Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

“ ISU KEPEMILIKAN KONSILIDASI”

Dosen Pengampu :
Drs. Purwo Atmojo, Msi,AK,CA.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3

Rahma Wati (184022469)


Rabiatul Adawiyah Putri (184022432)
Indah Fitriani (184022431)
Radika Nurul Aini (184022481)
Dewi Ratu Fortuna (184022440)
Nurhalisah. S (184022449)

UNIVERSITAS BALIKPAPAN
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Yang akan
memberikan manfaat di kemudian hari guna kemajuan ilmu pengetahuan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi dari makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi. Makalah
ini maka akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang.
Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Balikpapan, 09Nopember 2020

Penyusun

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR……………………………………………………….i

DAFTAR ISI………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….....1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………...1

BAB II ISI PEMBAHASAN………………………………………………..2

2.1 Saham Preferen Anak Perusahaan Yang Beredar……………………….2


2.2 Perusahaan Dalam Kepemilikan Induk Perusahaan……………………..4
2.3 Kepemilikan Bertingkat…………………………………………..…......7
2.4 Kepemilikan Timbal Balik……………………………………………....8
2.5 Dividen Saham Anak Perusahaan……………………………………….9

BAB III PENUTUP………………………………………………………...10

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………....11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.2 LATAR BELAKANG

Banyak perusahaan yang memiliki lebih dari satu jenis saham yang beredar.
Setiap jenis efek biasanya mempunyai fungsi tertentu dan setiap jenis juga
mempunyai hak-hak dan fitur-fitur yang berbeda. Pemegang saham preferen
umumnya mempunyai hak lebih dulu dari pemegang saham biasa dalam hal
dividen dan distribusi aset pada saat likuidasi.
Pada saat saham preferen anak perusahaan yang beredar dikonsolidasi, provisi
dari perjanjian saham preferen harus ditelaah untuk menentukan bagian ekuitas
pemegang saham anak perusahaan yang harus dialokasikan ke hak saham prefere
n.

Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi, jumlah ekuitas


pemegang saham anak perusahaan yang menjadi hak pemegang saham preferen
harus ditentukan terlebih dahulu sebelum melakukan eliminasi kepemilikan saham
biasa.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan Saham Preferen anak perusahaan yang beredar!


2. Jelaskan Perusahaan dalam kepemilikan induk perusahaan !
3. Jelaskan Penjualan saham tambahan anak perusahaan ke induk perusahaan !
4. JelaskanStruktur Kepemilikan Kompleks !

1.3 Tujuan

1. Memahami saham Preferen anak perusahaan yang beredar.


2. Memahami perusahaan dalam kepemilikan induk perusahaan.
3. Memahami penjualan saham tambahan anak perusahaan ke induk perusahaan.
4. Memahami pelaskanStruktur Kepemilikan Kompleks.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

1. SAHAM PREFEREN ANAK PERUSAHAAN YANG BEREDAR

Banyak perusahaan yang memiliki lebih dari satu jenis saham yang
beredar. Setiap jenis efek biasanya mempunyai fungsi tertentu dan setiap jenis
juga mempunyai hak-hak dan fitur-fitur yang berbeda. Karena pemegang saham
preferen mempunyai klaim atas aset bersih anak perusahaan, harus ada perhatian
khusus mengenai bagaimana menyajikan klaim tersebut dalam penyusunan
laporan keuangan konsolidasi.

Konsolidasi Dengan Saham Preferen Anak Perusahaan Yang Beredar

Pemegang saham preferen umumnya mempunyai hak lebih dulu dari


pemegang saham biasa dalam hal dividen dan distribusi aset pada saat likuidasi.
Pemegang saham preferen biasanya tidak mempunyai hak untuk memilih,
sehingga kepemilikan dalam saham preferen umumnya tidak menyebabkan
timbulnya pengendalian, berapapun jumlah saham yang dimiliki. Sebagian besar
saham preferen adalah kumulatif, sebagian lagi berpartisipasi dan banyak yang
dapat ditarik bukan seharga nilai nominalnya.
Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi, jumlah ekuitas
pemegang saham anak perusahaan yang menjadi hak pemegang saham preferen
harus ditentukan terlebih dahulu sebelum melakukan eliminasi kepemilikan saham
biasa. Jika induk perusahaan memiliki sebagian dari saham preferen anak
perusahaan maka bagiannya atas saham preferen tersebut harus dieliminasi.
Bagian saham preferen anak perusahaan yang tidak dimiliki induk perusahaan
dialokasikan ke kepemilikan nonpengendali.

Contoh :

PT Induk membeli 80% saham biasa PT Anak pada tgl 31 Des 2000, pada nilai
bukunya sebesar Rp.240 juta dan mencatat investasinya dengan metode ekuitas
dasar
PT induk memperoleh laba dari operasi terpisahnya sebesar Rp.140 juta di tahun
2001 dan umumkan dividen sebesar Rp.60 juta
PT Anak melaporkan laba bersih sebesar Rp.50 juta di tahun 2001 dan umumkan
dividen saham biasa sebesar Rp.30 juta
Pada 1 jan 2001, PT Anak menerbitkan 12% saham preferen dengan nilai nominal
Rp.100 juta PT induk tidak membeli saham tersebut
Alokasi laba bersih PT Anak

Laba yang dialokasikan ke kepemilikan nonpengendali untuk tahun 2001 adalah

2
total dividen preferen PT Anak dan bagian 20% pemegang saham biasa
nonpengendali PT Anak sebesar Rp.38 juta dan sisa laba setelah dikurangi dividen
preferen.

Kertas Kerja Konsolidasi

Saham Preferen Anak Perusahaan Dimiliki Oleh Induk Perusahaan

Kadang-kadang, induk perusahaan juga memiliki saham preferen anak


perusahaan selain dari investasinya pada saham biasa anak perusahaan. Karena
saham preferen yang dimiliki oleh induk perusahaan berada di dalam entitas
konsolidasi, maka saham preferen tersebut harus dieliminasi pada saat
penyusunan laporan keuangan konsolidasi.
Begitu pula dengan pendapatan dari saham preferen yang dicatat oleh
induk perusahaan harus dieliminasi. Karena PT Induk tidak memiliki saham
preferen PT Anak, seluruh dividen preferen tersebut diklasifikasikan sebagai
bagian dari kepemilikan nonpengendali.

3
Saham Preferen Anak Perusahaan dengan Fitur Khusus

Pada saat saham preferen anak perusahaan yang beredar dikonsolidasi,


provisi dari perjanjian saham preferen harus ditelaah untuk menentukan bagian
ekuitas pemegang saham anak perusahaan yang harus dialokasikan ke hak saham
preferen. Provisi dividen kumulatif memberikan tingkatan perlindungan tertentu
untuk pemegang saham preferen dengan mengharuskan perusahaan untuk
membayar dividen saham preferen periode sekarang dan dividen periode
sebelumnya yang belum dibayar sebelum perusahaan dapat membagikan dividen
untuk pemegang saham biasa. Jika anak perusahaan mempunyai saham preferen
yang beredar, laba sejumlah dividen preferen tahun berjalan harus dialokasikan ke
hak saham preferen dalam konsolidasi, baik ada pengumuman pembagian dividen
maupun tidak.
Jika terdapat dividen belum dibagikan atas saham preferen kumulatif anak
perusahaan, harus ada pengakuan dalam konsolidasi atas klaim pemegang saham
preferen dengan mengalokasikan saldo laba sejumlah dividen yang belum
dibayarkan tersebut ke hak saham preferen. Tidak diperlukan prosedur
konsolidasi khusus sehubungan dengan dividen yang belum dibayarkan atas
saham preferen non-kumulatif anak perusahaan. Fitur partisipasi saham preferen
memungkinkan pemegang saham preferen untuk menerima pembagian laba yang
lebih besar dari tarif dividen dasar saham preferen. Jumlah yang dibayarkan untuk
menarik saham preferen anak perusahaan yang dapat ditarik berdasarkan
perjanjian saham preferen dipandang sebagai klaim pemegang saham preferen
atas aset bersih anak perusahaan dan ekuitas pemegang saham anak perusahaan
sejumlah tersebut dialokasikan ke hak saham preferen dalam penyusunan neraca
konsolidasi.

2. PERUBAHAN DALAM KEPEMILIKAN INDUK PERUSAHAAN

Pada bab-bab sebelumnya, kepemilikan induk perusahaan dianggap selalu


tetap antar waktu, tetapi dalam kenyataannya tingkat kepemilikan sering berubah-
ubah. Perubahan dalam tingkat kepemilikan dapat diakibatkan oleh tindakan
induk perusahaan atau anak perusahaan. Induk perusahaan dapat mengubah rasio
kepemilikannya dengan membeli atau menjual saham anak perusahaan melalui
transaksi dengan perusahaan yang tidak berafiliasi. Anak perusahaan dapat
menyebabkan presntase kepemilikan anak perusahaan berubah dengan menjual
tambahan saham atau membeli kembali saham dari pihak yang tidak berafiliasi
atau dengan melakukan transaksi saham dengan induk perusahaan (jika anak
perusahaan tidak dimiliki penuh).

 Pembelian saham tambahan oleh induk perusahaan dari non-afiliasi


Induk perusahaan dapat membeli saham anak perusahaan pada beberapa
titik waktu yang berbeda hingga kendali tercapai, investasi antar
perusahaan. Ketika sudah tercapai, seluruh investasi dinilai berdasarkan
nilai wajar pada tanggal ketika pengendalian tercapai.

4
 Penjualan saham anak perusahaan oleh induk perusahaan ke non-afiliasi
Pada saat perusahaan menjual sebagian atau seluruh investasinya, sering
timbul keuntungan atau kerugian dan dicatat dalam pembukuan penjual.
Pertanyaan akan timbul jika saham yang dijual tersebut adalah saham anak
perusahaan dan anak perusahaan tersebut masih tetap memnuhi syarat
untuk di konsolidasi. Pada saat induk perusahaan menjual sebagian saham
anak perusahaan, tetapi masih memiliki hak kendali, persoalannya adalah
apakah keuntungan atau kerugian dari penjualan saham tersebut akan
dicatat kedalam laporan laba rugi konsolidasian atau dieliminasi dalam
konsolidasi.

Mungkin keuntungan atau kerugian pada laporan laba rugi konsolidasian


atau penjualan saham anak perusahaan sementara masih melanjutkan
mengkonsolidasikan anak perusahaan tampak tidak konsisten dengan konsep satu
entitas ekonomi. Dari sudut pandang konsolidsi, saham anak perusahaan, menjadi
bagian dari kepentingan nonpengendali yang beredar pada titik waktu ketika
saham tersebut dijual kepada non afiliasi. Apabila tidak ada keuntungan atau
kerugian yang diakui ketika suatu perusahaan menerbitkan saham, tidak ada
satupun yang harus diakui apabila perusahaan di dalam entitas konsolidasian
menerbitkan saham.

Kertas kerja konsolidasi

Jika pengakuan keuntungan penjualan saham dianggap sesuai untuk


dimasukkan ke dalam laporan keuangan konsoslidasi, maka tidak diperlukan
penyesuaian dalam pennyusunan laporan keuangankonsolidasi tanggal 31
desember 20X2, atau pada periode-periode setelahnya. Dalam kasus ini,
keuntungan dieliminasi aigo saham bisa dimasukkan dalam kertas kerja
konsolidasi 31 desember 20X2 dengan ayat jurnal berikut:
Keuntungan penjualan investasi Rp………….
Agio saham biasa Rp………….
Mengeliminasi keuntungan dari transaksi saham anak perusahaan
Ayat jurnal ini memperlakukan transaksi saham sebagai penerbitan saham oleh
entitas konsolidasi ke kepentingan nonpengendali.
Kertas kerja konsolidasi yang disusun per 31 desember 20X2 juga memasukkan
ayat jurnal untuk mengeliminasi 75% investasi pada PT Anak
Konsolidasi setelah tahun 20X2
Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi setiap tahun setelah tahun
20X2, ayat jurnal kertas kerja seperti ayat jurnal E(16) di[erlukan unutk
menimbulkan kembali kenaikan agio saham biasa, dengan ayat jurnal sebagai
berikut:
Saldo laba 1 januari Rp………….
Agio saham biasa Rp………….
Mengeliminasi pengaruh keuntungan dari transaksi yang melibatkan saham
anak perusahaan

5
Pada saat anak perusahaan menjual saham baru ke pihak-pihak di luar entitas
ekonomi, maka perusahaaan konsolidasi akan mendapat tambahan dana.
Penjualan saham ke pihak non-afiliasi meningkatkan jumlah saham anak
perusahaan yang beredar, sehingga akan mengurangi presentase kepemilikan yang
dimiliki oleh induk perusahaan. Pada saat bersamaan, jumlah yang dialokasikan
ke kepentingan nonpengendali dalam laporan keuangan konsolidasi meningkat.
Jumlah tersebut dipengaruhi oleh :

 Jumlah saham yang dijual ke non-afiliasi


 Harga jual saham tersebut ke non-afiliasi

Perbedaan antara nilai buku dan harga jual saham anak perusahaan

Jika harga jual dari saham baru tersebut sama dengan nilai buku dari
saham yang beredar, tidak ada perubahan dalam klaim pemegang saham yang
sudah ada. Akan tetapi, sebagian besar penjualan tidak terjadi pada nilai buku.
Pada saat harga jual tidak sama dengan nilai buku, semua pemegang saham biasa
mendapat alokasi pro rata dari perbedaan tersebut. Dalam situasi seperti ini, nilai
buku dari saham anak perusahaan yang dimiliki oleh induk perusahaan berubah
walaupunjumlah saham yang dimiliki tetap.
Penerbitan saham tambahan oleh entitas anak kepada pihak-pihak nonafiliasi
dipandang sebagai sebuah transaksi ekuitas dari perspektif konsolidasi. Meskipun
entitas induk tidak terlibat dalam transaksi tersebut, nilai buku dari entitas anak
berubah akibat saham tambahan yang akan diterbitkan. Perubahan nilai buku dari
kepentingan pengendali di entitas anak ini diakui oleh entitas induk dengan
menyesuaikan nilai tercatat investainya di entitas anak dan premi saham biasanya.
Agio saham biasa entitas induk selanjutnya dicatat ke kertas kerja konsolidasi.

Dari sudut pandang konsolidasi, pejualan saham tambahan oleh entitas


anak kepada pihak-pihak non-afiliasi serta penjualan saham entitas anak oleh
entitas induk merupakan transaksi yang serupa.

Penjualan saham anak perusahaan pada harga lebih rendah dari nilai buku

Penjualan saham anak perusahaan ke non-afiliasi pada harga ebh rendah dari nilai
buku yag ada mempunyai pengaruh kebalikan dari ilustrasi sebelumnya. Klaim
induk perusahaan menuru sebagai akibat penjualan saham tambahan pada harga
lebih rendah dari nilai buku yang ada. Penurunan nilai buku saham yang dimiliki
induk perusahaan umumnya diperlakukakn sebagai debit ke agio saham biasa dan
kredit kea kun investasi. Jika tidak terdapat agio saham biasa, maka saldo laba
yang akan berkurang.

6
Penjualan saham tambahan anak perusahaan ke induk perusahaan

Penjualan saham tambahan langsung dari anak perusahaan yang tidak dimiliki
seluruhnya ke induk perusahaan akan meningkatkan presentase kepemilikan induk
perusahaan. Jika penjualan terjadi pada harga sama dengan nilai buku saham yang
ada, peningkatan dalam akun investasi induk perusahaan sama dengan
peningkatan dalam ekuitas pemegang saham anak perusahaan. Nilai buku bersih
yang dialokasikan ke kepentingan nonpengendalitidak mengalami perubahan.
Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, ayat jurnal eliminasi yang
normal didasarkan pada presentase kepemilikan induk perusahaan yang baru.
Pembelian saham anak perusahaan dari non-afiliasi
Walaupun induk perusahaan bukan pihak yang terlibat langsung pada saat anak
perusahaan membeli saham diperoleh kembali dari pemegang saham
nonpengedali, ekuitas induk perusahaan atas aset bersih anak perusahaan dapat
mengalami perubahan karena adanya transaksi tersebut. Jika hal ini terjadi, jumlah
perusahaan tersebut harus diakui dalam penyusunan laporan keuangan
konsolidasi.

Pembelian Saham Anak Perusahaan dari Induk Perusahaan

Anak perusahaan dapat mengurangi jumlah saham beredarnya dengan pembelian


saham dari induk perusahaan maupun dari pemegang saham......, pembelian saham
dari induk perusahaan jarang terjadi, Induk perusahaan biasanya mengurangi
kepemilikannya di anak perusahaan dengan menjual sebagian kepemilikannya ke
non-afiliasi untuk mendapatkan dana tambahan.
Pada saat anak perusahaan mengakuisisi kembali sebagian sahamnya dari induk
perusahaan induk perusahaan mencatat keuntungan atau kerugian sebesar selisih
antara harga jual dan perubahan dalam nilai tercatat investasinya. Timbul
pertanyaan apakah transaksi antara induk perusahaan dan anak perusahaannya
tersebut dapat dianggap transaksi yang wajar, akibatnya pelaporan keuntungan
atau kerugian dalam laporan laba rugi induk perusahaan menjadi dipertanyakan.
Dari sudut pandang konsolidasi, pada saat anak perusahaan mengakuisisi kembali
sahamnya dari anak perusahaan, transaksi tersebut merupakan transfer internal
dan tidak menimbulkan keuntungan atau kerugian.

3. KEPEMILIKAN BERTINGKAT

Induk perusahaan hanya mempunyai pengendalian tidak lansung (indirect


control) atas perusahaan yang di kendalikan anak perusahaan. Dalam banyak
kasus, perusahaan mendirikan tingkatan perusahaan yang bertingkat untuk
menjalankan operasi yang terdiversifikasi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan
dapat memiliki beberapa anak perusahaan, salah satu di antaranya adalah
perusahaan ritel. Anak perusahaan ritel tersebut akhirnya dapat memiliki anak
perusahaan keuangan, anak perusahaan real estat, anak perusahaan asuransi, dan
mungkin beberapa anak perusahaan lainnya. Hal ini berarti pada saat penyusunan

7
laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan konsolidasian tersebut
termasuk perusahaan-perusahaan dimana induk perusahaan hanya memiliki
investasi tidak langsung, bersama sama dengan perusahaan-perusahaan dimana
induk perusahaan yang memiliki kepemilikan langsung.
Hal ini bearti pada saat penyusunan laporan keuangan konsilidasi. Laporan
keuangan konsilidasi tersebut termasuk perusahaan – perusahaan dimana induk
perusahaan hanyamemiliki investasi tidak langsung, bersama – sama dengan
perusahaan – perusahaan di mana induk perusahaan yang memiliki kepemilikan
langsung.
Kompleksitas proses konsolidasi meningka seiring dengan penambahan
tingkatan kepemilikan. Jumlah laba dan aset bersih yang di alokasikan ke
pemegang saham nonpengendali , dan jumlah keuntungan dan kerugian belum di
realisasikan yang harus di eliminasi harus di tentukan untuk setiap tingkat
kepemilikan. Jika terdapat beberapa tingkatan kepemilikan, langkah pertama
adalah mengkonsolidasi anak perusahaan yang paling bawah , atau paling jauh
dengan perusahaan di tingkat berikutnya. Urutan ini terus berlanjut sepanjang
struktur kepemilikan samapai anak perusahaan. Laba di konsilidasikan antara
pemegang saham pengendali dan non pengendali dari perusahaan pada setiap
tingkatan.

-Laba Antar perusahaan yang Belum Direalisasi

Pada saat terjadi penjualan antar-afiliasi kepemilikan bertingkat. Laba


antarperusahaan belum terealisasi harus dieliminasi terhadap kepemilikan terkait.
Cara paling mudah untuk melakukan hal ini adalah menghitung jumlah laba
direalisasi yang dimontribusikan setiap perusahaan sebelum mengalokasikan laba
ke pemilik entitas induk dan kepentingan nonpengendali.

-Kepemilikan Resiprokal atau Mutual

Hubungan resiprokal terjadi ketika dua perusahaan memiliki saham satu sama
lain. Dalam praktik, hubungan resiprokal jarang terjadi, dan dampak akuntansinya
sering kali tidak material.

4. KEPEMILIKAN TIMBAL BALIK.


Induk perusahaan memiliki mayoritas saham biasa anak perusahaan dan anak
perusahaan memiliki sebagian saham biasa induk perusahaan. Jika kepemilikan
timbal baik tidak di perhitungkan dalam penyusunan laporan keuangan konsilidasi
maka sebagian dari jumlah yang di laporkan akan dinyatakan terlalu tinggi.

Kepemilikan Pengendalian Bertingkat.

Dalam banyak kasus, perusahaan mendirikan tingkatan perusahaan yang


bertingkat untuk menjalankan operasi yang terdiversifikasi.
Contoh, sebuah perusahaan dapat memiliki beberapa anak perusahaan, salah satu
diantaranya adalah perusahaan ritel. Anak perusahaan ritel tersebut pada akhirnya

8
dapat memiliki anak perusahaan keuangan, anak perusahaan real estate, anak
perusahaan asuransi dan mungkin beberapa anak perusahaan lain.
Hal ini berarti pada saat penyusunan laporan keuangan konsolidasi,
laporan keuangan konsolidasi tersebut termasuk perusahaan-perusahaan dimana
induk perusahaan hanya memiliki investasi tidak langsung, bersama-sama dengan
perusahaan-perusahaan di mana induk perusahaan yang memiliki kepemilikan
langsung.
Kompleksitas proses konsolidasi meningkat seiring dengan penambahan
tingkatan kepemilikan.
Jumlah laba dan aset bersih yang dialokasikan ke pemegang saham
nonpengendali, dan jumlah keuntungan dan kerugian belum direalisasi yang harus
dieliminasi harus ditentukan untuk setiap tingkat kepemilikan.
Jika terdapat beberapa tingkat kepemilikan, langkah pertama adalah
mengkonsolidasi anak perusahaan yang paling bawah, atau paling jauh dengan
perusahaan di tingkat berikutnya. Urutan ini terus berlanjut sepanjang struktur
kepemilikan sampai anak perusahaan yang langsung dimiliki oleh induk
perusahaan.
Laba dialokasikan antara pemegang saham pengendali dan nonpengendali dari
perusahaan pada setiap tingkatan.

5. DEVIDEN SAHAM ANAK PERUSAHAAN.

Utang deviden anak perusahaan dalam bentuk saham anak perusahaan


memerlukan sedikit perubahan dalam ayat jurnal elimimasi yang di gunakan
dalam penyusunan laporan konsilidasi. Karena deviden saham di terbitkan secara
proposional untuk semua pemegang saham biasa, kepemilikan relatif dari
pemegang saham pengendali dan nonpengendali tetap tidak berubah. Nilai
tercatat investasi pada pembukuan induk perusahaan juga tidak terpengaruh oleh
deviden saham. Di pihak lain,akun ekuitas pemegang saham dari anak perusahaan
mengalami perubahan, walaupun total ekuitas pemegang sagam tidak berubah.
Deviden saham mencerminkan kapitalisasi permanen dari saldo laba, sehingga
saldo laba menjadi berkurang dan saham biasa, dan juga tambahan modal di setor
bertambah.
Dalam penyusunan laporan keuangan konsilidasi untuk periode
pengumuman deviden saham oleh anak perusahaan harus di elimimasi bersama –
sama dengan peningkatan tambahan modal di setor. Pengumuman saham deviden
tidak muncul dalam laporan saldo laba konsilidasi karena hanya dividen untuk
perusahaan yang di anggap sebagai deviden entitas konsilidasi. Di tahun – tahun
berikutnta, saldo akun ekuitas pemegang saham anak perusahaan di eliminasi
dengan cara biasa. Perhatikan dividen saham tidak mengubah total ekuitas.
Pemegang saham , yang terjadi hanya perubahan dalam saldo masing – masing
akun di dalam ekuitas pemegang saham. Oleh karena itu , saldp penuh dari semua
akun ekuitas pemegang saham anak perusahaan harus di eliminasi dalam
konsilidasi , sebagaimana prosedur yang biasa, walaupun telah terjadi pergeseran
jumlah dari satu akun ke akun yang lain.

9
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Banyak perusahaan yang memiliki lebih dari satu jenis saham yang
beredar. Setiap jenis efek biasanya mempunyai fungsi tertentu dan setiap jenis
juga mempunyai hak-hak dan fitur-fitur yang berbeda. Karena pemegang saham
preferen mempunyai klaim atas aset bersih anak perusahaan, harus ada perhatian
khusus mengenai bagaimana menyajikan klaim tersebut dalam penyusunan
laporan keuangan konsolidasi dengan Perubahan dalam kepemilikan induk
perusahaan dianggap selalu tetap antar waktu, tetapi dalam kenyataannya tingkat
kepemilikan sering berubah-ubah. Penjualan saham tambahan anak perusahaan ke
induk perusahaan. Sehingga Penjualan saham tambahan langsung dari anak
perusahaan yang tidak dimiliki seluruhnya ke induk perusahaan akan
meningkatkan presentase kepemilikan induk perusahaan. Juga dengan Struktur
Kepemilikan Kompleks dan Standar pelaporan yang berlaku mengharuskan
penyusunan laporan keuangan konsolidasian jika satu perusahaan mempunyai
pengendalian langsung atau tidak langsung atas perusahaan lain. Pembahasan
sampai titik ini hanya berfokus pada hubungan induk dan anak perusahaan yang
sederhana dan langsung. Akan tetapi, banyak perusahaan yang mempunyai skema
organisasi yang jauh lebih kompleks.

10
DAFTAR PUSTAKA

Baker. R.,Christensen, T., Conttrell, D.,Rais, K.,Astono, W ., & Wulandari, E.


(2015).AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN Buku 1 Edisi 2. Jakarta : Salemba
Empat.
Baker, R ., Lembke V.,& King.T.(2005). Advanced Financial Accounting:
Akuntansi Keuangan Lanjutan Edisi 6. Jakarta salemba empat.

11

Anda mungkin juga menyukai