TINJAUAN PUSTAKA
juga pada penelitian ini, selain kompetensi, juga diteliti faktor yang lain seperti
metode FGD sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode kuesioner. Pada
rendah sedangkan pada penelitian ini hanya dua tingkat motivasi yakni motivasi
baik dan motivasi kurang. Analisis data pada penelitian yaitu regresi linier
13
14
perawat di RSJ Propinsi Bali, dengan aspek fisik merupakan variabel paling
Propinsi Bali. Penelitian Buana berbeda dengan penelitian ini pada jumlah
hanya meneliti satu variabel saja yakni beban kerja, sedangkan pada penelitian ini
meneliti tiga variabel yang mempengaruhi kinerja perawat yakni beban kerja,
kerja perawat di IRNA non bedah RSUP DR. M. Djamil Padang. Hasil penelitian
tinggi, dan 37,3% menyatakan beban kerja sedang. Serta disimpulkan bahwa ada
beban kerja perawat di Unit Rawat Inap RSJ Dadi Makassar. Berdasarkan hasil
15
orang (34,4%) yang merasa terbebani dengan tugas mereka dan 46 orang (67,6 %)
klinik berbasis Tri Hita Karana pada kepuasan kerja, komitmen kerja dan Locus
Hasil Penelitian tentang Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat dalam
280 orang dan sampel diambil dengan tekhnik cluster random sampling. Pada
penelitian ini sampel yang digunakan berjumlah 70 orang. Hasil uji Cronbach alfa
kerja dan 0,825 untuk kuesioner kinerja perawat. Hasil penelitian menunjukkan
motivasi kerja perawat berada dalam kategori rendah (65,7%) sedangkan kinerja
perawat berada dalam kategori tinggi (88,6%). Berdasarkan uji korelasi Spearman
terdapat hubungan yang positif antara kedua variabel tersebut (r=0,259). Dari
16
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja perawat rendah. Untuk
itu disarankan agar motivasi perlu ditingkatkan lagi agar tidak berdampak buruk
Hasanuddin Tahun 2013. Jenis penelitian ini yang digunakan adalah observasional
populasinya yang relatif kecil. Analisis data yang dilakukan adalah analisis
univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi semakin baik kinerja perawat tersebut. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah tidak adanya hubungan beban kerja dengan kinerja perawat
2.2 Kompetensi
didasari ketrampilan maupun pengetahuan dan didukung oleh sikap kerja yang
sikap tertentu dari suatu profesi dalam ciri keahlian tertentu, yang menjadi ciri
segi keunggulan, keahlian dari perilaku seseorang pegawai atau pemimpin yang
mana punya suatu pengetahuan, perilaku dan ketrampilan yang baik. Karakteristik
dari kompetensi yaitu sesuatu yang menjadi bagian dari karakter pribadi dan
menjadi bagian dari prilaku seseorang dalam melaksanakan suatu tugas pekerjaan.
(Mangkunegara, 2008)
Berdasarkan pengaruh kompetensi atau kemampuan ada dua faktor yang harus
dimiliki, yaitu:
faktor.
dan orang lain. Bila orang percaya akan kemampuannya dalam melakukan
sesuatu, maka hal tersebut akan bisa dikerjakan dengan lebih mudah.
b. Ketrampilan
c. Pengalaman
pengalaman mengajarkan sesuatu dengan nyata dan akan sangat mudah untuk
mengingatnya. Seseorang bisa ahli dalam bidangnya karena banyak belajar dari
d. Karakteristik kepribadian
dalam kehidupan ini, dan hal ini akan membuat orang tersebut lebih kompeten.
e. Motivasi
f. Isu emosional
termasuk dalam penampilan kerjanya. Rasa percaya diri membuat orang akan
dapat melakukan suatu pekerjaan dengan lebih baik, begitu juga sebaliknya,
gangguan emosional seperti rasa takut dan malu juga bisa menurunkan
g. Kemampuan intelektual
meningkatkan kompetensinya.
h. Budaya organisasi
pegawai, motivasi kerja dan kesemuanya itu akan berpengaruh pada kompetensi
2.3 Motivasi
cara mengoptimalkan potensi pegawai untuk dapat bekerja dengan baik, mau
melakukan suatu pekerjaan yang ditugaskan. Istilah motivasi bermula dari kata
movere (bahasa latin) juga to move yang artinya menggerakkan atau mendorong,
motivasi adalah keinginan melakukan tingkat usaha tinggi untuk mencapai tujuan
seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi juga dapat didefinisikan sebagai
cara menuju tercapainya tujuan institusi dengan berusaha ketingkat yang lebih
tersebut mencakup tiga kunci pengertian penting, yaitu usaha, tujuan organisasi
Menurut Swanburg (2000) motivasi adalah suatu konsep yang memuat suatu
kondisi ekstrinsik yang merangsang prilaku tertentu dan respon intrinsik yang
21
yang disebut “motif”. Motivasi dapat diukur dengan prilaku yang dapat
kebutuhan tersebut. Ada juga ahli yang mengatakan motivasi adalah suatu
kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan
motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakan manusia ke arah suatu tujuan
(Mangkunegara. 2008)
motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu
aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor
akan meningkat bila tujuan dari organisasi tersebut sejalan atau sama dengan
tujuan setiap pribadi pegawai. Pemberian motivasi sejalan antara upaya mencapai
motivasi akan sangat efektif bila pada diri pegawai memiliki keyakinan bahwa
bila tujuan organisasi dicapai maka tujuan sasaran pribadi juga bisa dicapai.
Upaya ini adalah bentuk intensitas keinginan pegawai, bila pegawai termotivasi,
maka tujuan organisasi akan berusaha untuk dicapai dengan gigih. Kebutuhan
dorongan dalam diri individu tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, bisa ditarik
melakukan kegiatan, baik dari internal maupun eksternal untuk mencapai suatu
Menurut Sutrisno (2014) teori motivasi terdiri dari dua aspek, yaitu :
Jadi, dalam teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak untuk
keinginan dalam memenuhi kepuasan material dan nonmaterial dari hasil bekerja.
kebutuhan menyebabkan orang mau bekerja keras. Oleh karena itu, seorang
ditentukan.
(2) Kebutuhan rasa aman (safety), yaitu kebutuhan akan rasa aman dan
dan emosional.
penerimaan.
atas dorongan orang lain, tetapi karena atas kesadaran dan keinginan diri
sendiri.
24
(1) Need for achievement, yaitu kebutuhan untuk mencapai sukses yang
(2) Need for affiliation, yaitu kebutuhan akan kehangatan dan sokongan
(3) Need for power, yaitu kebutuhan untuk menguasai dan mempengaruhi
faktor pemeliharaan ini meliputi: gaji, kondisi kerja fisik, kepastian kerja,
seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri orang yang
meliputi: kebutuhan psikologis (rasa lapar, rasa haus) dan kebutuhan rasa
aman.
dan pribadi.
(1) Teori X atau teori konvensional yang didasarkan pada pola pikir
menganggap manusia itu: malas dan tidak suka bekerja, kurang bisa
sendiri, tidak mau peduli dengan orang lain, dan juga kurang suka
menerima perubahan.
(2) Teori Y atau teori potensial , merupakan suatu revolusi pola pikir dalam
pada dasarnya: rajin, aktif, mau mencapai prestasi bila kondisi konduktif,
dapat produktif bila diberi motivasi, selalu ingin perubahan, dan dapat
individu agar setiap individu dapat bekerja giat sesuai dengan keinginan manajer,
atau dengan kata lain teori-teori proses memusatkan perhatiannya pada bagaimana
motivasi terjadi.
Teori ini merupakan sebab-akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil telah
diperolehnya. Ada tiga teori motivasi proses (Process Theory) yang dikenal yaitu :
Teori ini menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang bekerja giat
dalam melaksanakan pekerjaannya bergantung pada timbal balik antara apa yang
diinginkan dengan kebutuhan dari hasil pekerjaan itu. Teori ini mengandung 3
variabel, yaitu:
1) Daya tarik, yaitu sampai sejauh mana seseorang merasa pentingnya hasil
hasil tertentu.
dalam pemberian hadiah maupun hukuman terhadap setiap perilaku yang relative
27
seseorang.
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat perilaku dengan
mencapai tujuan dan imbalannya berlaku sebagai faktor pendorong yang positif
unit organisasi atau jabatan yang merupakan hasil perkalian waktu dengan jumlah
kerja. (UU Kesehatan No 39 tahun 2009). Beban kerja merupakan kondisi kerja
dan uraian tugasnya yang dalam waktu tertentu mesti terselesaikan. (Munandar,
2005)
Beban kerja merupakan jumlah rata-rata kegiatan kerja pada waktu tertentu,
yang terdiri dari beban kerja fisik, beban kerja psikologis serta waktu kerja.
a. Aspek fisik terdiri dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi), jumlah merawat
dan pasien.
a. Faktor internal
Pengaruh dari tubuh sendiri terdiri dari faktor biologis seperti umur, jenis
kelamin, berat dan tinggi badan, gizi, kesehatan diri, serta faktor psikologis,
b. Faktor eksternal
tempat kerja, tugas pokok dan fungsi di kantor, serta kondisi lingkungan kantor.
efesiensi pekerjaan dari suatu institusi atau suatu jabatan secara sistematis dengan
teknik analisis jabatan atau analisis beban kerja. Analisis beban kerja yaitu suatu
asuhan keperawatan, sejak pasien masuk rumah sakit sampai keluar rumah sakit.
jawab terhadap dokter ruangan atau dokter yang bertanggung jawab di ruangan.
a. Aspek fisik
Beban kerja ditentukan berdasarkan jumlah pasien yang harus dirawat dan
banyaknya perawat yang bertugas dalam suatu unit atau ruangan. Tingkatan
b. Aspek psikologis
dengan perawat serta dengan kepala ruangan dan juga berhubungan antara
perawat dengan pasien, yang berpengaruh pada kinerja dan tingkat produktif
perawat. Akibat yang sering timbul adalah stress kerja, yang akan menurunkan
berdasarkan uraian tugas dan waktu melaksanakan tugas tambahan yang tidak
Alokasi waktu bekerja yakni waktu bekerja nomal per-hari yaitu 8 jam/hari (5
kesimpulannya waktu efektif bekerja yaitu 80 % dari waktu bekerja 8 jam / hari.
Pengukuran beban kerja pada penelitian ini mengacu pada kuesioner dengan
2.5 Kinerja
Kinerja adalah singkatan dari energi kerja, dalam bahasa Inggris adalah
masukan pada institusi. Penampakan hasil kerja tidak terbatas pada pekerja yang
duduk dalam posisi fungsional ataupun struktural, tetapi juga pada semua pekerja
Kinerja atau performance adalah sebagai hasil pekerjaan atau prestasi kerja.
Pada kenyataannya kinerja tidak hanya sebagai hasil dari suatu pekerjaan, namun
juga didalamnya terdapat uraian dari pelaksanaan pekerjaan. Kinerja adalah hasil
Kinerja dapat juga berarti hasil suatu proses pelaksanaan kerja yang telah
institusi. Kinerja keperawatan adalah prestasi kerja yang ditunjukkan oleh perawat
sendiri) dalam kurun waktu tertentu. Tanda – tanda kinerja perawat yang baik
adalah tingkat kepuasan klien dan perawat tinggi, zero complain dari pelanggan.
(Kurniadi A, 2013)
Kinerja pegawai merupakan hasil yang bersinergi dari sejumlah faktor. Ada tiga
a. Faktor Individu
Faktor individu adalah faktor internal dalam diri pekerja, termasuk dalam
faktor ini adalah faktor yang dibawa sejak lahir dan faktor yang didapat saat
tumbuh kembang. Faktor-faktor bawaan seperti sifat pribadi, bakat, juga kondisi
jasmani dan faktor kejiwaan. Sementara itu, beberapa faktor yang didapat, seperti
pegawai. Dimana dalam penelitian ini, faktor individu yang diteliti adalah
b. Faktor Psikologis
Salah satu faktor tersebut adalah motivasi kerja, yang dalam penelitian ini peneliti
c. Faktor Organisasi
tugasnya, hal ini sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Seperti halnya
juga sistem penghargaan dan suasana kerja institusi yang buruk, maka dapat
diasumsikan bahwa kinerja pegawai pun menjadi tidak baik. Selain faktor
strategi, dukungan sumber daya, dan sistem manajemen serta kompensasi. Dalam
penelitian ini faktor organisasi peneliti teliti dalam variabel beban kerja. Faktor-
faktor dalam dan luar organisasi ini bersinergi dalam mempengaruhi suasana dan
berhubungan dengan kerja yang dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai tugas
Variabel ini meliputi sub variabel struktur organisasi, sumber daya, imbalan,
33
Variabel ini sulit untuk di ukur karena menyeluruh menyangkut berbagai aspek,
maka harus memahami alasan seorang pegawai masuk dalam oganisasi dengan
yang tentu juga akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai dalam menyelesaikan
2013)
kinerja para perawat itu sendiri. Oleh sebab itu, evaluasi terhadap kinerja perawat
perlu dan harus dilaksanakan melalui suatu sistem yang terstandar sehingga hasil
ditetapkan dalam kurun waktu tertentu, Standar penilaian kinerja yaitu standar
minimal hasil kerja yang harus dicapai oleh pegawai, baik itu secara perseorangan
bila hasil kerja pegawai di bawah standar hasil pekerjaan minimal, maka hasil
34
kinerjanya tidak baik, tidak dapat diterima, dan buruk. Bila hasil kerja pegawai
ada pada ketentuan standar atau diatasnya, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
kerjanya sedang, hasil baik atau hasil kerja sangat baik. Standar kerja mencakup
Metode penilaian kinerja yang dapat dijadikan standar dalam suatu organisasi,
pencapaian tujuan atau mengukur hasil akhir (end result). Sasarannya adalah
untuk mencapai tujuan organisasi. Tipe penilaian ini dikenal dengan istilah
pencapaian sasaran (goals) dan bukan hasil akhir (end result). Dalam
Dewan Pimpinan Pusat PPNI pada tahun 1996 berdasarkan pada standar
Standar I ini merupakan tahapan awal dalam standar evaluasi praktek, mencakup
dikumpulkan mencakup data dari aspek fisik pasien, psikis pasien, sosial serta
kepercayaan pasien.
Diagnosa ditetapkan berdasarkan hasil data pengkajian yang terdiri dari problem
meliputi data subyektif dan data obyektif. Pernyataan diagnosa dapat aktual,
pasien meliputi tujuan, kriteria evaluasi dan intervensi tindakan ke pasien. Bentuk
intervensi dapat berupa tindakan mandiri, kolaborasi dan tindakan delegatif dari
Evaluasi tindakan perawatan pasien dengan mengacu pada kriteria evaluasi yang
mengumpulkan data subyektif dari pasien dan data obyektif. Data-data tersebut
sesuai dengan standar. Kemudian dari hasil analisis data evaluasi tersebut
Rumah sakit pun merupakan pusat untuk latihan tenaga kesehatan dan penelitian
rumah sakit kelas A, kelas B (pendidikan dan non kependidikan) kelas C dan
kelas D. Organisasi rumah sakit merupakan organisai yang unik dan kompleks.
Unik karena di rumah sakit terdapat proses yang menghasilkan jasa perhotelan
sekaligus jasa medis dan perawatan dalam bentuk pelayanan kepada pasien yang
rawat inap maupun berobat jalan. Kompleks karena terdapat permasalahan yang
sangat rumit. Rumah sakit merupakan suatu organisasi padat karya dengan latar
adalah orangorang yang beremosi labil, tegang, dan emosional karena sedang
dalam keadaan sakit, termasuk keluarga pasien. (Supriyanto & Ernawati, 2010)
berfokus pada respon yang unik dari individu atau kelompok individu terhadap
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
kebutuhan atau masalah klien dan memprioritaskan masalah klien. Data yang
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor
b. Diagnosa
kehidupan yang aktual dan potensial (hasil konferensi NANDA ke-9 tahun 2000).
39
memilih intervensi keperawatan yang tepat, memberi informasi yang tajam dan
c. Perencanaan.
banyak seting, integrasi pada system dan seting yang berbeda, riset yang efektif,
langsung.
d. Pelaksanaan (Implementasi)
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Perawat juga menilai
sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan. Pada saat akan dilaksanakan
menjelaskan apa yang akan dikerjakan serta peran serta klien yang diharapkan.
(Hasanbasri, 2007)
e. Evaluasi
Stuart dan Sundeen (1995) menyebutkan beberapa kondisi dan perilaku perawat
yang diperlukan pada saat melakukan evaluasi dalam proses keperawatan. Kondisi
perawat: supervisi, analisis diri, peer review, partisipasi pasien dan keluarga
f. Dokumentasi
dengan jelas, ringkas dengan istilah baku dan luas dilakukan selama pasien di
rawat inap, rawat jalan dan kamar tindakan, dilakukan segera setelah melakukan
jelas dan tanggal, jam, dan dilaksanakannya tindakan tersebut. (Keliat BA, 2009)
terdiri dari berbagai profesi, salah satunya profesi perawat. Kualitas pelayanan di
kompetensi, motivasi dan beban kerja. Beberapa penelitian sudah dilakukan yang
41
kuantitas institusi atau organisasi. Kinerja atau performance adalah sebagai hasil
kerja atau prestasi kerja. Kinerja keperawatan adalah prestasi kerja yang
(organisasi, klien, perawat sendiri) dalam kurun waktu tertentu. Tanda – tanda
kinerja perawat yang baik adalah tingkat kepuasan klien dan perawat tinggi, zero
sinergi dari sejumlah faktor. Ada tiga hal yang mempengaruhi perilaku kerja dan
kinerja yaitu faktor individu, organisasi dan psikologis. Faktor individu adalah
faktor-faktor dari dalam diri pegawai yang mana dalam penelitian ini, faktor
individu ini peneliti teliti dalam variabel Kompetensi. Faktor internal organisasi
rangkum dalam variabel beban kerja. Faktor Psikologis, salah satu faktor tersebut
adalah motivasi kerja, yang dalam penelitian ini peneliti jadikan variabel pengaruh
ketiga. Ketiga variabel ini akan diteliti untuk mengetahui hubungannya terhadap
individu yaitu kompetensi, motivasi dan beban kerja yang dihubungkan dengan
1.Kompetensi
a. Pengetahuan
b. Ketrampilan
c. Sikap Profesional
2.Motivasi
a. Afiliasi
b. Reward
c. Punishment
3.Beban Kerja
a. Aspek fisik Kinerja Perawat
b. Aspek Psikologis
c. Waktu Kerja a. Pengkajian
b. Diagnosis
Supriyanto & Ernawati, 2010 c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi
f. Pendokumentasian
1. Individu
2. Organisasi Keliat, BA. 2009
3. Psikologis
Kurniadi A. 2013
Kompetensi, motivasi dan beban kerja adalah unsur yang dapat membentuk
Dari uraian diatas maka penulis mengangkat konsep penelitian sebagai berikut.
Kompetensi (X1)
1. Pengetahuan
Kinerja (Y)
2. Ketrampilan Pengkajian
Perencanaan
2. Reward Pendokumentasian
3. Punishment
Karakteristik Responden
1. Umur 6. Jumlah anak
Beban Kerja (X3)
1. Aspek fisik 2. Jenis kelamin 7. Pangkat Kepegawaian
5. Status perkawinan
adanya hubungan kompetensi, motivasi dan beban kerja terhadap kinerja perawat