Anda di halaman 1dari 11

doi: 10.23960/jge.v4i2.11 1520 Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 4/No.

ANALISIS SIFAT FISIS PADA RESERVOAR BATUPASIR MENGGUNAKAN


METODE SEISMIK INVERSI IMPEDANSI AKUSTIK (AI) DAN MULTIATRIBUT
PADA LAPANGAN “MNF” CEKUNGAN BONAPARTE

Muhammad Niko Febridon1, Bagus S. Mulyatno1, Egie Wijaksono2


1
Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Universitas Lampung
2
Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika
Jl Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145
Jurusan Teknik Geofisika, FT UNILA
Email: nikofebridon@gmail.com

ABSTRAK
Analisis sifat fisis pada reservoar batupasir dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode inversi
impedansi akustik dan multiatribut seismik yang dilakukan pada Lapangan ― MNF‖ Cekungan Bonaparte. Pada
penelitian ini dihasilkan sebaran impedansi akustik, serta dari impedansi akustik tersebut diturunkan hingga
mendapatkan peta sebaran saturasi air serta dilakukan prediksi volume properti log untuk memprediksi pseudo
gamma ray, densitas dan porositas dengan analisis multiatribut menggunakan metode regresi linear dengan teknik
step wise regression. Dari hasil analisis crossplot data sumur untuk analisis sensitiv sand-shale dan analisis inversi
pada batupasir yang terisi oleh fluida hidrokarbon diperoleh nilai impedansi akustik antara 12.000 ft/s*g/cc –
27.000 ft/s*g/cc. Pada bagian Tengah sekitar Sumur NN-1, NN-3, dan NN4 serta bagian Tenggara daerah penelitian
merupakan daerah prospek yang memiliki nilai gamma ray dengan range 5-70 API, densitas dengan range 2,1-2,3
gr/cc dan porositas dengan range 18-23% serta SW sebesar 10-13% yang mengindikasikan pada lapangan
penelitian terakumulasi hidrokarbon gas. Dari hasil multiatribut serta impedansi akustik menunjukan bahwa
batupasir pada lapangan ini merupakan batupasir thight.

ABSTRACT
Analysis of the physical properties of the sandstone reservoir in this study was carried out using the acoustic
impedance inversion method and seismic multi-attribute which was carried out at the Bonaparte Basin "MNF" Field.
In this study, the acoustic impedance distribution is generated, and the acoustic impedance is derived to obtain a
water saturation distribution map and the volume of the log property is predicted to predict pseudo gamma ray,
density and porosity with multi-attribute analysis using linear regression method with step wise regression
technique. From the results of well data crossplot analysis for sand-shale sensitivity analysis and inversion analysis
on sandstones filled with hydrocarbon fluid obtained the acoustic impedance value is between 12,000 ft / s * g / cc -
27,000 ft / s*g / cc. In the Middle part around the NN-1, NN-3 and NN4 wells and the Southeastern part of the
research area are prospect areas that have gamma ray values with a range of 5-70 API, density with a range of
2.1-2.3 gr / cc and porosity with a range of 18-23% and SW of 10-13% indicating that the hydrocarbon gas
accumulated in the research field. The results of the multi-attributes and acoustic impedance show that the
sandstones in this field are thight sandstones.

Keywords: Acoustic impedance, seismic multiattributes, sandstones, hydrocarbons, step wise


regression

118
Jurnal Geofisika Vol /No
PENDAHULUAN dapat membantu dalam menginterpretasikan
parameter - parameter dalam petrofisika.
Dalam eksplorasi industri minyak dan Sedangkan, multiatribut didasarkan oleh
gas bumi (migas), reservoar dan petroleum proses ekstraksi dari beberapa jenis atribut
system lainnya merupakan target utama dari data seismik yang terkorelasi cukup
dalam eksplorasi hidrokarbon. Untuk baik dengan data sumur, kemudian data
mengidentifikasi keberadaan dari reservoar tersebut digunakan untuk memprediksi data
dibawah permukaan bumi maka dilakukan sumur pada setiap lokasi di volume
ekplorasi seismik. Akuisisi data seismik seismik.
merupakan salah satu kegiatan awal dalam
Target reservoar pada lapangan
eksplorasi migas dengan menggunakan
―MNF‖ adalah batupasir. Metode inversi
metode geofisika yang memanfaatkan
AI digunakan untuk memberikan informasi
penjalaran gelombang melalui sumber
geologi bawah permukaan yang lebih detail
seismik buatan di bawah permukaan dan
dibandingkan dengan seismik konvensional,
receiver sebagai alat perekamnya. Hasilnya
karena pada umumnya seismik
berupa penampang seismik sebagai bahan
konvensional amplitudo hanya akan
untuk interpretasi data seismik yang
memberikan gambaran batas lapisan.
menggambarkan lapisan batuan di bawah
Sedangkan metode multiatribut ini
permukaan untuk mengetahui letak
digunakan untuk melihat persebaran
keberadaan dari reservoar hidrokarbon
reservoir batupasir pada lapangan tersebut.
sebagai tempat sumber terakumulasinya
Kemudian dari kedua metode ini
cadangan minyak dan gas bumi.
dibandingkan dalam mengaanalisis sifat
Data bawah permukaan yang lengkap
fisis reservoar batupasir pada lapangan
dalam proses analisis dan interpretasi
―MNF‖.
kondisi geologi yang ada di bawah
permukaan pada lapangan hidrokarbon Tujuan dalam penelitian ini adalah
merupakan hal yang sangat mendukung sebagai berikut:
dalam eksplorasi hidrokarbon seperti 1. Mengetahui karakter impedansi akustik
kelengkapan dari data sumur dan data dari reservoar hidrokarbon batupasir.
seismik. Untuk mengintegrasi antara data 2. Menentukan daerah berpotensi
sumur serta data seismik dapat digunakan hidrokarbon berdasarkan analisis inversi
beberapa metode, antara lain, yaitu dengan dan multiatribut sesmik.
metode seismik inversi yang merupakan 3. Membandingkan porositas dan densitas
metode yang dapat digunakan analisis sifat hasil inversi impedansi akustik dengan
fisis reservoar dengan membuat model hasil analisis multiatribut.
geologi di bawah permukaan bumi yang
telah terekam oleh receiver dengan TINJAUAN PUSTAKA
menggunakan data seismik sebagai input
datanya dan dikontrol oleh data sumur serta Penelitian di Cekungan Bonaparte
multiatribut seismik yang memanfaatkan pada lapangan ― MNF‖ yang termasuk
lebih dari satu atribut seismik. kedalam Graben Calder yang termasuk
bagian dari batas pasif Lempeng Australia
Salah satu parameter fisis yang sering
sebelah utara. Cekungan Bonaparte tersusun
digunakan dalam metode inversi adalah
saat umur Mesozoik dan Palezoik dan
impedansi akustik (Acustic Impedance / AI).
beberapa area paparan dari beberapa sub-
AI merupakan fungsi perkalian dari
cekungan. Secara umum pembentukan
kecepatan gelombang (P) dan densitas yang

119
Jurnal Geofisika Vol /No
cekungan dikontrol oleh dua fase penting, seismik juga mengubah kandungan
yaitu ekstensi pada Paleozoik yang diikuti informasi data seismik dari informasi yang
oleh kompresi pada umur Trias kemudian berkaitan dengan bidang batas antar lapisan
kembali mengalami fase ekstensi pada menjadi informasi yang berkaitan dengan
Mesozoik puncaknya ketika pecahnya lapisannya. Kandungan informasi yang
daratan Gondwana di umur Jurasic Tengah. berkaitan dengan lapisan ini yakni
impedansi akustik (AI) yang dapat
Cekungan Bonaparte merupakan daerah dihubungkan dengan porositas batuan.
yang sangat komplek, terdiri dari struktur Karena AI merupakan perkalian antara
Paleozoik hingga Mesozoik terdiri dari dua densitas dengan kecepatan, maka secara
fase ekstensi pada umur Paleozoik : logika semakin besar AI, semakin rendah
a. Tren dari Northwest hingga pada umur porositasnya. Selanjutnya, hasil AI dapat
Late Devonian-Early Carboniferous pada digunakan sebagai interpretasi pola
sistem pengangkatan (Cekungan Sub penyebaran litologi dengan penggabungan
Petrel). parameter AI, densitas dan P-Wave termasuk
b. Tren Northeast dari umur Late dalam penyebaran distribusi sandstone pada
Carboniferous-Early Permian pada area inversi.
sistem pengangkatan (Proto Malita Metode seismik inversi AI terbagi ke
Graben dan Cekungan Sub Proto dalam dua kelompok, yaitu inversi pre-
Vulcam). stack dan inversi post-stack. Pada
c. Regional Late Triassic North-South penelitian ini yang akan digunakan yaitu
kompresi. Terjadi struktur antiklin, inversi poststack dan yang digunakan
inversi, pengangkatan (Uplift ), dan erosi. adalah Inversi model based. Pada metode
d. Pada umur akhir Jurrassic, Ekstensi inversi model based ini, dengan langkah
berhubungan dengan Tren Northeast awal yaitu membuat model bumi,
(Cekungan Sub Vulkam, Calder Graben kemudian dari hasil model tersebut
dan Malita) dan Tren Southeast Graben dibandingkan dengan data seismik dan
(Cekungan Sahul Sinklin). diperbaharui secara iteratif sehingga
e. Umur Late Miocene sampai Pliocene, didapatkan kecocokan yang lebih baik
terjadi penurunan konvergen lempengan dengan data seismik.
Australia dan Eurasia pada Palung Timor
Keuntungan penggunaan metode inversi
sehingga patahan aktif kembali dan
berbasiskan model adalah metode
meluas (Barret, dkk., 2004).
menginversi model geologinya, tidak
TEORI DASAR menginversi langsung dari seismik.
Sedangkan permasalahan potensial
A. Seismik Inversi
menggunakan metode ini adalah sifat
Secara umum yang spesifik tentang sensitifitas terhadap bentuk wavelet dan
seismik inversi dapat didefinisikan sebagai sifat ketidakunikan (non-uniqueness) untuk
suatu teknik atau cara membuat model wavelet tertentu. Ilustrasi inversi seismik
bawah permukaan dengan menggunakan ditunjukan pada Gambar 3.
data seismik sebagai input dan data
sumur sebagai kontrol. Dari hal tersebut B. Seismik Multiatribut
menjelaskan bahwa metode inversi Analisis seismik multiatribut adalah
merupakan kebalikan dari pemodelan ke salah satu metode statistik menggunakan
depan (forward modelling) yang memiliki lebih dari satu atribut untuk memprediksi
hubungan dengan pembuatan seismogram beberapa properti fisik dari bumi. Dalam
sintetik berdasarkan model bumi. Inversi analisa multiatribut dicari hubungan antara

120
Jurnal Geofisika Vol /No
log dengan data seismik pada lokasi sumur melakukan cros-plot di antara kedua data
dan menggunakan hubungan tersebut untuk tersebut.
memprediksi atau mengestimasi volume
dari properti log pada semua lokasi pada Hubungan linier antara log target dan
volume seismik. Statistik dalam atribut dapat ditunjukkan oleh sebuah garis
karakteristik reservoar digunakan untuk lurus yang memenuhi persamaan :
mengestimasi dan mensimulasikan y = a + bx (3)
hubungan spasial variable pada nilai
yang diinginkan pada lokasi yang tidak Koefisien a dan b pada persamaan ini
mempunyai data sampel terukur. Hal ini diperoleh dengan meminimalkan mean-
didasarkan pada kenyataan yang sering square prediction error :
terjadi di alam bahwa pengukuran suatu
variabel di suatu area yang berdekatan ∑ (4)
adalah sama. Kesamaan antara dua
Dimana penjumlahan dilakukan pada
pengukuran tersebut akan menurun seiring
setiap titik di cross- plot. Pengaplikasian
dengan bertambahnya jarak pengukuran.
garis regresi tersebut dapat memeberikan
Analisis multiatribut pada penelitian prediksi untuk atribut target. Lalu
ini untuk menganalisis sifat fisis pada dihitung kovariansi yang didefinikan dalam
reservoar menggunakan metode yang persamaan :
kedua. Proses yang dilakukan yaitu
melibatkan pembuatan dari volume pseudo (5)
log atau log semu yang nantinya digunakan
dalam memetakan penyebaran batupasir. Apabila dinyatakan dalam bentuk matriks
Seperti dari kasus yang paling umum, maka persamaannya akan menjadi :
yaitu mencari sebuah fungsi yang akan
mengkonversi multiatribut yang berbeda Dimana :
ke dalam properti yang diinginkan, secara

matematis ditulis sebagai:
P(x,y,z) = F[Ai(x,y,z),…, Am(x,y,z)] (1)

Dimana: P adalah properti dari log, sebagai
fungsi dari koordinat x,y,z dan F = fungsi
hubungan antara atribut seismik dan properti ∑
log. Ai = atribut m, dimana i = 1,...,m.

Dan untuk kasus yang paling
sederhana, hubungan antara log properti ∑ (6)
dan atribut seismik dapat ditunjukkan oleh
persamaan jumlah pembobotan linier. (2) Regresi Linier Multiatribut
P= W0 + WiAi + ….+ WmAm (2)
Tujuan dalam metode ini adalah untuk
dengan :wi = nilai bobot dari m+1, dimana mencari sebuah operator, yang dapat
1 = 0,...,m memprediksi log sumur dari data seismik
didekatnya. Pada kenyataannya, dalam
(1) Crossplot Atribut Tunggal
menganalisis data atribut seismik a d a l a h
Untuk menentukan hubungan antara data bukan data seismik itu sendiri.
log target dan atribut seismik adalah dengan

121
Jurnal Geofisika Vol /No
Menggunakan data atribut seismik lebih memberikan hasil error prediksi
menguntungkan dari pada data seismik terendah merupakan atribut yang
itu sendiri, banyak dari atribut ini paling baik. Atribut ini selanjutnya
bersifat non linier, sehingga mampu akan disebut atribut-A.
meningkatkan kemampuan prediksi yang 2. Dilakukan asumsi anggota pasangan
merupakan alasan kenapa melakukan hal yang pertama adalah atribut-A
tersebut. Dalam pengembangan (extension) untuk mencari pasangan atribut yang
analisis linier konvensional terhadap paling baik. Pasangan yang paling
multiple atribut (regresi linier multivariat) baik adalah pasangan yang
dilakukan secara langsung. memberikan error paling rendah.
Atribut ini selanjutnya akan disebut
Pada tiap sampel waktu, log target
atribut-B.
dimodelkan oleh persamaan linier :
3. Dicari tiga buah atribut yang
L(t)=W0+w1A1(t)+w2A2(t)+w3A3(t) (7) berpasangan paling baik, dengan
mengasumsikan dua buah anggota
Pembobotan (weights) pada persamaan
yang pertama atribut-A dan atribut-
ini dihasilkan dengan meminimalkan
B. Tiga buah atribut yang paling
mean-squared prediction error :
baik adalah yang memberikan
prediksi error paling rendah.

Prediksi ini berlangsung terus
Solusi untuk empat pembobotan sebanyak yang diinginkan. Prediksi
menghasilkan persamaan normal standar : error, En, untuk n atribut selalu lebih kecil
∑ atau sama dengan En-1 untuk n-1 atribut,
[ ]
∑ tidak peduli atribut mana yang digunakan.
∑ ∑ ∑ ∑
[∑ ]
[ ∑ ∑ ∑ ] (4) Validasi
Seperti pada kasus atribut tunggal, Data training terdiri dari sampel training
mean-squared error yang dihitung dari semua sumur, kecuali beberapa sumur
menggunakan pembobotan, merupakan yang disembunyikan, data validasi terdiri
pengukuran kesesuaian untuk transformasi dari sampel dari data sumur yang
tersebut, seperti koefisien korelasi, dimana disembunyikan. Pada proses Cross Validasi
sekarang koordinat x merupakan nilai log proses analisis diulang beberapa kali untuk
yang diprediksi dan koordinat y merupakan semua sumur. Validasi error total
nilai real dari data log. merupakan rata- rata rms error individual.
(3) Metode Step-wise Regression

Metode ini adalah cara untuk memilih
atribut-atribut yang paling baik digunakan
untuk memrediksikan log target, jadi Ev : validasi error total
dilakukan sebuah proses yang dinamakan Evi : validasi error untuk sumur i
dengan step-wise regression: N : jumlah sumur

1. Dilakukan trial and error untuk METODOLOGI PENELITIAN


mencari atribut tunggal pertama A. Lokasi dan Waktu Penelitian
yang paling baik. Setiap atribut Penelitian dilaksanakan di Lemigas,
yang terdapat pada software dihitung Eksplorasi 3 Jakarta Selatan dengan waktu
error prediksinya. Apabila pelaksanaan periode Januari 2018 sampai

122
Jurnal Geofisika Vol /No
dengan Febuari 2018. Lalu dilanjutkan di lapangan penelitian yaitu berupa gas.
Jurusan Teknik Geofisika Universitas Dengan nilai Gamma Ray dibawah 60 API,
Lampung s/d Ujian Komprehensif. terdapat cross section antara NPHI dan
RHOB serta nilai LLD dan LLS lebih dari
B. Metode Penelitian 200 Ohm. Dan nilai Vshale yang didapat
Data Penelitian : sebesar 5-15 % dan SW sebesar 10-30%.
1. Data 3D Seismik Post Stack Sedangkan pada sumur NN-2 zona
Migration Reservoar tidak dapat diinterpretasi dengan
2. Data Sumur (Log). LAS dan Marker baik yang diduga terletak pada kedalaman
Pengolahan Data : 4551,3 ft – 4820 ft dengan diketahui nilai
1. Pengolahan Data Sumur dan Gamma Ray dibawah 60 API, dan dapat
Perhitungan Properti Petrofisika dilihat tidak terdapat cross section antara
2. Analisis Analisis Tunning Thickness nilai NPHI dan RHOB. Nilai LLD pada
3. Interpretasi Fault dan Interpretasi sumur tersebut relatif rendah. Dari
Horizon interpretasi dapat disimpulkan pada Sumur
4. Time Structure dan Depth Structure NN-2 merupakan sumur yang tidak
Map produktif.
5. Analisis Sensitifitas
B. Analisis Tunning Thickness
6. Model Initial
Dari hasil perhitungan tunning
7. Inversi Model Based
8. Analisis Multiatribut thickness diketahui ketebalan dari lapisan
reservoir pada lapangan ―MNF‖ dari Sumur
HASIL DAN PEMBAHASAN NN-1, NN-2, NN-3 dan NN-4 lebih besar
A. Pengolahan Data Sumur dan dari ¼ λ (tunning thickness), maka lapisan
Analisis Petrofisika reservoir tersebut dapat teridentifikasi dan
Pengolahan data sumur dilakukan untuk beresolusi baik atau dalam arti bahwa data
interpretasi kualitatif dan kuantitatif dari sesimik dapat menggambarkan zona
properti petrofisika dari zona reservoar reservoir dengan baik.
penelitian yang memiliki prospek
hidrokarbon. Dilakukan pada semua data Tabel 1. Analisis Tuning Thickness
Sumur yaitu NN-1, NN-2, NN-3 dan NN-4.
v f λ Tebal Reservoir ¼
Interpretasi kualitatif dilakukan secara No Sumur
quicklook untuk menginterpretasikan zona (ft/s) (Hz) (m) (m)
λ
porous permeable, impermeable, ketebalan 1 NN-1 9402,33 16 179 97,5 44,75
dan batas suatu lapisan, jenis litologi, serta (
m
fluida pengisi formasi sumur yang dapat 2 NN-2 10868,54 16 207 81,9 51,75
)
diamati. Sedangkan, interpretasi kuantitatif 3 NN-3 13747,21 16 261 85,3 65,25
dilakukan perhitungan parameter petrofisika
berupa kandungan volume shale/clay 4 NN-4 15487,80 16 295 97,5 73,75
dengan formula log Gamma Ray, porositas
C. Interpretasi Fault
efektif serta saturasi air (SW) berdasarkan
Interpretasi patahan dilakukan pada
data log dengan Formula Indonesia.
inline dari data seismik. Patahan-patahan
Hasil dari analisis petrofisika ini yang terjadi pada daerah penelitian ini
diketahui pada Sumur NN-1, NN-3, NN-4 berorientasi ke arah Timur Laut-Barat Daya
merupakan sumur yang prospek diketahui (NE-WS). Patahan-patahan yang dapat
bahwa hidrokarbon pengisi reservoar diinterpretasi sesuai dengan geologi regional

123
Jurnal Geofisika Vol /No
dari Cekungan Bonaparte. Patahan-patahan rendah dan porositas yang cukup rendah
yang berorientasi ke arah NE-SW terdapat dibandingkan dengan shale karena litologi
pada Formasi Plover dimana pada reservoar lapangan penelitian ini, yaitu
pembentukannya terjadi pada periode ektensi thight sands. Dari analisis sensitivitas ini,
pada Miosen Awal. Terdapat beberapa dapat juga membuktikan bahwa pada Sumur
struktur patahan yang dapat di NN-2 tidak mengandung gas. Seperti pada
interpretasikan sebagai patahan normal Gambar 2 dan 3.
(Normal fault) dengan arah relatif timur F. Analisis Inversi AI
laut terdapat pada daerah penelitian. Hasil penampang inversi menunjukan
Patahan-patahan tersebut merupakan hasil yang cukup baik dengan range nilai
pengontrol dari jebakan hidrokarbon pada impedansi akustik hasil hitungan pada sumur
reservoir pada lapangan ― MNF‖, yang mana yang memiliki kecocokan dengan nilai
pada lapangan penelitian ini sistem trap atau impedansi akustik pada data seismik. Dapat
jebakannya adalah structure trap. dilihat dari hasil proses inversi lapisan
D. Time Structure dan Depth reservoar terlihat dengan nilai impedansi
Structure Map akustik antara 12.000 ft/s*g/cc – 27.000
Dari hasil interpretasi fault dan ft/s*g/cc dari data sesimik yang ditandai
horizon maka akan mendapatkan time dengan warna hijau hingga warna merah
structure map. Kemudian dikonversi kecoklatan dan juga pada data sumur yang
menjadi depth structure map. Hasil Depth memperlihatkan kecocokan warna Impedansi
structure menunjukkan bahwa daerah Akustik. Dari hasil penampang inversi AI ini
jebakan hidrokarbon Lapangan penelitian juga dilakukan slice untuk mengetahui
berada pada daerah yang lebih tinggi yang persebaran impedansi akustik secara lateral
berupa closure. Hal ini dapat disimpulkan seperti Gambar 13.
bahwa di daerah penelitian ini terdapat Terlihat pada peta persebaran
struktur antiklin yang berasosiasi dengan impedansi akustik yang cukup tinggi antara
sesar naik. Struktur antiklin ini dapat terjadi 12.000 ft/s*g/cc – 27.000 ft/s*g/cc. Namun
karena adanya gaya kompresi saat reservoar yang prospek atau produktif
berlangsungnya pembentukan Cekungan ini. memiliki nilai impedansi akustik sebesar
Dimana hidrokarbon pada daerah penelitian 12.000 ft/s*g/cc – 19.000 ft/s*g/cc, dalam
terjebak dalam struktur ini. Sehingga dapat hal ini terlihat pada Gambar 13 bahwa
dikatakan bahwa jebakan hidrokarbon di Sumur NN-1, NN-2, dan NN-4 memiliki
daerah ini merupakan structure trap. nilai impedansi akustik dibawah 19.000
E. Analisis Sensitivitas ft/s*g/cc sedangkan pada Sumur NN-2
Dapat ditunjukkan dari hasil crossplot hingga utara lapangan penelitian memiliki
bahwa nilai sebaran impedansi akustik yang nilai impedansi yang cukup tinggi diatas
rendah berasosiasi dengan nilai porositas 19.000 ft/s*g/cc. Berdasarkan interpretasi
tinggi. Hasil analisis crossplot tersebut dapat data log juga diketahui pada Sumur NN-2
dipisahkan menjadi tiga zona yaitu zona batu yang memiliki nilai impedansi akustik
pasir (sandstone) yang ditandai dengan sebesar 26.000 ft/s*g/cc merupakan zona
warna merah dan hijau serta shale yang yang tidak prospek atau produktif.
ditandai dengan warna cream. Dari crossplot Nilai impedansi akustik batuan
ini didapatkan batasan atau cut-off merupakan sifat fisik dari lapisan batuan,
impedansi akustik untuk batupasir yang terisi sehingga dapat dengan mudah dikonversi
hidrokarbon berupa gas yaitu 27.000 secara langsung menjadi sifat fisik batuan,
ft/s*g/cc dengan nilai gamma ray yang seperti densitas dan porositas batuan.

124
Jurnal Geofisika Vol /No
Sehingga didapatkan peta sebaran densitas atribut-atribut dengan nilai validation error
serta kecepatan seperti pada Gambar 14. terkecil.
Pada peta persebaran kecepatan dan Dari hasil proses multiatribut diatas
densitas memiliki trend atau pola yang dihasilkan pseudo gamma ray, pseudo
sama. Daerah pada sumur NN-1, NN-3, dan densitas serta pseudo porositas seperti
NN-4 sampai bagian Tenggara dari gambar dibawah. Kemudian pseudo tersebut
lapangan penelitian memiliki kecepatan dan dilakukan slice dengan window 10 ms
densitas yang rendah dibandingkan dengan dibawah Top-Res untuk menghasilkan peta
daerah Utara dan Barat Laut daerah persebran gamma ray pada lapangan
penelitian. Densitas batupasir pada bagian penelitian.
Tengah dan Tenggara (dekat sumur) yaitu Dari hasil penampang dan slice dari
sebesar 2,1-2,3 gr/cc. volume pseudo hingga menjadi peta gamma
Dari hasil persebaran kecepatan dan ray, densitas dan porositas menunjukkan
densitas, dilakukan persebaran porositas hasil yang cukup seragam atau memiliki
dengan hubungan antara densitas dengan trend sebaran yang relatif sama. Pada hasil
porositas efektif hasil interpretasi slice volume pseudo Gamma Ray
kuantitatif pada data log. Hubungan antara menunjukan bahwa pada lapangan penelitian
densitas dan porositas efektif akan reservoar batupasir memiliki sebaran dengan
menghasilkan persamaan seperti pada nilai yang rendah dan menunjukkan lapisan
Gambar 4 grafik hubungan antara densitas tersebut merupakan lapisan yang permeable
dan porositas. dengan range 5 – 75 API dan pada slice
Dari persamaan tersebut, maka dilakukan volume pseudo densitas pada daerah bagian
pembuata peta persebaran porositas dengan Tengah atau daerah sekitar Sumur NN-1,
parameter X adalah peta densitas hasil NN-3, NN-4 memiliki nilai desitas sebesar
penurunan dari peta persebaran Impedansi 2,1 – 2,3 gr/cc sedangkan bagian Utara
Akustik, untuk Y adalah output yaitu hingga Barat Laut memiliki desitas yang
persebaran peta porositas. Dari peta lebih tinggi yaitu 2,4 – 2,6 gr/cc serta pada
distribusi porositas Gambar.64 diketahui slice volume pseudo porositas pada daerah
pada sumur NN-1, NN-3, dan NN-4 berada bagian Tengah atau daerah sekitar Sumur
pada porositas dengan nilai antara 21% NN-1, NN-3, NN-4 memiliki nilai porositas
sampai dengan 25% . yang cukup baik yaitu sebesar 18-23% dan
G. Analisis Multiatribut bagian Utara hingga Barat Laut memiliki
porositas yang lebih rendah yaitu 6-13%.
Untuk mengnalisis dari sifat fisis
Dari hasil interpretasi pembahasan
reservoir batu pasir dalam penelitian ini diatas dari kedua metode tersebut baik
juga dilakukan analisis multiatribut, yaitu metode Inversi Impedansi Akustik dan
dengan menggabungkan beberapa atribut Multiatribut Seismik memiliki pola sebaran
seismik yang memiliki korelasi yang baik atau trend yang sama. Pada bagian Tengah
terhadap data log target dan mendekati dan bagian Tenggara merupakan daerah yang
kondisi sebenarnya. Pada analis multiatribut prospek hidrokarbon dengan nilai Impedansi
dibuat 3 macam prediksi diantaranya, Akustik yang cukup rendah, nilai densitas
volume gamma ray, porositas (untuk yang rendah dari hasil multiatribut maupun
dibandingkan dengan distribusi porositas) inversi sebesar 2,1-2,3 gr/cc, serta porositas
dan densitas. Analisis multiatribut yang baik yang dihasilkan dari turunan
menggunakan metode regresi linear dengan impedansi akustik maupun multiatribut
hanya saja pada multiatribut nilai porositas
teknik step wise regression yaitu mencari

125
Jurnal Geofisika Vol /No
sedikit lebih rendah, namun masih dalam cukup baik dengan Saturasi Air (SW)
range yang sama sebesar 18% hingga 23% sebesar 10 hingga 13%.
yang menurut (Koesomadinata,1978)
merupakan porositas yang baik sampai DAFTAR PUSTAKA
sangat baik.
Barrett, A. G., Hinde, A.L. dan Kennard,
H. Analisis Persebaran Saturasi Air J.M., 2004, Undiscovered Resource
(SW) Assessment Methodologies and
Untuk menentukan daerah berpotensi Application to The Bonaparte Basin,
hidrokarbon dalam penelitian ini, penulis Geoscience Australia, Canberra.
melakukan analisis saturasi air dari hasil Cadman, S.J, 2003. Bonaparte Basin, NT,
WA, AC & JPDA, Australian
interpretasi kuantitatif dari analisis data log Petroleum Accumulations Report 5,
pada sumur penelitian. Kemudian disebarkan 2nd Edition, Geoscience Australia,
dalam bentuk peta persebaran Saturasi air Canberra.
dengan acuan dari persamaan linear Buckles. Koesoemadinata. R.P., 1978. Geologi
Saturasi air yang dihasilkan pada reservoar Minyak dan Gas Bumi. Jilid I Edisi
batupasir lapangan penelitian yaitu berkisar kedua. Bandung: Institut Teknologi
10-20% seperti pada Gambar 21 yang dapat Bandung.
mengindikasikan hidrokarbon pengisi Mory, A.J., 1988—Regional geology of the
reservoar tersebut didominasi oleh fluida offshore Bonaparte Basin. In:
gas. Namun daerah prospek yang ditandai Purcell, P.G. and Purcell, R.R.
oleh lingkaran merah memiliki nilai saturasi (eds), The North West Shelf
air sebesar 10 hingga 13 %. Australia, Proceedings of Petroleum
Exploration Society of Australia
KESIMPULAN
Symposium, Perth, 1988, 287–309.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Russel, B., Hampson, D., Schuelke, J., and
sebagai berikut: Qurein, J., 1997. Multi-attribute
1. Hasil analisis crossplot data sumur Seismic Analysis, The Leading Edge,
untuk analisis sensitiv sand-shale dan Vol. 16.
analisis inversi pada batupasir yang
Simm, R. dan Bacon, M. 2014. Seismic
terisi hidrokarbon diperoleh nilai
Amplitude: An Interpreter’s
impedansi akustik antara 12.000
Handbook.
ft/s*g/cc – 27.000 ft/s*g/cc.
Cambridge University Press: UK.
2. Properti reservoar dari hasil multiatribut
Sukmono. S. 2002. Seismic Attributes for
dan inversi impedansi akustik
Reservoir Characterization,
memiliki kesamaan pola atau trend
Departement of Geophysical
dengan diketahui nilai gamma ray
Engineering, FIKTM, Institut
dengan range 5-70 API, densitas dengan
Teknologi Bandung.
range 2,1-2,3 gr/cc dan porositas
dengan range 18-23% .
3. Pada bagian Tengah sekitar Sumur NN-
1, NN-3, dan NN4 serta bagian
Tenggara daerah penelitian merupakan
daerah prospek yang memiliki batupasir
dengan densitas dan porositas yang

126
Jurnal Geofisika Vol /No
Densitas VS Porositas
. Efektif
0.4

PHIE ( Dec)
0.3
0.2
0.1 y = -0.3932x + 1.0631
R² = 0.9155
0
1.8 2.3 2.8
Densitas (gr/cc)

Gambar 4. Grafik Densitas VS PHIE


Gambar 1. Inversi AI dari refleksi seismik
menjadi model hasil Inversi AI
(Simm dan Bacon, 2014)

Gambar 5. Multiatribut Pseudo Volume


Cuttoff 27000
Cuttoff 27000
Gamma Ray

Gambar 2. Analisis Sensitivitas Sumur


NN-1

Gambar 6. Multiatribut Pseudo Densitas

Cuttoff 27000

Gambar 3. Analisis Sensitivitas Sumur


Gambar 7. Multiatribut Pseudo Porositas
NN-2

127
Zona Reservoar

Gambar 8. Quick Look Analisis Reservoar Sumur NN-1

Zona Reservoar

Gambar 9. Quick Look Analisis Reservoar Sumur NN-2

Gambar 10. Interpretasi Fault dan Zone 128

Anda mungkin juga menyukai