Dosen Pengampu :
Drs. Purwo Atmojo, Msi,AK,CA.
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Yang akan
memberikan manfaat di kemudian hari guna kemajuan ilmu pengetahuan.
Penyusun
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR……………………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..1
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………....11
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Banyak perusahaan yang memiliki lebih dari satu jenis saham yang beredar.
Setiap jenis efek biasanya mempunyai fungsi tertentu dan setiap jenis juga
mempunyai hak-hak dan fitur-fitur yang berbeda. Pemegang saham preferen
umumnya mempunyai hak lebih dulu dari pemegang saham biasa dalam hal
dividen dan distribusi aset pada saat likuidasi.
Pada saat saham preferen anak perusahaan yang beredar dikonsolidasi, provisi
dari perjanjian saham preferen harus ditelaah untuk menentukan bagian ekuitas
pemegang saham anak perusahaan yang harus dialokasikan ke hak saham prefere
n.
1.3 Tujuan
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Banyak perusahaan yang memiliki lebih dari satu jenis saham yang
beredar. Setiap jenis efek biasanya mempunyai fungsi tertentu dan setiap jenis
juga mempunyai hak-hak dan fitur-fitur yang berbeda. Karena pemegang saham
preferen mempunyai klaim atas aset bersih anak perusahaan, harus ada perhatian
khusus mengenai bagaimana menyajikan klaim tersebut dalam penyusunan
laporan keuangan konsolidasi.
Contoh :
PT Induk membeli 80% saham biasa PT Anak pada tgl 31 Des 2000, pada nilai
bukunya sebesar Rp.240 juta dan mencatat investasinya dengan metode ekuitas
dasar
PT induk memperoleh laba dari operasi terpisahnya sebesar Rp.140 juta di tahun
2001 dan umumkan dividen sebesar Rp.60 juta
PT Anak melaporkan laba bersih sebesar Rp.50 juta di tahun 2001 dan umumkan
dividen saham biasa sebesar Rp.30 juta
Pada 1 jan 2001, PT Anak menerbitkan 12% saham preferen dengan nilai nominal
Rp.100 juta PT induk tidak membeli saham tersebut
Alokasi laba bersih PT Anak
2
total dividen preferen PT Anak dan bagian 20% pemegang saham biasa
nonpengendali PT Anak sebesar Rp.38 juta dan sisa laba setelah dikurangi dividen
preferen.
3
Saham Preferen Anak Perusahaan dengan Fitur Khusus
4
Penjualan saham anak perusahaan oleh induk perusahaan ke non-afiliasi
Pada saat perusahaan menjual sebagian atau seluruh investasinya, sering
timbul keuntungan atau kerugian dan dicatat dalam pembukuan penjual.
Pertanyaan akan timbul jika saham yang dijual tersebut adalah saham anak
perusahaan dan anak perusahaan tersebut masih tetap memnuhi syarat
untuk di konsolidasi. Pada saat induk perusahaan menjual sebagian saham
anak perusahaan, tetapi masih memiliki hak kendali, persoalannya adalah
apakah keuntungan atau kerugian dari penjualan saham tersebut akan
dicatat kedalam laporan laba rugi konsolidasian atau dieliminasi dalam
konsolidasi.
5
Pada saat anak perusahaan menjual saham baru ke pihak-pihak di luar entitas
ekonomi, maka perusahaaan konsolidasi akan mendapat tambahan dana.
Penjualan saham ke pihak non-afiliasi meningkatkan jumlah saham anak
perusahaan yang beredar, sehingga akan mengurangi presentase kepemilikan yang
dimiliki oleh induk perusahaan. Pada saat bersamaan, jumlah yang dialokasikan
ke kepentingan nonpengendali dalam laporan keuangan konsolidasi meningkat.
Jumlah tersebut dipengaruhi oleh :
Perbedaan antara nilai buku dan harga jual saham anak perusahaan
Jika harga jual dari saham baru tersebut sama dengan nilai buku dari
saham yang beredar, tidak ada perubahan dalam klaim pemegang saham yang
sudah ada. Akan tetapi, sebagian besar penjualan tidak terjadi pada nilai buku.
Pada saat harga jual tidak sama dengan nilai buku, semua pemegang saham biasa
mendapat alokasi pro rata dari perbedaan tersebut. Dalam situasi seperti ini, nilai
buku dari saham anak perusahaan yang dimiliki oleh induk perusahaan berubah
walaupunjumlah saham yang dimiliki tetap.
Penerbitan saham tambahan oleh entitas anak kepada pihak-pihak nonafiliasi
dipandang sebagai sebuah transaksi ekuitas dari perspektif konsolidasi. Meskipun
entitas induk tidak terlibat dalam transaksi tersebut, nilai buku dari entitas anak
berubah akibat saham tambahan yang akan diterbitkan. Perubahan nilai buku dari
kepentingan pengendali di entitas anak ini diakui oleh entitas induk dengan
menyesuaikan nilai tercatat investainya di entitas anak dan premi saham biasanya.
Agio saham biasa entitas induk selanjutnya dicatat ke kertas kerja konsolidasi.
Penjualan saham anak perusahaan pada harga lebih rendah dari nilai buku
Penjualan saham anak perusahaan ke non-afiliasi pada harga ebh rendah dari nilai
buku yag ada mempunyai pengaruh kebalikan dari ilustrasi sebelumnya. Klaim
induk perusahaan menuru sebagai akibat penjualan saham tambahan pada harga
lebih rendah dari nilai buku yang ada. Penurunan nilai buku saham yang dimiliki
induk perusahaan umumnya diperlakukakn sebagai debit ke agio saham biasa dan
kredit kea kun investasi. Jika tidak terdapat agio saham biasa, maka saldo laba
yang akan berkurang.
6
Penjualan saham tambahan anak perusahaan ke induk perusahaan
Penjualan saham tambahan langsung dari anak perusahaan yang tidak dimiliki
seluruhnya ke induk perusahaan akan meningkatkan presentase kepemilikan induk
perusahaan. Jika penjualan terjadi pada harga sama dengan nilai buku saham yang
ada, peningkatan dalam akun investasi induk perusahaan sama dengan
peningkatan dalam ekuitas pemegang saham anak perusahaan. Nilai buku bersih
yang dialokasikan ke kepentingan nonpengendalitidak mengalami perubahan.
Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, ayat jurnal eliminasi yang
normal didasarkan pada presentase kepemilikan induk perusahaan yang baru.
Pembelian saham anak perusahaan dari non-afiliasi
Walaupun induk perusahaan bukan pihak yang terlibat langsung pada saat anak
perusahaan membeli saham diperoleh kembali dari pemegang saham
nonpengedali, ekuitas induk perusahaan atas aset bersih anak perusahaan dapat
mengalami perubahan karena adanya transaksi tersebut. Jika hal ini terjadi, jumlah
perusahaan tersebut harus diakui dalam penyusunan laporan keuangan
konsolidasi.
3. KEPEMILIKAN BERTINGKAT
7
laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan konsolidasian tersebut
termasuk perusahaan-perusahaan dimana induk perusahaan hanya memiliki
investasi tidak langsung, bersama sama dengan perusahaan-perusahaan dimana
induk perusahaan yang memiliki kepemilikan langsung.
Hal ini bearti pada saat penyusunan laporan keuangan konsilidasi. Laporan
keuangan konsilidasi tersebut termasuk perusahaan – perusahaan dimana induk
perusahaan hanyamemiliki investasi tidak langsung, bersama – sama dengan
perusahaan – perusahaan di mana induk perusahaan yang memiliki kepemilikan
langsung.
Kompleksitas proses konsolidasi meningka seiring dengan penambahan
tingkatan kepemilikan. Jumlah laba dan aset bersih yang di alokasikan ke
pemegang saham nonpengendali , dan jumlah keuntungan dan kerugian belum di
realisasikan yang harus di eliminasi harus di tentukan untuk setiap tingkat
kepemilikan. Jika terdapat beberapa tingkatan kepemilikan, langkah pertama
adalah mengkonsolidasi anak perusahaan yang paling bawah , atau paling jauh
dengan perusahaan di tingkat berikutnya. Urutan ini terus berlanjut sepanjang
struktur kepemilikan samapai anak perusahaan. Laba di konsilidasikan antara
pemegang saham pengendali dan non pengendali dari perusahaan pada setiap
tingkatan.
Hubungan resiprokal terjadi ketika dua perusahaan memiliki saham satu sama
lain. Dalam praktik, hubungan resiprokal jarang terjadi, dan dampak akuntansinya
sering kali tidak material.
8
dapat memiliki anak perusahaan keuangan, anak perusahaan real estate, anak
perusahaan asuransi dan mungkin beberapa anak perusahaan lain.
Hal ini berarti pada saat penyusunan laporan keuangan konsolidasi,
laporan keuangan konsolidasi tersebut termasuk perusahaan-perusahaan dimana
induk perusahaan hanya memiliki investasi tidak langsung, bersama-sama dengan
perusahaan-perusahaan di mana induk perusahaan yang memiliki kepemilikan
langsung.
Kompleksitas proses konsolidasi meningkat seiring dengan penambahan
tingkatan kepemilikan.
Jumlah laba dan aset bersih yang dialokasikan ke pemegang saham
nonpengendali, dan jumlah keuntungan dan kerugian belum direalisasi yang harus
dieliminasi harus ditentukan untuk setiap tingkat kepemilikan.
Jika terdapat beberapa tingkat kepemilikan, langkah pertama adalah
mengkonsolidasi anak perusahaan yang paling bawah, atau paling jauh dengan
perusahaan di tingkat berikutnya. Urutan ini terus berlanjut sepanjang struktur
kepemilikan sampai anak perusahaan yang langsung dimiliki oleh induk
perusahaan.
Laba dialokasikan antara pemegang saham pengendali dan nonpengendali dari
perusahaan pada setiap tingkatan.
9
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Banyak perusahaan yang memiliki lebih dari satu jenis saham yang
beredar. Setiap jenis efek biasanya mempunyai fungsi tertentu dan setiap jenis
juga mempunyai hak-hak dan fitur-fitur yang berbeda. Karena pemegang saham
preferen mempunyai klaim atas aset bersih anak perusahaan, harus ada perhatian
khusus mengenai bagaimana menyajikan klaim tersebut dalam penyusunan
laporan keuangan konsolidasi dengan Perubahan dalam kepemilikan induk
perusahaan dianggap selalu tetap antar waktu, tetapi dalam kenyataannya tingkat
kepemilikan sering berubah-ubah. Penjualan saham tambahan anak perusahaan ke
induk perusahaan. Sehingga Penjualan saham tambahan langsung dari anak
perusahaan yang tidak dimiliki seluruhnya ke induk perusahaan akan
meningkatkan presentase kepemilikan induk perusahaan. Juga dengan Struktur
Kepemilikan Kompleks dan Standar pelaporan yang berlaku mengharuskan
penyusunan laporan keuangan konsolidasian jika satu perusahaan mempunyai
pengendalian langsung atau tidak langsung atas perusahaan lain. Pembahasan
sampai titik ini hanya berfokus pada hubungan induk dan anak perusahaan yang
sederhana dan langsung. Akan tetapi, banyak perusahaan yang mempunyai skema
organisasi yang jauh lebih kompleks.
10
DAFTAR PUSTAKA
11