Kelas : Akuntansi B
Analisis Penerapan Good Corporate Governance Perusahaan Biofarma
(sumber : Youtube Bandung Bisnis Channel)
Biofarma adalah badan usaha milik negara yang memproduksi vaksin dan Anti Sera
kelas dunia. Memiliki visi “ Menjadi perusahaan Life Science kelas dunia yang berdaya saing
Global”, namun untuk mewujudkannya diperlukan tata kelola perusahaan yang baik atau
biasa yang disebut dengan Good Corporate Governance (GCG). Seperti yang kita ketahui,
bahwa prinsip Good Corporate Governance meliputi prinsip Transparency, Accountability,
Responsbility, Independency, Fairness atau yang disingkat dengan TARIF.
*sumber tertera pada laporan tahunan biofarma tahun 2019 dan youtube source
(https://www.youtube.com/watch?v=gcUcYbCox2o)
TATA KELOLA Tanggung Jawab LAPORAN
PERUSAHAAN Sosial Perusahaan KEUANGAN
ARTI PENTING GCG BAGI BIO FARMA Bio Farma telah merasakan manfaat dari diterapkannya
Arti penting penerapan GCG bagi Bio Farma adalah untuk Good Corporate Governance. Selain adanya peningkatan
menambah dan memaksimalkan nilai Perusahaan guna kinerja baik dari sisi operasional maupun keuangan secara
memenangkan kompetisi global, untuk menghindari berkelanjutan, Bio Farma mendapat pengakuan dari
fraud dan KKN dan untuk mendorong terciptanya pasar masyarakat dengan diperolehnya beberapa penghargaan.
berdasarkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan adalah pembaharuan tentang konsep pengelolaan
yang Baik (Good Corporate Governance/GCG). perseroan. Pendirian perseroan terbatas dihadapkan
Prinsip-prinsip pengelolaan BUMN dalam Undang- pada dua kepentingan, yaitu kepentingan pemegang
undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. saham/pemilik serta kepentingan masyarakat luas
Dalam melaksanakan tugasnya, Komisaris dan dalam hal ini adalah stakeholders dan shareholders.
Direksi harus mematuhi Anggaran Dasar BUMN dan Sehingga dengan dua kepentingan yang saling tarik
ketentuan peraturan perundang-undangan serta menarik ini, diharapkan pada pengelolaan perseroan
wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, yang bisa mengakses kepentingan kedua belah pihak.
efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, 4. Surat Sekretaris Kementerian Negara BUMN No S-168/
pertanggungjawaban, serta kewajaran. MBU/2008 tanggal 27 Juni 2008 Tentang Indikator/
2. Keputusan Menteri BUMN Nomor: 117/M-MBU/2002 Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan
tanggal 31 Juli 2002 Tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance yang diperbaharui
Good Corporate Governance pada BUMN. Kemudian dengan Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN
diperbaharui dengan Peraturan Menteri Negara Nomor: SK-16/S.MBU/2012.
BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 5. Pedoman GCG Indonesia yang dikembangkan oleh
2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)
Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN. tahun 2006.
Sebagaimana diubah terakhir melalui Peraturan
Menteri BUMN Nomor: PER-09/MBU/2012 Tanggal 6
Juli 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri FAKTOR PENERAPAN GCG DI
BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan BIO FARMA
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate
Faktor-faktor yang memengaruhi
Governance) pada BUMN. Menekankan kewajiban bagi penerapan GCG di Bio Farma
BUMN untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang
1. Faktor eksternal, berasal dari luar Perusahaan yang
Baik secara konsisten dan/atau menjadikan prinsip
sangat memengaruhi keberhasilan penerapan GCG,
Tata Kelola Perusahaan yang Baik sebagai landasan
di antaranya:
operasionalnya, yang pada dasarnya bertujuan untuk
a. ketersediaan sistem hukum yang baik sehingga
meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
mampu menjamin berlakunya supremasi hukum
perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham
yang konsisten dan efektif.
dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan
b. dukungan pelaksanaan GCG dari sektor publik/
kepentingan stakeholders lainnya, dan berlandaskan
lembaga pemerintahan yang diharapkan dapat
peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.
pula melaksanakan Good Governance dan
3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Clean Government menuju Good Government
Perseroan Terbatas
Governance yang sebenarnya.
Tanggal 16 Agustus 2007, pemerintah mengesahkan
c. ketersediaan contoh pelaksanaan GCG yang tepat
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
(best practices) yang dapat menjadi standar
Terbatas menggantikan UU Perseroan Terbatas No. 1
pelaksanaan GCG yang efektif dan profesional
Tahun 1995. Tujuan pembaharuan Undang-undang
(benchmark/acuan).
Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, salah satunya
adalah untuk mendukung implementasi GCG. GCG
2. Faktor internal, pendorong keberhasilan pelaksanaan
diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar
praktik GCG di Bio Farma yang berasal dari dalam
yang efisien, transparan dan konsisten dengan
Perusahaan, antara lain:
peraturan perundang-undangan. Salah satu bentuk
a. Budaya Perusahaan (corporate culture) yang
penyempurnaan Undang-undang No. 40 Tahun 2007
mendukung penerapan GCG dalam mekanisme
serta sistem kerja manajemen di Perusahaan.
b. peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan Perusahaan e. Mencegah terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme
mengacu pada penerapan nilai-nilai GCG. (KKN).
c. Manajemen Pengendalian Risiko Perusahaan f. Mengatur kewenangan dan koordinasi antar
berdasarkan pada kaidah-kaidah standar GCG; instansi yang jelas untuk meningkatkan pelayanan
d. sistem audit (pemeriksaan) yang efektif masyarakat dengan integritas yang tinggi dan
dalam Perusahaan untuk menghindari setiap mata rantai yang singkat serta akurat dalam
penyimpangan yang mungkin akan terjadi. rangka mendukung terciptanya iklim usaha yang
e. keterbukaan informasi publik untuk mampu sehat, efisien dan transparan.
memahami setiap gerak dan langkah manajemen g. Memberlakukan peraturan perundang-undangan
dalam Perusahaan sehingga kalangan publik untuk melindungi saksi dan pelapor (whistleblower)
dapat memahami dan mengikuti setiap derap yang memberikan informasi mengenai suatu
langkah perkembangan dan dinamika Perusahaan kasus yang terjadi pada perusahaan. Pemberi
dari waktu ke waktu. informasi dapat berasal dari manajemen, karyawan
perusahaan atau pihak lain.
h. Mengeluarkan peraturan untuk menunjang
TIGA PILAR PENERAPAN GCG pelaksanaan GCG dalam bentuk ketentuan yang
Penerapan GCG diperlukan untuk mendorong terciptanya dapat menciptakan iklim usaha yang sehat, efisien
pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan dan transparan.
peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, i. Melaksanakan hak dan kewajiban yang sama
penerapan GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang saling dengan pemegang saham lainnya dalam hal Negara
berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai juga sebagai pemegang saham perusahaan.
regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar dan masyarakat
sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha. 2. Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG
sebagai pedoman dasar pelaksanaan usaha.
Peranan Dunia Usaha
Prinsip-prinsip dasar yang harus
a. Menerapkan etika bisnis secara konsisten sehingga
dilaksanakan oleh masing-masing
pilar dapat terwujud iklim usaha yang sehat, efisien dan
transparan.
1. Negara dan perangkatnya, menciptakan peraturan
b. Bersikap dan berperilaku yang memperlihatkan
perundang-undangan yang menunjang iklim usaha
kepatuhan dunia usaha dalam melaksanakan
yang sehat, efisien dan transparan, melaksanakan
peraturan perundang-undangan.
peraturan perundang-undangan dan penegakan
c. Mencegah terjadinya KKN.
hukum secara konsisten (consistent law enforcement).
d. Meningkatkan kualitas struktur pengelolaan dan
Peran Negara
pola kerja perusahaan yang didasarkan pada asas
a. Melakukan koordinasi secara efektif antar
GCG secara berkesinambungan.
penyelenggara negara dalam penyusunan
e. Melaksanakan fungsi Ombudsman untuk dapat
peraturan perundang-undangan berdasarkan
menampung informasi tentang penyimpangan
sistem hukum nasional dengan memprioritaskan
yang terjadi pada perusahaan. Fungsi Ombudsman
kebijakan yang sesuai dengan kepentingan dunia
dapat dilaksanakan bersama pada suatu kelompok
usaha dan masyarakat.
usaha atau sektor ekonomi tertentu.
b. Mengikutsertakan dunia usaha dan masyarakat
secara bertanggung jawab dalam penyusunan
3. Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa
peraturan perundang-undangan (rule-making rules).
dunia usaha serta pihak yang terkena dampak dari
c. Menciptakan sistem politik yang sehat dengan
keberadaan perusahaan, menunjukkan kepedulian
penyelenggara negara yang memiliki integritas
dan melakukan kontrol sosial (social control) secara
dan profesionalitas yang tinggi.
obyektif dan bertanggung jawab.
d. Melaksanakan peraturan perundang-undangan
dan penegakan hukum secara konsisten.
kinerja, transparansi, akuntabilitas dan tanggung jawab di sebagai pengawas jalannya pengelolaan Perusahaan, dan
mata para pemangku kepentingan. Direksi sebagai pengelola Perusahaan.
Dengan memegang teguh nilai-nilai tersebut, Bio Farma Masing-masing memiliki peran penting dalam penerapan
terus berupaya untuk mencapai visi dan misi Perusahaan GCG sesuai dengan fungsi, tugas dan tanggung jawab
sekaligus memaksimalkan nilai jangka panjang bagi yang jelas sesuai fungsinya masing-masing sebagaimana
para pemegang saham sekaligus memberikan manfaat diamanahkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan
dan kesejahteraan berkesinambungan bagi negara, perundang-undangan. Dewan Komisaris dan Direksi
khususnya masyarakat di tempat Bio Farma beroperasi, bertanggung jawab untuk memelihara keberlanjutan
termasuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. usaha Bio Farma dalam jangka panjang sehingga harus
memiliki persamaan persepsi terhadap filosofi, visi,
Sebagai suatu badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas misi dan nilai-nilai Perusahaan. Dalam melaksanakan
yang didirikan dan diatur sesuai Undang-Undang No. 40 fungsi, tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, struktur tata didukung oleh Komite Audit dan Komite Risiko,
kelola Bio Farma terdiri atas tiga organ utama, yakni Pengembangan dan GCG. Direksi didukung oleh Satuan
Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang Pengawas Intern (SPI), Sekretaris Perusahaan dan Divisi
Saham (RUPS) sebagai forum pengambilan keputusan Kepatuhan dan Manajemen Risiko.
tertinggi bagi Pemegang Saham, Dewan Komisaris
PEMEGANG SAHAM
Pemerintah
Board of Director (BOD) Board of Commissioners (BOC)
Direktur Utama: Mas Rahman Roestan Komisaris Utama: Farid Wadjdi Husain
Direktur Produksi: Juliman Anggota:
Direktur Keuangan: Pardiman • Saud Usman Nasution
Direktur Pemasaran: Sri Harsi Teteki • Made Arya Wijaya
Direktur Renbang: Adriansjah Azhari • Yuni Suryanto
Direktur SDM: Disril Revolin Putra • HM. Subuh
• Heridadi
Komite Audit
Div. Pemasaran & Div. Penjamin Mutu & Div. Pengawasan
Div. Treasury & Pajak Divisi SDM Div. PVV 1. M. Asawir Harahap
Penjualan Domestik Regulasi Mutu
Ida Farida Hayati R. Herry Wadi Hidayat 2. Priyatno
Drajat Alamsyah Jeni Tresnabudi Dori Ugiyadi
Komite Risiko,
Div. Anggaran & Div. Pemasaran & Pengembangan & GCG
Divisi SPI Divisi Hukum Div. PVB Div. Hewan Lab
Akuntansi Penjualan Internasional 1. Afrizal
Ganjar Trisnasari Endang Sri Maryatun Mohamad Usman Maharani
Dadan Ramdhani Hegar Al Fatah S. 2. Judi Januadi
Endjun
Div. Kepatuhan & Div. Unit & Klinik Div. Manajemen Aset Div. Surveilans & Uji
SEKPER Div. Prod Farmasi
Manajemen Risiko Imunisasi & Umum Klinis
Bambang Heriyanto Hikmat Alitamsar
Sri Widyatiningsih Tjut Vina I. Wawan Setiawan Novilia Sjafri Bachtiar
Jabatan Fungsional
Div. Teknologi Management Div. Manajemen Prod, Div. Manajemen
Lilis Kartikasari Dewi
Informasi Representative & Persediaaan Proyek
Erwin Kurniawan
Ema Asmarawati Bambang Heriyanto Andi Rachmatmulya Didi Sulanto
Bambang Herman
Djalinus
Efrizon
Jabatan Fungsional
Aco Aslam Yusuf
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), memegang memberdayakan fungsi kepengawasan Dewan Komisaris,
kekuasaan tertinggi dalam Perusahaan dan memegang membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan
segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada tugas dan kewajibannya, serta merumuskan kebijakan
Direksi dan Dewan Komisaris, RUPS merupakan wadah Dewan Komisaris sesuai ruang lingkup tugasnya. Dalam
para Pemegang Saham untuk mengambil keputusan melaksanakan tugas, Dewan Komisaris bertanggung
penting berkenaan dengan bisnis dan operasional jawab kepada RUPS.
Perseroan termasuk jumlah remunerasi Direksi dan
Dewan Komisaris, pembayaran dividen dan pembagian Direksi, bertanggung jawab secara kolektif untuk
keuntungan, persetujuan tentang Laporan Tahunan, mengelola Perusahaan untuk kepentingan dan tujuan
penunjukan auditor independen, perubahan Anggaran Perusahaan sesuai dengan Anggaran Dasar agar
Dasar Perseroan, dan pendelegasian wewenang dapat menghasilkan nilai tambah dan memastikan
kepada Direksi untuk menindaklanjuti pokok-pokok kesinambungan usaha. Manajemen memiliki organ-organ
permasalahan yang dibahas dan disetujui oleh RUPS pendukung sebagai unit kerja untuk mengendalikan,
dengan memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar dan mengawal dan bertanggung jawab atas implementasi
Undang-Undang Perseroan Terbatas. GCG sekaligus sebagai mitra kerja dari komite di bawah
Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris, bertugas dan bertanggung jawab
secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan
memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan KERANGKA GCG BIO FARMA
bahwa Perusahaan melaksanakan GCG pada seluruh Bio Farma memiliki kerangka GCG yang dibentuk
tingkatan atau jenjang organisasi. Dewan Komisaris berdasarkan sistem Tata Kelola yang ada di Bio Farma
didukung oleh Sekretaris Dewan Komisaris, Komite Audit yaitu sebagai berikut:
dan Komite Risiko, Pengembangan dan GCG untuk
I. KOMITMEN
Visi & Misi
Nilai | Etika | Regulasi
III. MEKANISME
SISTEM
III. MEKANISME
SISTEM
IV. PENGENDALIAN
LAPORAN DAN ASSESSMENT
SUSTAINABILITY
Sebagai wujud dari Bio Farma sebagai Badan Usaha Milik c. menyusun program dan pedoman pelaksanaan
Negara (BUMN) yang baik dan untuk menjamin efektivitas GCG perusahaan;
penerapan GCG yang berkelanjutan, Bio Farma telah d. melakukan internalisasi pelaksanaan GCG
memiliki pedoman dan kebijakan untuk melaksanakan sehingga terbentuk rasa memiliki dari semua
GCG yang telah diterapkan di lingkungan Perusahaan. pihak dalam perusahaan, serta pemahaman
Prinsip dasar pelaksanaan GCG di Bio Farma dilakukan atas pelaksanaan pedoman GCG dalam kegiatan
Pedoman dan kebijakan terkait implementasi tata 1. Kelompok Dokumen I, terdiri dari Anggaran Dasar,
kelola Perusahaan senantiasa dimutakhirkan sesuai Kebijakan Sistem Manajemen Perusahaan, dan
dengan kondisi terkini, perubahan peraturan perundang- Peraturan Bersama Dewan Komisaris dan DIreksi.
undangan, dan dinamika perkembangan usaha Bio 2. Kelompok Dokumen II, terdiri dari Peraturan Direksi,
Farma. Implementasi GCG diharapkan dapat mencegah Keputusan Dewan Komisaris, dan Keputusan Direksi.
praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), serta 3. Kelompok Dokumen III, terdiri dari Instruksi Direksi,
meningkatkan fungsi pengawasan dalam pengelolaan Surat Tugas Direksi, Surat Edaran, Keputusan Kepala
Perusahaan. Divisi Sumber Daya Manusia, Surat Tugas Kepala
Divisi, Pedoman.
Berdasarkan Kebijakan Sistem Manajemen Perusahaan 4. Kelompok IV, terdiri dari Prosedur Baku, Dokumen
PT Bio Farma (Persero) Nomor: MBF-02571/DIR/VI/2018 Teknis yaitu Formula Induk, Spesifikasi, Protokol,
Tanggal 25 Juni 2018, Bio Farma menetapkan dokumen Formulir Data, Catatan (record), Gambar Teknik
perusahaan ke dalam 4 (empat) kelompok dokumen,
sebagai berikut: Adapun Piramida Kelompok Dokumen digambarkan
sebagaimana attachment berikut
• Instruksi Direksi
• Surat Tugas Direksi
• Surat Edaran Kelompok
• Keputusan Kepala Divisi SDM Dokumen III
• Surat Tugas Kepala Divisi
• Pedoman
Kepala
Divisi
• Prosedur Baku
• Dokumen Teknis (Formula Induk, Kelompok
Spesifikasi, Protokol, Formulir Data, Dokumen IV
Catatan/Record, Gambar Teknik)
PENERAPAN 5 PRINSIP TATA KEOLA segenap karyawan Bio Farma, sehingga diharapkan
PERUSAHAAN YANG BAIK DI BIO FARMA dapat menciptakan keseimbangan dalam operasional
Dalam penerapan prinsip GCG, Bio Farma telah menganut usaha Bio Farma secara menyeluruh. Keseimbangan
Pedoman Umum Tata Kelola Perusahaan yang baik yang operasional usaha yang akan dicapai meliputi segala
ditetapkan oleh KNKG dengan penerapan TARIF, sebagai bentuk kepentingan, baik individu maupun kelompok,
5 pilar dasar GCG, yaitu Keterbukaan (Transparency), baik internal maupun eksternal, sehingga kepentingan
Akuntabilitas (Accountability), Pertanggungjawaban Perusahaan, shareholder dan stakeholders akan
(Responsibility), Independensi (Independency) dan mencapai titik ekuilibrium.
Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness).
Penerapan GCG di Bio Farma bertujuan untuk mencapai
Penerapan 5 pilar dasar terebut diyakini oleh Bio Farma keberhasilan atas filosofi, visi, misi, dan tujuan Perusahaan,
sebagai instrumen yang dapat diandalkan dalam yang berlandaskan atas 5 (lima) prinsip-prinsip dasar
mengatur segala aspek bisnis yang dijalankan oleh GCG, yaitu Transparency, Acoountability, Responsibility,
Bio Farma, baik oleh Dewan Komisaris, Direksi dan Independency, dan Fairness disingkat TARIF.
GOOD CORPORATE
GOVERNANCE
PRINSIP-PRINSIP GOOD
CORPORATE GOVERNANCE
IMPLEMENTASI GOOD
CORPORATE GOVERNANCE
ketentuan kerahasiaan Perusahaan sesuai dengan panjang dan mendapat pengakuan sebagai Good
peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, Corporate Citizen.
dan hak-hak pribadi;
d. kebijakan Perusahaan secara tertulis dan Pedoman Pelaksanaan Responsibility (Pertanggung
proporsional dikomunikasikan kepada pemangku jawaban) mencakup:
kepentingan. a. Organ Bio Farma berpegang pada prinsip kehati-
hatian dan memastikan kepatuhan terhadap
2. Accountability (Akuntabilitas), yaitu Bio Farma peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar
dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara dan Peraturan Perusahaan (by laws);
transparan dan wajar. Untuk itu Bio Farma dikelola b. Bio Farma melaksanakan tanggung jawab sosial
secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan antara lain peduli terhadap masyarakat dan
Perusahaan dengan tetap memperhitungkan kelestarian lingkungan, terutama di lingkungan
kepentingan pemegang saham dan pemangku sekitar Bio Farma dengan membuat perencanaan
kepentingan. Akuntabilitas merupakan prasyarat dan pelaksanaan yang memadai.
yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang
berkesinambungan. 4. Independency (Kemandirian), yaitu untuk
melancarkan pelaksanaan asas GCG, Bio Farma
Pedoman Pelaksanaan Accountability (Akuntabilitas) dikelola secara independen sehingga masing-masing
mencakup: Organ Bio Farma tidak saling mendominasi dan tidak
a. Bio Farma menetapkan rincian tugas dan tanggung dapat diintervensi oleh pihak lain.
jawab masing-masing Organ Perusahaan dan
semua Insan Bio Farma secara jelas dan selaras Pedoman Pelaksanaan Independency (Kemandirian)
dengan visi, misi, nilai-nilai Perusahaan (corporate mencakup:
values) dan strategi Perusahaan; a. Masing-masing Organ Bio Farma menghindari
b. Bio Farma meyakini bahwa semua Organ terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak
Perusahaan dan semua Insan Bio Farma terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas
mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, dari benturan kepentingan (conflict of interest)
tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga
GCG; pengambilan keputusan dapat dilakukan secara
c. Bio Farma memastikan adanya sistem obyektif;
pengendalian internal yang efektif dalam b. Masing-masing Organ Bio Farma melaksanakan
pengelolaan Perusahaan; fungsi dan tugasnya sesuai dengan Anggaran
d. Bio Farma memiliki ukuran kinerja untuk semua Dasar dan peraturan perundang-undangan,
jajaran Perusahaan yang konsisten dengan tidak saling mendominasi dan/atau melempar
sasaran usaha Perusahaan, serta memiliki sistem tanggung jawab antara satu dengan yang lain.
penghargaan dan sanksi (reward and punishment
system); 5. Fairness (Kewajaran), yaitu dalam melaksanakan
e. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung kegiatannya, Bio Farma senantiasa memperhatikan
jawabnya, setiap Organ Perusahaan dan semua kepentingan pemegang saham dan pemangku
Insan Bio Farma berpegang pada etika bisnis dan kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan
pedoman perilaku (code of conduct) yang telah kesetaraan.
disepakati.
Pedoman Pelaksanaan Fairness (Kewajaran)
3. Responsibility (Pertanggungjawaban), yaitu Bio mencakup:
Farma mematuhi peraturan perundang-undangan a. Bio Farma memberikan kesempatan kepada
serta melaksanakan tanggung jawab terhadap pemangku kepentingan untuk memberikan
masyarakat dan lingkungan, sehingga dapat masukan dan menyampaikan pendapat bagi
terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka kepentingan Perusahaan serta membuka
Transparency
• Laporan Tahunan Perusahaan
• Informasi penting lainnya kepada stakeholders melalui website,
media massa, dan lain-lain
Accountability
• RUPS mengesahkan RKAP dan Laporan Tahunan
• Dewan Komisaris mengawasi dan memberikan nasihat kepada
Direksi tentang kepengurusan Perusahaan
• Direksi memimpin dan mengelola Perusahaan sesuai peraturan
yang berlaku
• Kejelasan tugas dan fungsi tercermin dalam Struktur Organisasi
Responsibility
• Melaksanakan kewajiban perpajakan
• Melaksanakan kebijakan Perusahaan dan peraturan perundang-
undangan
• Melaksanakan kewajiban pembinaan masyarakat dan pengelolaan
lingkungan sekitar
Independency
• Organ Perusahaan saling menghormati dan tidak mencampuri hak,
kewajiban, tugas, wewenang dan tanggung jawab masing organ
• Dewan Komisaris, Direksi serta Karyawan Bio Farma dalam
pengambilan keputusan selalu menghindari benturan
kepentingan
Fairness
• Pemegang Saham berhak menghadiri dan memberikan suara
dalam RUPS sesuai peraturan yang berlaku
• Perusahaan memberikan kondisi kerja yang baik dan aman,
kesempatan yang sama untuk menduduki jabatan dan
meningkatkan kompetensi karyawan
Transparency Accountability
OBJECTIVE
Responsibility independency
RISK CONTROL
Fairness
Kebijakan Tata Kelola Perusahaan Penerapan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate
Governance), Pedoman Perilaku (Code of Conduct),
Pada kelompok dokumen I (satu), Bio Farma memiliki
Kebijakan Penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran
Kebijakan Tata Kelola Perusahaan/Corporate Governance
(Whistleblowing System), dan Pedoman Pengendalian
Policy (CGP) sebagai induk kebijakan Perusahaan yang
Gratifikasi Dewan Komisaris, Organ Pendukung
berisi himpunan pedoman-pedoman pokok pengelolaan
Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh Insan Bio Farma
Perusahaan yang bersifat holistik dan terintegrasi sesuai
menandatangani Pakta Integritas. Penanaman nilai-nilai
prinsip-prinsip GCG. Dengan demikian seluruh peraturan,
GCG juga dilakukan melalui portal internal Perusahaan,
keputusan atau kebijakan yang dikeluarkan Bio Farma harus
sosialiasi melalui e-mail kepada seluruh insan Bio Farma,
merujuk pada CGP sebagai standar dan pedoman dasar
maupun publikasi pada website Perusahaan yang dapat
dalam pembentukannya. CGP yang diimplementasikan
dilihat dan diunduh dengan mudah oleh Insan Bio Farma
di tahun 2018 merupakan CGP yang ditandatangani oleh
maupun stakeholders. Sosialisasi tersebut bertujuan
Dewan Komisaris dan Direksi tanggal 31 Desember 2018.
untuk memberikan pemahaman tentang penerapan tata
kelola Perusahaan yang baik.
Corporate Governance Policy (CGP) sebagai induk
kebijakan Perusahaan memuat hal-hal sebagai berikut:
Sejak April sampai dengan tanggal 4 Juli 2018, Bio Farma
1. Prinsip-Prinsip GCG
telah melakukan asesmen GCG secara internal (self
2. Pengukuran Terhadap Penerapan GCG
assessment) yang dilakukan oleh Bagian Kepatuhan,
3. Dewan Komisaris
sebagai Counterpart GCG Bio Farma. Hasil self assessment
4. Direksi
digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan praktik
5. Program Pengenalan Dewan Komisaris dan Direksi
tata kelola yang baik di Bio Farma yang sesuai dengan
6.
Hubungan Perusahaan dengan Pemangku
prinsip-prinsip GCG.
Kepentingan (Stakeholders)
7. Etika Berusaha dan Anti Korupsi
Sampai dengan tahun 2018, Bio Farma telah
8. Keselamatan dan Kesempatan Kerja Serta Pelestarian
menyempurnakan dan melengkapi perangkat
Lingkungan.
kebijakan (soft structure) GCG yang dimiliki, meliputi:
Sosialisasi Kebijakan Tata Kelola 1. Disusunnya GCG manual sebagai bentuk komitmen
Perusahaan manajemen terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip
Sebagai langkah nyata dari komitmen Bio Farma dalam GCG, yaitu:
pelaksanaan GCG, pada tanggal 26 Maret 2018 setelah a. Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi (Board
dilakukan internalisasi dan sosialisasi atas Pedoman Manual) Tahun 2018
Good
Sustainability
Citizenship 2021
• Pengukuran Tingkat Maturitas GRC
• Penetapan Strategi dengan
pendekatan CSR GLobal
Good
Sustainability 2020
Company Integrasi Framework GRC melalui
Platform GRC (IT)
2019
Good
Governance Implementasi Kerangka Kerja GRC
Company
2018
Penyiapan Infrastruktur dan Soft
Sturcture GPC
Good
Corporate 2017
Governance
• Penguatan Sistem Tata Kelola
Perusahaan
• Inisiasi Penerapan GCG
1. Membangun komitmen dari Direksi dan 1. Berpedoman pada peraturan 1. Melakukan review, pemutakhiran dan
seluruh pimpinan Divisi/Bagian untuk perundang-undangan yang sosialisasi atas kebijakan/Pedoman
memberikan dukungan penuh terhadap berkaitan dengan aktivitas dan SOP tata kelola perusahaan, dan
penerapan tata kelola perusahaan yang Perusahaan, Anggaran Dasar manajemen risiko sesuai aturan yang
baik dan manajemen risiko korporat. Perusahaan, regulasi dan standar berlaku.
2. Bekerjasama antar unit di perusahaan Internasional yang berkaitan 2. Mendampingi pelaksanaan assessment
dan instansi lain terkait kegiatan dengan aktivitas dan produk penerapan GCG, KPKU dan melakukan
yang berhubungan dengan tata kelola yang dihasilkan Perusahaan. perbaikan atas rekomendasinya.
perusahaan yang baik (GCG) dan 2. Pelaksanaan tata kelola 3. Membuat Laporan Manajemen Risiko
manajemen risiko serta memanfaatkan perusahaan senantiasa Korporat (ERM), dan Monitoring
fasilitas jaringan yang tersedia (intranet, berlandaskan pada lima Implementasi Manajemen Risiko
internet, email, dan lainnya) untuk prinsip yakni transparency, Korporat (ERM).
memperoleh dan menyampaikan informasi accountability, responsibility, 4. Melakukan konsultasi implementasi
terkait peraturan perundang- undangan, independency, dan fairness, GCG, ERM, aplikasi IT GRC, dan KPKU.
regulasi dan tata kelola perusahaan serta nilai Perusahaan yakni 5. Menyusun kebutuhan pelatihan di
3. Mengelola Risiko Korporat yang disusun professional, integrity, teamwork, bidang, tata kelola perusahaan yang
atas hasil identifikasi semua potensi innovation, dan customer baik dan manajemen risiko di Divisi
kejadian/risiko yang ada di semua Unit oriented. CRM.
Risiko (Bagian). 3. Mengimplementasikan 6. Menyusun infrastruktur dan soft
4. Menerapkan GCG yang terintegrasi dengan kebijakan tentang Penerapan structure GRC.
pengelolaan kepatuhan dan manajemen GCG di perusahaan, Kode Etik 7. Pengukuran Tingkat Kematangan GRC
risiko. Perilaku Perusahaan, Panduan (Maturity Level).
5. Meningkatkan kompetensi SDM di bidang Tata Kelola Perusahaan Bagi 8. Mendampingi dan melakukan
manajemen risiko, hukum dan tata kelola Direksi, dan Pedoman Penilaian pengawalan atas proyek-proyek
perusahaan yang baik. Internal GCG. perusahaan dalam rangka mitigasi atas
6. Mensosialisasikan kebijakan tata 4. Menerapkan Manajemen Risiko risiko yang muncul
kelola perusahaan yang baik (GCG) dan Perusahaan dengan rujukan ISO 9. Perolehan penghargaan di bidang GCG.
menjadikannya sebagai budaya kerja di 31000.
lingkungan Perusahaan. 5. Tuntutan multi – regulasi dan
7. Menerapkan GCG yang terintegrasi dengan cakupan ruang lingkup yang
pengelolaan kepatuhan dan manajemen luas.
risiko dengan membangun IT GRC. 6. Menerapkan ISO 22301 Business
8. Menyediakan SDM yang kompeten untuk Continuity Management System.
membangun konsep GRC dengan bantuan
teknologi informasi dan komunikasi (ICT) –
Single GRC Platform.
DIREKTUR KEUANGAN
Bertanggungjawab dalam
penerapan dan pemantauan
GCG
Laporan Tanunan
Laporan Tanunan
Laporan Tanunan
Dewan Komisaris Pemegang Saham
Laporan Laporan
Konten Website, Kebijakan Distribusi Informasi untuk melakukan pengukuran terhadap penerapan GCG
Internal, Kebijakan Penetapan Klasifikasi Informasi dalam bentuk penilaian (assessment), yaitu program
dan Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik. untuk mengidentifikasi pelaksanaan GCG di BUMN
4. Kebijakan Manajemen Risiko. melalui pengukuran pelaksanaan dan penerapan GCG
5. Kebijakan Teknologi Informasi. di BUMN yang dilaksanakan secara berkala setiap 2 (dua)
6. Kebijakan Sumber Daya Manusia. tahun dan melakukan evaluasi (review), yaitu program
7. Pedoman dan Prosedur Baku Setiap Unit Kerja. untuk mendeskripsikan tindak lanjut pelaksanaan
dan penerapan GCG di BUMN yang dilakukan pada
Adanya pengukuran terhadap penerapan GCG berupa tahun berikutnya setelah penilaian, yang meliputi
penilaian (assessment) dan evaluasi (review) sesuai evaluasi terhadap hasil penilaian dan tindak lanjut atas
dengan PERMEN BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 rekomendasi perbaikan.
Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
(Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Penilaian yang menggunakan jasa instansi pemerintah
Negara merupakan upaya Perusahaan untuk secara yang berkompeten di bidang GCG dilakukan oleh Badan
berkesinambungan meningkatkan kualitas implementasi Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
GCG di PT Bio Farma (Persero). Perwakilan Jawa Barat yang telah melakukan asesmen
GCG secara berkala selama 6 periode. Pada tahun 2018,
ASESMEN PENERAPAN GCG dilakukan self assessment untuk menilai penerapan
Asesmen penerapan GCG di Bio Farma mengacu pada GCG tahun 2017 dan di tahun 2017 dilakukan oleh BPKP
pasal 44 Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/ Perwakilan Jawa Barat untuk menilai penerapan GCG
MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata tahun 2016. Adapun hasil assessment GCG periode
Kelola yang Baik pada BUMN Bab XII tentang Pengukuran penilaian tahun 2017 mencapai skor 90,53, termasuk ke
Terhadap Penerapan GCG, yang mewajibkan BUMN dalam predikat kategori “Sangat Baik”.
Hasil Assessment Penerapan GCG pada PT Bio Farma (Persero) tahun 2017
3 Menetapkan Pedoman √ -
Penyusunan Laporan Dewan
Komisaris dan Penilaiannya
15 Mencantumkan besarnya √ -
honorarium auditor eksternal
dalam pengusulan penunjukan
auditor eksternal
19 Mengevaluasi pencapaian √
kinerja masing-masing
anggota Dewan Komisaris dan
menuangkannya di dalam
risalah rapat Dewan Komisaris
serta melaporkannya di dalam
laporan tugas pengawasan
Dewan Komisaris
20 Memerintahkan Sekretaris √
Dewan Komisaris untuk
memuat penjelasan
ketidakhadiran dalam rapat
dan evaluasi atas pelaksanaan
keputusan rapat sebelumnya
dalam Risalah Rapat bersama
Dewan Komisaris dan Direksi
25 Mengimplementasikan √ -
Pedoman Performance
Management System (PMS)
sebagai sistem/pedoman
pengukuran dan penilaian
kinerja unit dan jabatan dalam
organisasi termasuk aplikasinya
27 Mendokumentasikan analisis √ -
dan evaluasi terhadap capaian
kinerja untuk jabatan/unit
di bawah Direksi secara
berjenjang
28 Mendokumentasikan dan √ -
melaporkan pencapaian target
kinerja Direksi secara individu
kepada Dewan Komisaris
29 Mempercepat proses √ -
penerapan aplikasi
e-procurement dalam proses
pengadaan Barang dan Jasa
33 Memperbaharui prosedur √ -
kualifikasi dan evaluasi rekanan
dengan menambahkan kriteria
evaluasi dari aspek service
dan cost yang diberikan serta
menambahkan pengaturan
penilaian kinerja rekanan yang
memasok barang investasi
34 Mencantumkan alasan √ -
ketidakhadiran dalam rapat
bersama Direksi dan Komisaris
bagi Insan Bio Farma memahami, mencegah dan Memiliki Benturan Kepentingan dengan isian sebagai
menanggulangi Benturan Kepentingan di Perusahaan, berikut sebagai berikut:
sebagai pedoman dalam mengambil sikap yang tegas
terhadap Benturan Kepentingan di Perusahaan, dan Sepanjang tahun 2018, belum pernah terjadi peristiwa-
mewujudkan pengelolaan Perusahaan yang bebas dari peristiwa terkait benturan kepentingan yang dilakukan
segala bentuk Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
c. Pemberian terkait dengan musibah atau bencana e. Pemberian sesama rekan kerja tidak dalam bentuk
yang dialami oleh penerima, bapak/ibu/mertua, uang atau tidak berbentuk setara uang (cek, bilyet,
suami/istri, atau anak penerima gratifikasi yang giro, saham, deposito, voucher, pulsa dan lain-lain)
melebihi Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per paling banyak Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah)
pemberian per orang; per pemberian per orang dengan total pemberian
d. Pemberian sesama Karyawan dalam rangka pisah maksimal Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dalam 1
sambut, pensiun, promosi jabatan, dan ulang tahun (satu) tahun dari pemberi yang sama;
yang tidak dalam bentuk uang atau tidak berbentuk f. Hidangan atau sajian yang berlaku umum;
setara uang (cek, bilyet, giro, saham, deposito, g. Prestasi akademis atau non akademis yang diikuti
voucher, pulsa, dan lain-lain) yang melebihi nilai dengan menggunakan biaya sendiri seperti kejuaraan,
yang setara dengan Rp300.000,00 (tiga ratus ribu perlombaan atau kompetisi tidak terkait kedinasan;
rupiah) per pemberian per orang dengan total h. Keuntungan atau bunga dari penempatan dana,
pemberian Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dalam investasi atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku
1 (satu) tahun dari pemberi yang sama; umum;
e. Pemberian sesama rekan kerja tidak dalam bentuk i. Manfaat bagi seluruh peserta koperasi karyawan
uang atau tidak berbentuk setara uang (cek, bilyet, berdasarkan keanggotaan koperasi karyawan yang
giro, saham, deposito, voucher, pulsa dan lain-lain) berlaku umum;
yang melebihi Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) j. Seminar kit yang berbentuk seperangkat modul dan
per pemberian per orang dengan total pemberian alat tulis serta sertifikat yang diperoleh dari kegiatan
maksimal Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dalam 1 resmi kedinasan seperti rapat, seminar, workshop,
(satu) tahun dari pemberi yang sama. konferensi, pelatihan, atau kegiatan lain sejenis yang
berlaku umum;
k. Penerimaan hadiah atau tunjangan baik berupa uang
GRATIFIKASI YANG TIDAK WAJIB
atau barang yang ada kaitannya dengan peningkatan
DILAPORKAN
prestasi kerja yang diberikan oleh Pemerintah atau
Bentuk-bentuk gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan,
Perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-
meliputi:
undangan yang berlaku; atau
a. Pemberian karena hubungan keluarga, yaitu kakek/nenek,
l. Diperoleh dari kompensasi atas profesi di luar kedinasan,
bapak/ibu/mertua, suami/istri, anak/menantu, cucu, besan,
yang tidak terkait dengan tupoksi dari pejabat/
paman/bibi, akak/adik/ipar, sepupu dan keponakan,
karyawan, tidak memiliki benturan kepentingan dan
sepanjang tidak memiliki benturan kepentingan;
tidak melanggar peraturan yang berlaku di Perusahaan.
b. Hadiah (tanda kasih) dalam bentuk uang atau barang
yang memiliki nilai jual dalam penyelenggaraan pesta
pernikahan, kelahiran, aqiqah, baptis, khitanan, dan
potong gigi, atau upacara adat/agama lainnya dengan
Pada tahun 2018, tidak terdapat pelaporan atas
batasan nilai per pemberi dalam setiap acara paling
banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah); penerimaan Gratifikasi yang disampaikan oleh
c. Pemberi terkait dengan musibah atau bencana yang pelapor kepada UPG (Unit Pengendali Gratifikasi),
dialami oleh penerima, bapak/ibu/mertua, suami/ dan yang selanjutnya laporan tersebut diteruskan
istri, atau anak penerima gratifikasi paling banyak kepada KPK. Untuk yang langsung melaporkan
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah); penerimaan gratifikasi ke KPK ada 1 (satu)
d. Pemberian sesama karyawan dalam rangka pisah pelaporan terkait pernikahan. Ketentuan terkait
sambut, pensiun, promosi jabatan, dan ulang tahun laporan penerimaan Gratifikasi yang disampaikan
yang tidak dalam bentuk uang atau tidak berbentuk oleh pelapor kepada UPG dan diteruskan kepada
setara uang yang paling banyak Rp300.000,00 (tiga KPK tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja.
ratus ribu rupiah) per pemberian per orang dengan
total pemberian Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah)
dalam 1 (satu) tahun dari pemberi yang sama;
GRATIFIKASI YANG TERKAIT DENGAN 2. Contoh dari penerimaan dalam kedinasan antara lain:
KEDINASAN a. Fasilitas transportasi, akomodasi, uang saku,
jamuan makan, cinderamata yang diterima oleh
1. Penerimaan yang dapat dikategorikan sebagai
Insan Bio Farma dari instansi atau lembaga lain
Gratifikasi terkait dengan kedinasan adalah setiap
berdasarkan penunjukan dan penugasan resmi;
penerimaan yang memiliki karakteristik umum sebagai
b. Plakat, vandel, goody bag/gimmick dari panitia
berikut:
seminar, loka karya, pelatihan yang diterima oleh
a. Diperoleh secara sah dalam pelaksanaan tugas
Insan Bio Farma dari instansi atau lembaga lain
resmi;
berdasarkan penunjukan atau penugasan resmi;
b. Diberikan secara terbuka dalam rangkaian acara
c. Hadiah pada waktu kegiatan kontes atau kompetisi
kedinasan, artinya dapat dimaknai cara pemberian
terbuka yang diselenggarakan oleh instansi atau
yang terbuka, yaitu disaksikan atau diberikan di
lembaga lain berdasarkan penunjukan atau
hadapan para peserta yang lain, atau adanya tanda
penugasan resmi;
terima atas pemberian yang diberikan;
d. Penerimaan honor, insentif baik dalam bentuk
c. Berlaku umum, yaitu suatu kondisi pemberian
uang maupun setara uang, sebagai kompensasi
yang diberlakukan sama dalam hal jenis, bentuk,
atas pelaksanaan tugas sebagai pembicara,
persyaratan atau nilai (mengacu pada standar biaya
narasumber, konsultan dan fungsi serupa lainnya
umum), untuk semua peserta dan memenuhi
yang diterima oleh Insan Bio Farma dari instansi
prinsip kewajaran atau kepatutan; dan
atau lembaga lain berdasarkan penunjukan atau
d. Selain bentuk-bentuk yang dinyatakan tidak wajib
penugasan resmi.
dilaporkan dalam rangkaian kegiatan kedinasan.
Apakah
DIVISI KMR gratifikasi
ilegal/suap INSAN BIO FARMA
Tidak
Memantau
pelaksanaan Ya Melaporkan
pengendalian penerimaan
gratifikasi Gratifikasi
KEPALA DIVISI
KMR
Laporan
suku bangsa, agama, warna kulit, jenis kelamin, usia, pengelolaan data Perusahaan secara rapi, tertib, teliti,
karakteristik lain yang dilindungi oleh hukum; 1. Mencatat data dan menyusun laporan berdasarkan
c. Perusahaan berkomitmen bahwa setiap Karyawan sumber yang benar, diversifikasi keakuratannya dan
pangkat, jabatan dan pengembangan karirnya di 2. Menyusun laporan keuangan sesuai dengan
dan prestasi kerja dan kinerja yang ditunjukkan, 3. Menyampaikan laporan secara benar, lengkap, jelas
dengan menjunjung tinggi kesetaraan kerja termasuk dan tepat waktu serta dapat dipertanggungjawabkan;
didalamnya larangan terhadap segala bentuk 4. Melakukan dokumentasi dokumen, laporan dan
diskriminasi ras, suku, jenis kelamin dan agama; berkas-berkas sesuai dengan kebijakan Perusahaan;
d. Perusahaan memberikan kesempatan yang sama 5. Menyimpan semua dokumen, laporan dan berkas-
dan setara serta perlakuan yang adil kepada seluruh berkas Perusahaan dengan tertib sehingga mudah
Karyawan dan tidak mentolerir praktek-praktek ditemukan dan digunakan sewaktu-waktu oleh
diskriminatif dalam pekerjaan dengan alasan apapun; semua pihak yang berkepentingan;
e. Perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang bebas 6. Penggunaan, pendistribusian dan pemusnahan
dari pelecehan dan intimidasi, baik yang dilakukan dokumen, laporan dan berkas-berkas Perusahaan
terhadap atasan, bawahan, rekan sekerja, pelanggan/ sesuai dengan kebijakan Perusahaan;
konsumen, pemasok atau mitra bisnis perusahaan. 7. Dilarang memalsukan dokumen, laporan dan berkas-
ancaman, tindak kekerasan dan berbagai bentuk 8. Dilarang membiarkan dokumen, laporan dan
disriminasi dan pelecehan yang didasari perbedaan berkas-berkas yang tidak benar atau transaksi yang
suku bangsa, agama, warna kulit, jenis kelamin, usia melanggar hukum;
ataupun ketidakmampuan pribadi melalui komentar, 9. Seseorang di Perusahaan yang karena kedudukan atau
gurauan dan/atau tindakan semacamnya. profesinya atau hubungan usaha dengan Perusahaan
dilarang menggunakan dokumen laporan dan berkas-
berkas serta informasi Perusahaan untuk kepentingan
PERILAKU ASUSILA, NARKOTIKA, OBAT pribadi dan berpotensi merugikan Perusahaan atau
TERLARANG DAN PENJUDIAN SETIAP pemangku kepentingan lainnya;
INSAN BIO FARMA: 10. Setiap Insan Bio Farma bertanggung jawab atas
1. Dilarang melakukan segala bentuk tindakan yang kebenaran dan keabsahan dokumen, laporan dan
melanggar nilai kesusilaan antara lain pelecehan, berkas-berkas serta informasi yang ada di bawah
penghinaan, memfitnah; pengawasannya;
11. Laporan Keuangan Perusahaan harus dibuat akurat 5. Insan Bio Farma yang telah menyelesaikan masa
mengingat data tersebut mendukung prinsip- tugasnya di Perusahaan dilarang mengungkapkan
prinsip integritas dan kejujuran usaha, di samping itu informasi nonpublik Perusahaan yang diperolehnya
juga reputasi Perusahaan bergantung pada akurasi selama menjabat kecuali informasi tersebut
datanya. diperlukan untuk pemeriksaan dan penyelidikan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau
tidak lagi menjadi rahasia milik Perusahaan;
PERLINDUNGAN INFORMASI 6. Keterbukaan informasi mencakup:
PERUSAHAAN a. Perusahaan akan mengungkapkan informasi
1. Seluruh Insan Bio Farma berkewajiban untuk menjaga penting yang relevan dengan kegiatan usaha
kerahasiaan informasi nonpublik Perusahaan sesuai Perusahaan kepada pihak yang berwenang
dengan peraturan perundang-undangan, peraturan seperti Laporan Tahunan, Laporan Manajemen
perusahaan dan kelaziman dalam dunia usaha; dan lain-lain, sesuai dengan peraturan perundang-
2. Informasi nonpublik adalah informasi yang oleh undangan dengan tepat waktu, akurat, jelas dan
Perusahaan belum diungkapkan atau belum tersedia objektif;
secara umum bagi publik. Contohnya informasi yang b. Perusahaan akan mengungkapkan informasi
berkaitan dengan Peraturan Direksi/Keputusan yang berkaitan dengan kegiatan Perusahaan
Direksi yang bersifat strategis dan menjadi rahasia kepada pihak-pihak yang kepentingan sesuai
Perusahaan, dokumen Perusahaan lainnya yang dengan prosedur Keterbukaan Informasi Publik di
merupakan alur proses bisnis Perusahaan dan Perusahaan.
menjadi rahasia Perusahaan, risalah rapat Perusahaan,
perjanjian dengan pihak ketiga, proses manufaktur
retail, formula, hasil riset, dokumen pengujian, PERLINDUNGAN ASET PERUSAHAAN
dokumen validasi dan kalibrasi, dokumen dan nota- Terhadap aset Perusahaan setiap Insan Bio Farma
nota keuangan, instrumen keuangan, dokumen berkewajiban untuk:
lain yang akan ditetapkan oleh Direksi, informasi 1. Menjaga, memelihara, mengamankan dan
lain yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan menyelamatkan aset perusahaan sesuai dengan
Undang-Undang, dan informasi lain yang tidak boleh ketentuan yang berlaku;
diungkapkan sebagaimana diatur di dalam Peraturan 2. Menggunakan aset perusahaan sesuai dengan
di Perusahaan terkait pengelolaan informasi. peruntukannya, sesuai jabatan, kewenangan dan
3. Pengungkapan informasi nonpublik hanya dapat lingkup pekerjaannya yang sedang diaksanakan;
dilakukan oleh pejabat yang mempunyai kewenangan 3. Tidak menggunakan dan memanfaatkan aset
dalam rangka menyampaikan informasi yang relevan perusahaan untuk kepentingan pribadi, kepentingan
kepada auditor internal atau eksternal dalam proses kelompok, aktivitas politik serta pihak ketiga lainnya;
audit atau kepada penegak hukum dalam rangka 4. Dilarang untuk memindahkan secara tidak sah
penyelidikan atau penyidikan sesuai peraturan peralatan, persediaan maupun aset perusahaan
perundang-undangan; lainnya;
4. Insan Bio Farma yang bekerja dengan data atau 5. Fasilitas dan peralatan komunikasi seperti telepon,
informasi milik pemberi pekerjaan, rekanan dan faksimili, e-mail dan sarana telekomunikasi lainnya
mitra bisnis yang dikategorikan rahasia, dilarang hanya dipergunakan untuk keperluan perusahaan.
mengungkapkan informasi rahasia tersebut kepada Komunikasi pribadi harus dibatasi dan dijaga pada
pihak luar tanpa persetujuan Direksi, atau tidak tingkat penggunaan minimal;
seorang pun boleh mengungkapkan informasi rahasia 6. Menjaga akurasi pencatatan dan pelaporan aset
tersebut kepada yang lain, kecuali diwajibkan oleh perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku.
hukum;
PERLINDUNGAN KONSUMEN Bio Farma merupakan salah satu bentuk keberhasilan Bio
Bio Farma berkomitmen memenuhi seluruh kontrak Farma dalam mengimplementasikan K3 di lingkungan
penjualan yang telah disepakati dalam upaya perusahaan. Selain Sertifikasi OHSAS 18001:2007,
etika perusahaan sebagai berikut: meraih Zero Accident Award sebagai keberhasilan
1. bekerja keras untuk memberikan hasil produksi kecelakaan nihil di lingkungan kerja dari Kementerian
terbaik dengan harga terjangkau; Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.
2. mengedepankan standar layanan yang profesional Bio Farma berharap melalui pengoptimalan Sistem
3. memperhatikan kebutuhan para pelanggan melalui kerja yang aman, nyaman, sehat menuju nihil kecelakaan
peningkatan standar kerja yang tersistem didukung dan penyakit akibat kerja guna peningkatan produksi
4. mempertahankan kualitas produk, Bio Farma Keberadaan P2K3 di lingkungan Bio Farma memiliki
memperhatikan aspek keselamatan dan inovasi pada tujuan untuk menjamin keberadaan tenaga kerja secara
setiap tahap proses pengembangan, produksi, dan jasmani maupun rohani melalui proses identifikasi, analisa,
norma K3, meningkatkan partisipasi semua pihak untuk segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi
optimalisasi pelaksanaan budaya K3 di lingkungan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya
Perusahaan. Sehingga, dengan menerapkan K3 tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Dengan
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan terjadinya mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan
kejadian berbahaya lainnya. Salah satu upaya yang kerja, menghindari kerugian material dan jiwa akibat
telah dilakukan oleh Bio Farma pelaksanaan K3 dengan kecelakaan kerja, dan menciptakan tempat kerja yang
melakukan sosialisasi penerapan kegiatan yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman
bagi para korban bencana alam, seperti penanganan dividen kepada pemegang saham sekurang-kurangnya
bencana gunung berapi, bencana banjir bandang, sekali dalam setahun. Dengan tetap memperhatikan
bencana tsunami, bencana longsor dan bencana banjir. posisi keuangan atau tingkat kesehatan Perseroan dan
tanpa mengurangi hak dari Rapat Umum Pemegang