Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/323119706

Studi Mekanisme Fokus Gempa Mikro Sekitar Cekungan Bandung

Article · January 2013

CITATION READS
1 729

4 authors:

Iktri Madrinovella Andri Dian Nugraha


Universitas Pertamina Bandung Institute of Technology
4 PUBLICATIONS   1 CITATION    192 PUBLICATIONS   570 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Sri Widiyantoro Hetty Triastuty


Bandung Institute of Technology Center for Volcanology and Geological Hazard Mitigation
199 PUBLICATIONS   5,127 CITATIONS    24 PUBLICATIONS   134 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Field Survey: Ambient Noise Tomography (ANT) in Western Part of Java Region View project

Travel Time Tomography and Ambient Noise Tomography of Merapi Active Volcano in Central Java through DOMERAPI Project (International Collaboration) View project

All content following this page was uploaded by Iktri Madrinovella on 12 February 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


J. Geofisika Vol. 14 No. 1/2013

Studi Mekanisme Fokus Gempa Mikro Sekitar Cekungan Bandung

Iktri Madrinovella1,2, Sri Widiyantoro3, Andri Dian Nugraha3 dan Hetty Triastuty4
1
Program Studi Sains Kebumian, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung
2
PT. Elnusa Tbk. Graha Elnusa, 16th Floor Jl. TB. Simatupang Jakarta
3
KK Geofisika Global, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung
4
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)Badan Geologi
Jalan Diponegoro Bandung
Email : madrinovella@gmail.com

Abstrak
Melanjutkan studi sebelumnya tentang penentuan dan relokasi hiposenter gempa mikro di
sekitar cekungan Bandung, dalam studi ini telah ditentukan mekanisme focus dari gempa-
gempa tersebut. Gempa mikro yang digunakan adalah gempa yang terekam oleh
seismometer dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan
Geologi, yang berada di daerah Ciparay, Lembang, Soreang, Sumedang, Wanasuka dan
Tangkuban Pearahu. Data yang digunakan meliputi gempa-gempa yang terjadi sejak April
sampai dengan September 2011 di sekitar cekungan Bandung. Penentuan mekanisme focus
gempa menggunakan perangkat lunak Isola. Hasil yang diperoleh menunjukkan antara lain
gempa dengan mekanisme focus dip-slip (sesar naik dan turun) di sekitar wilayah gunung
api, dan gempa dengan mekanisme focus strike-slip (sesargeser) di wilayah sekitar sesar
aktif.

Kata kunci: Gempamikro, Cekungan Bandung, mekanisme fokus.

Abstract
Following previous studies on hypocenter determination and relocation of micro
earthquakes in the Bandung Basin area, in this study, we determined the focal mechanism of
these events. The micro earthquakes that we used are the events recorded by seismometers
of the Center for Volcanology and Geological Hazard Mitigation (CVGHM), Geological
Agency, in Ciparay, Lembang, Soreang, Sumedang, Wanasuka and TangkubanPerahu. The
data include events occurring from April to September 2011 in Bandung Basin area. We
determined focal mechanism of micro earthquakes using Isola software. The results depict
micro earthquakes with dip-slip focal mechanism (normal and thrust faults) in volcanoes
area, and micro earthquakes with strike-slip focal mechanism (transform fault) in active
fault area.
Keywords : Micro earthquakes, Bandung Basin, focal mechanism

1. Pendahuluan serta analisis mechanism sumber gempa


tersebut. Penelitian ini merupakan
Wilayah Jawa Barat dikelilingi oleh
lanjutan dari studi penentuan lokasi dan
aktivitas tektonik dan vulkanik, yang
relokasi hiposenter gempa mikro di sekitar
dicirikan dengan terjadinya gempa bumi,
Cekungan Bandung (Madrinovella, 2013).
meskipun pada skala mikro (magnitudo
dibawah 2). Pada penelitian kali ini Data yang digunakan adalah data
dilakukan penentuan mekanisme focus waveform seismogram PVMBG di stasiun

89
J. Geofisika Vol. 14 No. 1/2013

Ciparay, Lembang, Soreang, Sumedang, Green’s function merupakan persamaan


Wanasuka dan Tangkuban parahu pada untuk propagasi gelombang seismik,
April – September 2011. Perangkat lunak ditunjukkan dalam persamaan Aki &
yang digunakan adalah Isola Richard (1980) :
(Sokos&Zahradnik, 2006). 1 1 D
G ( j, t | 0) = 3
R C M o (t − ) (2)
4πρc D c
2. Dasar Teori Keterangan :
Penentuan mekanisme focus G = Green’s function; j = nomorstasiun; t
menggunakan inverse momen tensor. = waktu perambatan; ρ = densitas; c =
Momen tensor merupakan elemen kecepatan gelombang P/S (tergantung
kekuatan/besaran pasangan gaya (force perhitungan), RC = pola radiasi
couple) dari suatu titik terhadap sumbu x, gelombang P/S; Mo = momen seismik;
y, z (koordinat geografik/cartesian).
Besaran skalar momen tensor disebut Dimana densitas diperoleh dalam
dengan momen seismic yaitu besaran perhitungan:
skalar dari elemen momen tensor ρ = 0 .2Vp + 1 .7 (3)
persamaan (1) : Keterangan :
ρ = densitas perlapisan bumi; Vp =
kecepatan gelombang P tiap lapisan.
 Mxx Mxy Mxz  M11 M12 M13 
   
M =  Myx Myy Myz =  M21 M 22 M23  Maka kemudian diperoleh synthetic
 Mzx Mzy Mzz   M M M33  displacement dari persamaan (4) :
   31 32
u (t ) = Green (t ) * Source (t ) (4)
(1) Keterangan :
u(t) = synthetic displacement pada waktu
Keterangan : t.
Mxy(1,2) = besaran pasangan gaya (force Green (t) = Green’s function pada waktu t.
couple) untuk sumbu x dan y (1 dan 2); Source (t) = fungsi sumber terhadap
dst. waktu

Untuk memperoleh momen tensor, Langkah berikutnya adalah perhitungan


tahapan yang pertama dilakukan adalah reduksi variansi untuk mengetahui
perhitungan observed displacement yang kesesuaian antara observed displacement
diperoleh dari integrasi seismogram yang dan synthetic displacement.
n
sebelumnya merupakan satuan kecepatan.
Observed displacement merupakan
∑ (O
i =1
i − Si )2
VR = 1 − (5)
amplitude maksimum dalam seismogram n

tersebut. ∑O
i =1
i
2

Keterangan :
Kemudian dilakukan perhitungan
VR = variance reduction;
synthetic displacement untuk
Oi = observed displacement waktuke-i;
mendapatkan amplitude dari data forward
Si = synthetic displacement waktuke-i;
modeling data berupa crustal model
(kecepatan dan densitas perlapisan bumi)
Nilai variansi reduksi dalam rentang 0-1
yang diperoleh dari model kecepatan
(dimana semakin besar nilai VR, semakin
regional 1-D, dengan diketahui lokasi
sesuai antara observed dan synthetic
hiposenter dan stasiun, lalu dikonvolusi
displacement).
dengan Green’s function.

90
J. Geofisika Vol. 14 No. 1/2013

 a 2 − a5 + a6 a4 
N
a1
Rnm ( p ) = ∑ ∫ [S ni (t ; p ) S mi (t ; p )]dt  
i =1 M = a1 − a2 + a6 a3 
N
 a5 + a6 
G n ( p ) = ∑ ∫ [S ni (t ; p )Oi (t ) ]dt  a4 a3
i =1
6

∑R
m =1
nm am = Gn (6) (7)

Keterangan :
M = momen tensor
Keterangan :
am = koefisien yang berkaitan dengan
p = parameter secara kolektif mewakili
momen tensor, n=1,2,…,6.
waktu permulaan (onset)
Sni(t) = synthetic displacement pada
Diagram alir penentuan mekanisme focus
stasiunke-i pada waktu tertentu
dengan menggunakan ISOLA ditunjukkan
(t) untuk elemen ke-n
oleh gambar 1 sebagaiberikut.
(n=1,2,…,6)
Oi(t) = observed displacement pada
stasiunke-i pada waktu tertentu (t).
am = koefisien a untuk elemen ke-m,
dimana m=1,2,..,6.

Tabel1. 6 elemen momen tensor dasar


(Kikuchi &Kanamori, 1991) :

Gambar 1. Diagram alir penentuan


mekanisme focus dengan perangkat lunak
ISOLA. Input yang dibutuhkan perangkat
lunak ISOLA, antara lain model kecepatan
dan densitas di kerak, info kejadian gempa
(lokasi dan waktu terjadi gempa), lokasi
stasiun, data seismogram (komponen N, E
dan vertikal). Dengan menggunakan observed
dan synthetic displacement, maka diperoleh
koefisienan dalam penentuan momen tensor,
yang kemudian diubah dalam solusi bidang
sesar sehingga diperoleh 2 model bidang
sesar untuk mekanisme fokus. Diambil dari
Sokos & Zahradnik (2006) dan Kikuchi
Selanjutnya diperoleh momen tensor dari &Kanamori (1991).
koefisien amdari data seismogram yang
diperoleh (persamaan 7). 3. Pengolahan Data

Data yang dimiliki adalah data waveform


dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
91
J. Geofisika Vol. 14 No. 1/2013

Bencana Geologi (PVMBG) Badan


Geologi yang direkam di stasiun Ciparay,
Lembang, Soreang, Sumedang,, Wanasuka
dan Tangkuban parahu dari April –
September 2011 dengan lokasi
ditunjukkan oleh gambar 2.
Data yang digunakan adalah data lokasi
hiposenter yang telah direlokasi
(Madrinovella, 2013), kemudian data
lokasi stasiun seperti ditunjukkan oleh
Gambar 2, dan juga model kerak bumi
yaitu data kecepatan yang diperoleh dari
hasil pembaharuan kecepatan
menggunakan Velest pada penelitian
sebelumnya, serta data waveform dari
gempa tersebut. Gambar 3. Mekanisme focus dari gempa di
wilayah sekitar Cekungan Bandung pada
April – September 2011 yang ditentukan
dengan perangkat lunak ISOLA
(menggunakan data perhitungan GAD dengan
menggunakan data waktu tiba gelombang S
dari komponen horizontal N-S,
S, digabungkan
dengan data yang dapat direlokasi (bulat
merah)).

Gambar 2. Lokasi stasiun PVMBG ( ) dan


gunungapi tipe A ( ), tipe C ( ) dan tidak
tercatat ( ), serta sesar aktif di sekitar
Cekungan Bandung.

4. Hasil dan Diskusi

Penentuan mekanisme focus dengan


menggunakan perangkat lunak ISOLA.
Hasil mekanisme focus ditunjukkan pada
gambar 3. Gambar 4 Mekanisme focus gempa di timur
Sesar Lembang (yang dibulatkan adalah
gempa 22 Juli 2011). Mekanisme focus
menunjukkan sesar menganan dengan strike
W-E, atau sesar mengiri dengan strike N-S.

Gempa 22 Juli 2011 seperti


perti ditunjukkan
oleh gambar 4 kemungkinan mewakili
sesar minor di timur Sesar Lembang, dan

92
J. Geofisika Vol. 14 No. 1/2013

tidak secara langsung mewakili


mekanisme Sesar Lembang.

Gambar 7. Mekanisme focus gempa gunung


Gambar 5. Mekanisme focus gempa di api di selatan Cekungan Bandung, yaitu di
Cigulingan (kiri) dan Ciwidey (kanan). Gunung Malabar, Gunung Kamojang,
Mekanisme dapat berupa sesar menganan Gunung Wayang Windu. Terdapat sesar naik
dengan strike SW-NE, atau sesar mengiri dan juga sesar turun sebagai aktivitas tektonik
dengan strike NW-SE. yang berkaitan dengan aktivitas vulkanik
gunung tersebut.

5. Kesimpulan

Hasil mekanisme focus gempa yang ada


di Cekungan Bandung menunjukkan
mekanisme yang beragam. Diantaranya
adalah gempa di timur Sesar Lembang
menunjukkan mekanisme sesar menganan
dengan strike arah W-E, atau sesar
mengiri dengan strike N-S. Gempa ini
berkemungkinan mewakili sesar minor di
timur Sesar Lembang, yang tidak
berkaitan langsung dengan Sesar
Lembang.

Sementara pada gempa didaerah


Cigulingan dan Ciwidey terdapat
Gambar6. Mekanisme focus gempa gunung mekanisme fokus yang mirip, yang
api di Gunung Tangkuban parahu. Terdapat mengindikasikan satu kesatuan sesar yang
sesar naik dan juga sesar turun sebagai memiliki strike SW-NE dengan
aktivitas tektonik yang berkaitan dengan mekanisme sesar menganan atau SE-NW
aktivitas vulkanik gunung tersebut. dengan mekanisme sesar mengiri.
Gempa-gempa di wilayah gunungapi
seperti Gunung Tangkuban parahu,

93
J. Geofisika Vol. 14 No. 1/2013

Gunung Malabar, dan Gunung Wayang


Windu, gempa menunjukkan aktivitas
tektonik yang berkaitan dengan aktivitas
vulkanik dan memiliki mekanisme fokus
yang beragam.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada Australia-Indonesia


Facility for Disaster Reduction (AIFDR),
dan juga kepada Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
Badan Geologi atas data yang diberikan.

Daftar Pustaka

Kikuchi, M. dan Kanamori, H. 1991.


Inversion of Complex Body Waves-III.
Bulletin of the Seismological Society
of America, Vol.81(6), hal.2335-2350.
Madrinovella, I. 2013. Studi Penentuan
dan Relokasi Hiposenter Gempa
Mikro di Sekitar Cekungan Bandung.
Jurnal Geofisikan, Vol. 13, No. 2.
Sokos, E. and Zahradnik, J. 2006. A
Matlab GUI for Use with IsolaFortran
Codes.
Yagi, Y. (2012). Moment Tensor
Inversion.IISEE – UNESCO Lecture
Note Archives.

94

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai