OLEH :
KELOMPOK 1
1. RURI SELVYANA AGUS
2. RISKA AISHA MAHARANI
3. SUKMA ALFI YENITA
4. SYAHRUL RAMADHAN
5. YASINTA SALSABILA
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulilllah kami haturkan Kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini merupakan salah satu tugas individu pada mata kuliah Pelayanan Prima.
Dimana dalam makalah ini membahas mengenai “MUTU PELAYANAN
KEPERAWATAN”. Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang penulis miliki, materi ulasan yang penulis sajikan masih jauh dari
kesempurnaan sehingga tentunya tak akan luput dari kesalahan dan kekhilafan.
Oleh karena itu, penulis menghargai dan bahkan mengharapkan segala bentuk
masukan dan kritik dari rekan-rekan ataupun pihak lain untuk lebih membangun dan
menyegarkan wawasan yang lebih bijaksana sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan yang kompetitif, karena dengan adanya kritik dan saran yang
membangun tersebut dapat memberikan wawasan kepada penulis untuk
kesempurnaan makalah-makalah berikutnya.
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Pariaman, 9 Maret 2021
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................7
A. Pengertian Mutu dalam Pelayanan Keperawatan...............................................7
B . Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan.............................................................10
C. Penilaian Mutu Pelayanan Keperawatan.............................................................13
D. Strategi Mutu Pelayanan Keperawatan...............................................................16
E. Indikator Mutu Keperawatan...............................................................................17
F. Persepsi Mutu Pelayanan Keperawatan...............................................................18
BAB III PENUTUP.....................................................................................................21
A. Kesimpulan.......................................................................................................21
B. Saran – saran.....................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan utama dari pelayanan rumah
sakit. Hal ini terjadi karena pelayanan keperawatan diberikan selama 24 jam kepada
pasien yang membutuhkannya, berbeda dengan pelayanan medis dan pelayanan
kesehatan lainnya yang hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada kliennya. Dengan demikian pelayanan
keperawatan perlu ditingkatkan kualitasnya secara terus-menerus dan
berkesinambungan sehingga pelayanan rumahsakit akan meningkat juga seiring
dengan peningkatan kualitas pelayanan keperawatan. (Ritizza, 2013)
Bidang kesehatan yang paling terpengaruh oleh dampak globalisasi, yakni
antara lain bidang perumahsakitan, tenaga kesehatan, industri farmasi, alat kesehatan
dan asuransi kesehatan.
Di bidang perumahsakitan misalnya, manajemen pelayanan kesehatan belum
efisien. Mutunya masih relatif rendah. Disinilah justru letak keunggulan rumah sakit
swasta asing yang telah terbiasa bekerja dengan sistem manajemen profesional.
Kehadiran rumah sakit swasta asing akan menguntungkan kelompok konsumen
tertentu karena mempunyai lebih banyak pilihan pelayanan kesehatan yang kian
bermutu, namun rumah sakit swasta nasional akan tersaingi dan kesenjangan
pelayanan kesehatan antara kelompok yang mampu dan yang kurang mampu akan
menjadi lebih lebar.
Oleh karena itu upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan adalah langkah
terpenting untuk meningkatkan daya saing usaha Indonesia di sektor kesehatan. Hal
ini tidak ringan karena peningkatan mutu tersebut bukan hanya untuk rumah sakit
saja tetapi berlaku untuk semua tingkatan pelayanan kesehatan mulai dari Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas, baik di fasilitas pemerintahan maupun swasta.
Peningkatan kualitas pelayanan adalah salah satu isu yang sangat krusial
dalam manajemen, baik dalam sektor pemerintah maupun sektor swasta. Hal ini
terjadi karena di satu sisi tuntunan masyarakat terhadap perbaikan kualitas pelayanan
dari tahun ke tahun menjadi semakin besar, sedangkan disisi lain, praktek
penyelenggaraan pelayanan tidak mengalami perbaikan yang berarti.
Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang
berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan kebutuhan kepuasan. Mutu
adalah kesesuaian terhadap permintaan persyaratan ( Dr. Ridwan Amirrudin, SKM.,
M.Kes., 2007 ).
Mutu pelayanan kesehatan dasar adalah kesesuaian antara pelayanan kesehatan dasar
yang disediakan / diberikan dengan kebutuhan yang memuaskan pasien atau
kesesuaian dengan ketentuan standar pelayanan.
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud Mutu dan pelayanan keperawatan ?
2) Sebutkan Dimensi Mutu ?
3) Bagaimana Penilaian Mutu pelayanan Keperawatan ?
4) Bagaimana penilaian Strategi Mutu pelayanan keperawatan ?
5) Bagaimana Indikator mutu pelayanan keperawatan ?
6) Bagaimana Pengembangan mutu pelayanan keperawatan ?
7) Bagaimana persepsi mutu Pelayanan Keperawatan ?
BAB II
PEMBAHASAN
b. Keperawatan
Keperawatan sudah banyak didefinisikan oleh para ahli, dan menurut
Herderson (1966, dalam Kozier et al, 1997) menjelaskan keperawatan sebagai
kegiatan membantu individu sehat atau sakit dalam melakukan upaya aktivitas untuk
membuat individu tersebut sehat atau sembuh dari sakit atau meninggal dengan
tenang (jika tidak dapat disembuhkan), atau membantu apa yang seharusnya
dilakukan apabila ia mempunyai cukup kekuatan, keinginan, atau pengetahuan.
Sedangkan Kelompok Kerja Keperawatan (1992) menyatakan bahwa keperawatan
adalah suatu bentuk layanan profesional yang merupakan bagian integral dari layanan
kesehatan, berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual yangm komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat, yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Layanan keperawatan diberikan karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya
kemauan dalam melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.
Pelayanan Keperawatan yang diberikan kepada pasien menimbulkan adanya
interaksi antara perawat dan pasien, sehingga perlu diperhatikan kualitas hubungan
antara perawat dan pasien. Hubungan ini dimulai sejak pasien masuk rumah sakit.
Kozier et al (1997) menyatakan bahwa hubungan perawat-pasien menjadi inti dalam
pemberian asuhankeperawatan, karena keberhasilan penyembuhan dan peningkatan
kesehatan pasien sangat dipengaruhi oleh hubungan perawat-pasien. Oleh karena itu
metode pemberian asuhan keperawatan harus memfasilitasi efektifnya hubungan
tersebut. Konsep yang mendasari hubungan perawat pasien adalah hubungan saling
percaya, empati, caring, otonomi, dan mutualitas.
Pengertian keperawatan di atas dikaitkan dengan karakteristik dan batasan
yang telah dijelaskan sebelumnya, maka keperawatan dapat dikatakan sebagai jenis
produk yang menghasilkan pelayanan yang berbasis orang (people based) yaitu
berbasis pada pasien baik sakit maupun sehat akibat ketidaktahuan, ketidakmampuan,
atau ketidakmauan dengan menyediakan layanan keperawatan oleh tenaga perawat
profesional berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif. Sebagai
suatu praktek keperawatan yang profesional, dalam pelayanannya menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang merupakan metode yang sistematis dalam
memberikan asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Namun dalam pelaksanaannya
harus memperhatikan kualitas hubungan antara perawat dan pasien yaitu rasa
percaya, empati dan caring.
Berdasarkan penjelasan mengenai mutu dan pelayanan keperawatan di atas,
maka Mutu Pelayanan Keperawatan dapat merupakan suatu pelayanan keperawatan
yang komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-spiritual yang diberikan oleh perawat
profesional kepada pasien (individu, keluarga maupun masyarakat) baik sakit maupun
sehat, dimana perawatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien dan standar
pelayanan.
Mutu suatu organisasi pemberi pelayanan yang sulit diukur dan lebih bersifat
subjektif sehingga aspek mutu menggunakan beberapa dimensi/ karakteristik sbb:
a) Communication, yaitu komunikasi atau hubungan antara penerima dengan
pemberi jasa.
b) Credibility adalah kepercayaan pihak penerima jasa terhadap pemberi jasa.
c) Security, yaitu keamanan terhadap jasa yang ditawarkan
d) Knowing the Custoer, yaitu pengertian dari pihak pemberi jasa pada penerima
jasa atau pemahaman atau pemberi jasa terhadap kebutuhan dengan harapan
pemakai jasa
e) Tangible, yaitu bahwa dalam memberikan pelayana terhadap pelanggan harus
diukur atau dibuat standarnya
f) Realibility, yaitu konsistensi kerja pemberi jasa dan kemampuan pemberi jasa
g) Responsiveness, yaitu tanggapan pemberi jasa terhadap kebutuhan dan penerima
jasa
h) Competence, yaitu kemampuan atau keterampilan pemberi jasa yang dibutuhkan
setiap orang dalam perusahaan untuk memberikan jasanya kepada penerima jasa
i) Access, yaitu kemudahan pemberi jasa untuk duhubungi oleh pihak pelanggan
j) Courtessy, yaitu kesopanan, aspek perhatian, kesamaan dalam hubungan personal
2) Proses (Process)
Donabedian (1987, dalam Wijono 2000) menjelaskan bahwa pendekatan ini
merupakan proses yang mentransformasi struktur (input) ke dalam hasil (outcome).
Proses adalah kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh tenaga kesehatan
(perawat) dan interaksinya dengan pasien.
Dalam kegiatan ini mencakup diagnosa, rencana perawatan, indikasi tindakan,
prosedur dan penanganan kasus. Dengan kata lain penilaian dilakukan terhadap
perawat dalam merawat pasien. Dan baik tidaknya proses dapat diukur dari relevan
tidaknya proses bagi pasien, fleksibelitas/efektifitas, mutu proses itu sendiri sesuai
dengan standar pelayanan yang semestinya, dan kewajaran (tidak kurang dan tidak
berlebihan). Tappen (1995) juga menjelaskan bahwa pendekatan pada proses
dihubungkan dengan aktivitas nyata yang ditampilkan oleh pemberi pelayanan
keperawatan.. Penilaian dapat melalui observasi atau audit dari dokumentasi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendekatan ini difokuskan pada
pelaksanaan pemberian pelayanan keperawatan oleh perawat terhadap pasien dengan
menjalankan tahap-tahap asuhan keperawatan. Dan dalam penilaiannya dapat
menggunakan teknik observasi maupun audit dari dokumentasi keperawatan.
Indikator baik tidaknya proses dapat dilihat dari kesesuaian pelaksanaan dengan
standar operasional prosedur, relevansi tidaknya dengan pasien dan efektifitas
pelaksanaannya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen Mutu dalam Pelayanan Keperawatan merupakan suatu pelayanan
keperawatan yang komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-spiritual yang diberikan
oleh perawat profesional kepada pasien (individu, keluarga maupun masyarakat) baik
sakit maupun sehat, dimana perawatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
pasien dan standar pelayanan. Secara sederhana proses kendali mutu ( Quality
Control ) dimulai dari menyusun strandar – standar mutu, selanjutnya mengukur
kinerja dengan membandingkan kinerja yang ada dengan standar yang telah
ditetapkan. Apabila tidak sesuai, dilakukakn tindakan koreksi. Bila diinginkan
peningkatan kinerja perlu menyusun standar baru yang lebih tinggi dan seterusnya.
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya.
B. Saran – saran
Adapun saran yang diharapkan penulis kepada pembaca agar pembaca dapat
mulai menerapkan manajemen mutu di kehidupan sehari-hari. Mulai meningkatkan
manajemen mutu dan dapat menjaga kualitas mutu dengan sebaik mungkin. Terutama
manajemen mutu dalam pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien maupun
pasien sehingga dapat menjadi perawat yang professional.
DAFTAR PUSTAKA