Anda di halaman 1dari 2

Prasangka adalah Sikap yang negatif terhadap sesuatu tanpa ada

alasan yang mendasar atas pribadi tersebut. Diskriminasi adalah


Pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara ( berdasarkan
warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dsb) Apabila kita berbicara
tentang prasangka dan diskriminasi adalah stereotyping, yaitu suatu
kecenderungan untuk mengidentifikasi dan mengeneralisasi setiap
individu, benda dan sebagainya ke dalam katagori-katagori yang sudah
dikenal. Prasangka dan diskriminasi berhubungan erat satu dengan yang
lainnya karena pada teorinya prasangka bersumber pada satu sikap dan
diskriminasi menunjuk pada satu sikap, prasangka dapat menjadi dasar
dari diskriminasi, dan pada akhirnya mereka akan melakukan tindakan
yang negatif. Sedangkan etnosentris adalah sikap yang menganggap cara
hidup bangsanya merupakan cara hidup yang paling baik. Alasan
mengapa etnosentrisme menjadi penghambat integrasi nasional adalah
karena sikap itu menganggap suku bangsa yang lain lebih rendah
sehingga hal itu akan menimbulkan konflik sara. (suku, agama, ras, dan
antargolongan). 

Ini biasa membahayakan kehidupan kita dalam berbangsa dan


bernegara di dalam Negara Kesatuan Rebublik Indonesia apa bila di kelola
oleh orang orang yang ingin menghancurkan bangsa kita ini dengan baik,
karena pada prisipnya prasangka, diskriminasi dan etnosentrisme adalah
sikap dan prilaku yang bertentangan dengan Pancasila dan semboyan
Negara kita yaitu Bhineka Tunggal Ika, disamping itu sebagi mahluk yang
religious saya kira siakp sikap daiatas sangat betentangan denga ajaran
agam diman ajaran agam mengajarkan perdaimain, hormat
menghormati, saling menghargai, dan hal yang baik baik yang pada
intinya.

Beriukut contoh kasus dari : contoh etnosentrisme adalah Sebagai


contoh di Papua. Seperti yang diberitakan Kompas Juli 2002, ada 312
suku yang menghuni Papua. Suku-suku ini merupakan penjabaran dari
suku-suku asli yaitu Dani, Mee, Paniai, Amungme, Kamoro, biak, Ansus,
Waropen, Bauzi, Asmat, Sentani, Nafri, Meyakh, Amaru, dan Iha. Setiap
suku memiliki bahasa daerah (bahasa ibu) yang berbeda. Sehingga saat
ini tedapat 312 bahasa di sana. Tempat-tempat pemukiman suku-suku di
Papua terbagi secara tradisional dengan corak kehidupan sosial ekonomi
dan budaya sendiri. Suku-suku yang mendiami pantai, gunung, dan hutan
memiliki karakteristik kebudayaan dan kebiasaan berbeda.. Hal ini pula
berimbas pada nilai, norma, ukuran, agama, dan cara hidup yang
beranekaragam pula. Keanekaragaman ini sering memicu konflik
antarsuku. Misalnya yang terjadi pada tahun 2001, dimana terdapat
perang adat antara suku Asmat dan Dani. Masing-masing-masing-masing
suku merasa sukunyalah yang paling benar dan harus dihormati. Perang
adat berlangsung bertahun-tahun. Karena sebelum adanya salah satu
pihak yang kalah atau semkain kuat danmelebihi pihak yang lain, maka
perang pun tidak akan pernah berakhir.

Contoh dari Diskriminasi dalam Kehidupan Sehari-Hari

Adanya ketidakadilan dalam putusan hakim pada kasus pencurian


ayam dengan kasus korupsi. Pelaku pencurian ayam dihukum penara
hingga puluhan tahun, sedangkan pelaku korupsi hanya dihukum penjara
selama beberapa bulan saja. Hal ini merupakan tanda adanya diskriminasi
serta permasalahan hukum di Indonesia.

Contoh sikap prejudice adalah saat bertemu seseorang pertama


kalinya dengan penampilan yang biasa saja kita berprasangka bahwa ia
adalah orang yang sangat sederhana.

Sumber rujukan :

 MKDU4109

http://nissaaarifiani.blogspot.com/2017/01/prasangka-diskriminasi-
dan-etnosentrisme.html

Anda mungkin juga menyukai