Oleh:
Manajemen
2. Senin 26-10-2020 kesehatan tidak Manajemen Knowledge/ Observasi: 1. Agar dapat memberikan
efektif b.d kesehatan Pengetahuan 1. Identifikasi kesiapan informasi yang semestinya
Kompleksitas membaik 1. Masyarakat dan kemampuan disampaikan serta meluruskan
system pelayanan pada zona 6 mampu menerima informasi persepsi dari masyarakat yang
kesehatan d.d Dari setelah menerima dan NT: salah
50 KK terdapat 34 dilakukan menerapkan 2. Sediakan materi atau 2. Agar materi yang sampaikan
KK (64,0%) yang tindakan materi yang telah media pendidikan tepat sasaran.
ketika sakit keperawatan diterima. kesehatan 3. Agar informasi yang diberikan
memilih membeli selama 2 x 2. Mampu 3. Tekankan manfaat dapat diterima dengan baik
obat bebas Kunjungan mengetahui kesehatan yang 4. Agar klien mampu tertarik
bahayanya positif yang melakukan beberapa program
membeli obat langsung atau jangka yang terencana
bebas di warung pendek yang dapat 5. Agar masyarakat peduli akan
Afektif/Sikap diterima oleh kesehatan dan bertanggung
3. Mengurangi dan masyarakat. jawab atas dirinya.
menghindari 4. Dukung mengganti 6. Membantu masyarakat
pembelian obat kebiasaan yang tidak mempermudah dalam
bebas di warung diinginkan dengan menerima informasi
4. Menghindari kebiasaan yang 7. Untuk membantu klien
penyebab dinginkan meningkatkan dan
terjadinya 5. Membantu anggota memenejmen kesehatannya
hipertensi masyarakat dalam 8. Untuk memberikan informasi
Psikomotor/ meningkatkan terkait penananganan masalah
Perilaku kesadaran masalah hipertensi
5. Mengkonsumsi kesehatan dan 9. Untuk memantau keefektifan
makanan yang kepedulian program yang dijalankan
dapat menjaga 6. Gunakan pendekatan
kesehatan promosi.
6. Melakukan 7. kesehatanMengajari
konsultasi terkait latihan senam
obat medis ke Hipertensi
pelayanan Edukasi:
kesehatan 8. Anjurkan
7. Melakukan menggunakan
kontroling fasilitas kesehatan
Defisiensi
tekanan darah ke yang tersedia
pengetahuan b.d
pelayanan Kolaborasi:
kurang terpapar
kesehatan 9. Kolaborasi dengan
informasi d.d
tenaga kesehatan serta
Masalah kesehatan
keluarga untuk
utama hipertensi
meningkatkan
yaitu 23 (23.2)
menejemen kesehatan
3. Senin 26-10-2020 Pengetahuan Knowledge/ Observasi: 1. Agar materi yang disampaikan
meningkat Pengetahuan 1. Identifikasi kesiapan tepat sasaran.
pada zona 6 1. Kemampuan dan kemampuan 2. Untuk menghindarkan faktor
setalah menjelaskan menerima informasi yang mempengaruhi motivasi
dilakukan pengetahuan 2. Identifikasi faktor- hidup sehat
tindakan definisi hipertensi faktor yang dapat 3. Agar materi yang dismpaikan
keperawatan 2. Kemampuan meningkatkan dan di mengerti oleh masyarakat.
selama 2 x warga menurunkan 4. Agar dapat diterima secara
kunjungan mengetahui motivasi perilaku langsung ole masyarakat.
penyebab hidup sehat 5. Memberikan kenyamanan
hipertensi NT: pada masyarakat dalam
Afektif/ Sikap 3 Gunakan teknik menerima informasi
3. Memahami dan komunikasi yang 6. Agar infomasi dapat
menghindari tepat dan jelas. tersampaikan dengan baik
perilaku yang 4 Persiapan informasi- 7. Agar masyarakat mampu
berisiko membuat informasi yang akan menerima setiap informasi
tekanan dara naik diberikan baik secara yang diberikan
4. Memahami verbal maupun non 8. Agar pendapat atau pertanyaan
pencegahan verbal dapat terjawab dari
hipertensi 5 Gunakan strategi penyampaian materi tersebut
Psikomotor/ yang tepat dalam 9. Agar masayarakat dan
Perilaku penyampaian keluarga mampu berkolaborasi
5. Melakukan informasi dengan baik dalam
pengontrolan 6 Sediakan materi dan penanganan hipertensi
pola gaya hidup media pendidikan
sehat kesehatan
6. Dapat 7 Gunakan pendekatan
mengkontrol promosi kesehatan
strees pada dengan
dirinya memperhatikan
7. Dapat pengaruh dan
menerpakan pola hambatan dari
hidup sehat. lingkungan, sosial
seta budaya
8 Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
Edukasi:
9.Anjurkan perilaku
hidup yang dapat
mencegah tekanan
darah naik.
D. Teknis Kegiatan
1. Tujuan
a. Umum
Melakukan pendidikan kesehatan (penyuluhan ) pada masyarakat di wilayah Zona
6 (Tempurejo, mumbulsari dan Ambulu) dengan Penyakit Tidak Menular
Hipertensi dan Penanganannya
b. Khusus
1) Mejelaskan Pengertian Hipertensi
2) Menjelaskan Penyebab Hipertensi
3) Menjelaskan Tanda dan gejala Hipertensi
4) Menjelaskan Perawatan keluarga pada penderita Hipertensi
5) Menjelaskan Pencegahan Hipertensi dan penanggulangannya
6) Menjelaskan Komplikasi Hipertensi
2. Sasaran
Warga di wilayah (Tempurejo, mumbulsari dan Ambulu)
3. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : 10 November 2020
Waktu : pukul 09.00- SELESAI
Tempat : Rumah masing-masing warga
4. Susunan Acara
2. Menyampaikan
tujuan penyuluhan
3. Kontrak waktu
penyuluhan
2 Kerja 10 Penyampaian materi: 1. Faik Nuris S
Menit a) Pengertian
2. Okta
hipertensi
b) Penyebab
hipertensi
c) Tanda dan
gejala hipertensi
d) Perawatan
keluarga pada
penderita hipertensi
e) Pencegahan
hipertensi dan
penanggulangannya
f) Komplikasi
hipertensi
Memberi kesempatan
keluarga untuk
bertanya
Menjawab pertanyaan
Evaluasi
Kontrak waktu
penyuluhan
berikutnya
5. Kepanitiaan
7. Metode/ Media
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Door to door
7. Alat dan Bahan
a. Leaflet bertema hipertensi
E. Evaluasi
1. Struktur
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan kegiatan sebelum dilaksanakan
penyuluhan berlangsung:
a. Penyusunan kepanitiaan penyuluhan kesehatan bertema hipertensi sudah terbentuk
H-7 sebelum pelaksanaan kegiatan
b. Melakukan kontrak waktu warga di masing-masing wilayah
c. Penyusunan laporan pendahuluan dipastikan sudah harus dibuat kemudian di
konsultasikan kepada dosen pembimbing akademik H-3 sebelum pelaksanaan
kegiatan penyuluhan kesehatan bertema hipertensi
d. Membuat materi yang didiskusikan oleh kelompok dan dikonsultasikan pada dosen
pembimbing akademik H-3 sebelum kegiatan penyuluhan kesehatan bertema
hipertensi
e. Mengecek kembali alat dan prasarana yang diperlukan H-1 sudah terpenuhi sebelum
kegiatan penyuluhan kesehatan bertema hipertensi
2. Proses
Target yang ingin dicapai dalam kegiatan penyuluhan kesehata
a. Peserta penyuluhan kesehatan bertema hipertensi dapat hadir
b. Peserta diharpakan dapat terlibat dalam penyuluhan kesehatan bertema hipertensi
serta aktif bertanya terhadap masalah kesehatan yang ada dilingkungan masyarakat
c. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan bertema hipertensi dapat diikuti oleh
seluruh warga yang terlibat
d. Selama kegiatan penyuluhan kesehatan bertema hipertensi berlangsung tidak ada
kendala teknis ataupun yang lainnya.
e. penyuluhan kesehatan bertema hipertensi akan dimulai pada waktu yang telah
disepakati kelompok dengan door to door
3. Hasil
Tercapai atau tidaknya TIU dan TIK penyuluhan, misal:
1. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali pengertian, penyebab, dan tanda
gejala tentang hipertensi mencapai 80%
2. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali mengenai perawatan hipertensi
yang benar mencapai 80%
3. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali tentang pencegahan dan
komplikasi hipertensi mencapai 80%
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat (2001). Buku Pedoman Umum Tim Pembina, Tim
Pengarah & Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa. Direproduksi oleh Proyek Peningkatan
Kesehatan Khusus APBD 2002.
http://abahjack.com/rmah-sehat-dalam-lingkungan-yang-sehat.html#more-13
http://www.asho-aceh.org/artikel/Training%20module-HEALTH%20PLAN/PHBS.ppt.
Mukono.2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya
Soemirat, Juli.2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University Pres
Sumijatun, et al.2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC.
Swarjana. (2016). Keperwatan Kesehatan Komunitas. Edisi 1. Yogyakarta:Andi Offset
Hasdianah, Siyoto, S., Indasah, & Wardani, R. (2015). Buku Ajar Dasar-Dasar Riset
Keperawatan (1st ed.). Yogyakarta: Nuha Medika.
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Latar belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan
darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari suatu periode.
Hipertensi memiliki prevalensi yang tinggi pada masyarakat umum, merupakan faktor
risiko utama penyebab kematian terbesar di seluruh dunia, menjadi penyebab terjadinya
stroke dan penyakit jantung koroner (PJK) (Bhagani, Kapil, & Lobo, 2018). Mulai dari
anak-anak sampai lansia sangat berisiko terhadap terjadinya hipertensi. Faktor-faktor
risiko ini dianggap tidak dapat diubah (misalnya usia, jenis kelamin, ras, riwayat
keluarga) atau dapat dimodifikasi (misalnya, obesitas, gaya hidup, merokok, koping
terhadap stres) (Starner & Peters, 2015).
Kemarahan adalah emosi yang telah menerima banyak perhatian penelitian karena
memunculkan peningkatan kardiovaskular yang kuat. Penelitian telah menunjukkan
bahwa tingkat kemarahan yang berlebihan serta gaya ekspresi kemarahan yang berbeda
(penekanan, ekspresi, atau kontrol kemarahan) dapat memiliki dampak yang signifikan
terhadap kesehatan. Orang dengan tingkat ekspresi kemarahan yang tinggi ditemukan
berisiko tinggi untuk penyakit jantung koroner dan peningkatan reaktivitas tekanan darah
terhadap stres. Hal ini terutama berlaku untuk pria. Penelitian menunjukkan bahwa
wanita lebih mungkin untuk mengelola atau menekan kemarahan mereka dalam hati,
dengan penekanan terkait dengan tekanan darah tinggi (Starner & Peters 2015).
Hipertensi sendiri dipengaruhi oleh hormon kortisol. Kortisol sebagai
glikokortikoid adalah berperan besar dalam proses metabolisme glukosa serta
metabolisme protein dan lemak melalui peningkatan proses glukoneogenesis di hati dan
berperan dalam proses adaptasi terhadap stress. Fungsi lain dari kortisol adalah mengatur
tonus arteriol dan menjaga tekanan darah (merangsang sekresi angiotensin II) (Aini &
Aridiana, 2016). Keadaan ini diakibatkan oleh adanya efek permisif signifikan kortisol
terhadap aktivitas hormon lain. Epinefrin adalah salah satu jenis hormon yang
aktivitasnya dipengaruhi oleh kadar hormon kortisol, kortisol harus ada dalam jumlah
yang memadai agar epinefrin dapat menimbulkan vasokonstriksi (penyempitan pembuluh
darah). Kondisi stres tubuh akan meningkatkan sekresi epinefrin hingga 300 kali lipat
dari kadar normalnya, tergantung dari jenis dan intensitas rangsangan stress (Sherwood,
2014). Kortisol meningkatkan aktivitas epinefrin, sehingga terjadi peningkatan frekuensi
jantung dan tekanan darah (Aini & Aridiana, 2016). Karena hal tersebut dapat
mengakibatkan terjadinya peningkatan emosional pada penderita hipertensi.
Jiwa manusia adalah kekuatan, spiritualitas mempunyai arti yang berbeda bagi
setiap individu. Oleh karena itu, perawat memerlukan kesadaran terhadap spiritualitas diri
mereka agar dapat menyediakan pelayanan spiritual yang relevan dan sesuai. Dalam
menyelenggarakan pelayanan spiritual yang suportif dan penuh arti, penting bagi perawat
untuk memahami konsep-konsep spiritualitas, kesejahteraan spiritualitas, kepercayaan,
agama, dan harapan. Perawat perlu melayani individu secarakeseluruhan dan menerima
kepercayaan serta pengalaman klien ketika menyelenggarakan pelayanan spiritual (Potter
& Perry, 2009).
Karena kebutuhan dari pasien adalah kebutuhan holistik yang mencakup
kebutuhan bio-psiko-sosialspitual-kultural, maka dari itu sebagai perawat harus
memberikan pelayanan terhadap kebutuhan dari setiap pasien. Berdasarkan dari hal
tersebut, terapi suara murottal Al-Qur’an akan digunakan dalam penelitian bertujuan
untuk mengetahui pengaruh dari murottal Al-Qur’an terhadap pengendalian emosi
(Anger Management) dan penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Faktor risiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik
(faktor risiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan merokok, konsumsi garam,
konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan konsumsi minum-minuman
beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres, penggunaan estrogen. Ada pun
klasifikasi hipertensi terbagi menjadi:
1. Berdasarkan penyebab:
a. Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial Hipertensi yang penyebabnya tidak
diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup
seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90%
penderita hipertensi.
b. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial Hipertensi yang diketahui
penyebabnya. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah
penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
2. Berdasarkan bentuk Hipertensi:
Hipertensi diastolik {diastolic hypertension}, Hipertensi campuran (sistol dan diastol
yang meninggi), Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension
3. Terdapat jenis hipertensi yang lain:
a. Hipertensi pulmonal
Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada pembuluh
darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan pingsan pada
saat melakukan aktivitas. Berdasar penyebabnya hipertensi pulmonal dapat
menjadi penyakit berat yang ditandai dengan penurunan toleransi dalam
melakukan aktivitas dan gagal jantung kanan.
b. Hipertensi pada kehamilan:
a) Preeklampsia-eklampsia atau disebut juga sebagai hipertensi yang
diakibatkan kehamilan/keracunan kehamilan ( selain tekanan darah yang
meninggi, juga didapatkan kelainan pada air kencingnya ). Preeklamsi adalah
penyakit yang timbul dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria
yang timbul karena kehamilan.
b) Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu
mengandung janin.
F. Pengorganisasian Kelompok
Seluruh mahasiswa profesi ners zona 6
G. Setting Tempat
Rumah masing-masing warga
H. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Tahap:
Media: Leaflet bertema hipertensi
Pemateri
Kewajiban Pengorganisasian
a. Penyaji
- Mampu menyampaikan tujuan penyuluhan secara jelas yang mudah
dipahami oleh audien
- Mampu menjelaskan materi secara sistematis
- Mampu menjawab petanyaan dari peserta
b. Fasilitator
- Mampu memfasilitasi sasaran
c. Observer
- Mampu mengukur ketepatan waktu
2. Evaluasi proses
Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami materi penyuluhan yang diberikan oleh pemateri.
Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran.
Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang meninggalkan
tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Tercapai atau tidaknya TIU dan TIK penyuluhan, misal:
Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali pengertian, penyebab, dan
tanda gejala tentang hipertensi mencapai 80%
Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali mengenai perawatan
hipertensi yang benar mencapai 80%
Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali tentang pencegahan dan
komplikasi hipertensi mencapai 80%
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah
dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari suatu periode. Hipertensi
memiliki prevalensi yang tinggi pada masyarakat umum, merupakan faktor risiko utama
penyebab kematian terbesar di seluruh dunia, menjadi penyebab terjadinya stroke dan
penyakit jantung koroner (PJK) (Bhagani, Kapil, & Lobo, 2018). Mulai dari anak-anak
sampai lansia sangat berisiko terhadap terjadinya hipertensi. Faktor-faktor risiko ini
dianggap tidak dapat diubah (misalnya usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga) atau
dapat dimodifikasi (misalnya, obesitas, gaya hidup, merokok, koping terhadap stres)
(Starner & Peters, 2015)
Kemarahan adalah emosi yang telah menerima banyak perhatian penelitian karena
memunculkan peningkatan kardiovaskular yang kuat. Penelitian telah menunjukkan
bahwa tingkat kemarahan yang berlebihan serta gaya ekspresi kemarahan yang berbeda
(penekanan, ekspresi, atau kontrol kemarahan) dapat memiliki dampak yang signifikan
terhadap kesehatan. Orang dengan tingkat ekspresi kemarahan yang tinggi ditemukan
berisiko tinggi untuk penyakit jantung koroner dan peningkatan reaktivitas tekanan darah
terhadap stres. Hal ini terutama berlaku untuk pria. Penelitian menunjukkan bahwa
wanita lebih mungkin untuk mengelola atau menekan kemarahan mereka dalam hati,
dengan penekanan terkait dengan tekanan darah tinggi (Starner & Peters 2015).
2. Faktor Penyebab Hipertensi
Faktor:
- Usia: Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada laki-laki
meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita meningkat pada usia
lebih dari 55 tahun.
- Jenis Kelamin Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi
daripada wanita.
- Riwayat Kesehatan Keluarga: orang cenderung lebih mudah untuk menderita
hipertensi jika ada anggota keluarganya yang pernah menderita penyakit yang sama
sebelumnya
- Berat: Kelebihan berat badan atau obesitas
- Pola Makan: Terlalu banyak garam (natrium) dalam makanan untuk jangka waktu
yang lama
- Gaya hidup: Merokok, Konsumsi garam, Minum alkohol, stres dan kurang olahraga
a) Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan hipertensi, sebab
rokok mengandung nikotin. Menghisap rokok menyebabkan nikotin terserap oleh
pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan kemudian akan diedarkan hingga ke
otak. Di otak, nikotin akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk
melepas epinefrin atau adrenalin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan
memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih tinggi.
Tembakau memiliki efek cukup besar dalam peningkatan tekanan darah
karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan bahan
kimia dalam tembakau juga dapat merusak dinding pembuluh darah.
Karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan ikatan oksigen dalam
darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan darah meningkat karena jantung
dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup ke dalam organ dan
jaringan tubuh lainnya. Karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan
ikatan oksigen dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan darah meningkat
karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup ke
dalam organ dan jaringan tubuh lainnya.
b) Konsumsi Garam
Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya hipertensi.
Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan volume plasma
(cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan
ekskresi kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem
pendarahan) yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di
samping ada faktor lain yang berpengaruh. Reaksi orang terhadap natrium
berbeda-beda.
c) Kebiasaan Konsumsi Minuman Beralkohol
Peminum alkohol berat cenderung hipertensi meskipun mekanisme timbulnya
hipertensi belum diketahui secara pasti. Orang-orang yang minum alkohol terlalu
sering atau yang terlalu banyak memiliki tekanan yang lebih tinggi dari pada
individu yang tidak minum atau minum sedikit. Peningkatan kadar kortisol dan
peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah merah berperan dalam
menaikkan tekanan darah. Diperkirakan konsumsi alkohol berlebihan menjadi
penyebab sekitar 5-20% dari semua kasus hipertensi. Mengkonsumsi tiga gelas
atau lebih minuman berakohol per hari meningkatkan risiko mendapat hipertensi
sebesar dua kali.
d) Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis,
yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila stress menjadi
berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Stres adalah
yang kita rasakan saat tuntutan emosi, fisik atau lingkungan tak mudah diatasi atau
melebihi daya dan kemampuan kita untuk mengatasinya dengan efektif. Stres
adalah respon kita terhadap pengaruh-pengaruh dari luar itu. Stres atau ketegangan
jiwa (rasa tertekan, murung, bingung, cemas, berdebar-debar, rasa marah, dendam,
rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan
hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat,
sehingga tekanan darah akan meningkat.
e) Olahraga
Olahraga juga dikaitkan dengan hipertensi. Jika seseorang kurang melakukan
olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan
garam juga bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi. Kurangnya
aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi karena meningkatkan
risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai
frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja
lebih keras pada setiap kontraksi. Olahraga banyak dihubungkan dengan
pengelolaan hipertensi, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan
tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah.
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
Tanda gejala
- Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat tekanan
darah intrakranium.
- Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.
- Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan syaraf.
- Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.
- Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler. Peninggian tekanan darah
kadang merupakan satu-satunya gejala, terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak,
atau jantung. Gejala lain adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung,
rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing.
4. Cara Mencegah Hipertensi
Pencegahan dimulai dari kebiasaan hidup yang baik:
- Garam umumnya terbuat dari bahan natrium, dan kandungan natrium yang tinggi
dalam makanan bisa menyebabkan hipertensi. Waspadalah terhadap asupan garam
dalam makanan Anda sehari-hari, misalnya dengan mengurangi konsumsi makanan
yang diasapi atau diawetkan dengan kandungan garam yang tinggi. Tanaman herbal,
rempah atau jus lemon bisa digunakan untuk menggantikan garam atau MSG
(senyawa untuk meningkatkan citarasa makanan) dalam memasak.
- Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan.
- Berhenti merokok dan kurangi konsumsi minuman beralkohol.
- Pengendalian berat badan.
- Olahraga secara teratur: kurangnya olahraga akan memengaruhi fleksibilitas.
5. Penyebab Hipertensi
Hipertensi bisa dikategorikan menjadi dua jenis, primer dan sekunder, dengan penyebab
yang berbeda:
- Perilaku emosional dengan penyakit hipertensi. Kemarahan adalah emosi yang telah
menerima banyak perhatian penelitian karena memunculkan peningkatan
kardiovaskular yang kuat.
- Hipertensi dipengaruhi oleh hormon kortisol. Kortisol sebagai glikokortikoid adalah
berperan besar dalam proses metabolisme glukosa serta metabolisme protein dan
lemak melalui peningkatan proses glukoneogenesis di hati dan berperan dalam proses
adaptasi terhadap stress. Fungsi lain dari kortisol adalah mengatur tonus arteriol dan
menjaga tekanan darah
6. Upaya Menjaga Kebiasaan Hidup yang Baik bagi Penderita Hipertensi
Upaya
- Penderita hipertensi harus menyesuaikan gaya hidup mereka dan berhenti merokok,
mengurangi konsumsi minuman beralkohol, mengendalikan berat badan,
memperhatikan pola makan, seperti mengurangi konsumsi makanan yang asin, dan
berolahraga secara teratur. Latihan aerobik baik bagi penderita hipertensi. Olahraga air
merupakan olahraga yang terbaik karena air bersifat dingin dan memberikan sedikit
rangsangan pada sistem kardiovaskular. Dengan demikian, tekanan darah dan detak
jantung pasien tidak akan meningkat secara tiba-tiba karena berolahraga. Tai Chi dan
berjalan kaki juga merupakan latihan yang baik bagi penderita hipertensi.
7. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi yang tidak terkendali bisa menyebabkan komplikasi berikut ini:
- Arteriosklerosis (pembuluh darah yang memasok oksigen dan nutrisi lainnya ke organ
tubuh mengeras dan menjadi lebih sempit): Arteriosklerosis bisa menyebabkan
penyakit serius, misalnya penyakit jantung dan stroke.
- Aneurisma (pembuluh darah yang bengkak): hipertensi yang tidak terkendali bisa
menyebabkan pembuluh darah menjadi tipis dan mengembang, dan mengakibatkan
aneurisma. Hal ini bisa berakibat fatal jika aneurisma pecah.
- Gagal jantung: peningkatan tekanan darah akan meningkatkan resistensi pembuluh
darah, memberikan beban tambahan pada jantung; dan akan menyebabkan kegagalan
jantung.
- Stroke: pecahnya aneurisma di otak bisa menyebabkan stroke. Hipertensi yang tidak
terkendali juga bisa menyebabkan pembekuan darah di arteri karotis (arteri di leher).
Bekuan darah tersebut bisa menyebabkan stroke emboli bila memasuki otak.
- Gagal ginjal: hipertensi yang tidak terkendali akan memengaruhi arteri di ginjal,
menyebabkan kerusakan pada fungsi ginjal.
- Retinopati (kerusakan pembuluh darah pada jaringan peka cahaya di bagian belakang
mata): hipertensi yang tidak terkendali akan memengaruhi arteriol (cabang arteri) di
mata, sehingga menyebabkan lesi.
8. Penatalaksanaan Farmakologis
Keputusan untuk mulai memberikan obat antihipertensi berdasarkan beberapa faktor
seperti derajat peninggian tekanan darah, terdapatnya kerusakan organ target dan
terdapatnya manifestasi klinis penyakit kardiovaskuler atau faktor risiko lain. Terapi
dengan pemberian obat antihipertensi terbukti dapat menurunkan sistole dan mencegah
terjadinya stroke pada lansia usia >65 tahun.
Obat yang umum digunakan untuk mengobati hipertensi termasuk diuretik (obat yang
bekerja pada ginjal, untuk membantu tubuh menghilangkan natrium dan air, untuk
mengurangi volume darah), penyekat beta (obat yang mengurangi beban kerja jantung
dan pembuluh darah yang terbuka, membuat jantung berdenyut lebih lambat dan dengan
kekuatan yang lebih lemah), penyekat saluran kalsium (obat yang mencegah kalsium
memasuki sel pada dinding jantung dan pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan
darah), penghambat enzim konversi Angiotensin (obat yang membantu mengendurkan
pembuluh darah), penyekat alfa (obat yang mengendurkan otot tertentu dan membantu
pembuluh darah kecil tetap terbuka), dan vasodilator (obat yang membuka pembuluh
darah), dll. Pasien harus mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter mereka, sesuai
dengan jadwal dosis yang ditetapkan. Jika pasien merasa kurang sehat setelah
mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan, maka pasien harus berkonsultasi kembali
dengan dokter sesegera mungkin. Umumnya tindakan pengobatan bisa bekerja dengan
baik.
9. Intervensi Berdasarkan Jurnal
Intervensi diberikan dengan mendengarkan murottal AlQur’an (Q.S Ar-Rahman)
selama 10-15 menit, sebelum dan sesudah dilakukan intervensi mendengarkan murottal
terlebih dahulu dilakukan observasi tekanan darah. Intervensi dilakukan 2 hari sekali
selama 1 minggu di rumah masing-masing responden, di ruangan yang tertutup.
Responden dikondisikan dalam keadaan duduk dan mendengarkan murottal Q.S Ar-
Rahman. Intervensi dilakukan satu kali pada waktu sore hari.
Intervensi pengetahuan tentang diit hipertensi yaitu mengenal masalah dengan cara
mengakaji pengetahuan keluarga tentang hipertensi dan melakukan penyuluhan tentang
Hipertensi. Mendemonstrasikan teknik relaksasi (nafas dalam). Selanjutnya melakukan
konseling dan memotivasi keluargauntuk dapat memodifikasi lingkungan yang nyaman
dan memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah hipertensi.
Waktu : 30 menit
Tempat : Door-to-door
A. Latar Belakang
Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya
dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia permasalah dalam kesehatan
lingkungan antara lain : Air Bersih, Pembuangan Kotoran/Tinja, Kesehatan Pemukiman,
Pembuangan Sampah, Serangga dan Binatang Pengganggu, Makanan dan
Minuman,Pencemaran Lingkungan (SUMBER: Yayan A. Israr, S.Ked. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia). Masalah di atas sangat banyak faktor penyebabnya,salah satunya
adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya berprilaku hidup bersih dan sehat.
Dasar Pemikiran dilakukan penyuluhan tentang PHBS ini adalah karena faktor perilaku
secara teoritis memiliki andil 30 – 35 % terhadap derajat kesehatan, sedangkan dampak dari
perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk
mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya melalui program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat dapat memahami dan mengerti tentang
pentingnya kesehatan lingkungan dalam bentuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan masyarakat mampu:
a. Memahami tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
b. Memahami Ciri-Ciri Rumah Sehat
c. Memahami Indikator Dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
d. Memahami Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Masyarakat
e. Memahami Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
C. Materi
1. Pengertian Perilaku hidup bersih dan sehat
2. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Masyarakat
3. Manfaat Perilaku hidup bersih dan sehat
D. Media
Leaflet
E. Metode Penyuluhan
Diskusi
F. Pengorganisasian
Pemateri : Semua mahasiswa profesi Ners zona 6
G. Kegiatan Penyuluhan.
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audien
1. 5 Pembukaan
menit
- Mengucapkan salam - Memperhatikan
- Memperkenalkan mahasiswa - Memperhatikan
dan pembimbing - Memperhatikan
- Menjelaskan tujuan - Memperhatikan
- Menjelaskan kontrak waktu
2. 15 Materi
menit
1. pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Mengemukakan pendapat
Sehat (PHBS) Memperhatikan
a. Memberi reinforcement positif atas
jawaban audien. Mengemukakan pendapat
b. Meluruskan konsep tentang pengertian Memperhatikan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS) Mengemukakan pendapat
c. Menggali pengetahuan audien tentang Memperhatikan
Ciri-Ciri Rumah Sehat
d. Memberi reinforcement positif atas Mengemukakan pendapat
jawaban audien. Memperhatikan
e. Meluruskan konsep tentang Ciri-Ciri
Rumah Sehat Mengemukakan pendapat
f. Menggali pengetahuan audien tentang Memperhatikan
Indikator Dalam Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat Mengemukakan pendapat
g. Memberi reinforcement positif atas Memperhatikan
jawaban audien.
h. Meluruskan konsep tentang Indikator Mengemukakan pendapat
Dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Memperhatikan
2. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Di Masyarakat Mengemukakan pendapat
a. Memberi reinforcement positif terhadap Memperhatikan
jawaban audien.
b. Meluruskan konsep tentang Tujuan Mengemukakan pendapat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Memperhatikan
Masyarakat
c. Menggali pengetahuan audien Manfaat Mengemukakan pendapat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Memperhatikan
d. Memberi reinforcement positif terhadap
jawaban audien. Mengemukakan pendapat
e. Meluruskan pengetahuan tentang Memperhatikan
Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat Mengemukakan pendapat
Memperhatikan
3. Manfaat Perilaku Hidup Sehat
Mengemukakan pendapat
Memperhatikan
3. 5 Evaluasi
Menit
1. Menanyakan sejauh mana audien memahami - Mengemukakan
pendapat
tentang materi yang telah diberikan - Bertanya
2. Memberi kesempatan kepada audien untuk
bertanya
- Memperhatikan
3. Menyimpulkan inti dari penyuluhan
3. 5 Penutup
menit
Menyampaikan terima kasih atas perhatian dan Menjawab salam
waktu yang telah diberikan kepada audien
Mengucapkan salam
H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Audien diharapkan menghadap ke arah mahasiswa.
b. Audien turut serta dalam kegiatan.
c. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana.
I. Evaluasi Proses
a. Audien antusiasi terhadap materi penyuluhan
b. Audien tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
c. Audien mengajukan dan menjawab pertanyaan secara benar.
J. Evaluasi Hasil.
Setelah penyuluhan diharapkan :
1. 75% audien mampu menyebutkan tentang pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS)
2. 75% audien mampu menyebutkan Ciri-Ciri Rumah Sehat
3. 75% audien mampu menyebutkan Indikator Dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
4. 75% audien mampu menyebutkan Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di
Masyarakat
5. 75% audien mampu menyebutkan Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Lampiran Materi
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ( PHBS )
A. Definisi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta
berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat (Depkes, 2008).
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat
(Depkes, 2008).
Perilaku Hidup Berih Dan Sehat (PBHS) adalah sebagai wujud operasional promosi
kesehatan merupakan dalam upaya mengajak, mendorong kemandirian masyarakat
berperilaku hidup bersih dan sehat (Ekasari, 2008).
Berdasarkan beberapa defenisi PHBS adalah upaya untuk mewujudkan kesehatan
anggota keluarga agar tahu, mau dan mampu melaksakan perilaku hidup bersih dan sehat.
Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan
sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah:
1. Diare
2. Demam berdarah
3. Disentri
4. Hepatitis A
5. Kolera
6. Tiphus
7. Cacingan
8. Malaria