TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Siska Pratiwi pada tahun 2016 dengan judul Pengaruh Kualitas
kepuasan pasien.
Rumah Sakit Adenin Adenan Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah
pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan sangat
memuaskan (78,88%), dimana nilai rata-rata tingkat kepuasan pasien pada tiap
15
16
dengan cepat dan mudah dimengerti, serta memberikan penyuluhan dengan sabar,
jelas dan mudah dimengerti sesuai dengan keluhan dan kebutuhan pasien.
pendekatan cross sectional pada 44 pasien. Data diperoleh melalui wawancara dan
menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan dengan uji regresi logistik. Hasil
terhadap kepuasan pasien rawat inap (B= 6,256) Peneliti menyarankan dalam
Peserta Askes Sosial Terhadap Kepuasan Layanan Rawat Jalan Tingkat Lanjut
dan Rawat Inap PT Askes Tahun 2011. Metode cross sectional. Hasil penelitian
menunjukkan rata-rata terendah dimensi mutu pada kontak layanan Rawat Jalan
melayani) dan tertinggi adalah dimensi Tangible (fasilitas fisik). Sedangkan rata-
rata dimensi mutu pada kontak layanan Rawat Inap terendah adalah dimensi
fisik), serta Tingkat Kepuasan peserta Askes Sosial pada kontak layanan Rawat
Jalan Tingkat Lanjut PT Askes tahun 2011 adalah proporsi peserta yang puas
50,8% dan yang tidak puas 49,2%. Sedangkan tingkat Kepuasan peserta Askes
Sosial pada kontak layanan Rawat Inap PT Askes adalah proporsi peserta yang
puas 59,1% dan yang tidak puas 40,9%. Peneliti menyarankan meningkatkan
pengetahuan peserta yang tergolong masih rendah dengan cara perusahaan harus
media leaflet maupun media visual kepada peserta untuk mendapatkan pelayanan
pelayanan rawat jalan rumah sakit pemerintah dipengaruhi oleh variabel tangiable
63,5%. Peneliti menyarankan untuk melakukan perbaikan dalam hal lama waktu
menunggu menjadi lebih singkat serta kebersihan fasilitas kesehatan yang ada
Penelitian Siti Mardiah pada tahun 2007 tentang Pengaruh Persepsi Tentang
Mutu Pelayanan Spesialistik Empat Dasar terhadap Kepuasan Pasien Rawat inap
survey dengan sampel sebesar 94 orang pasien rawat inap. Hasil uji univariat
tangible. Dalam hal ini kepuasan sebanyak 53,2% menyatakan cukup puas.
Distribusi mutu pelayanan yang paling banyak adalah baik dengan nilai 20
(21,3%) sedangkan kepuasan pasien rawat inap yang paling banyak menyatakan
cukup puas pada ruang penyakit dalam adalah 21 (22,3%). Hasil uji multivariat,
regresi (tangible) bernilai positif (1,157). Hal ini menunjukkan pengaruh variabel
training ilmu pengetahuan dan teknologi melalui seminar dan pelatihan secara
sumber daya yang tersedia di Rumah Sakit dengan wajar, efisien dan efektif serta
diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan
19
penyediaan kualitas yang diterima pada dan pada kualitas output yang diterima.
Kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pasien dan berakhir dengan
kepuasan pasien. Dua faktor utama yang mempengaruhi kepuasan pasien terhadap
kualitas jasa yaitu jasa yang diharapkan (expected service) dan jasa yang
dengan expected service, maka kualitas jasa akan dipersepsikan baik atau positif.
Jika perceived service melebihi expected service, maka kualitas jasa dipersepsikan
sebagai kualitas ideal atau excellence. Apabila perceived service lebih jelek
adalah ukuran seberapa bagus pelayanan yang diberikan kepada pasien melalui
pasien.
pendekatan yaitu:
2) Angka morbiditas
3) Angka kecacatan
oleh suatu institusi atau fasilitas seperti rumah sakit. Disini kualitas pelayanan
adalah salah satu aspek atau produk daripada sumber daya dan kegiatan
h. Security atau rasa aman, bebas dari bahaya, resiko dan kesangsian.
Suatu pelayanan tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa diraba,
pelayanan atribut dari dimensi tangible meliputi gedung, peralatan, seragam, dan
penampilan fisik para karyawan yang melayani pelanggannya. Selain itu materi
promosi berupa brosur dan leaflet juga akan mempengaruhi pelanggan dalam
pelanggan. Pada saat yang bersamaan aspek tangible ini juga merupakan salah
satu sumber yang mempengaruhi harapan pelanggan. Karena tangible yang baik,
maka harapan pelanggan menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, penting bagi suatu
perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh aspek tangible yang paling tepat yaitu
b. Reliability (keandalan)
dijanjikan.
Menurut Handi Irawan (2009), sekitar 60% dari keluhan konsumen berasal dari
bergantung pada manusia yang memang susah konsisten. Yang lebih sulit lagi
karena jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan. Oleh karena itu
tidak ada kesempatan bagi perusahaan jasa untuk memisahkan pelayanan yang
persepsi mengandung aspek psikologis, maka faktor komunikasi dan situasi fisik
yang lebih positif. Pelayanan yang responsif atau yang tanggap, juga sangat
23
dipengaruhi oleh sikap front-line staf. Salah satunya adalah kesigapan dan
d. Assurance (jaminan)
perusahaan dan perilaku front-line staf dalam menanamkan rasa percaya dan
keyakinan kepada para pelanggannya. Ada 3 aspek dari dimensi ini yaitu
keramahan, kompetensi, dan keamanan. Keramahan adalah salah satu aspek yang
mudah diukur. Ramah berarti banyak senyum dan bersikap sopan. Memang
menciptakan budaya senyum bukanlah hal yang mudah dan program yang murah.
itu adalah kompetensi. Pelanggan sulit percaya bahwa kualitas pelayanan akan
dapat tercipta dari front line staf yang tidak kompeten atau terlihat bodoh. Oleh
karena itu sangatlah penting untuk terus memberikan training kepada karyawan
gugus depan mengenai pengetahuan produk dan hal- hal yang sering menjadi
mempunyai rasa aman dalam melakukan transaksi bila perusahaan jujur dalam
Dengan memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi
konsumen.
24
tersebut berpengaruh pada harapan pelanggan dan kenyataan yang mereka terima.
oleh informasi yang mereka terima dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi,
pengalaman masa lalu dan komunikasi eksternal melalui iklan dan promosi. Jika
kesenjangan antara harapan dan kenyataan cukup besar, hal ini menunjukkan
Istilah hospital (rumah sakit) berasal dari kata Latin, yaitu hospes (tuan
rumah), yang juga menjadi akar kata hotel dan hospitality (keramahan).
Pengertian Rumah Sakit menurut WHO adalah suatu bagian menyeluruh dari
organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang
Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melakukan tenaga medis professional
yang amat penting dari suatu sistem kesehatan. Dalam jejaring kerja pelayanan
kesehatan, rumah sakit menjadi simpul utama yang berfungsi sebagai pusat
rujukan. Rumah Sakit adalah organisasi yang bersifat padat karya, padat modal,
waktu pelayanan, kapasitas tempat tidur dan fasilitas pelayanan, dan afiliasi
pendidikan.
Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
yang bersifat dasar, spesialistik, dan sub spesialistik. Rumah sakit umum
memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti
Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi primer,
kondisi medik khusus, baik bedah atau non bedah, misal : Rumah Sakit Ginjal,
26
Rumah Sakit Kusta, Rumah Sakit Jantung, Rumah Sakit Bersalin dan Anak,
dan lain-lain.
Rumah Sakit Publik adalah rumah sakit umum milik pemerintah, baik pusat
unsur pelayanan ketenagaan, fisik dan peralatan menjadi empat kelas yaitu
1) Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit umum swasta yang
pemerintah kelas D.
2) Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit umum swasta yang
3) Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit umum swasta yang
Rumah Sakit Kelas A yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
spesialistik dan sub spesialistik terbatas dengan kapasitas 500- 1000 tempat
tidur.
3) Rumah Sakit Kelas C, yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
tidur.
4) Rumah Sakit Kelas D, yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
perawatan rawat inap dan pelayanan untuk observasi, diagnose dan pengobatan
aktif untuk individu dengan keadaan medis, bedah, kebidanan, penyakit kronis
setiap hari dan definisi fungsional rumah sakit komunitas adalah suatu institusi
kesehatan yang pairpurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atau kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit.
BOR per bangsal atau BOR untuk lingkup rumah sakit (seluruh bangsal).
yang ideal menurut Depkes RI tahun 2005 adalah antara 60 – 85%. Nilai
Keterangan :
(1) Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam satu
(2) Jumlah hari persatuan waktu, jika diukur persatu bulan maka
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih
lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari.
Keterangan :
(1) Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan
pasien keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu. Lama dirawat
hidup (pulang atas izin dokter, pulang paksa, melarikan diri dan dirujuk)
atau meninggal.
(2) Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang pulang
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini
Keterangan :
(2) Hari perawatan :jumlah total hari perawatan pasien yang keluar hidup
dan mati
(3) Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50
kali.
Keterangan :
(2) Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang
Keterangan :
(2) Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap
Angka infeksi nosokomial adalah jumlah pasien infeksi yang didapat atau
2) Kejadian cedera Angka cedera adalah jumlah pasien yang mengalami luka
selama dalam perawatan yang disebabkan karena tindakan jatuh, fiksasi dan
pada pasien. Idealnya tidak ada kasus pasien yang cedera (Depkes RI,
2005).
pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah pasien yang perlu
pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah pasien yang perlu
tinggal di ruang rawat inap di sarana kesehatan. Rawat inap berfungsi sebagai
rujukan antara yang melayani pasien sebelum dirujuk ke institusi rujukan yang
Menurut Revans (1986), bahwa pasien yang masuk pada pelayanan rawat inap
Pengobatan diubah atau diteruskan, namun dapat juga kembali ke proses untuk
didiagnosa ulang.
Jadi rawat inap adalah pelayanan pasien yang perlu menginap dengan cara
menempati tempat tidur untuk keperluan observasi, diagnosa dan terapi bagi
rawat inap rumah sakit dapat diuraikan dari beberapa aspek, diantaranya adalah :
sikap dan perilaku dokter dan perawat dan tenaga profesi lainnya
daya di rumah sakit agar dapat berdaya guna dan berhasil guna
d. Kepuasan pasien, Aspek ini menyangkut kepuasan fisik, mental dan social
baik, apabila :
penanganan segera.
c. Penanganan oleh para dokter dan perawat yang profesional akan menimbulkan
d. Ruangan yang bersih dan nyaman, memberikan nilai tambah kepada rumah
sakit.
Pelayanan rawat inap merupakan salah satu bentuk pelayanan rumah sakit yang
pada kasus bedah, kebidanan, penyakit kronis atau rehabilitasi yang memerlukan
perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Kepuasan
dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang
suatu jasa.
dkk yang menyatakan bahwa kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah
antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang
sikap yang berhubungan dengan keutamaan pelayanan. Dengan kata lain kepuasan
dalam hal ini adalah pasien. Pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang
Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien adalah hal
penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset
yang sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan
pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka
akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman
buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien suatu perusahaan atau rumah sakit
harus menciptakan dan mengelola suatu system untuk memperoleh pasien yang
dengan berbagai strategi oleh perusahaan untuk dapat merebut pelanggan. Junaidi
berpendapat bahwa kepuasan konsumen atas suatu produk dengan kinerja yang
dirasakan konsumen atas poduk tersebut. Jika kinerja produk lebih tinggi dari harapan
Hal yang hampir serupa menyebutkan adanya tiga macam kondisi kepuasan
yang bisa dirasakan oleh pasien berkaitan dengan perbandingan antara harapan
dan kenyataan, yaitu jika harapan atau kebutuhan sama dengan layanan yang
diberikan maka pasien akan merasa puas. Jika layanan yang diberikan pada pasien
kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan konsumen maka
harapan yang dimiliki oleh pasien dengan kenyataan yang diterima oleh pasien
39
pada saat mengkonsumsi produk atau jasa. Pendapat di atas sejalan dengan Kotler
dkk, yang menyatakan bahwa kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa kepuasan pasien adalah perasaan senang, puas yang dirasakan oleh pasien
karena terpenuhinya harapan pasien atau keinginan pasien dalam menerima jasa
pelayanan kesehatan.
kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa aspek.
Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi menunjukkan bahwa produk atau
atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas poduk atau jasa
b. Kualitas pelayanan
Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh
c. Faktor emosional
Pasien yang merasa yakin bahwa orang lain kagum terhadap pasien yang
40
Memilih rumah sakit dengan kategori rumah sakit mahal cenderung memiliki
d. Harga
Harga merupakan aspek penting. Semakin mahal harga perawatan maka pasien
mempunyai harapan yang lebih besar dan menimbulkan kepuasan pada pasien.
e. Biaya
Pasien yang mendapatkan produk atau jasa dengan tidak mengeluarkan biaya
Bentuk kongret untuk mengukur kepuasan pasien rumah sakit, dalam seminar
tindakan, dsb.
d. Biaya , dapat dijabarkan dalam pertanyaan berkaitan dengan jumlah yang harus
yang sejenis lainnya, tingkat masyarat yang berobat, ada tidaknya keringanan
bagi masyarakat miskin. Tentu saja faktor diatas bisa dikembangkan dan
disesuaikan dengan kondisi rumah sakit sepanjang itu dapat didefinisikan dan
oleh pengalaman pasien di masa lalu, pendidikan, situasi psikhis saat itu, dan
membeli atau telah beralih ke organisasi pelayanan kesehatan lain agar dapat
memahami mengapa hal ini terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan
perbaikan/penyempurnaan selanjutnya.
Leavitt, 1992; Oliver, 1997; Yi, 1990 dalam Van Ryzin). Ketika membeli suatu
43
(product performance):
1) Produk berkinerja lebih baik dari yang diharapkan. Inilah yang disebut
perasaan netral.
3) Produk berkinerja lebih buruk dari yang diharapkan. Inilah yang disebut
Menurut Jones dalam Sopiah dan Sangadji (2013:183), teori ini beranggapan
bahwa kepuasan konsumen dipengaruhi oleh perasaan positif dan negatif yang
c. Attribution Theory
dalam produk tertentu, karena atribusi memoderasi perasaan puas atau tidak
Ada tiga tipe atribusi pelanggan terhadap kejadian atau peristiwa yang tidak
diharapkan, yaitu:
1) Causal Attribution
salah, maka mereka akan sangat mungkin merasa tidak puas. Sebaliknya,
2) Control Attribution
3) Stability Attribution
apakah kejadian itu mungkin terulang lagi atau tidak. Jika pelanggan
4) Equity Theory
hasilnya dengan rasio input dan hasil mitra pertukarannya. Jika orang
dari peserta, guna memberikan perlindungan kepada peserta atas risiko sosial
ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota keluarganya (UU SJSN
Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem
No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah
(JKN). BPJS Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014. Jaminan
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah (BPJS Kesehatan, 2015).
setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di
a. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI): fakir miskin dan orang tidak
undangan.
b. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri dari :
bulan.
(2) Pekerja yang tidak termasuk huruf (1) yang bukan penerima upah.
bulan.
(1) Investor
b. Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pension
d. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun yang
f. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun lain yang
(4) Veteran
(6) Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf (1) sd (5) yang mampu
(lima) orang.
2) Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak
penghasilan sendiri.
(2) Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia
pendidikan formal.
tangga.
rujukan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama, kecuali dalam keadaan gawat
speasialistik mencakup :
1) Administrasi pelayanan
mencakup:
1) Administrasi pelayanan
dan subspesialis
7) Rehabilitasi medis
8) Pelayanan darah
7) Penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk menyiksa diri sendiri atau
2) Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan
1) Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun Pegawai Negeri Sipil golongan
2) Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai
keluarganya.
anggota keluarganya.
4) Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang setara Pegawai Negeri Sipil
penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak,
6) Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan
2) Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun pegawai negeri sipil Golongan
3) Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai
keluarganya.
52
5) Pegawai pemerintah non pegawai negeri yang setara Pegawai Negeri Sipil
7) Peserta pekerja penerima upah bulanan lebih dari 2 (dua) kali PTKP dengan
a. Hak Peserta
kesehatan.
b. Kewajiban Peserta
3) Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh
Kesehatan, 2015).
kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal yang wajib
dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial, dan
tingkat pertama.
2) Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat dirujuk
tersier hanya untuk kasus yang sudah ditegakkan diagnosis dan rencana
Pemerintah Daerah.
4) Pertimbangan geografis.
e. Rujukan Parsial
56
Faskes tersebut.
tindakan
(3) Apabila pasien tersebut adalah pasien rujukan parsial, maka penjaminan
2015).
57
Zeitham,VA ; Parasuraman,
A; Berry,LL (1990)
perusahaan/ rumah sakit tetapi harus dipandang dari sudut pandang penilaian
pasien. Karena itu dalam merumuskan strategi dan program pelayanan, rumah
Menurut Schnaars pada tahun 1991, dasarnya tujuan dari suatu bisnis (rumah
sakit) adalah untuk menciptkan para pelanggan (pasien) yang puas. Terciptanya
antara rumah sakit dan pasiennya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik
bagi pembelian ulang dan tercapainya loyalitas pasien dan membentuk suatu
(input) berupa tenaga, sarana, prasarana, peralatan dan metode. Unsur proses
berupa proses pelayanan medik, keperawatan, tehnis dan administrasi. Serta unsur
hasil (outcome) berkisar pada kesembuhan pasien, angka kematian dan kepuasan
Tingkat kepuasan sangat tergantung pada mutu suatu produk. Suatu produk
pasien/ keluarganya, ada perhatian terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik dan
yang sebaik- baiknya antara tingkat rasa puas atau hasil dan serta jerih payah yang
paling banyak digunakan oleh pelaku bisnis di seluruh dunia yang berkecimpung
dalam hal pelayanan pelanggan. Model ini meliputi 5 dimensi penilaian yaitu: 1.
petugas, kesopanan, sifat dapat dipercaya, bebas dari bahaya, resiko dan keragu-
petugas. Teori yang lain menurut Gunarsa dan Singgih (1995), meliputi
60
Tangible
Reliability
Assurance
Empathy
reliability, assurance, dan empathy yang diberikan kepada pasien rawat inap
Medan