Anda di halaman 1dari 6

Sandra R | Sindrom Metabolik

[ ARTIKEL REVIEW ]

SINDROM METABOLIK
Sandra Rini
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstract
Metabolic syndrome is a complex metabolic disorder caused by an increasing incidence of obesity. Metabolic syndrome is
collection of risk factors for cardiovascular disease. The prevalence of the metabolic syndrome is increasing every year.
Epidemiological data showed the prevalence of metabolic syndrome ini the world is 20–25%. The etiology of the metabolic
syndrome is stil uncertain, but its related to insulin resistance which caused oxidative stress and endothelial dysfunction.
The Criteria for diagnosis of metabolic syndrome is based on criteria of WHO, ATP III and IDF which include central obesity,
hypertriglyceridaemia, hypertension, hyperglycemia and microalbuminuria.

Keywords: Cardiovascular, endotel dysfunction, insuline resistance.

Abstrak
Sindroma Metabolik merupakan kelainan metabolik kompleks yang diakibatkan oleh peningkatan obesitas. Sindrom ini
merupakan kumpulan dari faktor–faktor resiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Prevalensi kejadian sindrom metabolik
meningkat setiap tahunnya . Data epidemiologi menyebutkan prevalensi sindrom metabolik dunia adalah 20–25%.
Penyebab dari sindrom metabolik belum diketahui secara pasti namun berkaitan dengan resistensi insulin yang akan
menyebabkan terjadinya stress oksidatif dan terjadinya disfungsi endotel. Kriteria diagnosis sindrom metabolik saat ini
mengacu pada kriteria diagnosis WHO, ATP III dan IDF yang meliputi obesitas sentral, Hipertrigliseridemia, hipertensi,
hiperglikemia dan mikroalbuminuria.

Kata Kunci: Disfungsi endotel, kardiovaskular, resistensi insulin , sindrom metabolik.

...
Korespondensi : Sandra Rini | sandrarinii@yahoo.com

Pendahuluan penelitian di Perancis menemukan


Sindroma Metabolik (SM) prevalensi SM sebesar 23% pada pria dan
merupakan kelainan metabolik kompleks 21% pada wanita.5 Data dari Himpunan
yang diakibatkan oleh peningkatan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI)
obesitas.1 Komponen utama SM adalah menunjukkan prevalensi SM sebesar
obesitas, resistensi insulin, dislipidemia, 13,13%.5
dan hipertensi. Sindrom metabolik
merupakan kumpulan dari faktor–faktor Diskusi
resiko terjadinya penyakit kardiovaskular.2 Definisi Sindrom Metabolik
Prevalensi obesitas telah meningkat
secara dramatis di Amerika Serikat, dan Sindroma metabolik merupakan
juga di berbagai negara di dunia.3 Telah suatu kumpulan faktor risiko metabolik
diketahui bahwa obesitas berhubungan yang berkaitan langsung terhadap
dengan penyakit vaskular dan berkenaan terjadinya penyakit kardiovaskuler
dengan Sindrom Metabolik.4 Data artherosklerotik. Faktor risiko tersebut
epidemiologi menyebutkan prevalensi SM antara lain terdiri dari dislipidemia
dunia adalah 20–25%. Hasil penelitian aterogenik, peningkatan tekanan darah,
Framingham Offspring Study menemukan peningkatan kadar glukosa plasma,
bahwa pada responden berusia 26–82 keadaan prototrombik, dan proinflamasi.4
tahun terdapat 29,4% pria dan 23,1%
Kriteria Diagnosis Sindrom Metabolik
wanita menderita SM.4 Sedangkan

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 4|Februari 2015|88


Sandra R | Sindrom Metabolik

yang terjadi yaitu obesitas central menjadi


Hingga saat ini ada 3 definisi SM indikator utama terjadinya SM sebagai
yang telah di ajukan, yaitu definisi World dasar pertimbangan dikeluarkannya
Health Organization (WHO), NCEP ATP–III diagnosis terbaru oleh IDF tahun 2005.
dan International Diabetes Federation Seseorang dikatakan menderita SM bila
(IDF). Ketiga definisi tersebut memiliki ada obesitas sentral (lingkar perut >90 cm
komponen utama yang sama dengan untuk pria Asia dan lingkar perut >80 cm
penentuan kriteria yang berbeda. Pada untuk wanita Asia) ditambah 2 dari 4
tahun 1988, Alberti dan Zimmet atas faktor berikut : (1) Trigliserida >150 mg/dL
nama WHO menyampaikan definisi SM (1,7 mmol/L) atau sedang dalam
dengan komponen – komponennya antara pengobatan untuk hipertrigliseridemia; (2)
lain : (1) gangguan pengaturan glukosa HDL–C: <40 mg/dL (1,03 mmol/L) pada
atau diabetes (2) resistensi insulin (3) pria dan <50 mg/dL (1,29 mmol/L) pada
hipertensi (4) dislipidemia dengan wanita atau sedang dalam pengobatan
trigliserida plasma >150 mg/dL dan/atau untuk peningkatan kadar HDL–C; (3)
kolesterol high density lipoprotein (HDL– Tekanan darah: sistolik >130 mmHg atau
C) <35 mg/dL untuk pria; <39 mg/dL untuk diastolik >85 mmHg atau sedang dalam
wanita; (5) obesitas sentral (laki–laki: pengobatan hipertensi; (4) Gula darah
waistto–hip ratio >0,90; wanita: waist–to– puasa (GDP) >100 mg/dL (5,6 mmol/L),
hip ratio >0,85) dan/atau indeks massa atau diabetes tipe 2. Hingga saat ini masih
tubuh (IMT) >30 kg/m2; dan (6) ada kontroversi tentang penggunaan
mikroalbuminuria (Urea Albumin kriteria indikator SM yang terbaru
Excretion Rate >20 mg/min atau rasio tersebut.9
albumin/kreatinin >30 mg/g). Sindrom Kriteria diagnosis NCEP–ATP III
metabolik dapat terjadi apabila salah satu menggunakan parameter yang lebih
dari 2 kriteria pertama dan 2 dari empat mudah untuk diperiksa dan diterapkan
kriteria terakhir terdapat pada individu oleh para klinisi sehingga dapat dengan
tersebut, Jadi kriteria WHO 1999 lebih mudah mendeteksi sindroma
menekankan pada adanya toleransi metabolik. Yang menjadi masalah adalah
glukosa terganggu atau diabetes mellitus, dalam penerapan kriteria diagnosis NCEP–
dan atau resitensi insulin yang disertai ATP III adalah adanya perbedaan nilai
sedikitnya 2 faktor risiko lainya itu “normal” lingkar pinggang antara berbagai
hipertensi, dislipidemia, obesitas sentral jenis etnis. Oleh karena itu pada tahun
dan mikroalbuminaria.6,7,8 2000 WHO mengusulkan lingkar pinggang
Kriteria yang sering digunakan untuk untuk orang Asia ≥90 cm pada pria dan
menilai pasien SM adalah NCEP–ATP III, wanita ≥ 80 cm sebagai batasan obesitas
yaitu apabila seseorang memenuhi 3 dari central.8,9
5 kriteria yang disepakati, antara lain: Belum ada kesepakatan kriteria
lingkarperutpria >102 cm atau wanita >88 sindroma metabolik secara international,
cm; hipertrigliseridemia (kadar serum sehingga ketiga definisi di atas merupakan
trigliserida >150 mg/dL), kadar HDL–C <40 yang paling sering digunakan. Tabel 1
mg/dL untuk pria, dan <50 mg/dL untuk berikut menggambarkan perbedaan ketiga
wanita; tekanan darah >130/85 mmHg; definisi tersebut.
dan kadar glukosa darah puasa >110
mg/dL. Suatu kepastian fenomena klinis

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 4|Februari 2015|89


Sandra R | Sindrom Metabolik

Tabel 1. Kriteria diagnosis Sindrom metabolik menurut WHO (World Health Organization), NCEP–ATP III dan
7,8,9
IDF,

Kriteria diagnosis WHO: Criteria diagnosis ATP III :


Komponen IDF
Resistensi insulin plus : 3 komponen di bawah ini
Obesitas Waist to hip ratio : Lingkar perut : Lingkar perut :
abdominal/ sentral Laki–laki : >0,9 Laki–laki: 102 cm Laki–laki: ≥90 cm
Wanita : >0,85 atau Wanita : >88 cm Wanita : ≥80 cm
IMB >30 Kg/m
Hiper– ≥150 mg/dl (≥ 1,7 mmol/L) ≥150 mg/dl (≥1,7 mmol/L) ≥150 mg/dl
trigliseridemia
Hipertensi TD ≥ 140/90 mmHg atau TD ≥ 130/85 mmHg atau TD sistolik ≥130
riwayat terapi anti hipertensif riwayat terapi anti hipertensif mmHg
TD diastolik ≥85
mmHg
Kadar glukosa Toleransi glukosa terganggu, ≥ 110 mg/dl GDP ≥100mg/dl
darah tinggi glukosa puasa
terganggu,resistensi insulin
atau DM
Mikro–albuminuri Rasio albumin urin dan
kreatinin 30 mg/g atau laju
eksresi albumin 20 mcg/menit

Etiologi fisik), sosial ekonomi dan genetik serta


stres.
Etiologi SM belum dapat diketahui
secara pasti. Suatu hipotesis menyatakan Patofisiologi
bahwa penyebab primer dari SM adalah
resistensi insulin.10 Obesitas merupakan komponen
Menurut pendapat Tenebaum utama kejadian SM, namun mekanisme
penyebab sindrom metabolik adalah: 9 yang jelas belum diketahui secara pasti.
a. Gangguan fungsi sel β dan hipersekresi Obesitas yang diikuti dengan
insulin untuk mengkompensasi meningkatnya metabolisme lemak akan
resistensi insulin. Hal ini memicu menyebabkan produksi Reactive Oxygen
terjadinya komplikasi makrovaskuler Species (ROS) meningkat baik di sirkulasi
(komplikasi jantung). maupun di sel adiposa. Meningkatnya ROS
b. Kerusakan berat sel β menyebabkan di dalam sel adipose dapat menyebabkan
penurunan progresif sekresi insulin, keseimbangan reaksi reduksi oksidasi
sehingga menimbulkan hiperglikemia. (redoks) terganggu, sehingga enzim
Hal ini menimbulkan komplikasi antioksidan menurun di dalam sirkulasi.
mikrovaskuler (nephropathy Keadaan ini disebut dengan stres
11,12 oksidatif. Meningkatnya stres oksidatif
diabetica).
Sedangkan, Faktor risiko untuk menyebabkan disregulasi jaringan adiposa
Sindrom Metabolik adalah hal–hal dalam dan merupakan awal patofisiologi
kehidupan yang dihubungkan dengan terjadinya SM, hipertensi dan
13
perkembangan penyakit secara dini. Ada aterosklerosis.
berbagai macam faktor risiko SM, antara Stres oksidatif sering dikaitkan
lain adalah gaya hidup (pola makan, dengan berbagai patofisiologi penyakit
konsumsi alkohol, rokok, dan aktivitas antara lain diabetes tipe 2 dan

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 4|Februari 2015|90


Sandra R | Sindrom Metabolik

aterosklerosis. Pada pasien diabetes peningkatan ekspresi Nicotinamide


melitus tipe 2, biasanya terjadi Adenine Dinucleotide Phosphatase
peningkatan stress oksidatif, terutama (NADPH) oksidase dan penurunan ekspresi
akibat hiperglikemia. Stress oksidatif enzim antioksidan.16
dianggap sebagai salah satu penyebab Resistensi Insulin dan hipertensi
terjadinya disfungsi endotel–angiopati sistolik merupakan faktor yang
diabetic, dan pusat dari semua angiopati menentukan terjadinya disfungsi endotel.
diabetik adalah hiperglikemia yang Resistensi Insulin menyebabkan
menginduksi stress oksidatif melalui 3 menurunnya produksi Nitric Oxide (NO)
jalur, yaitu; peningkatan jalur poliol, yang dihasilkan oleh sel–sel endotel,
peningkatan auto–oksidasi glukosa dan sedangkan hipertensi menyebabkan
peningkatan protein glikosilat.14 disfungsi endotel melalui beberapa cara
Pada keadaan diabetes, stres seperti; secara kerusakan mekanis,
oksidatif menghambat pengambilan peningkatan sel–sel endotel dalam bentuk
glukosa di sel otot dan sel lemak serta radikal bebas, pengurangan
menurunkan sekresi insulin oleh sel–β bioavailabilitas NO atau melalui efek
pankreas. Stres oksidatif secara langsung proinflamasi pada sel–sel otot polos
mempengaruhi dinding vaskular sehingga vaskuler. Disfungsi endotel ini
berperan penting pada patofisiologi berhubungan dengan stres oksidatif dan
terjadinya diabetes tipe 2 dan menyebabkan penyakit kardiovaskuler.12
15
aterosklerosis. Dari beberapa penelitian Proses–proses seluler yang penting yang
diketahui bahwa akumulasi lemak pada berkenaan dengan disfungsi endotel ini
obesitas dapat menginduksi keadaan dapat dilihat pada gambar–1.
stress oksidatif yang disertai dengan
Gambar–1. Proses seluler yang berkenaan dengan disfungsi endotel menyebabkan vascular injury dan

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 4|Februari 2015|91


Sandra R | Sindrom Metabolik

17
aterosklerosis.
menyebabkan produksi ROS meningkat
Simpulan baik di sirkulasi maupun di sel adiposa.
Sindrom metabolik (SM) adalah Meningkatnya ROS di dalam sel adipose
kondisi dimana seseorang memiliki dapat menyebabkan keseimbangan reaksi
tekanan darah tinggi, obesitas sentral dan reduksi oksidasi (redoks) terganggu,
dislipidemia, dengan atau tanpa sehingga enzim antioksidan menurun di
hiperglikemik. Kriteria yang sering dalam sirkulasi. Keadaan ini disebut
digunakan untuk menilai pasien SM dengan stres oksidatif. Meningkatnya
adalah NCEP–ATP III, yaitu apabila stres oksidatif menyebabkan disregulasi
seseorang memenuhi 3 dari 5 kriteria jaringan adiposa dan merupakan awal
yang disepakati, antara lain: lingkar patofisiologi terjadinya SM, hipertensi dan
perutpria >102 cm atau wanita >88 cm; aterosklerosis.
hipertrigliseridemia (kadar serum Prevalensi SM Di dunia adalah 20–
trigliserida >150 mg/dL), kadar HDL–C <40 25%. Prevalensi sindrom metabolik sangat
mg/dL untuk pria, dan <50 mg/dL untuk bervariasi oleh karena beberapa hal
wanita; tekanan darah >130/85 mmHg; antara lain ketidakseragaman kriteria yang
dan kadar glukosa darah puasa >110 digunakan, perbedaan etnis/ras, umur
mg/dL. dan jenis kelamin. Walaupun demikian
Etiologi Sindrom Metabolik belum prevalensi SM cenderung meningkat oleh
dapat diketahui secara pasti. Suatu karena meningkatnya prevalensi obesitas
hipotesis menyatakan bahwa penyebab maupun obesitas sentral. penelitian
primer dari Sindrom Metabolik adalah terhadap urban Brazil ditemukan
resistensi insulin Patofisiologi SM masih prevalensi SM lebih tinggi pada pria muda
menjadi kontroversi, namun hipotesis dibanding wanita. Namun seiring dengan
yang paling banyak diterima adalah pertambahan umur, prevalensinya
resistensi insulin. Obesitas merupakan meningkat pada wanita. Faktor resiko SM
komponen utama kejadian SM, namun meliputi gaya hidup (pola makan,
mekanisme yang jelas belum diketahui merokok, aktivitas fisik), genetic, social
secara pasti. Obesitas yang diikuti dengan ekonomi.
meningkatnya metabolisme lemakakan

DAFTAR PUSTAKA Worldwide Populations. Journal of Endocrinol


1. Widjaya A. 2004. Obesitas dan Sindrom Metabolic. 33(2): 351–75.
Metabolik. Jurnal Cardiology. 2(4): 1–16. 6. Adult Treatment Panel III. 2001. Expert Panel
2. Supari F. 2005. Metabolic syndrome. Jurnal on Detection, Evaluation, and Treatment of
Kedokteran Indonesia. 55(10): 618–21. High Blood Cholesterol in Adults. Executive
3. Mokdad AH, Marks JS, Stroup DF. 2006. Summary of the Third Report of the National
Actual Causes of Death in the United States. Cholesterol Education Program (NCEP) Expert
Journal American Medical Association. Panel on Detection, Evaluation, and
291(20): 1238–45. Treatment of High Blood Cholesterol in
4. Ford ES, Giles WH, Dietz WH, 2002. Adults (Adult Treatment Panel III). Journal
Prevalence of the Metabolic Syndrome American Medical Association. 285(16):
Among US Adults. Finding from the Third 2486–96.
National Health and Nutrition Examination 7. World Health Organization. 2000. Obesity:
Survey. Journal American Medical Preventing and Managing the Global
Association. 287(20): 356–59. Epidemic. Geneva: WHO.
5. Cameron AJ, Shaw JE, Zimmet PZ. 2004. The 8. Wirakmono. 2006. Sindrom Metabolik. Jurnal
Metabolic Syndrome Prevalence in Kedokteran Indonesia. 35(10): 10–26

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 4|Februari 2015|92


Sandra R | Sindrom Metabolik

9. IDF. 2005. The IDF Concencus Worldwide Physiology. 84(5): 1381–1392. Azhari. 2007.
Definition of the Metabolic Syndrome. Stress Oksidatif: Faktor Penting Penyulit
Journal American Medical Association. Vascular. Jurnal Farmacia. 15(4): 25–32.
213(12): 1345–52 14. Ceriello A, Motz E. 2004. Is Oxidative Stress
10. Shahab, A. 2007. Sindrom Metabolik. Jurnal the Pathogenic Mechanism Underlying Insulin
media informasi Ilmu Kesehatan dan Resistance, Diabetes and CVD?. Jurnal
Kedokteran. 10(4): 21–32. Arteriosclerosis Thrombosis. 24(6): 816–23.
11. Angraeni D. 2007. Mewaspadai Adanya 15. Sartika, Cyntia R. 2006. Penanda Inflamasi,
Sindrom Metabolic. Jurnal Kedokteran Stress Oksidatif dan Disfungsi Endotel pada
Indonesia. 25(6): 18–25. Sindroma Metabolik.Jurnal Kedokteran
12. Anwar T. 2008. Faktor risiko penyakit jantung Indonesia. 65(8): 18–21.
koroner.Medan: Fakultas Kedokteran 16. Staels B. 2005. PPARGamma and
Universitas Sumatera Utara. Atherosclerosis. Jurnal Medical. 21(8): 513–
13. Stocker R, Keaney JF. 2004. Role of Oxidative 20.
Modification in Atheroclerosis. Journal

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 4|Februari 2015|93

Anda mungkin juga menyukai