakar menuntut
kepada pemerintah agar pasukannya dimasukkan ke dalam
Angkatan Perang RIS (APRIS). Tuntutan ini ditolak karena
harus melalui penyaringan.
▪ Untuk menghadapi pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan
ini, pemerintah melakukan operasi militer.
▪ Pada Februari 1965, Kahar Muzakar berhasil ditangkap dan
ditembak mati.
o Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan
▪ Pimpinan: lbnu Hajar
▪ Pada awalnya pemerintah memberi kesempatan kepada lbnu
Hajar untuk menyerah. Akan tetapi setelah menyerah, lbnu
Hajar melarikan diri dan melakukan pemberontakan lagi.
Selanjutnya, pemerintah mengerahkan pasukan TNI sehingga
akhir tahun 1959, lbnu Hajar beserta seluruh anggota
gerombolannya tertangkap.
Hal ini disebabkan oleh masalah otonomi serta perimbangan keuangan antara pusat
dan daerah. Akhir tahun 1956 beberapa panglima militer di berbagai daerah
membentuk dewan-dewan yang ingin memisahkan diri dari pemerintah pusat,
antara lain:
2. Persaingan ideologi
Sejak tahun 1950 persaingan antara kelompok Islam dan kelompok nasionalis mulai
terlihat.
Ciri-ciri:
Pada saat itu, kabinet yang berkuasa silih berganti hanya dalam waktu singkat, yaitu
tahun 1950-1955. Terdapat empat kabinet yang memerintah, antara lain:
● Kabinet Natsir
Masa kerja: 6 September 1950-20 Maret 1951.
● Kabinet Sukirman
Masa kerja: 26 April 1951- Februari 1952.
● Kabinet Wilopo
Masa kerja: April 1952- 2 Juni 1953.
● Kabinet Ali Sastroamidjoyo I
Masa kerja: 31 Juli 1953 - 24 Juli 1955.
1. Gelombang I
2. Gelombang II
● 208 kabupaten,
● 2.139 kecamatan, dan
● 43.429 desa.
● Fraksi Masyumi, merupakan fraksi terbesar dengan jumlah anggotanya ada 60
orang.
● Fraksi PNI beranggotakan 58 orang.
● Fraksi NU beranggotakan 47 orang.
● Fraksi PKI beranggotakan 32 orang.
1. Pertempuran Surabaya
2. Pertempuran Ambarawa
1. Jalur konfrontasi
2. Jalur diplomasi
1. Rakyat
2. Wilayah
3. Pemerintahan yang berdaulat
4. Pengakuan dari negara lain Indonesia memperoleh pengakuan dari negara
lain pertama kali, yaitu Mesir.
1. Pembentukan PPKI
3. Sidang PPKI
● Pada akhir 1944, posisi Jepang di berbagai kawasan mulai terdesak. Keadaan ini
terjadi karena beberapa hal sebagai berikut.
1. Jepang terus menerus mengalami kekalahan dari serbuan Sekutu dalam
Perang Pasifik.
2. Perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia dan tentara PETA.
● Pada 17 Juli 1944, Perdana Menteri Hideki Tojo meletakkan jabatan dan diganti oleh
Jenderal Kuniaki Koiso.
Tugas utama perdana menteri baru (Jenderal Kuniaki Koiso) adalah memulihkan
kewibawaan Jepang di hadapan bangsa-bangsa Asia yang baru saja dibebaskan oleh
Jepang dari cengkeraman imperialis Eropa. Langkah politik Perdana Menteri Koiso
terhadap Indonesia, antara lain:
1. Menjanjikan kemerdekaan Indonesia di depan parlemen Jepang.
2. Bendera merah putih boleh dikibarkan berdampingan dengan bendera Jepang.
Jepang memberikan janji tersebut agar rakyat Indonesia tidak mengadakan
perlawanan terhadap Jepang.
● Pada 1 Maret 1945, diumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa Jepangnya
Dokuritsu Junbi Cosakai.
2. Peresmian BPUPKI
3. Sidang BPUPKI
● Bidang ekonomi
o Perluasan areal persawahan untuk meningkatkan produksi beras.
o Melakukan pengawasan pertanian dan perkebunan yang bertujuan untuk
mengendalikan harga barang.
● Bidang pemerintahan
o Pemerintahan pendudukan Jepang adalah pemerintahan yang sangat diktator.
o Untuk memudahkan pengawasan, pemerintahan dibagi menjadi beberapa
bagian yang bertujuan agar semua daerah dapat dikendalikan untuk
kepentingan pemerintahan bala tentara Jepang.
● Bidang militer
o Bangsa Indonesia hampir selalu dilibatkan dalam berbagai organisasi, baik
militer maupun semiliter, dengan tujuan bangsa Indonesia mau membantu
pemerintahan Jepang dalam usaha untuk memenangkan peperangan
melawan sekutu.
o Beberapa organisasi militer yang dibentuk pemerintahan Jepang sebagai
berikut.
▪ Seinendan (barisan pemuda)
▪ Keibodan (barisan pembantu polisi)
▪ Fujinkai (barisan wanita)
▪ Heiho (pembantu prajurit Jepang)
▪ Syuisyintai (barisan pelopor)
▪ Jawa Hokokai (perhimpunan kebaktian rakyat Jawa)
▪ PETA(Pembela Tanah Air)
● Bidang sosial budaya
o Pada masa pemerintahan Jepang, media massa diawasi dengan ketat.
o Namun demikian, surat kabar dan radio ikut berfungsi memperluas
perkembangan bahasa Indonesia.
● Ir. Soekarno,
● Moh. Hatta,
● Ki Hajar Dewantara, dan
● K.H. Mas Mansyur.
Tujuan PUTERA:
● Agar kaum nasionalis dan intelektual menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk
kepentingan Jepang.
● Namun, oleh para pemimpin Indonesia, PUTERA justru dimanfaatkan untuk membela
rakyat dari kekejaman Jepang.
● Chaerul Saleh,
● Asmara Hadi,
● Sukardjo Wiryopranoto, dan
● Otto lskandar Dinata.
Lahir: 5 September 1943, atas dasar anjuran Jenderal Hideki Tojo (Perdana
Menteri Jepang).
Ketua: Ir. Soekarno
Anggota: 23 orang Jepang dan 20 orang Indonesia
Tujuan:
● Tugas badan ini adalah memberi nasihat atau pertimbangan kepada Seiko Shikikan
(penguasa tertinggi militer Jepang di Indonesia).
● Para pemimpin Indonesia memanfaatkan Chuo Sangi In untuk menggembleng
kedisplinan.
Pergerakan Nasional
A. Latar Belakang Munculnya Pergerakan Nasional
Kegagalan para pendahulu bangsa Indonesia dalam melakukan perlawanan
terhadap Kolonialis Barat membuat para pejuang mencari strategi baru dalam
mencapai kemerdekaan. Strategi baru yang dilakukan dengan mendirikan organisasi
modern.
1. Budi Utomo
Tokoh pelopor:
Wahidin Sudirohusodo.
Lahir : 20 Mei 1908
Ketua : dr. Sutomo
3. lndische Partij
Tokoh pendiri : A.K. Gani, Mr. Moh. Yamin, dan Mr. Amir Syarifudin.
Lahir: di Jakarta pada 24 Mei 1937
Tujuan Gerindo untuk Indonesia merdeka dengan asas nasionalis dan
demokrasi.
9. Pergerakan wanita
1. Pengertian HAM
● Hak Asasi Manusia (HAM) adalah pokok atau hak dasar yang dimiliki manusia sejak
lahir sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
● Menurut UU No. 39 Tahun 1999, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, serta dilindungi oleh negara, hukum,
dan pemerintah.
● HAM meliputi:
1. Bersifat pokok atau dasar
1. Hak hidup
2. Hak kebebasan/ kemerdekaan
3. Hak memiliki sesuatu
2. Berkembang dalam kehidupan sehari-hari
1. Hak asasi pribadi
Contoh:
Hak memeluk agama, hak mengemukakan pendapat, dan hak
berorganisasi.
2. Hak asasi ekonomi
Contoh:
Hak memiliki sesuatu, hak membeli dan menjual, serta hak
mengadakan suatu perjanjian atau kontrak.
3. Hak asasi politik
Contoh:
Hak untuk diakui sebagai warga negara yang sederajat dan hak untuk
memilih serta dipilih dalam pemilu.
4. Hak asasi perlakuan di muka mendapatkan yang sama hukum dan
pemerintahan.
5. Hak asasi sosial budaya
Contoh:
Hak mendapatkan pendidikan dan hak mengembangkan kebudayaan.
1. Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia, maka harus
mengedepankan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Masih banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran HAM dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, dan negara.
3. Desakan masyarakat untuk lebih mengembangkan kehidupan demokratis dengan
memberikan kesempatan kepada warga negara dalam menyalurkan hak-hak yang
dimilikinya.
C. lnstrumen HAM
lnstrumen HAM adalah alat yang digunakan untuk melindungi dan menegakkan
HAM. lnstrumen HAM di dunia internasional:
1. Piagam PBB (Universal Declaration of Human Rights) atau deklarasi umum hak-hak
asasi manusia disahkan tanggal 10 Desember 1948.
2. lnstrumen hukum lainnya yang telah disahkan dan diterima di Indonesia.
Berikut adalah piagam yang memuat perlindungan dan penegakan HAM di berbagai
negara.
1. lnggris
1. Amerika Serikat
Declaration of Independence of The United States lahir pada tahun 1776.
2. Prancis
Declaration des droits de l'hommes et du Citoyen lahir pada tahun 1789.
3. Indonesia
Undang-Undang Dasar 1945 lahir pada tanggal 18 Agustus 1945.
Contoh kasus pelanggaran HAM yang sering dilaporkan ke Komnas HAM sebagai
berikut.
● Masalah agama.
● Masalah tanah.
● Masalah perburuhan.
● Masalah perbuatan oknum aparat birokrasi yang menyimpang atau tidak terpuji.
2. Pengadilan HAM
Biro konsultasi dan bantuan hukum perguruan tinggi merupakan kantor pusat
kegiatan untuk memberikan layanan kepada semua pihak yang ingin
berkonsultasi dan meminta bantuan di bidang hukum dan HAM. Tujuan:
● Sebagai pelaksanaan program tri dharma perguruan tinggi di bidang hukum dan HAM.
● Sebagai wahana pelatihan, pembelaan, dan penegakan hukum serta HAM.
Otonomi Daerah
lstilah "otonomi" berasal dari bahasa latin, yaituJadi, arti kata otonomi adalah
pengaturan sendiri.
● Kebebasan
Kebebasan masyarakat dan pemerintah daerah dalam mengambil tindakan dan
kebijakan untuk memecahkan masalah bersama.
● Partisipasi
Masyarakat berperan aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kebijakan publik di daerahnya.
● Efektivitas dan efisiensi
Melalui kebebasan dan partisipasi masyarakat, jalannya pemerintahan akan lebih
tepat sasaran (efektif), dan tidak menghamburkan anggaran atau tidak terjadi
pemborosan (efisiensi).
Perundang-undangan Nasional
A. Tata Urutan Perundang-undangan Nasional
UUD 1945 merupakan peraturan negara tertinggi dan sebagai hukum dasar
tertulis yang memuat dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan
negara.
2. Ketetapan MPR
● Ketetapan
Yaitu putusan MPR yang mengikat ke dalam dan ke luar majelis.
● Keputusan
Yaitu putusan MPR yang mengikat ke dalam majelis saja.
3. Undang-Undang (UU)
● Perda provinsi
Perda provinsi dibuat oleh DPRD provinsi bersama dengan gubernur.
● Perda Kabupaten/Kota
Perda Kabupaten/Kota dibuat oleh DPRD Kabupaten/Kota bersama dengan Bupati.
● Peraturan desa atau yang setingkat
Peraturan desa atau yang setingkat dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa atau
lembaga yang setingkat.
● Judul
Pada bagian ini berisi:
o jenis,
o nomor,
o tahun perundangan, dan
o nama peraturan perundangundangan.
● Pembukaan
Pada bagian ini berisi:
o Kata-kata "Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa':
o jabatan pembentuk peraturan perundangundangan,
o konsideran, dasar hukum, dan
o dictum.
● Batang tubuh atau isi
Pada bagian ini terdiri atas:
o bab,
o pasal,
o ayat,
o ketentuan peralihan,
o ketentuan penutup,
o pengesahan, dan
o pengundangan.
Sistem Pemerintahan
Berikut adalah macam-macam sistem pemerintahan.
1. Presidensial
2. Parlementer
3. Semipresidensial
Kedaulatan Rakyat
A. Hakikat Kedaulatan rakyat
Kedaulatan berasal dari bahasa Latin, yaitu supremus yang berarti kekuasaan
tertinggi.
2. Makna kedaulatan
Kedaulatan dapat diartikan sebagai kekuasaan tertinggi atau kekuasaan yang
tidak terletak di bawah kekuasaan lain.
3. Sifat kedaulatan
● Asli
Kekuasaan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.
● Abadi
Kekuasaan itu tetap ada selama negara itu berdiri meskipun pemegang
kedaulatannya berganti-ganti.
● Tunggal
Kekuasaan merupakan satusatunya kekuasaan tertinggi dalam negara yang tidak
diserahkan atau dibagi-bagikan kepada badan lain.
● Tidak terbatas
Kekuasaan itu tidak dapat dibatasi oleh kekuasaan lain.
B. Macam-Macam Kedaulatan
Macam-macam kedaulatan:
C. Teori-Teori Kedaulatan
Berikut ini adalah beberapa teori-teori kedaulatan.
D. Struktur Ketatanegaraan
Terdapat perbedaan yang mencolok pada struktur ketatanegaraan yang berlaku di
Indonesia pada masa sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945.
b. Presiden
Tugas dan wewenang Presiden adalah:
● Menjalankan UU.
● Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
● Mengajukan RUU.
● Membentuk Perppu.
● Mengajukan RAPBN.
● Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan perang.
● Menetapkan perang dengan persetujuan DPR.
● Mengangkat duta dan konsul.
● Menerima duta dari negara lain.
● Memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi.
● Memberi gelar dan tanda jasa.
● Hak angket
Hak untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah.
● Hak interpelasi
Hak untuk meminta keterangan kepada presiden.
● Hak imunitas
Hak untuk tidak dituntut dalam pengadilan dalam sidang karena pernyataannya dalam
sidang.
● Hak mengajukan usul atau pendapat.
Hak mengajukan usul RUU.
● Hak budget
Hak untuk membahas RAPBN.
Demokrasi
A. Hakikat Demokrasi
C. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Prinsip-prinsip demokrasi adalah sebagai berikut.
D. Macam-Macam Demokrasi
Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat:
1. Demokrasi langsung
Demokrasi yang melibatkan seluruh rakyat secara langsung untuk turut serta dalam
menyelesaikan masalah kenegaraan.
2. Demokrasi perwakilan atau demokrasi modern
Demokrasi yang dijalankan melalui suatu lembaga perwakilan.
1. Demokrasi liberal/parlementer
Demokrasi liberal/parlementer berlaku pada 3 November 1945-5 Juli 1959 dengan
ciri-ciri:
● Para menteri diangkat dan bertanggung jawab kepada parlemen atau DPR.
● Sistem multipartai.
● Overpower legislatif/partai politik.
● Keterbatasan presiden/eksekutif.
2. Demokrasi terpimpin
Demokrasi terpimpin berlaku pada tahun 1959-1965 dengan ciri-ciri:
G. Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila.
Dasar hukum pelaksanaan demokrasi Pancasila sebagai berikut.
2. Asas pemilu
4. Penyelenggaraan pemilu
5. Sistem pemilu
● Distrik
Sistemnya adalah pemilih dikelompokkan ke dalam distrik-distrik yang ditentukan
berdasarkan jumlah penduduk yang ada. Satu distrik memiliki jatah satu kursi di
parlemen (DPR/ DPRD).
● Proporsional
Sistemnya menekankan pada perbandingan perolehan wakil dengan perolehan
dukungan suara.
● Sesanti atau semboyan Bhinneka Tunggal lka diungkapkan pertama kali oleh Mpu
Tantular, pujangga agung kerajaan Majapahit yang hidup pada masa pemerintahan
Raja Hayamwuruk pada abad XIV (1350-1389).
● Sesanti tersebut terdapat dalam karyanya, kakawin Sutasoma yang berbunyi "Bhinna
ika tunggal ika, tan hana dharma mangrwa" yang artinya, "Berbeda-beda, tak ada
pengabdian yang mendua" Kutipan tersebut berasal dari pupuh 139, bait 5, kekawin
Sutasoma.
Sasanti yang merupakan karya Mpu Tantular diharapkan dijadikan acuan bagi rakyat
Majapahit dalam berdharma, sedangkan oleh bangsa Indonesia dijadikan semboyan
dan pegangan bangsa dalam membawa diri dalam hidup berbangsa dan bernegara.
B. Landasan Hukum Bhinneka Tunggal lka
● Pada 1951 semboyan Bhinneka Tunggal lka ditetapkan oleh pemerintah Indonesia
sebagai semboyan resmi Negara Republik Indonesia dengan Peraturan Pemerintah
No. 66 Tahun 1951.
● Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951 menyatakan bahwa:
Sejak 17 Agustus 1950, Bhinneka Tunggal lka sebagai semboyan yang terdapat
dalam Lambang Negara Republik Indonesia, Garuda Pancasila. Kata bhinna ika
kemudian dirangkai menjadi satu kata bhinneka.
● Pada perubahan UUD 1945 yang kedua, Bhinneka Tunggal lka dikukuhkan sebagai
semboyan resmi yang terdapat dalam lambang negara, dan tercantum dalam pasal
36A UUD 1945.
Seperti halnya Pancasila, istilah Bhinneka Tunggal lka juga tidak tertera dalam UUD
1945 (asli), namun esensinya terdapat di dalamnya. Sebagai contoh:
● Dalam Konstitusi RIS dan UUDS 1950, Pasal 3 Ayat (3) menentukan perlunya
ditetapkan lambang negara oleh pemerintah.
● Sebagai tindak lanjut dari pasal tersebut, terbit Peraturan Pemerintah No. 66 tahun
1951 tentang Lambang Negara.
● Baru setelah diadakan amandemen UUD 1945, dalam pasal 36A menyebutkan
bahwa lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal lka.
● Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951, menyebutkan lambang negara
terdiri atas tiga bagian, yaitu
Dari isi dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut, jelas bahwa prinsip kebangsaan
mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia. lstilah
individu atau konsep individualisme tidak terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.
Dengan kata lain, Bhinneka Tunggal lka yang diterapkan di Indonesia tidak berdasar
pada individualisme dan liberalisme.
● Prinsip Bhinneka Tunggal lka, yaitu Asas yang mengakui adanya kemajemukan
bangsa dilihat dari segi agama, keyakinan, suku bangsa, adat budaya, keadaan
daerah, dan ras.
● Beberapa cara menyikapi kemajemukan di antaranya adalah:
o Kemajemukan dihormati dan dihargai serta didudukkan dalam suatu prinsip
yang dapat mengikat keanekaragaman tersebut dalam kesatuan yang kokoh.
o Kemajemukan bukan dikembangkan dan didorong menjadi faktor pemecah
bangsa, tetapi kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing komponen bangsa.
o Kemajemukan diikat secara sinergi menjadi kekuatan yang luar biasa untuk
dimanfaatkan dalam menghadapi segala tantangan dan persoalan bangsa.
F. Paham Bhinneka Tunggal lka
Paham Bhinneka Tunggal lka oleh Ir. Sujamto disebut sebagai paham Tantularisme,
bukan paham sinkretisme. Paham Bhinneka Tunggal lka dicoba untuk
mengembangkan konsep baru dari unsur asli dengan unsur dari luar.
Contoh:
Adat istiadat tetap diakui eksistensinya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berwawasan kebangsaan.
1. Toleransi
Pembentukan kesatuan dari keanekaragaman (bukan pembentukan konsep baru
dari keanekaragaman) pada unsur atau komponen bangsa. Contoh: terdapat
keanekaragaman agama dan kepercayaan. Artinya:
● Ketunggalan Bhinneka Tunggal lka tidak dimaksudkan untuk membentuk agama baru.
● Setiap agama diakui seperti apa adanya, tetapi dicari common denominator dalam
kehidupan beragama di Indonesia.
Common denominator adalah prinsip-prinsip yang ditemui dari setiap agama yang
memiliki kesamaan.
● Common denominator ini dipegang sebagai ketunggalan yang dipergunakan sebagai
acuan dalam hidup berbangsa dan bernegara.
2. Bhinneka Tunggal lka tidak bersifat sektarian dan eksklusif, melainkan bersifat
inklusif
3. Bhinneka Tunggal lka tidak bersifat formalitas yang hanya menunjukkan perilaku
semu
Hal ini bermakna bahwa perbedaan yang terjadi dalam keanekaragaman tidak
untuk dibesar-besarkan, melainkan dicari titik temu dalam bentuk kesepakatan
bersama. Kesepakatan tersebut akan terwujud jika dilandasi oleh sikap toleran,
nonsektarian, inklusif, akomodatif, dan rukun.
5. Terbuka
6. Koeksistensi damai dan kebersamaan
7. Kesetaraan
8. Musyawarah disertai dengan penghargaan terhadap pihak lain yang berbeda.
Awalnya, kemerdekaan atau kebebasan diberi makna bebas dari penjajahan negara
asing, namun saat ini memiliki makna yang lebih luas yaitu menyangkut harkat dan
martabat manusia, serta hak asasi manusia, karena di era globalisasi berkembang
neoliberalisme dan neokapitalisme. Paham neoliberalisme dan neokapitalisme
menyebabkan penjajahan dalam bentuk baru, yaitu penjajahan dalam bidang
ekonomi, politik, sosial budaya, dan bidang kehidupan yang lain. Dengan begitu,
kemerdekaan dimaknai sebagai bebas dari berbagai eksploitasi manusia oleh
manusia dalam segala dimensi kehidupan, baik dari luar maupun dari dalam negeri.
Manusia memiliki kebebasan dalam berpikir, berkehendak, memilih, dan bebas dari
segala macam ketakutan yang merupakan aktualisasi dari konsep hak asasi
manusia, yaitu menundukkan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya.
Sementara itu, penerapan Bhinneka Tunggal lka dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara harus berdasar pada Pancasila (dasar negara) yang telah ditetapkan oleh
bangsa Indonesia. Dengan demikian, penerapan Bhinneka Tunggal lka harusdijiwai
oleh konsep religiositas, humanitas, nasionalitas, sovereinitas, dan sosialitas. Hanya
dengan ini maka Bhinneka Tunggal Ika akan teraktualisasi.
Konstitusi adalah hukum dasar yang memuat aturan pokok atau aturanaturan
dasar negara.
B. Macam-Macam Konstitusi
C. Sifat Konstitusi
● Fleksibel (luwes)
● Rigid (kaku)
● Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat 1949 (UUD RIS 1949) berlaku
pada 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950.
● Sistematika UUD RIS 1949 terdiri dari sebagai berikut.
o Mukadimah
Terdiri dari empat alinea.
o Batang tubuh, terdiri dari:
▪ 6 bab, dan
▪ 197 pasal.
● Bentuk negara Indonesia adalah serikat atau federasi.
● Bentuk pemerintah Indonesia adalah republik, berdasarkan Pasal 1 Ayat (2)
Konstitusi RIS.
● Sistem pemerintahan adalah kabinet parlementer. Presiden sebagai kepala negara
dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
● UUD 1945 hasil Dekret Presiden disebut juga UUD 1945 periode kedua, berlaku pada
5 Juli 1959-2000.
● Gagalnya Badan Konstituante dalam menetapkan rancangan Undang-Undang Dasar
berdampak pada keadaan politik yang tidak stabil sehingga pada tanggal 5 Juli 1959,
Presiden Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden. Salah satu isi dekret tersebut
memberlakukan kembali UUD 1945.
● Ketentuan mengenai bentuk negara, bentuk pemerintahan, pembagian kekuasaan,
dan sistem pemerintahan sama seperti yang tercantum dalam UUD 1945.
● UUD 1945 hasil amandemen berlaku dari tahun 2000 sampai sekarang.
● Sistematika UUD 1945
Amandemen terdiri dari:
o Pembukaan, ada empat alinea.
o Batang tubuh, terdiri dari:
▪ 37 pasal, dan
▪ 16 bab.
● Beberapa perubahan mendasar dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, antara lain:
o Kedudukan yang sejajar dan proporsional antara Presiden dan DPR.
o Masa jabatan presiden diatur dengan tegas, yaitu maksimal dapat dipilih untuk
dua kali masa jabatan.
o Dilaksanakannya otonomi daerah.
o Penyelenggaraan pemilu oleh lembaga nonpemerintahan yang netral dan
mandiri.
E. Hakikat Konstitusi
Berikut adalah berbagai penyimpangan terhadap konstitusi yang pernah terjadi di
Indonesia.
2. Tahap kedua
3. Tahap ketiga
4. Tahap keempat
Pancasila
Arti dan Pengertian Ideologi
ldeologi berasal dari kata idea dan logos. Idea artinya pemikiran, konsep atau
gagasan. Logos artinya pengetahuan.
2. Pengertian Ideologi
Nilai-nilai Pancasila
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara memiliki nilai-nilai sebagai berikut.
● Indonesia merupakan negara yang mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa.
● Negara melindungi warga negaranya untuk beribadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
2. Nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab
● Setiap warga negara mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban antara
sesama manusia sebagai asas kebersamaan bangsa Indonesia.
● Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Perbandingan Ideologi
No. Komunisme Liberalisme Pancasila
1 HAM diabaikan HAM dijunjung secara mutlak HAM dilindungi tanpa melupakan kewajiban asasi
3 Keputusan di tangan Keputusan melalui suara Keputusan melalui musyawarah mufakat. Apabila tidak tercapai
pimpinan partai terbanyak (voting) mufakat maka diadakan pemungutan suara.
5 Tidak ada oposisi Ada oposisi Ada oposisi dengan alasan (sebagai penyeimbang)
6 Tidak ada perbedaan Ada perbedaan pendapat Ada perbedaan pendapat, dan dihargai
pendapat
● Menghormati dan menghargai sesama manusia tanpa melihat asal usul, agama, ras,
dan latar belakang kehidupannya.
● Bersikap adil dan tidak mengambil hak orang lain.