Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NABILA KARTIKA AYU

NIM : 202020143
KELAS :C

1. Asas kepastian hukum


Salah satu asas dalam pemungutan pajak adalah asas kepastian hukum, hal ini dilakukan
agar ada landasan yang jelas dalam pemungutan pajak, pajak bersifat wajib bagi seluruh
warga negara yang masuk dalam kategori wajib pajak, dan pemungutan pajak
mempunyai dasar baik melalui peraturan pemerintah maupun melalui perundang-
undangan. 1
2. Asas keseimbangan
Penerapan asas keseimbangan dalam perjanjian jual beli online
Perkembangan teknologi dan informasi yang signifikan menyebabkan timbulnya inovasi
baru terkait bentuk dalam sistem perdagangan, yaitu jual beli online (E-commerce).
Dibalik banyaknya manfaat dari E-commerce terdapat permasalahan yang timbul antara
pihak penjual dan pihak pembeli. Melihat seringnya terjadi permasalahan tersebut maka
perlu dilakukan penelitian mengenai implementasi asas keseimbangan didalam perjanjian
jual beli online dan penyelesaian sengketa jika terjadi pelanggaran yang dilakukan
pembeli didalam perjanjian jual beli online. Peranan asas keseimbangan dalam perjanjian
khususnya perjanjian jual beli online merupakan komponen yang sangat penting atas
dasar kehendak dua belah pihak sehingga perlu adanya kesadaran dari para pihak untuk
melaksanakan perjanjian dalam jual beli, penyelesaian sengketa akibat pelanggaran yang
dilakukan oleh pembeli dapat dilakukan melalui jalur litigasi dan jalur non litigasi. 2
3. Asas kesamaan dalam mengambil keputusan
Rakyat biasa dan pejabat yang terbukti menngunakan narkoba akan menjalani proses
hukum dan mendapatkan hukuman yang sama tanpa memperhatikan status mereka.3
4. Asas bertindak cermat
Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan, Putusan Nomor:
21/B/2013/PT.TUN-MDN
Terhadap Putusan Nomor 18/G/2012/PTUN.JBI tanggal 29 November 2012 diatas,
kemudian diajukan Banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan oleh
Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat Intervensi I, dan setelah melalui proses
pemeriksaan perkara di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan, pada tanggal 16
April 2013, akhirnya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan
memutuskan sebagaiamana dalam Putusan No. 21/B/2013/PT.TUN-MDN.
Dalam Putusan No. 21/B/2013/PT.TUN-MDN, tanggal 16 April 2013, dalam

1
https://brainly.co.id/tugas/105376#:~:text=Contoh%20asas%20kepastian%20hukum%20yaitu,harus%20dibayar
%20oleh%20wajib%20pajak.
2
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/view/50464
3
https://brainly.co.id/tugas/5494983
Pertimbangan Hukumnya, hal baru yang dikemukakan hanya mengenai penyebutan
Tergugat Intervensi I, mengacu pada penjelasan Pasal 83 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986, dibetulkan menjadi Tergugat II Intervensi, dan penyebutan Tergugat
Intervensi I sebagai Pembanding dibetulkan menjadi Tergugat II Intervensi/Pembanding
I. Selebihnya dalam salah satu Pertimbangan Hukum, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara Medan. 4
5. Asas motivasi untuk setiap keputusan
Asas ini menghendaki agar suatu keputusan yang dibuat oleh pejabat administrasi negara
harus mempunyai alasan/motivasi yang cukup jelas, benar dan adil. Dengan demikian
orang yang terkena keputusan tersebut menjadi tahu apa alasan-alasannya sehingga
apabila alasan-alasan itu tidak benar dan merugikan, orang tersebut dapat membuat
kontra-argumen yang tepat untuk naik banding guna mendapatkan keadilan. 5
6. Asas tidak mencampuradukkan kewenangan
Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 7/Pid.Pra/2020/PN Mdn.
Para pemohon ditetapkan sebagai tersangka yang diduga melakukan tindak pidana
korupsi berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Subs. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi  jo. Pasal 55 dan
Pasal 64 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (hal. 134). Para pemohon, yang bekerja
di Pemerintah Kabupaten Labusel, mengajukan permohonan agar penetapannya sebagai
tersangka tidak beralasan menurut hukum karena penerimaan dana bagi hasil pemungutan
pajak bumi dan bangunan memiliki payung hukum (hal. 135). Bahwa berdasarkan
keterangan ahli menyatakan proses kejadian perkara ini merupakan ranah hukum
administrasi sehingga hukum pidana adalah jalah terakhir yang harus ditempuh (hal.
143). Selain itu, majelis hakim berpendapat bahwa pemohon dapat mengajukan pengujian
ke Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan
untuk menilai sah tidaknya perbuatan para pemohon, mengingat dasar hukum yang
dipakai oleh para pemohon telah dicabut (hal. 143-144). Namun, persidangan (di PTUN)
untuk menentukan ada atau tidaknya unsur penyalahgunaan wewenang berdasarkan Pasal
21 UU 30/2014 tersebut, tetap bisa diajukan meskipun para pemohon diproses hukum
(pidana) (hal. 144). Setelah termohon (Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh
pihak Kepolisian) menemukan bukti permulaan yang cukup dan perolehannya sesuai
prosedur, keberatan pemohon yang menyebutkan telah mengembalikan semua dana bagi
hasil tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alasan pembenaran (hal. 144). Alasan
administratif yang dikemukakan pemohon harus diuji kebenarannya apakah ada tidaknya
perbuatan penyalahgunaan kewenangan, dan hal tersebut juga tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan praperadilan, melainkan hanya dapat diajukan pada saat
pembuktian pokok perkara. Sehingga, untuk itu para pemohon bisa mengajukan
pengujiannya ke PTUN (hal. 144). Majelis hakim pada amar putusannya menolak

4
https://kontraklegal.id/asas-asas-umum-pemerintahan-yang-baik/
5
https://brainly.co.id/tugas/265488
permohonan praperadilan para pemohon untuk seluruhnya dan membebankan biaya
perkara sebesar Rp5 ribu pada masing-masing pemohon (hal. 145) 6.
7. Asas permainan yang layak
Putusan PTUN Bandung dan PT TUN Jakarta dalam sengketa Nn. SHB melawan Kantor
Lelang Negara Bandung telah mengeluarkan Surat Keputusan No. 1052/1993-1994
tanggal 13 Desember 1993 perihal pemberitahuan lelang atas rumah/bangunan SHGB
No. 427 jalan Rena Wijaya No.3 Villa Duta Kodya Bogor. Akibatnya penggugat merasa
dirugikan kepentingannya, sebab dengan dikeluarkannya risalah lelang terkandung suatu
keputusan mengenai pengalihan hak kepemilikan atas tanah dan bangunannya. Karena itu
PTUN Bandung dalam pertimbangan hukumnya menilai bahwa benar tergugat
berwenang melakukan lelang aatas tanah dan bangunan dalam SHGB No.427/Tegalega
dan SHM No. 635/Tegalega. Kewenangan yang dimiliki oleh tergugat tersebut harus
dikaitkan dengan suatu tindakan yang berhubungan dengan proses pelelangan itu sendiri,
sesuai dengan ketentuan perundang-undangamn yang berlaku. Hal tersebut ternyata
bertentangan dengan Pasal 20 alinea 5 dan bertentangan dengan Pasal 21 PP No. 10
Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah. Selain itu, juga dinilai telah melanggar asas
kejujuran dan asas kecermatan materiil dalam asas-asas umum pemerintahan yang baik.7
8. Asas keadilan dan kewajaran
Di Belanda ada satu contoh mengenai asas ini; berdasarkan UU Asuransi Kesehatan
Nasional, jika seorang pekerja untuk sementara waktu tidak bisa melakukan pekerjannya
karena sakit, ia mendapatkan uang sakit selama masa sakit. Ada seorang pekerja yang
menuntut uang sakit karena menderita sakit reumatik punggung.akan tetapi, pada suatu
hari Minggu, si sakit tersebut bermain soccer, artinya ia melanggar petunjuk-petunjuk
dokter. Atas dasar ini instansi yang mengurus Asuransi Kesehatan menarik kembali uang
sakit yang telah diberikan. Dewan Pusat Banding menyatakan keputusan ini batal, karena
menarik kembali uang sakit secara total adalah suatu tindakan peringatan yang tidak
layak/semestinya.8
9. Asas kepercayaan dan menanggapi pengharapan yang wajar
Di Belanda terdapat sebuah kasus tentang seorang pegawai negeri yang melakukan tugas
dengan menggunakan kendaraan pribadi waktu dinas, dan ia memperoleh izin. Akan
tetapi pegawai tersebut tidak mendapatkan kompensasi biaya yang telah dikeluarkan
selama bertugas, bahkan pejabat pemerintahan menarik kembali izin yangtelah diberikan.
Central Board for Appeal membatalkan penarikan izin tersebut karena dianggap
bertentangan dengan asas harapan-harapan yang ditimbulkan.9
10. Asas meniadakan akibat suatu keputusan yang batal
Di Indonesia ketentuan asas ini terdapat dalam Pasal 9 ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiaman yang berbunyi; “ Setiap oarang yang ditangkap, ditahan,
dituntut, atau diadili tanpa alasan berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan
6
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5f561d694d51b/penyalahgunaan-wewenang-oleh-pejabat-
pemerintahan--administrasi-atau-pidana/

7
SF. Marbun, Peradilan Administrasi…, op.cit.,hlm. 369-370
8
Muchsan, Pengantar…, op.cit.,hlm. 86.
9
Indroharto,Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik, vide Paulus E. Lotulung, op.cit., hlm 161-162
mengenai orangnya atau hukum yang diterapkannya, berhak menuntut gati kerugian dan
rehabilitasi’. Pengertian rehabilitasi terdapat dalam Pasal 1 butir 23 KUHAP, yaitu hak
seorang untuk mendapatkan pemulihan haknya dalam kemampuan, kedudukan, dan
harkat serta martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan ataupun
peradilan karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa alasan yang
berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang
diterapkan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini. Dalam kaitannya dengan
pegawai negeri, penejelasan Pasal 21 ayat (2) UU No. 5 Tahun 1986 disebutkan bahwa
rehabilitasi merupakan pemulihan hak penggugat dalam kemampuan keududukan, harkat,
dan martabatnya sebagai pegawai negeri semula, sebelum ada keputusan yang
disengketakan. Dalam pemulihan hak tersebut termasuk juga hak-haknya yang
ditimbulkan oleh kemampuan kedudukan dan harkatnya sebagai pegawai negeri.10
11. Asas perlindungan atas pandangan atau cara hidup pribadi
Contoh mengenai penerapan asas ini terjadi di Belanda. Seorang pegawai yang telah
berkeluarga mengadakan hubungan kelamin dengan seorang sekretaris wanita. Atas
kejadian inilah badan pemerintah mengambil tindkan disiplin, tetapi kemydian dibatalkan
oleh Central for Appeal dengan alasan bahwa seorang pegawai mempunyai hak untuk
hidup sesuai dengan pandangan hidupnya.11
12. Asas kebijaksanaan
Di Indonesia asas kebijaksanaan ini sejalan dengan hikmah kebijaksanaan, yang menurut
Notohamodjojo seoerti dikutip Kuntjoro Purbopranoto, berimplikasikan tiga unsur, yaitu
pertama, pengetahuan yang tandas dan analisis situasi yang dihadapi; kedua, rancangan
penyelesaian atas dasar “staatside” ataupun “rechtside” yang disetujui bersama, yaitu
Pancasila; ketiga, mewujudkan rancangan penyelesaian untuk mengatasi situasi dengan
tindakan perbuatan dan penjelasan yang tepat, dituntut oleh situasi yang dihadapi.12
13. Asas penyelenggaraan kepentingan umum
Penyelenggaraan kepentingan umum dapat berwujud hal-hal sebagai berikut.
1) Memelihara kepentingan umum yang khusus mengenai kepentingan negara.
Contohnya tugas pertahanan dan keamanan.
2) Memelihara kepentingan umum dalam arti kepentingan bersama dari warga negara
yang tidak dapat dipelihara oleh warga negara sendiri. Contohnya persedian sandang
pangan, perumahan, kesejahteraan, dll.
3) Memelihara kepentingan bersama yang tidak seluruhnya dapat dilakukan oleh para
warga negara sendiri, dalam bentuk bantuan negara, contohnya pendidikan dan
pengajaran, kesehatan, dll.
4) Memelihara kepentingan dari warga negara perseorangan yang tidak seluruhnya dapat
diselenggarakan oleh warga negara sendiri, dalam bentuk bantuan negara.
Adakalanya negara memelihara seluruh kepentingan perseorangan tersebut.
Contohnya pemeliharaan fakir miskin, anak yatim, anak cacat, dll.

10
Dr. Ridwan, op.cit., hlm 260-261.
11
Dr. Ridwan, op.cit., hlm 261.
12
Dr. Ridwan, op.cit., hlm 262.
5) Memelihara ketertiban, keamanan, dan kemakmuran setempat. Contohnya peraturan
lalu lintas, pembangunan, perumahan,dll.13

13
Dr. Ridwan, op.cit., hlm 264.

Anda mungkin juga menyukai