NPM : 213014905
KELAS : C
Catatan:
Soal:
Jawaban :
1. Surat kuasa yang dipergunakan saat berperkara di Pengadilan tingkat pertama tidak
dapat digunakan sampai dengan tingkat kasasi di Mahkamah Agung Republik
Indonesia. Surat kuasa harus diperbaharui setiap kali seseorang akan mengajukan
permohonan kasasi. Ini karena ada perbedaan yang cukup signifikan antara tingkat
pertama dan kasasi dari segi prosedur dan substansi hukum.
Dasar hukumnya adalah Pasal 34 ayat (2) UU No. 48 tahun 2009 tentang Mahkamah
Agung yang menyatakan: "Untuk setiap tingkat peradilan yang berbeda, kuasa harus
diperbaharui." Pasal tersebut diatas mengamanatkan agar dalam setiap tingkat
peradilan yang berbeda maka kuasa harus diperbaharui. dan hal tersebut juga diatur
dalam KUHPerdata, mengatur bahwa kuasa yang diterbitkan untuk tingkat pertama
saja tidak dapat digunakan untuk tingkat banding dan kasasi.
2. Gugatan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di luar negeri
tidak dapat diajukan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, atau di mana pun di dalam
negeri. Gugatan tersebut harus diajukan di negara tempat WNI tersebut
berdomisili.
Dasar hukumnya adalah Pasal 13 ayat (1) UU No. 4 tahun 1996 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara yang menyatakan : "Untuk melakukan tindakan hukum di wilayah
Republik Indonesia, Warga Negara Indonesia yang berdomisili di luar negeri harus
memenuhi syarat yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan."
Jadi WNI yang berdomisili di luar negeri harus mengikuti peraturan hukum negara
tersebut dan tidak bisa mengajukan gugatan dalam negeri.
Pada proses peradilan diatur di dalam KUHPerdata, Pasal 41 ayat 1 yang menyatakan
"pemberitahuan dilakukan dengan menyampaikan surat dalam waktu yang wajar ke
alamat yang ditentukan atau dengan menyampaikan surat melalui pos atau
menyampaikan surat dengan menggunakan fasilitas elektronik."
Jadi pemanggilan melalui media online dapat dilakukan jika diperbolehkan oleh
peraturan perundang-undangan dan pemberitahuan harus dapat dibuktikan.
4. Dalam pembuatan surat gugatan, tidak selalu wajib disertai materai. Beberapa
peraturan perundang-undangan mengatur bahwa materai diperlukan hanya pada
dokumen yang diajukan ke pengadilan. Namun, pada beberapa kondisi tertentu,
materai juga diperlukan pada dokumen yang diajukan ke lembaga atau instansi lain.
Dasar hukumnya adalah Pasal 18 UU No. 13 tahun 1985 tentang Materai yang
menyatakan "Setiap dokumen yang diwajibkan oleh undang-undang, peraturan
pemerintah atau peraturan daerah untuk diberi materai harus diberi materai."
Secara umum dalam proses peradilan dalam KUHPerdata pasal 207 ayat 1
menyatakan: " gugatan diajukan dengan membuat surat gugatan yang diterima oleh
pengadilan dan dibubuhi materai yang cukup."
5. Mekanisme gugatan dapat menggunakan gugatan citizen law suite terhadap kasus
gagal ginjal yang dialami oleh banyak anak Indonesia saat ini. Gugatan citizen law
suite adalah mekanisme gugatan yang dilakukan oleh warga negara atau masyarakat
(citizen) untuk menuntut hak atau keadilan atas pelanggaran yang dilakukan oleh
pihak tertentu, misalnya dalam hal ini pelanggaran yang dilakukan oleh pihak yang
dianggap berperan dalam kasus gagal ginjal yang dialami oleh anak-anak.
Meskipun terdapat pasal yang mengatur mekanisme gugatan citizen law suite, harus
diingat bahwa prosedur gugatan citizen law suite masih memerlukan tahapan yang
cukup rumit dan memerlukan dukungan dari beberapa pihak untuk menuntut hak atau
keadilan yang diinginkan, seperti dukungan dari lembaga yang berwenang dan
dukungan dari saksi-saksi yang memiliki informasi yang dibutuhkan dalam proses
gugatan.
Namun, harus diingat bahwa mekanisme gugatan class action tidak diatur secara
eksplisit dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Oleh karena itu,
gugatan tersebut harus diajukan melalui mekanisme yang diterapkan oleh pengadilan
yang berlaku, dan diterapkan secara khusus di setiap tingkat peradilan, seperti pada
gugatan kolektif (collective action) yang sering diterapkan pada tingkat nasional.
Namun demikian, tidak menutup kemungkinan untuk mengajukan gugatan kepada
pemerintah dalam bentuk gugatan kolektif dengan memperhatikan peraturan yang
berlaku, memerlukan dukungan dari beberapa pihak untuk menuntut hak atau
keadilan yang diinginkan.