I. FISIOTERAPI
Fisioterapi merupakan bagian dari ilmu kedokteran yang berupa intervensi fisik non-
farmakologis dengan tujuan utama kuratif dan rehabilitatif gangguan kesehatan. Fisioterapi atau Terapi
Fisik secara bahasa merupakan teknik pengobatan dengan modalitas fisik (fisika).
c. Terapi Ultrasonic
Terapi Ultrasonic yaitu suatu usaha pengobatan dengan menggunakan mekanisme getaran
dengan frekuensi lebih dari 20 KHz. Didalam praktek klinik frekuensi yang digunakan antara 0,7 MHz – 3
MHz, dengan intensitas 1 – 3 w / cm2
Indikasi :
a. Kelainan/penyakit pada jaringan tulang, sendi dan otot.
b. Keadaan post traumatik seperti kontusio, distorsi, luxation dan fractur. Kontra indikasi relatif
selama 24-36 jam setelah trauma.
c. Rheumatoid arthritis stadium tak aktif.
d. Arthritis
e. M. Becherev ( Local )
f. Bursitis, capsulitis, tendinitis
g. Kelainan/penyakit pada persyarafan : Neuropathie, Panthoom pain, H N P
h. Kelainan/penyakit pada sirkulasi darah : M. Raynould, M. Buerger, Sudeck dystrofie, Oedema
i. Penyakit pada organ dalam
j. Kelainan pada kulit
k. Jaringan parut setelah operasi
l. Jaringan parut karena traumatic
m. Dupuytren contracture
Kontra Indikasi :
a. Absolut : Mata, Daerah jantung, Uterus pada wanita hamil, Epiphyseal plate, Testis
b. Relatif : Hilangnya sensibilitas, Endoprothese, Tumor, Post traumatic, Tromboplebitis dan
varices, Septis – inflammation, Diabetis mellitus
Kontra Indikasi :
a. Raynaud’s syndrome
b. Vasculitis
c. Neuropathy, contoh akibat diabetes
d. Cyroglobulinemia
e. Paroxysmal cold hemoglobulinuria
II.5 Electrotherapy
Electrotherapy merupakan terapi dengan mempergunakan impuls listrik untuk menstimulasi
saraf motorik ataupun untuk memblok saraf sensorik. Salah satu jenis electrotherapy yang sering
dipergunakan untuk pengobatan adalah transcutaneous electro nerve stimulation (TENS). Alat ini sering
dipergunakan untuk mengatasi nyeri pada tendonitis dan bursitis. Alat inimempergunakan arus listrik
frekuensi tinggi untuk meningkatkan suhu pada kulit.
II.7 Traksi
Traksi merupakan prosedur koreksi neuro-muskulo-skeletal seperti patah tulang, dislokasi dan
kekakuan otot dengan mempergunakan alat yang berfngsi sebagai penarik. Terapi ini juga sering
mempergunakan beban.
a. Nyeri punggung
Nyeri punggung merupakan gangguan yang sering memerlukan penanganan fisioterapi.
Penyebabnya antara lain: herniasi diskus, scatia, gangguan penurunan fungsi tulang.
b. Nyeri leher.
Nyeri leher yang terjadi dapat berupa whisplash atau syaraf terjepit di tulang leher dapat
menyebabkan nyeri leher, contoh Hernia Nukleus Pulposus.
c. Nyeri lutut.
Nyeri lutut yang terjadi antara lain berupa cedera pada anterior cruciate ligamen (ACL) yang merupakan
cedera lutut pada olahraga yang paling seringterjadi. Cedera pada menisci (cartilage pads) juga sering
terjadi.
e. Nyeri bahu.
Nyeri bahu yang sering terjadi antara lain meliputi bahu membeku (frozen shoulder) adalah
istilah yang digunakan untuk mengambarkan kaku sendi bahuyang berakibat berkurangnya keleluasaaan
gerak dari bahu tersebut.
g. Nyeri siku
Nyeri siku yang sering terjadi disebabkan oleh tendinitis. Bentuk nyeri siku dapat berupa sebagai
tennis elbow (lateral epicondylitis) ketika terjadi cedera pada tendon bagian luar dan golfer elbow
(medial epicondylitis) ketika terdapatcedera pada tendon bagian dalam.
e. TRAKSI CERVICAL
Traksi cervical adalah suatu metode pengobatan fisioterapi dengan menggunakan suatu tehnik
penarikan collumna vertebralis untuk daerah cervical.
Type :
- Static atau konstan : Diterapkan pada kondisi penekanan syaraf akut
- Intermittent : Diterapkan pada kondisi penekanan syaraf kronik
Indikasi :
a. Penekanan pada akar syaraf spinal seperti pada kasus : HNP, spondylosis
b. Hipomobilitas pada sendi atau proses degenerasi
c. Nyeri sendi yang disebabkan adanya gangguan pada vase joint
d. Spasme otot
e. Meniscoid blocking
f. Nyeri disckogenik
Kontra Indikasi :
a. Akut strain, sprain dan kondisi peradangan atau beberapa kondisi apabila diberikan traksi nyeri
meningkat
b. Spinal hipermobility
c. RA
d. Spinal malignancy, osteoporosis, tumor atau infeksi
e. Hipertensi yang tidak terkontrol, aortic aneurysm dan penyakit cardovaskuler
f. Beberapa kondisi spinal atau proses penyakit yang dengan gerakan merupakan kontra indikasi
seperti : fraktur
f. TRAKSI LUMBAL
Traksi Lumbal adalah suatu metode pengobatan fisioterapi dengan menggunakan suatu tehnik
penarikan untuk daerah lumbal
Type :
1. Statik atau konstan : Diterapkan pada kondisi penekanan syaraf akut
2. Intermittent : Diterapkan pada kondisi penekanan syaraf kronik
Indikasi :
1. Penekanan radix nervus spinalis lumbalis
2. Proses degenerasi discus intervertebralis lumbalis.
3. Proses calsificasi tendon, otot, ligamentum dan discus intervertebralis lumbalis
4. Dislokasi ringan vertebrae lumbalis
5. Pembengkokan struktur vertebrae
Kontra Indikasi
1. Proses degeratif aktif yang melibatkan medula spinalis
2. Proses porose vertebrae dan costae, spinabifida occulta, hemi vertebrae
3. Gangguan sistem vascularisasi intervertebrae lumbalis
4. Infeksi akut dan kronik vertebrae, ligamentum, otot dan syaraf.
5. Nyeri akut lokasi vertebrae lumbalis
6. Tanda-tanda keganasan masing-masing lokasi vertebrae.
7. Strain, sprain otot, tendon, ligamentum dan fractur vertebrae lumbalis.
8. Kehamilan melibihi 4 bulan
9. Gangguan sistem traktus urinarius
FISIOTERAPI PENYAKIT
I. SPONDYLOSIS DEF / SPONDYLOARTHROSIS CERVICALIS (S.A.C)
Prosedur Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Spondyloarthrosis cervicalis
- Intervensi fisioterapi pada Spondyloarthrosis cervicalis
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Ankylosing spondylitis
- TBC tulang
- Acute disc dysfunction/Acute radicular
Diagnosis
- Nyeri pseudo radikuler cercical menyebar ke interscapular/lengan disebabkan karena cervical
spondyloarthrosis (disertai capsular patern).
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- US atau SWD atau MWD
- Cervical traction posisi fleksi beban 20-33% BB 15-20 menit
- Cervical collar soft atau semi rigid untuk actualitas tinggi
- Latihan stabilisasi aktif diberikan pada posisi cervical tegak
- Proper neck mechanic pada posisi cervical tegak
Evaluasi
- Nyeri, dan ROM .
III. OSTEOARTHROSIS
Kebijakan Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Osteoarthrosis Hip joint
- Intervensi fisioterapi pada Osteoarthrosis Hip joint
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Dislocation
- Neoplasma
- Osteoporosis
Anamnesis :
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada hip joint
- Morning sickness dan start pain
- Gerak terbatas dan crepitasi
Tes cepat
- Nyeri dan terbatas pada semua arah gerakan hip joint
Tes gerak aktif
- Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak hip joint
Tes gerak pasif
- Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak hip joint
- internal rotasi, adduksi, fleksi hip joint, firm end feel.
Tes gerak isometric
- Tidak ditemukan gangguan khas
Tes khusus
- JPM test internal rotasi, adduksi, fleksi hip joint, firm end feel.
Pemeriksaan lain
- X ray: penyempitan sela sendi; penebalan tulang subchondrale; osteophyte.
Diagnosis
- Capsular pattern hip joint secondary to Osteoarthrosis Hip joint
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Manifestasi Klinis
Gejala pada sendi yang dirasakan dapat berupa :
Nyeri
Kekakuan di pagi hari kurang dari 50 menit
Berkurangnya lingkup gerak sendi
Bengkak
Gejala ini dapat diperberat dengan aktifitas dan berkurang dengan istirahat. Jika nyeri terjadi saat
istirahat atau di malam hari, kemungkinan osteoarthritis sudah menjadi berat atau sebagai penanda
adanya penyakit lain.
Tatalaksana :
Farmakologi
- Asetaminofen
- Obat-obat NSAID
Obat lain dapat :
- NSAID topical
- Kondroitin dan glukosamin
Rehabilitasi
Rehabilitasi pada pasien geriatric dengan OA merupakan upaya dalam megembalikan dan
mengoptimalkan fungsi yang tersisa untuk dapat mengurangi keterbatasan fungsional yang disebabkan
oleh OA. Keterbatasan fungsional tersebut dapat meliputi : kesulitan dan melambatnya kecepatan
berjalan, kesulitan dalam menaiki tangga, transfer, menggunakan kamar mandi, mengenakan sepatu,
dan lain-lain terkait dengan mobilisasi
Pendekatan rehabilitative yang komprehensiv menekankan pada :
Tindakan preventive dan tatalaksana nyeri serta disabilitas melalui konseling
Edukasi
Amjuran penurunan berat badan
Latihan
Penggunaan alat bantu
Modalitas superficial (terapi panas dan dingin)
Referensi
Dasar-dasar Fisioterapi pada Cedera Olahraga. Dr. Novita Intan Arovah