Anda di halaman 1dari 4

Jawaban 1

Analisis Jabatan Berbasis Tugas


Pengertian tugas menurut Mathis dan Jackson (2001) adalah aktivitas pekerjaan yang khusus dan
dapat identifikasi yang mencakup gerakan-gerakan yang dapat diamati, Untuk pekerjaan yang tetap
berdasarkan tugas, proses analisis jabatan dapat dilakukan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Analisis jabatan yang berdasarkan pada tugas akan lebih memperjelas apa yang dilakukan secara
spesifik pada suatu pekerjaan. Selanjutnya dalam pengembangan deskripsi jabatan, tugas digunakan
untuk mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan dan membuat daftar fungsi pekerjaan.
Proses analisis jabatan berdasarkan pendekatan tugas dikemukakan oleh Dessles dalam lswanto
(2007) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi untuk apa informasi yang akan disampaikan dalam suatu jabatan dan
menentukan apa dan bagaimana data akan dikumpulkan.
2. Mengkaji informasi dasar yang relevan seperti bagan organisasi, bagan proses dan deskripsi
jabatan.
3. Memilih tugas-tugas yang mewakili jabatan dalam organisasi untuk dianalisis.
4. Menganalisis jabatan yang sebenamya melalui pengumpulan data pada tugas-tugas tertentu,
persyaratan perilaku, kondisi kerja, sifat manusia dan kemampuan yang diperlukan untuk
melakukan tugas.
5. Mengkaji informasi dengan pemegang jabatan. Informasi analisis jabatan perlu diverifikasi
dengan pelaksana tugas termasuk supervisinya.
6. Mengembangkan deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan sebagai tindak lanjut dari proses
analisis jabatan.

Analisis Jabatan Berbasis Kompetensi


Kompetensi menurut Mathis dan Jackson (2001) adalah karakteristik dasar yang dapat dihubungkan
dengan peningkatan kinerja individu atau tim. Beberapa alasan yang digunakan organisasi
menggunakan pendekatan kompetensi untuk analisis jabatan adalah 1)
mengkomunikasikan perilaku yang utama dan dihargai ke seluruh organisasi, 2)
meningkatkan tingkat kompetensi organisasi, dan 3) memfokuskan kemampuan individu untuk
meningkatkan keunggulan kompetitif dari organisasi. Dengan menggunakan pendekatan
kompetensi, maka kompetensi-kompetensi yang diperlukan individu untuk melaksanakan pekerjaan
sebagai tim dapat diidentifikasi. Selain itu, kriteria seleksi aktivitas memfokuskan pada keburuhan
pekerjaan.
Proses analisis jabatan dengan menggunakan pendekatan kompetensi khusus dengan "Behavior
Event Interview (BEI)" yang dikemukakan oleh Mathis dan Jackson (2001) terdiri atas tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Tim manajemen mengidentifikasi bidang-bidang hasil kinerja yang penting untuk rencana
strategik bisnis dari organisasi pada masa yang akan datang.
2. Membentuk kelompok panel yang terdiri dari orang-orang yang sumber daya manusia perlu
direvisi untuk kompetensi yang berbeda untuk setiap berpengetahuan luas tentang jabatan-
jabatan dalam organisasi.
3. Seorang fasilitator atau konsultan melakukan wawancara terhadap anggota kelompok panel
untuk mendapatkan contoh-contoh perilaku yang spesifik dalam melakukan suatu jabatan.
4. Berdasarkan kejadian-kejadian yang digambarkan tersebut, fasilitator membuat uraian secara
rinci dari setiap kompetensi yang ada.
5. Kompetensi-kompetensi yang diperoleh tersebut disusun secara sistematis dan perlu
mengidentifikasi level-level yang dibutuhkan untuk mencapainya.
6. Mengidentifikasi standar kinerja dan dihubungkan dengan jabatan. Proses seleksi, pelatihan dan
kompensasi yang memadai difokuskan pada kompetensi yang telah disusun dan digunakan.
Perbedaan antara keduanya yaitu, pada analisis jabatan yang berdasarkan pada tugas akan lebih
memperjelas apa yang dilakukan secara spesifik pada suatu pekerjaan. Selanjutnya dalam
pengembangan deskripsi jabatan, tugas digunakan untuk mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan
dan membuat daftar fungsi pekerjaan. Sedangkan pada analisis jabatan berdasar kompetensi,
kompetensi-kompetensi yang diperlukan individu untuk melaksanakan pekerjaan sebagai tim dapat
diidentifikasi. Selain itu, kriteria seleksi aktivitas memfokuskan pada keburuhan pekerjaan.

Jawaban 2

Menurut saya, organisasi harus membuat uraian dan spesifikasi jabatan atau analisa jabatan
terlebih dahulu sebelum membuat spesifikasi jabatan. Hasil dari analisis jabatan digunakan untuk
membuat deskripsi jabatan, selanjutnya ditentukan spesifikasi jabatan dan akhimya aktivitas
merancang pekerjaan dapat dilakukan melalui desain jabatan sehingga dapat dicapai kinerja individu
dan kinerja organisasi yang lebih baik.
Mengingat analisis jabatan merupakan bagian terpenting dalam perencanaan sumber daya
manusia, maka analisis jabatan harus dilakukan dengan cermat. Hasil dari analisis jabatan adalah
informasi mengenai tugas, pekerjaan dan tanggungjawab dari suatu jabatan. lnformasi ini yang
nantinya digunakan untuk mendesain suatu jabatan agar pekerjaan yang dilaksanakan oleh
pemegang jabatan bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Hal ini semakin mengemuka seiring
dengan makin santernya konsep untuk memperoleh kualitas yang tinggi dari sebuah pekerjaan.

Jawaban 3

Job Enrichment
Job Enrichment merupakan ekspansi pekerjaan secara vertikal. Hal ini disebut juga meningkatkan
tanggung jawab pekerjaan (job depth). Gagasan tentang peningkatan kepuasan kebutuhan karyawan
sebagai cara pendesainan jabatan berasal dari teori motivasi kerja dua faktor Frederick Herzberg. Ide
dasarnya adalah karyawan akan termotivasi oleh jabatan yang meningkatkan rasa harga diri mereka.
Usaha peningkatan kepuasan kebutuhan harga diri mereka dalam kaitannya dengan pendesainan
jabatan dapat dilakukan salah satunya melalui pengayaan pekerjaan (job enrichment). Pengayaan
pekerjaan adalah usaha untuk mendesain jabatan dalam rangka membantu pemegang jabatan
memuaskan kebutuhan mereka untuk tumbuh, dikenal, dan memperoleh tanggung jawab. Pada
pengayaan jabatan, jabatan diperluas secara vertikal dimana karyawan diberi tanggung jawab lebih
oleh atasan. Pekerjaan tertentu menjadi lebih besar tanggung jawabnya, biasanya dikaitkan dengan
proses perencanaan maupun evaluasi pekerjaan. Contoh: satpam di Bank tidak hanya bertugas
sebagai keamanan tetapi juga membukakan pintu dan mengarahkan nasabah; seorang teknisi yang
biasanya menangani mesin, kemudian ditugaskan untuk menangani mesin baru yang lebih kompleks.

Job Enlargement
Job Enlargement merupakan ekspansi pekerjaan secara horizontal. Hal ini disebut juga memperluas
cakupan pekerjaan (job range). Suatu strategi untuk mengatasi beberapa masalah yang berkaitan
dengan desain jabatan yang didasarkan pada manajemen ilmiah difokuskan pada perluasan pekerjaan
(job enlargement). Pada perluasan pekerjaan, jabatan diperluas secara horizontal. Karyawan
mendapatkan tanggung jawab untuk segmen yang lebih luas, melaksanakan tugas tambahan yang
sebelumnya dilakukan pekerja lain yang esensinya pada level yang sama. Perluasan jabatan berusaha
untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan dengan memberi variasi yang Jebih besar terhadap
hal-hal yang harus dikerjakan. Ekstensi pekerjaan, misalnya, disarankan untuk horizontal karena
dengan demikian, karyawan tidak menerima tambahan tanggung jawab dan wewenang dalam
pengambilan keputusan. Mereka hanya diberi tugas untuk tidak mengerjakan tugas yang lebih
banyak atau (jumlah tugas yang lebih besar variasinya). Contoh: seorang tenaga telemarketing,
diminta untuk melakukan panggilan lebih banyak lagi; mahasiswa diberi tugas menjadi asisten
dosen; seorang karyawan bagian teller suatu waktu diminta untuk menjadi customer service, ini
berfungsi agar karyawan tidak jenuh bekerja, karena diberi tugas baru walaupun pekerjaan tersebut
masih dalam level yang sama.

Perbedaan Job Enrichment dan Job Enlargement


Dimensi Job Enrichment Job Enlargement
Metode peningkatan kepuasan kerja Metode peningkatan kepuasan kerja
Pengertian dengan cara menambah tanggung dengan cara memperluas tugas atau
jawab pekerjaan. pekerjaannya.
Pekerjaan
- Definisi - Sempit - Luas
- Sifat - Berulang-ulang - Berubah
- Kompleksitas - Terbatas - Banyak
- Variasi - Beberapa - Banyak
Pengambilan
Terbatas Besar
Keputusan
Tanggung Jawab T erbatas Besar
Beban Horizontal Vertikal

Jawaban 4

Outsourcing
Outsourcing merupakan proses penyerahan tanggung-jawab untuk bidang pelayanan kepada pihak
eksternal. Dalam hal ini dilakukan sub-kontrak dari berbagai fungsi organisasi/perusahaan untuk
mengisi pekerjaan/jabatan tertentu yang sedang dibutuhkan. Mensubkontrakkan berbagai fungsi
kepada perusahaan lain telah menjadi praktek umum beberapa dekade terakhir ini. Keputusan
outsourcing tersebut cukup masuk akal jika kontraktor dapat menjalankan fungsi yang telah
ditentukan, seperti pemeliharaan, yang (bahkan) mungkin dapat lebih efektif dan efisien dibanding
jika dikerjakan secara internal oleh perusahaan yang bersangkutan. Menurut Mondy, outsourcing ini
beberapa tahun yang lalu telah meluas digunakan dan semakin menjadi alternatif perekrutan populer
bahkan melibatkan setiap area bisnis secara virtual. Selanjutnya, Mondy menyatakan bahwa di
Amerika Serikat perusahaan korporasi dalam segala ukuran telah melakukan outsourcing kepada
para penyedia jasa di India, China, dan Eropa Timur untuk memuaskan kebutuhan pelanggannya.
Dalam kenyataannya tidak semua usaha outsourcing mengalami sukses. Dell Computer, contohnya,
banyak menuai complain mengenai aksen yang kental dan pelayanan yang buruk ketika meng-
outsource-kan pusat pendukung tekniknya di India.

Leasing
Karyawan leasing merupakan karyawan perusahaan yang bekerja dengan klien perusahaan dalam
hubungan kerja untuk memberikan tenaga ahli bidang administrasi, program manfaat pekerja yang
komprehensif, asumsi risiko majikan, pengisian pajak, dan kepatuhan hukum ketenagakerjaan.
Contohnya, praktek leasing karyawan banyak terjadi di Amerika Serikat. Praktek ini berkembang
pesat setelah diterimanya Undang-Undang tentang Pajak Kekayaan dan Tanggung jawab Fiskal di
Amerika Serikat tahun 1982 (Snell dan Bohlander, 2007). Leasing karyawan dilakukan oleh
organisasi pengusaha profesional (PEOs). Pada dasarnya PEO mengambil alih manajemen dari
rugas-tugas SOM perusahaan yang lebih kecil dan menjadi pendamping pengusaha dalam
urusankaryawannya. Perusahaan yang menggunakan jasa leasing ini membayar fee kepada
perusahaan leasing yang melaksanakan keseluruhan aktivitas perekrutan, penempatan, pelatihan,
pengompensasian, dan pengevaluasian. Karyawan perusahaan leasing digaji untuk menyediakan
pool tenaga kerja yang telah siap bekerja. Perusahaan-perusahaan kecil-menengah menemukan
keuntungan dalam manajemen leasing karyawan, karena mereka tidak perlu terlibat dalam aktivitas-
aktivitas manajemen sumber daya manusia dan administrasi lainnya. Leasing karyawan mirip
dengan bantuan dalam pengaturan karyawan sementara, meskipun di bawah perusahaan leasing itu
sendiri karyawan menjadi karyawan tetap, tidak sementara.

Perbedaan Outsourcing dan Leasing


Dimensi Outsourcing Leasing
Upaya untuk mengalihkan Direkrut oleh sebuah perusahaan untuk
Pengertian
pekerjaan ke pihak ketiga. melaksanakan kerja kontrak.
Memborongkan atau memindahkan
tugas dan tanggung jawab Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja
pekerjaan atau kegiatan dalam jangka waktu pendek, suatu
perusahaan dari perusahaan induk organisasi dapat menyewa tenaga kerja
Tujuan
yang tadinya dikelola sendiri kepada yang profesional yang terampil kepada
perusahaan lain sebagai penyedia perusahaan
tenaga kerja dalam bentuk ikatan penyewaan tenaga kerja.
kontrak kerja sama.
Tidak disebutkan secara eksplisit
tentang adanya keharusan untuk Perjanjian harus dibuat secara tertulis,
Perjanjian membuat perjanjian secara tertulis. yakni menggunakan Bahasan
Namun, idealnya perusahaan tetap Indonesia dan huruf latin.
harus membuatnya.
Lama bekerja tidak pasti, tergantung Memiliki masa kerja sesuai dengan
Lama kerja dengan perusahaan yang kesepakatan kontrak antara
membutuhkan jasanya. perusahaan dan karyawan.

Tidak bekerja yang berhubungan


Memiliki tanggung jawab pekerjaan
Tanggung Jawab dengan pekerjaan yang menyangkut
yang sama dengan karyawan tetap.
dengan rahasia perusahaan.

Sumber: BMP EKMA4214 - Manajemen Sumber Daya Manusia

Anda mungkin juga menyukai