PRAKTIKUM ENEMA

Enema merupakan tindakan untuk membuang feses dari kolon. Tujuan dilakukan enema
antara lain untuk mengatasi konstipasi atau impaksi fekal, mencegah adanya material fekal yang
tida kdisengaja selama prosedur pembedahan, meningkatkan visualiasi pemeriksaaan atau
radiografi pada saluran cerna, dan membantu mempertahankanfugsi regular bowel selama
program latihan bowel.
Enema dibedakan atas volume banyak dan sedikit. Enema volume banyak dikenal dengan
hipotonik atau isotonic tergantung jenis cairan yang digunakan. Hipotonik (air keran) dan
isotonic (Normal salin) merupakan enema bervolume banyak yang dapat dengan cepat
mengosongkan kolon. Jumlah volume yang digunakan (dewasa: 500-1000 mL, infan: 150-250
mL) dapat berhaya bagi pasien dengan dinding usus yang lemah/rapuh, seperti pada pasien
dengan inflamasi usus atau infeksi usus. Biasanya enema pada orang dewasa dengan volume
500-1000 mL akan bekerja dalam 15 menit setelah dilakukan tindakan enema. Sementara pada
infant atau dengan volume enema 150-200 mL akan bekerja setelah 30 menit pemberian.

ALAT DAN BAHAN

 Cairan enema, dapat berupa cairan gliserin atau NaCl 0,9% (dewasa rata-rata 750-
1000mL)
 Set enema disposable (wadah cairan dan tubing/irigator)
 Bedpan/pispot
 Lubrikasi atau jeli
 Bengkok/neirbeken
 Selimut mandi
 Sarung tangan disposable
 Tiang infus
 Perlak/pengalas waterproff
 Waslap atau tisu, sabun, dan handuk

PENGKAJIAN
 Kaji kapan terakhir kalinya pasien BAB
 Kaji abdomen pasien, meliputi auskulasi bising usus, perkusi, dan palpasi.
 Kaji bising usus sebelum dan setelah enema, diharapkan terjadi peningkatan bising usus.
 Kaji adanya hemoroid
 Kaji hasil laboratorium, terutama jumlah trombosit dan sel darah putih (WBC). Enema
dikontraindikasikan pada pasie dengan jumlah trombosit yang rendah atau WBC.

KONTRAINDIKASI
 Nyeri abdomen berat
 Obstruksi usus
 Inflamasi usus atau infeksi usus
 Post-op rektal, prostat atau kolon.

1
  Hemoroid

MASALAH KEPERAWATAN
 Nyeri akut
 Konstipasi
 Risiko konstipasi
 Risiko injuri

HASIL YANG DIHARAPKAN

 Pasien mengeluarkan feses
 Pasien mengungkapkan rasa tidak nyaman berkurang
 Distensi abdomen tidak ditemukan
 Pasien bebas dari adanya trauma mukosa rektal atau efek negatif

LANGKAH KERJA
1. Cek catatan keperawatan medis pasien
2. Siapkan alat-alat dan dekatkan ke pasien.

3. Jelaskan tentang prosedur tindakan, tujuan dan lama tindakan kepada pasien.
4. Berikan pasien kesempatan pasien untuk bertanya dan minta persetujuan pasien.
5. Pasang sampiran, minta pasien membuka pakaian bagian bawah.
6. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
7. Pasang tirai dan jaga privacy pasien serta minta pasien membuka pakaian bawahnya.
8. Ganti selimut pasien dengan selimut mandi dan pasang perlak/pengalas di bawah bokong
pasien.
9. Atur posisi pasien dengan posisi miring ke kiri (posisi sims)

2
10. Atur dan letakkan wadah enema pada ketinggian 30-45 cm (posisi tinggi) dan 7,5cm
(posisi rendah).

11. Siapkan set enema dan irrigator. Berikan jeli pada bagian irrigator sepanjang 5-7 cm.

12. Masukkan ujung irrigator secara perlahan-lahan pada anus dan minta pasien untuk
menarik napas dalam.

13. Jika ada hambatan saat memasukkan irrigator ke anus, masukkan cairan dengan jumlah
sedikit secara perlahan lalu lanjutkan memasukkan selang enema/irrigator secara
perlahan. Jangan dipaksa jika ada hambatan.

3
14. Masukkan cairan secara perlahan selama 5-10 menit. Pertahankan posisi selang enema
selama tindakan irigasi cairan ke anus. Lalu tarik selang enema atau irrigator secara
perlahan.

15. Ingatkan pasien untuk tetap mempertahankan posisi miring ke kiri selama 10-15 menit.
Minta pasien/keluarga melaporkan jika muncul rasa ingin buang air besar.
16. Siapkan pispot dan bantu pasien untuk defekasi pada pispot.
17. Perhatikan karakteristik feses: konsistensi, warna, bau.
18. Rapikan pasien dan bereskan alat-alat.
19. Buka handscoon dan cuci tangan.
20. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (waktu, jumlah dan karakteristik feses,
jumlah cairna enema/jenis enema)