Anda di halaman 1dari 10

Telisik Perlakuan Teori Entitas

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Dian Purnama Sari

Unika Widya Mandala Surabaya


Jl. Dinoyo 42-44 Surabaya
Surel: dianpurnama1985@yahoo.com

Abstract: Study of Entity Theory Treatment on Micro, Small and Medium


Enterprises (SMEs). Various challenges and obstacles still occur in SMEs develop-
ment in Indonesia. One of them is the behavior of SMEs owners who often do not
separate personal finance and business capital. Habit of paying for any personal
needs is one form of the use of enterprise wealth for personal use. This social
reality of SMEs shows the incomprehension of the Economic Entity Concept, the
tendency to use the enterprise wealth for personal reason, and business profit/
income is treated as “owner’s wallet”. Internalization process can be carried out by
“transplantation” of the economic entity concept to eliminate the culture of “sami
mawon” exhibited by many actors of SMEs.

Abstrak: Telisik Perlakuan Teori Entitas dalam Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM). Beragam tantangan dan hambatan masih memayungi
pengembangan UMKM di Indonesia. Salah satunya adalah perilaku pemilik
UMKM yang seringkali tidak memisahkan modal bisnis keuangan pribadi dan
perusahaan. Kebiasaan pembayaran pelbagai kebutuhan pribadi adalah salah
satu bentuk penggunaan sumber daya usaha untuk kepentingan pribadi. Reali-
tas sosial UMKM semacam ini menunjukkan penerapan konsep entitas ekonomi
yang tidak komprehensif, kecenderungan penggunaan sumber daya untuk pri-
badi dan laba/pendapatan usaha bisnis sebagai “kantong pribadi pemilik”. Proses
internalisasi melalui “transplantasi” konsep entitas ekonomi dapat diikhtiarkan
dalam memberantas budaya “sami mawon” yang dilakoni banyak aktor UMKM.

Kata Kunci: UMKM, Modal, Prive, Konstruksi Sosial

Usaha Mikro, Kecil dan Pada tahun 2010 jumlah


Menengah (UMKM) telah menjadi unit UMKM di Indonesia mencapai
salah satu fokus dalam dunia 52,2 juta unit usaha yang terse-
perekonomian Indonesia. Kontri- bar di seluruh wilayah Indonesia.
busi dan peran UMKM terhadap Jumlah yang cukup signifikan
dunia perekonomian Indonesia tersebut menunjukkan adanya
tidak diragukan lagi. Pada tahun kecenderungan masyarakat Indo-
2009 tercatat kontribusi UMKM nesia untuk memilih berinvestasi
terhadap PDB Indonesia mencapai dan berupaya untuk membangun
sekitar 45% atau senilai Rp.2.000 kehidupan dengan menggerak-
triliun, sedangkan untuk tahun kan UMKM. Karakteristik utama
2010 diperkirakan UMKM mam-
UMKM adalah kemampuannya
pu memberi kontribusi lebih be-
mengembangkan proses bisnis
sar lagi kepada PDB Indonesia
yang fleksibel dengan menanggung
yakni sekitar Rp.3.000 triliun.
Besarnya kontribusi juga terlihat biaya yang relatif rendah (War-
Jurnal Akuntansi Multiparadigma
JAMAL dari tingginya penyerapan tenaga sono et al. 2010:5). Namun, salah
Volume 4
Nomor 2 kerja dari sektor UMKM ini, yaitu satu tantangan utama yang diha-
Halaman 165-329
Malang, Agustus 2013 hingga tahun 2009 sebanyak 91,8 dapi UMKM adalah terkait dengan
ISSN 2086-7603
e-ISSN 2089-5879 juta atau 97.3% dari seluruh tena- pengelolaan dana. Ketidakber-
ga kerja di Indonesia (Rudiantoro esan pengelolaan dana seringkali
dan Siregar 2011). menjadi pemicu terjadinya kega-
188
Sari, Telisik Perlakuan Teori Entitas dalam ...189

galan UMKM. Para pelaku UMKM memang yang berasal dari kegiatan usaha bagi ke-
perlu mendapatkan sosialisasi dan pembi- butuhan pribadi pemilik. Dalam akuntansi,
naan baik secara finansial dan non finansial pengambilan untuk kebutuhan pribadi pe-
(Irawan 2013). Inisiatif utama dalam penge- milik usaha disebut prive. Namun, sering-
lolaan dana adalah dengan mempraktikkan kali prive yang dilakukan oleh pemilik tidak
akuntansi dengan baik. diakui sebagai penarikan modal, hanya se-
Pelaksanaan pembukuan akuntan- batas pemakaian pribadi.
si untuk menghasilkan laporan keuang- Dari latar belakang tersebut, maka
an merupakan hal yang masih sulit bagi fokus pembahasan dalam penelitian ini
UMKM. Keterbatasan pengetahuan pem- adalah konstruksi dalam pemisahan mo-
bukuan akuntansi, rumitnya proses akun- dal yang terjadi pada UMKM. Tujuan dalam
tansi, dan anggapan bahwa laporan keuang- penelitian ini adalah untuk mengetahui
an bukanlah hal yang penting bagi UMKM praktik pemisahan modal, khususnya per-
menjadi alasan bagi UMKM untuk tidak lakuan terhadap prive oleh pemilik UMKM
melakukan pembukuan secara akuntansi. dan untuk melakukan konstruksi sosial
Banyak kasus-kasus para UMKM yang tidak terhadap praktik pemisahan modal, khu-
melakukan pembukuan dengan benar atau susnya perlakuan terhadap prive oleh pemi-
bahkan tidak sama sekali, mengakibatkan lik UMKM. Penelitian ini diharapkan dapat
mereka juga tidak mengetahui perkembang- memberikan manfaat bagi pelaku UMKM
an usahanya (Murtiningtyas 2013). Bahkan agar dapat menjadi saran bagi pelaku UMKM
terkadang pencatatan yang dilakukan oleh untuk dapat melakukan pemisahan modal
UMKM hanya sebatas jumlah pembelian dan pribadi dengan kegiatan UMKM serta dapat
penjualan yang terjadi dalam kegiatan opera- menambah kajian ilmu pengetahuan bagi
sionalnya (Mutiah, Harwida dan Kurniawan setiap pembacanya.
2011). Terlebih lagi bentuk UMKM yang
lebih didominasi perusahaan perseorangan METODE
mengakibatkan kurangnya kebutuhan un- Penelitian ini merupakan penelitian
tuk membuat laporan keuangan yang se- kualitatif. Menurut Moleong (2005:6), pene-
suai standar akuntansi. Bentuk perusahaan litian kualitatif adalah penelitian yang ber-
perseorangan juga menyebabkan pemisahan maksud untuk memahami fenomena ten-
keuangan bagi diri pribadi pemilik usaha tang apa yang dialami oleh subyek peneli-
dengan kegiatan usahanya seringkali juga tian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tidak dilakukan. tindakan, dan sebagainya, secara holistik
Pemisahan keuangan bagi diri pribadi dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
pemilik usaha dengan kegiatan usaha seha- kata-kata dan bahasa pada suatu konteks
rusnya menjadi hal yang wajib untuk dilaku- khusus yang alamiah dan dengan meman-
kan. Hal ini sesuai dengan Prinsip Akuntan- faatkan berbagai metode ilmiah. Karak-
si Berlaku Umum (PABU) mengenai konsep ter khusus riset kualitatif terutama adalah
kesatuan usaha (Economic Entity Concept) berupaya mengungkapkan keunikan indi-
yang menyatakan bahwa seharusnya entitas vidu, kelompok, masyarakat dan atau orga-
(dalam hal ini UMKM) harus dianggap seba- nisasi tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
gai entitas yang berdiri sendiri, terlepas dari Pendekatan ini merupakan suatu metode
pemiliknya. Implikasinya adalah hubungan penelitian yang diharapkan dapat meng-
antara UMKM dan pemilik diperlakukan hasilkan suatu deskripsi tentang ucapan,
sebagai transaksi antara dua pihak yang tulisan atau perilaku yang dapat diamati
terpisah. Konsep ini penting untuk kelang- dari suatu individu, kelompok, masyarakat,
sungan hidup UMKM sendiri. Pemilik usaha dan atau organisasi tertentu dalam suatu
seringkali bingung menentukan keuntungan setting tertentu pula.
yang diraih apabila tidak dilakukan pe- Penelitian ini akan berusaha melaku-
misahan keuangan. Lebih parah lagi terjadi kan kontruksi sosial dalam pemisahan mo-
apabila tidak terdapat kejelasan uang yang dal dalam UMKM. Konstruksi sosial atas rea-
digunakan untuk kegiatan operasional usa- litas (social construction of reality) didefinisi-
ha dengan kegiatan pribadi pemilik usaha. kan sebagai proses sosial melalui tindakan
Tak dapat dipungkiri, salah satu yang dan interaksi dimana individu menciptakan
menjadi masalah utama dalam pemisahan secara terus-menerus suatu realitas yang
keuangan bagi UMKM adalah saat adanya dimiliki dan dialami bersama secara subjek-
penggunaan barang modal ataupun uang tif. Berbicara mengenai konstruksi sosial
190 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2013, Hlm 188-197

dalam realitas sosial, tentu tidak lepas dari barang seperti yang dilakukan oleh jenis
teori yang dibangun Berger dan Luckmann usaha manufaktur. Kegiatan utama perusa-
(1966). haan dagang adalah membeli barang daga-
Realitas sosial (menurut Berger dan ngan dari pemasok atau rekanan dan men-
Luckmann 1966 dalam Bungin 2007:89) jualnya kembali kepada pembeli dan pelang-
merupakan pengetahuan yang bersifat kese- gan (Warsono et al. 2010:107).
harian yang hidup dan berkembang di ma- Terdapat tiga informan yang menjadi
syarakat seperti konsep, kesadaran umum, pusat penelitian. Tiga informan tersebut di-
wacana publik, sebagai hasil dari konstruksi pilih dengan berbagai pertimbangan. Latar
sosial. Realitas sosial terdiri dari realitas ob- belakang pendidikan, yaitu berasal dari pen-
jektif, realitas simbolis dan realitas subjektif. didikan akuntansi dan bukan akuntansi
Realitas objektif adalah realitas yang terben- menjadi salah satu pokok pembeda. Perbe-
tuk dari pengalaman di dunia objektif yang daan kategori usaha dagang juga menjadi
berada di luar diri individu dan dianggap salah satu pertimbangan dalam pemilihan
sebagai kenyataan. Realitas simbolis meru- informan. Berdasarkan pertimbangan-per-
pakan ekspresi simbolis dari realitas objek- timbangan di atas, maka dipilihlah tiga in-
tif dalam berbagai bentuk. Realitas subjektif forman yang dirasa dapat memberikan infor-
adalah realitas yang terbentuk sebagai pro- masi yang sesuai dengan tujuan penelitian
ses penyerapan kembali realitas objektif dan ini.
simbolis ke dalam individu melalui proses Teknik pengumpulan data diawali de-
internalisasi. ngan pengamatan terhadap informan dan
Proses konstruksi berlangsung dalam untuk mengumpulkan informasi dari infor-
suatu proses dalam tiga momen simultan, man diperlukan teknik wawancara. Infor-
yaitu eksternalisasi, objektivikasi dan inter- masi yang diberikan oleh informan didapat
nalisasi. Secara garis besar, proses kons- secara langsung (sumber primer) dan di-
truksi sosial akan berusaha menarik keluar rekam melalui pencatatan maupun dengan
(eksternalisasi) sehingga seakan-akan hal alat-alat elektronik. Untuk memperoleh data
itu berada di luar (objektif) dan kemudian primer, peneliti berhubungan langsung de-
ada proses penarikan kembali ke dalam (in- ngan informannya. Tahap pertama, peneliti
ternalisasi) sehingga sesuatu yang berada di mengamati kondisi dan situasi informan
luar tersebut seakan-akan berada dalam diri dan memilih yang paling sesuai dengan tu-
atau kenyataan subjektif. juan penelitian ini. Tahapan kedua adalah
Pada penelitian ini, sumber data ber- melakukan wawancara tidak terstruktur
asal dari catatan hasil wawancara dengan yang dilakukan seperti bincang-bincang bi-
informan, pendalaman latar belakang infor- asa untuk mengetahui informasi yang dimi-
man, catatan hasil pengamatan serta doku- liki informan tentang apa yang ingin diketa-
men-dokumen yang mungkin masih terkait hui oleh peneliti. Wawancara tidak terstruk-
dengan penelitian ini. Informan merupakan tur dilakukan dalam suasana tidak formal
orang yang bersedia untuk memberikan in- dan dengan pertanyaan yang mengarah
formasi mendalam yang diperlukan dalam pada kedalaman informasi. Tahap yang ke-
penelitian ini. Menurut Sutopo (2003:117), tiga adalah pengamatan menyeluruh dengan
sumber data yang sangat penting dalam membandingkan informasi yang telah diberi-
penelitian kualitatif adalah manusia yang kan informan dan diamati dalam perilaku
menjadi narasumber atau informan. kegiatan UMKM tersebut.
Penelitian kualitatif membutuhkan
informan yang “mumpuni” dalam memberi- HASIL
kan informasi yang berguna bagi penelitian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
itu sendiri. Pemilihan informan yang sesuai (UMKM) merupakan kelompok usaha yang
dengan tujuan penelitian juga sangat pen- memiliki jumlah yang cukup besar di In-
ting dilakukan. Narasumber yang dipilih se- donesia. Definisi untuk masing-masing ke-
bagai informan dalam penelitian ini adalah lompok usaha tersebut berbeda-beda se-
para pelaku UMKM yang bergerak di bidang bagaimana diungkap dalam Undang-Undang
perdagangan. Jenis usaha dagang dipilih (UU) Nomor 20 tahun 2008. Usaha Mikro
karena jenis usaha dagang termasuk jenis adalah usaha produktif milik orang pero-
usaha yang cukup banyak dilakukan oleh rangan dan/atau badan usaha perorangan
pelaku UMKM karena tidak membutuhkan yang memenuhi kriteria usaha mikro seba-
kemampuan tertentu untuk menghasilkan gaimana diatur dalam Undang-undang ini.
Sari, Telisik Perlakuan Teori Entitas dalam ...191

Usaha kecil adalah usaha ekonomi produk- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
tif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh Menengah (Warsono et al. 2010), beberapa
orang perorangan atau badan usaha yang program unggulan untuk pengembangan
bukan merupakan anak perusahaan atau UMKM antara lain: (a) Program Kredit Usa-
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, di- ha Rakyat (KUR) sebagai agenda prioritas
kuasai, atau menjadi bagian baik langsung Menteri Negara Koperasi dan UKM. Hal ini
maupun tidak langsung dari usaha mene- dimaksudkan untuk mendorong pengem-
ngah atau usaha besar yang memenuhi kri- bangan usaha mikro kecil dan menengah
teria usaha kecil sebagaimana dimaksud serta menggerakkan sektor riil; (b) Kemen-
dalam Undang-Undang ini. Adapaun Usaha terian Koperasi dan UKM meminta pelibatan
menengah adalah usaha ekonomi produk- sebagai penilai UKM yang layak mendapat
tif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh dana program kemitraan dan bina lingkung-
orang perseorangan atau badan usaha yang an BUMN. Dana yang cukup besar (menca-
bukan merupakan anak perusahaan atau pai Rp 1,5 triliun) tersebut ditengarai tidak
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, cukup banyak diserap oleh UKM; (c) Ke-
atau menjadi bagian baik langsung maupun menterian Negara Koperasi dan UKM tengah
tidak langsung dengan usaha kecil atau mengevaluasi sekitar 400 peraturan daerah
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih (Perda) bermasalah yang dinilai membebani
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana pelaku usaha UMKM. Dari 400 perda yang
diatur dalam Undang-Undang ini. dievaluasi, sejumlah 63 peraturan telah di-
Kriteria UMKM menurut UU No. 20 ta- batalkan dan 160 perda sedang dievaluasi.
hun 2008 digolongkan berdasarkan jumlah Perda yang paling menonjol untuk dievaluasi
aset dan omzet yang dimiliki oleh suatu usa- adalah yang terkait dengan perijinan.
ha sebagaimana tampak dalam tabel 1. Perhatian dan kepedulian yang be-
Berbagai kemudahan telah ditawarkan sar dari pemerintah tentu akan mendorong
pemerintah bagi pelaku usaha UMKM. Na- pertumbuhan dan perkembangan UMKM di
mun tak dapat dipungkiri, masih tersem- Indonesia. Seiring pertumbuhan yang sema-
bul kendala yang menjadi tantangan bagi kin maju maka harapan bahwa UMKM akan
kemajuan UMKM di Indonesia. Kuncoro menjadi soko guru dalam perekonomian In-
(2008) sebagaimana dikutip Warsono et al. donesia bukanlah imajinasi semata.
(2010:7) mengungkapkan beberapa tantang- Konsep kesatuan usaha (Suwardjono
an UMKM di Indonesia, antara lain: (a) keti- 2005:215) menyatakan bahwa perusahaan
adaan pembagian tugas yang jelas antara bi- dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan
dang administrasi dan operasi. Kebanyakan ekonomi yang berdiri sendiri, bertindak
UMKM dikelola perorangan yang merang- atas namanya sendiri dan kedudukannya
kap sebagai pemilik sekaligus pengelola terpisah dari pemilik atau pihak lain yang
perusahaan, serta memanfaatkan tenaga menanamkan dana dalam perusahaan dan
kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya; kesatuan ekonomi tersebut menjadi pusat
(b) rendahnya akses industri kecil terhadap perhatian atau sudut pandang akuntansi.
lembaga-lembaga kredit formal sehingga Konsep ini menunjukkan bahwa badan usa-
mereka cenderung menggantungkan pem- ha dapat melakukan perbuatan hukum dan
biayaan usahanya dari modal sendiri atau ekonomi atas nama badan tersebut dan bu-
sumber-sumber lain seperti keluarga, kera- kan atas nama pemilik. Jadi hubungan an-
bat, pedagang perantara bahkan rentenir; tara kesatuan usaha dan pemilik dipandang
(c) kekurang-jelasan status hukum seba- sebagai hubungan bisnis. Konsep mengenai
gian besar UMKM. Mayoritas UMKM meru- kesatuan usaha telah banyak disuarakan
pakan perusahaan perseorangan yang tidak oleh sumber-sumber yang berbeda dengan
berakta notaris; 4,7% tergolong perusahaan nama yang berbeda pula, misalnya entitas
perorangan berakta notaris dan hanya 1,7% akuntansi (Accounting Entity), entitas bisnis,
yang sudah mempunyai badan hukum se- kesatuan akuntansi maupun kesatuan us-
perti misalnya PT, CV, firma atau koperasi aha (Wolk, Tearney dan Dodd 2001; Antho-
Pemerintah menaruh perhatian yang ny, Hawkins dan Merchant 1999; Paton dan
tinggi terhadap pengembangan UMKM di Littleton 1970; Accounting Principles Board
Indonesia. Munculnya Kementerian Negara 1970; dalam Suwardjono 2005).
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Konsep kesatuan usaha menunjukkan
merupakan cerminan keseriusan peme- bahwa badan usaha harus dipandang seb-
rintah terhadap UMKM. Berdasarkan data agai badan yang berdiri sendiri, bertindak
192 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2013, Hlm 188-197

Tabel 1
Penggolongan Kriteria UMKM

Kriteria (dalam rupiah)


No. Usaha
Aset Omzet
1. Usaha Mikro Max. 50 jt Max. 300jt
2. Usaha Kecil > 50 jt sampai 500jt > 300jt sampai 2,5 Milyar
3. Usaha Menengah > 500jt sampai 10 Milyar > 2,5 Milyar sampai 50 Milyar

Sumber : Anonim (2011) www.galeriukm.web.id

atas namanya sendiri dan terpisah dari in- Dalam realitas pelaksanaannya, apa-
vestor, kreditor dan pihak eksternal lainnya. bila pemilik mengambil aset yang dimiliki
Dengan konsep ini, seharusnya laba dipan- oleh UMKM tersebut, baik dalam bentuk
dang sebagai kenaikan aset karena pendapa- fisik maupun uang, seringkali tidak dipisah-
tan dianggap sebagai aliran masuk (kenai- kan dengan entitas bisnis yang dimiliki. Pa-
kan aset) dan biaya sebagai aliran keluar dahal apabila terjadi penarikan modal oleh
(penurunan aset) akibat kegiatan operasi pemilik usaha, seharusnya diakui sebagai
badan usaha. Oleh karena itu, jumlah rupi- prive. Prive harus diakui sebagai penarikan
ah yang didistribusikan ke pemilik, kreditor, sejumlah modal kegiatan usaha sehingga
pemerintah atau pihak eksternal lainnya di- akan mengurangi jumlah modal dan aset
perlakukan sebagai biaya. Transaksi modal perusahaan. Seringkali penarikan yang di-
(transaksi yang berhubungan dengan pemi- lakukan oleh pemilik hanya diakui sebagai
lik) juga tidak dibedakan dengan transaksi pengurang pendapatan yang terjadi di ke-
kegiatan operasi badan usaha. giatan usaha. Hal ini yang menjadi kendala
Perusahaan perseorangan sering me- dalam pemisahan modal dalam perusahaan
nyebut ekuitas sebagai modal. Bagi perusa- perseorangan, atau dalam hal ini dikhusus-
haan perseorangan, modal pemilik merupa- kan pada UMKM. Konsep kesatuan usaha
kan total semua aset yang dimiliki dikurangi tidak berlaku dan tidak diberlakukan. Pa-
dengan jumlah kewajiban yang masih harus dahal konsep kesatuan usaha seharusnya
dibayar. Modal merupakan setoran yang di- menjadi konsep dasar yang harus dilakukan
berikan oleh pemilik untuk melakukan keg- untuk menjaga kelangsungan hidup sebuah
iatan usaha. Dalam sudut pandang UMKM, badan usaha, khususnya dalam perlakuan
yang mayoritas dimiliki oleh perusahaan untuk pemisahan modal dan pencatatan
perseorangan, modal menunjukkan kepemi- prive.
likan terhadap UMKM tersebut. Berdasar- Informan yang pertama, dapat disebut
kan teori kesatuan usaha yang memisahkan Ibu Sulis, baru memulai usaha dagangnya
badan usaha dengan pemilik, maka infor- kurang dari 1 tahun. Ibu Sulis telah mem-
masi mengenai modal menjadi sangat pen- punyai pekerjaan tetap, sehingga usaha
ting. Perlakuan kegiatan yang berhubungan dagang ini hanyalah sebagai usaha sam-
dengan modal pemilik juga harus terpisah pingan. Usaha dagangnya menjual beraneka
dengan kegiatan operasional perusahaan. ragam barang namun secara khusus banyak
Salah satunya adalah adanya penarikan bergerak di bidang perlengkapan bayi dan
baik uang ataupun barang modal oleh pemi- anak. Dengan jumlah karyawan kurang dari
lik untuk kebutuhan pribadinya. Akuntansi 5 orang dan omzet masih kurang dari Rp
menyebut penarikan pribadi pemilik sebagai 10.000.000,- per bulan, maka usaha dagang
prive. Prive seharusnya tidak hanya berlaku ini masih dapat dikategorikan sebagai usa-
saat pemilik menarik sejumlah uang (baik ha mikro. Ibu Sulis tidak berlatar belakang
laba ataupun modal pemilik) namun juga akuntansi sehingga tidak melakukan pem-
berlaku dalam setiap barang modal yang ter- bukuan secara akuntansi di usaha dagang-
kandung dalam kegiatan usahanya. nya namun tetap melakukan pencatatan
Sari, Telisik Perlakuan Teori Entitas dalam ...193

secara sederhana. Pencatatan meliputi to- keuangan tersaji secara lengkap. Berdasar-
tal barang yang telah dibeli dan siap dijual, kan laporan dari software akuntansi, maka
pendapatan dari penjualan barang, nama- besar laba tiap bulan dapat diketahui secara
nama konsumen yang beli secara kredit dan pasti.
konsumen yang telah membayar hutangnya.
Pencatatan sederhana ini mengakibatkan PEMBAHASAN
jumlah laba yang diperoleh setiap bulannya Eksternalisasi: Proses Pemahaman
tidak dapat diketahui secara pasti. Apabila Realitas Sosial UMKM. Eksternalisasi
ditelusuri satu persatu dalam buku catatan- adalah bagian penting dalam kehidupan
nya, maka kemungkinan untuk mengetahui individu dan menjadi bagian dari dunia so-
laba masih dapat dilakukan meskipun be- siokulturalnya. Eksternalisasi terjadi pada
lum tentu valid. tahap yang sangat mendasar dalam satu
Informan yang kedua dapat disebut Ibu pola perilaku interaksi antara individu de-
Dea. Ibu Dea pemilik usaha yang bergerak ngan produk-produk sosial masyarakatnya.
di bidang penjualan pulsa ponsel dan sudah Manusia harus terus menerus mengekster-
berjalan sekitar 5 tahun. Usaha dagang ini nalisasikan dirinya dalam aktivitas. Dengan
dilakukan sejak Ibu Dea tidak memiliki pe- demikian, tahap eksternalisasi ini berlang-
kerjaan tetap sampai sekarang telah bekerja sung ketika produk sosial tercipta di dalam
sebagai karyawan tetap. Omzet Ibu Dea me- masyarakat, kemudian individu mengeks-
mang bervariasi tiap bulannya dan rata-rata ternalisasikan (penyesuaian diri) ke dalam
masih kurang dari Rp 5.000.000,-. Cara ber-
dunia sosiokulturalnya sebagai bagian dari
jualan Ibu Dea cukup mudah. Ibu Dea tidak
produk manusia (Bungin 2007:91).
hanya melayani pembeli yang datang lang-
Pemahaman eksternalisasi muncul
sung kepadanya tetapi juga pembeli yang
dari pemahaman awal realitas sosial infor-
menggunakan sistem telepon ataupun me-
man. Ibu Sulis bukanlah seorang dengan
lalui pesan singkat. Dengan nama dan nomor
latar belakang akuntansi namun berusaha
yang jelas, maka pulsa akan langsung dapat
untuk mengaplikasikan apa yang disebut
diisikan dan pembayaran dapat dilakukan
dengan akuntansi melalui pencatatan seder-
dengan cara transfer. Bagi teman maupun
hana. Laporan pencatatan tersebut dilaku-
kerabat, Ibu Dea juga bersedia untuk meng-
umpulkan “utang” selama 1 bulan dan baru kan sendiri dengan proses pencatatan awal
menerima pembayaran di bulan berikutnya. jumlah barang yang dibeli. Apabila terdapat
Pulsa ponsel memang tidak dapat dilihat barang yang laku terjual, maka akan dicatat
secara nyata, namun tetap dapat dihitung sebagai pendapatan dan mengurangi jum-
dengan perhitungan yang jelas. Ibu Dea me- lah stok barang yang ada. Bagi pembeli yang
miliki latar belakang akuntansi, namun juga membeli dengan cara kredit, maka Ibu Su-
tidak membuat laporan keuangan secara lis akan mencatat bahwa ada barang yang
lengkap. Tapi pencatatan dilakukan dengan telah terjual, namun pembeli masih “utang”
sangat jelas, sehingga jumlah pendapatan pada Ibu Sulis. Pada saat pembeli membayar
setiap bulan pasti akan dapat diketahui se- hutang pada Ibu Sulis, maka Ibu Sulis akan
cara pasti. Laba juga pasti dihitung setiap mencatat bahwa telah diperoleh pendapatan.
bulannya. Proses pencatatan ini boleh dibilang seder-
Informan yang ketiga merupakan istri hana, namun dapat memenuhi kebutuhan
dari pemilik usaha dagang di sebuah pusat dasar bagi Ibu Sulis, yaitu dapat mengeta-
pembelanjaan di salah satu kota besar di In- hui total stok barang yang ada serta nominal
donesia dan dapat disebut Ibu Vita. Usaha pendapatan yang diperolehnya.
ini telah berdiri selama 2 tahun lebih dan Tetapi yang menjadi masalah adalah
memiliki jumlah karyawan sebanyak 12 pada saat Ibu Sulis menggunakan barang
orang sehingga usaha dagang ini dapat di- dagangannya untuk keperluan pribadi. Ibu
kategorikan sebagai usaha kecil. Usaha da- Sulis tetap mencatatnya dan mengurangi
gang ini merupakan perusahaan perseoran- stok barang yang ada tanpa menerima pem-
gan dan tidak memiliki badan hukum. Pe- bayaran. Menurut Ibu Sulis,
ngelolaan usaha dagang ini dilakukan send-
“...yang penting saya tahu bahwa
iri oleh pemilik dan pembukuan diserahkan
barang itu memang saya pakai
kepada istrinya yang memiliki latar belakang
sendiri”.
pendidikan akuntansi. Pembukuan dilaku-
kan secara menyeluruh dengan mengguna- Bahkan apabila ada barang yang tidak
kan software akuntansi sehingga pelaporan laku maka barang tersebut akan digunakan
194 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2013, Hlm 188-197

sendiri oleh Ibu Sulis dan tidak ada sistem masuk ke pencatatan stok barang masuk.
retur dalam kamus Ibu Sulis. Selain itu, ma- Tetapi, uang untuk membayar kepada pe-
salah lain yang terjadi adalah tidak adanya masok tetap uang dari kegiatan operasional
pemisahan uang antara kegiatan usaha de- usaha. Jadi, pemisahan yang dilakukan oleh
ngan kehidupan pribadi Ibu Sulis. Sering- Ibu Vita masih belum menyeluruh. Komen-
kali pembayaran uang dari konsumen digu- tar Ibu Vita:
nakan untuk kebutuhan pribadi Ibu Sulis.
“Jumlahnya kan tidak banyak.
Dampak dari hal ini adalah Ibu Sulis tidak
Paling cuman kita ambil 2 biji dari
pernah tahu “uang fisik” dari keuntungan
100. Kalo banyak baru kita catat
usahanya. Akhirnya Ibu Sulis mengatakan,
sebagai prive.”
“.. ya anggap saja keuntungannya
Persoalan lain adalah apabila ada tamu
buat bayar yang saya pake sendiri
yang berasal dari keluarga atau teman se-
dan buat nambah-nambah uang
hingga Ibu Vita memberikan barang gratis
belanja”.
atau diskon yang lebih besar dari yang lain.
Perilaku Ibu Dea seringkali hampir Pencatatan barang gratis tersebut akan di-
sama dengan Ibu Sulis. Penggunaan pribadi masukkan dalam biaya entertainment dan
selalu terjadi dalam kasus Ibu Dea. Pengi- mengurangi jumlah pendapatan dari usaha
sian pulsa ke ponsel Ibu Dea sendiri dilaku- dagangnya sehingga tentu saja jumlah la-
kan tanpa membayar. Pencatatan selalu ada banya juga akan berkurang. Pengurangan
dan jelas, tetapi tentu akan mengurangi laba laba mungkin dirasa tidak signifikan, namun
secara langsung. Ibu Dea berkilah: tetap saja perlu perlakuan terhadap barang
yang diberikan secara gratis kepada teman
“Sami mawon, ujung-ujungnya
ataupun kerabat seharusnya tetap dalam
kan kembali ke aku juga”.
lingkup pengambilan pribadi oleh pemilik.
Masalah yang lain adalah seringkali Perlakuan-perlakuan akuntansi be-
pembayaran pulsa seringkali dilakukan se- lum merasuk secara benar dalam berbagai
cara “barter”. Artinya, Ibu Dea terkadang transaksi dan kegiatan operasional usaha,
memesan sesuatu kepada teman ataupun baik yang dilakukan oleh Ibu Sulis, Ibu Dea
kerabat yang berutang kepadanya dan lang- maupun Ibu Vita. Perilaku seorang pemi-
sung dikurangkan dari jumlah utang mere- lik UMKM terlukis jelas dalam gambaran
ka. Biaya juga menjadi sebuah dilema kare- eksternalisasi sebagai wujud pikiran dan
na ponsel yang digunakan bagi usaha juga tindakan. Ketidaktahuan dan ketidakkon-
digunakan secara pribadi oleh Ibu Dea, se- sistenan merasuk dalam setiap aktivitas dan
hingga biaya untuk membeli pulsa dari pon- membentuk sebuah realitas objektif sebagai
sel tersebut tidak jelas pencatatannya. sebuah kenyataan dalam individu-individu
manusia.
“Ponsel kan punyanya cuman 1.
Objektivasi: Realitas Sosial yang
Ya dipake buat usaha ya dipake
Dilembagakan. Pada tahap objektivasi, se-
sendiri.”
buah produk sosial berada pada proses in-
Apabila yang menjadi masalah bagi Ibu stitusionalisasi, sedangkan individu (menu-
Sulis dan Ibu Dea adalah pemisahan secara rut Berger dan Luckmann 1990) dikatakan
riil usaha dagang dengan kehidupan priba- memanifestasikan diri dalam produk-produk
dinya, maka berbeda dengan yang dialami kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi
Ibu Vita. Ibu Vita telah memisahkan secara produsen-produsennya maupun bagi orang
riil uang yang berhubungan dengan usaha lain sebagai unsur dunia bersama (Bungin
dengan uang bagi keperluan pribadi. Kebu- 2007:91). Individu melakukan objektivasi
tuhan pribadi dengan menggunakan uang terhadap produk sosial, baik penciptanya
dari hasil usaha akan dianggap sebagai maupun individu. Artinya, objektivasi dapat
prive. Namun, tetap ada masalah dalam pe- terjadi melalui penyebaran opini sebuah
ngambilan barang dagangan yang akan di- produk sosial yang berkembang di masyara-
gunakan secara pribadi. Software akuntansi kat melalui diskursus opini masyarakat ten-
akan mencatat semua persediaan sesuai tang produk sosial dan tanpa harus terjadi
dengan jumlah barang yang masuk. Ibu Vita tatap muka antar individu dan pencipta
menghindari kesalahan pencatatan dengan produk sosial tersebut.
mengambil terlebih dahulu barang dagang- Hal terpenting dalam objektivasi adalah
an yang diperlukan secara pribadi sebelum pembuatan signifikasi, yakni pembuatan
Sari, Telisik Perlakuan Teori Entitas dalam ...195

tanda-tanda oleh manusia. Sebuah tanda Sinyal yang kedua adalah prive. Prive
menjembatani kenyataan-kenyataan dan merupakan penarikan pribadi oleh pemilik.
dapat didefinisikan sebagai sebuah simbol Segala bentuk penarikan oleh pemiliki ha-
dan modus lingistik, dan dapat dinamakan rus diakui sebagai prive. Prive akan diakui
sebagai bahasa simbol. Bahasa merupakan dengan mengurangi aktiva (aset) UMKM dan
alat simbolis untuk melakukan signifikasi, juga mengurangi modal pemilik.
yang mana logika ditambahkan secara men- Simbol yang ketiga adalah laba. Laba
dasar kepada dunia sosial yang diobjekti- secara akuntansi dimaknai sebagai selisih
vasi. Bahasa juga digunakan untuk men- antara pendapatan dan biaya (Suwardjono,
signifikasi makna-makna yang dipahami 2005:455). Masalah pelik yang berkaitan
sebagai pengetahuan yang relevan dengan dengan laba adalah menentukan konsep
masyarakatnya. laba secara tepat untuk pelaporan keuang-
Objektivasi yang terlukis dalam bahasa an sehingga angka laba merupakan angka
dapat terjadi dalam dua hal, yaitu dimulai yang bermakna baik secara intuitif mau-
dari pemberian tanda verbal yang sederhana pun ekonomi bagi berbagai pemakai laporan
sampai pada pemasukannya ke dalam sim- keuangan.
bol-simbol yang kompleks, yang mana selalu Pemaknaan keempat berkaitan dengan
hadir dalam pengalaman, dan pada suatu biaya. Biaya memiliki dua karakteristik pen-
ketika sampai kepada sebuah representasi ting, yaitu aliran keluar atau penurunan aset
yang oleh Berger dan Luckmann (1990) di- dan akibat kegiatan yang membentuk ope-
katakan sebagai par excellence, yaitu ke- rasi utama yang dilakukan terus menerus.
padanya semua representasi lainnya tergan- Biaya dapat diakui apabila memenuhi salah
tung. Misalnya lembaga hukum, yang mana satu dari dua kriteria, yaitu konsumsi man-
menjadi representasi dari bahasa hukum, faat dan lenyapnya atau berkurangnya man-
kitab undang-undang, teori hukum atau faat di masa mendatang. Bahasa kelima dan
bahkan representasi yang mendasar dari dapat dikatakan yang utama dalam simpul
lembaga dan norma-norma dalam sistem pe- akuntansi bagi UMKM adalah Konsep Kesa-
mikiran etika, agama atau mitologi (Bungin tuan Usaha. Konsep Kesatuan Usaha adalah
2007:93). salah satu konsep dasar yang tercantum
Akuntansi juga merupakan sebuah dalam Prinsip-Prinsip Akuntansi Berlaku
bentuk bahasa yang digunakan untuk men- Umum (PABU). Menurut Suwardjono (2002),
signifikasi makna-makna yang dipahami PABU terdiri dari seperangkat konsep, stan-
sebagai sebuah ilmu pengetahuan. Tanda- dar, prosedur, metoda, konvensi dan praktik
tanda yang dibentuk dari sebuah pengeta- yang sehat yang dijadikan pedoman dalam
huan akuntansi juga tertuang dalam sebuah penerapan akuntansi. PABU menjadikan
aturan yang sering disebut dengan Standar informasi keuangan yang dihasilkan akun-
Akuntansi Keuangan (SAK). Pelembagaan tansi dapat dipahami dan bermanfaat bagi
bahasa dalam akuntansi juga membentuk banyak pengguna.
sebuah objektivasi dalam masyarakat. Reali- Kelima penandaan dalam objektivasi
tas sosial UMKM juga tidak terlepas dalam tidak sepenuhnya terproses dalam realitas
proses objektivasi tersebut. Berbagai bahasa sosial UMKM. Bahasa, tanda dan simbol
akuntansi juga mengikat UMKM dalam ber- yang muncul membentuk sebuah realitas
bagai macam simpul. Salah satunya adalah simbolis yang merupakan ekspresi simbolis
perlakuan-perlakuan akuntansi terhadap dari realitas objetif dalam berbagai bentuk.
segala kegiatan operasional sebuah badan Realitas yang muncul menunjukkan bahwa
usaha. akuntansi adalah sebuah bahasa dan tanda
Tanda yang pertama adalah modal. dalam dunia objektif.
Modal merupakan sumber pendanaan yang Internalisasi: Penyerapan dalam Rea-
berasal dari pemilik (Warsono et al. 2010:22). litas Sosial UMKM. Pemahaman atau penaf-
Secara konseptual, modal merupakan utang siran yang langsung dari suatu peristwa ob-
atau kewajiban badan usaha kepada pe- jektif sebagai pengungkapan suatu makna,
miliknya. Modal, bagi UMKM, merupakan artinya sebagai suatu manifestasi dari pro-
setoran dari pemilik untuk melakukan ke- ses-proses subjektif orang lain yang dengan
giatan operasional UMKM. Sebagai sebuah demikian menjadi bermakna secara sub-
perusahaan perseorangan, modal juga jektif bag individu itu sendiri. Kesesuaian
menunjukkan kepemilikan terhadap UMKM sepenuhnya dari kedua makna subjektif
tersebut. dan pengetahuan timbal balik mengenai ke-
196 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2013, Hlm 188-197

sesuaian itu mengandaikan terbentuknya gangannya untuk diri sendiri dan mencatat-
pengertian bersama. Internalisasi dalam arti nya sebagai pengurang persediaan usaha
umum merupakan dasar bagi pemahaman dagangnya. Tanpa menerima pembayaran
mengenai “sesama saya”, yaitu pemaha- lagi, maka barang yang seharusnya dijual
man individu dan orang lain serta pemaha- akan “hilang” dan tidak mendatangkan laba
man mengenai dunia sebagai sesuatu yang bagi usaha Ibu Sulis. Demikian pula dengan
maknawi dari kenyataan sosial. Pemahaman pulsa ponsel Ibu Dea. Pemakaian priba-
ini bukanlah merupakan hasil dari pencip- di yang dilakukan oleh Ibu Dea dan sistem
taan makna secara otonom oleh individu-in- “barter” yang digunakannya menunjukkan
dividu yang terisolasi, melainkan dimulai de- adanya penggunaan barang dagangan un-
ngan individu yang “mengambil alih” dunia tuk keperluan pribadi. Contoh yang ke-
di mana sudah ada orang lain. Dalam proses tiga adalah UMKM milik Ibu Vita. Barang
“mengambil alih” dunia itu, individu dapat dagangannya dapat diberikan secara gratis
memodifikasi dunia tersebut, bahkan dapat bagi teman dan kerabat. Pencatatan barang
menciptakan kembali dunia secara kreatif. gratis tersebut langsung dicatat dalam bi-
Penciptaan “dunia” oleh masing-masing in- aya entertainment. Padahal biaya baru dapat
dividu inilah yang menciptakan sebuah re- diakui dalam akuntansi apabila manfaatnya
alitas subjektif, karena realitas subjektif telah dikonsumsi atau manfaatnya telah
adalah realitas yang terbentuk sebagai pro- berkurang bahkan habis. Pemberian barang
ses penyerapan kembali realitas objektif dan secara gratis dalam UMKM Ibu Vita tentu
simbolis ke dalam individu melalui proses menimbulkan efek berkurangnya laba, kare-
internalisasi (Bungin 2007). na selain tidak menghasilkan pendapatan
Proses internalisasi dalam UMKM ha- akan menambah biaya yang dikeluarkan.
rus diawali dengan kesadaran akan simbol Pemahaman kedua yang harus dite-
konsep kesatuan usaha yang mengharus- lusuri lebih lanjut adalah pergeseran para-
kan para pelaku UMKM memisahkan dirinya digma bahwa laba usaha adalah “kantong
dengan kegiatan usahanya. Budaya “sami pribadi pemilik”. Memang diakui bahwa
mawon” yang menyamakan antara kegiatan laba sebuah perusahaan perseorangan akan
usaha dengan kegiatan pribadi harus mulai langsung diakui sebagai keuntungan pemi-
dilunturkan. Masalah pemisahan ini tidak lik usaha tersebut. Tetapi yang harus diingat
berarti dalam bentuk fisik barang namun adalah laba juga merupakan salah satu ba-
juga dalam bentuk aset dan modal pemi- gian dari ekuitas untuk tetap dapat memper-
lik, seperti yang terjadi dalam permasalah- tahankan kelangsungan hidup usaha. Ibu
an ponsel Ibu Dea. Pemisahan aset juga Sulis dan Ibu Dea merupakan contoh nyata
akan berdampak pada pemisahan modal yang seringkali terjadi. Laba hasil kegiatan
dan akhirnya adalah pemisahan seutuhnya usahanya tidak terlihat jelas dan malah di-
dari UMKM dan pribadi pemiliknya. Kon- gunakan untuk memenuhi kebutuhan pri-
sep kesatuan usaha ini akan menjadi salah badinya, yaitu belanja. “Uang fisik” dari laba
satu penentu kelangsungan usaha sebuah usaha tidak pernah terlihat dan tidak pernah
UMKM. tahu nilai riil laba. Ibu Vita juga mengalami
Pemahaman pertama yang muncul hal yang sama meskipun sedikit tersembu-
dalam realitas sosial UMKM adalah kecen- nyi. Meskipun Ibu Vita sudah memperki-
derungan untuk menggunakan “barang” rakan untuk mengambil barang dagangan-
yang seharusnya tersedia untuk dijual, na- nya sebelum masuk sistem pencatatan
mun pada akhirnya digunakan bagi keperlu- persediaan, namun “uang” yang digunakan
an pribadi. Barang dagangan adalah pokok untuk membayar pemasok tetaplah uang
usaha dari usaha dagang. Usaha dagang yang berputar dalam kegiatan usahanya. Pe-
akan membeli barang dari pemasok dan misahan “kantong pribadi pemilik” menjadi
menyimpan (dalam akuntansi: persediaan) hal yang pokok yang harus dilakukan oleh
dan akhirnya menjualnya kembali kepada para pelaku UMKM.
pelanggan. Barang dagangan ini yang akan Penyerapan dalam proses internalisasi
mendatangkan pendapatan bagi usaha dan bukanlah semudah membalikkan telapak
akhirnya menentukan besarnya laba yang tangan. Proses demi proses harus dilakukan
diperoleh. Namun, seringkali UMKM masih selangkah demi selangkah. Proses “pencang-
menggunakan barang dagangan usahanya kokan” konsep kesatuan usaha menjadi hal
untuk keperluan pribadi. Misalnya, Ibu Su- yang penting dilakukan. Penggunaan ba-
lis yang terkadang menggunakan barang da- rang dagangan bagi kebutuhan pribadi, baik
Sari, Telisik Perlakuan Teori Entitas dalam ...197

untuk diri sendiri maupun bagi teman dan lakukan, baik dari sisi informan, kuantitas
kerabat mungkin dapat mulai dikonstruksi informan, kriteria UMKM maupun metode
menjadi pembelian bagi diri sendiri, di mana penelitian. Peneliti berharap pengembangan
pelaku UMKM harus tetap membayar dari penelitian ini dapat dilakukan dalam usaha
“kantong” yang berbeda dengan “kantong” pengembangan ilmu pengetahuan.
usahanya. Pemberian kepada teman atau-
pun kerabat harus tetap dibayar, meski- DAFTAR RUJUKAN
pun yang membayar adalah pemilik UMKM Anonim. 2011. Kriteria Usaha Mikro, Kecil
sendiri, dan tidak boleh dimanipulasi men- dan Menengah. Diunduh tanggal 25
jadi biaya, sesuai dengan pengakuan biaya Oktober 2011. www.galeriukm.web.id.
dalam akuntansi. Pemisahan laba juga ha- Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif: Komu-
rus dilakukan dengan seksama. Misalnya nikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
saja memisahkan uang hasil pembayaran Ilmu Sosial Lainnya. Edisi Kedua. Ken-
oleh konsumen dalam dompet ataupun am- cana Prenada Media Group. Jakarta.
plop yang berbeda dengan milik pribadi se- Irawan, R. 2013. Aspek Perpajakan Usaha
hingga keinginan untuk “membelanjakan” Mikro, Kecil dan Menengah. The 6th
bagi diri sendiri akan berkurang sehingga NCFB and Doctoral Colloquium, Unika
pada akhirnya “uang fisik” laba akan dapat Widya Mandala Surabaya.
diketahui. Moleong, L.J., 2005. Metodologi Penelitian
Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya.
SIMPULAN Bandung.
Sebuah konstruksi dalam sebuah re- Murtiningtyas, T. 2013. Survei Pemahaman
alitas bukanlah hal yang semudah memba- dan Kepatuhan Wajib Pajak (Studi
likkan telapak tangan. Namun optimisme pada UKM di Kelurahan Blimbing dan
terhadap semua hal tetap harus dijunjung Lowokwaru Malang). The 6th NCFB and
tinggi. Dalam realitas sosial UMKM ditemu- Doctoral Colloquium Unika Widya Man-
kan berbagai pemahaman dalam momen dala Surabaya.
eksternalisasi. Pemahaman budaya “sami Mutiah, M, G.A. Harwida dan F.A. Kurni-
mawon” yang banyak diusung oleh pelaku awan. 2011. Interpretasi Pajak dan Im-
UMKM harus dilunturkan dengan pencang- plikasinya Menurut Perspektif Wajib Pa-
kokan konsep kesatuan usaha dalam akun- jak Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
tansi. Kebiasaan menggunakan barang da- (Sebuah Studi Interpretif). Simposium
gangan usaha untuk keperluan pribadi juga Nasional Akuntansi (SNA)-XIV Aceh.
harus digeser dengan kebiasaan membayar Rudiantoro, R. dan S.V. Siregar. 2011. Kuali-
barang, apapun itu, yang akan digunakan tas Laporan Keuangan UMKM Serta
untuk keperluan pribadi. Perilaku pemisah- Prospek Implementasi SAK ETAP. Sim-
an laba kegiatan usaha dengan “kantong posium Nasional Akuntansi (SNA)-XIV
pribadi pemilik” juga membutuhkan komit- Aceh.
men yang besar dari para pemilik UMKM Sutopo, H.B. 2003. Pengumpulan dan Pengo-
sendiri. lahan Data Penelitian Kualitatif, Dalam
Berbagai realitas dalam UMKM menun- Metodologi Penelitian Kualitatif; Tinjau-
jukkan bahwa kurangnya akuntansi dalam an Teoritis dan Praktis, Lembaga Pe-
kehidupan sosial kita. Tidak dapat dipung- nelitian Universitas Islam Malang dan
kiri bahwa kontribusi akuntansi dalam ke- Visipress Malang.
hidupan nyata masih kurang. Sepenggal bait Suwardjono. 2002. Akuntansi Pengantar:
“Ngilmu iku Kelakone Kanthi Laku” yang arti- Proses Penciptaan Data-Pendekatan
nya “berilmu itu harusnya sampai diwujud- Sistem. BPFE. Yogyakarta.
kan dengan tingkah laku yang mencermin- Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Per-
kan ilmu yang dimiliki” (Warsono, 2010:19) ekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi
sepertinya menjadi bahan perenungan dan Ketiga. BPFE. Yogyakarta.
penyerapan dalam realitas sosial UMKM. Warsono, S. 2010. Reformasi Akuntansi:
Penelitian ini tentu masih meninggal- Membongkar Bounded Rationality
kan banyak lubang dan celah. Penelitian ini Pengembangan Akuntansi. Asgard
hanya menggunakan jumlah informan yang Chapter. Yogyakarta.
terbatas, Pemilihan informan juga dirasa Warsono, S., E. Murti, A.Ridha dan
kurang mumpuni karena hanya terbatas A.Darmawan. 2010. Akuntansi UMKM
pada usaha mikro dan kecil. Pengembang- Ternyata Mudah Dipahami dan Diprak-
an penelitian ini masih sangat mungkin di- tikkan. Asgard Chapter. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai