Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rico dwi gala gautama

NIM : C1101191028
Ringkasan atau inti jurnal
Judul : PEMANFAATAN MIKROALGA SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL
Berangkat dari dua permasalahan utama yang akan dihadapi oleh seluruh penduduk di dunia
Kegigihan para peneliti terhadap upaya penemuan pada masa mendatang, pertama
kelangkaan akan persediaan bahan bakar dan kedua perubahan iklim global yang diakibatkan
akumulasi emisi karbondioksida (CO2) hasil pembakaran bahan bakar fosil ke lingkungan.
Dengan dilatar belakangi kedua permasalahan tersebut penelitian dan penemuan tentang
sumber energi alternatif semakin terus digalakkan di setiap negara dunia, tak ketinggalan pula
dengan Indonesia. Negara kita dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber daya
alam melimpah. Maka dari itu, “cap” sebagai negara agraris sekaligus negara maritim masih
terus melekat. Sumber daya alam yang tersedia dapat menjadi modal utama bagi Indonesia
untuk lebih giat melakukan kegiatan penelitian terhadap sumber energi alternatif yang
berbasis ramah lingkungan sebagai upaya menanggulangi krisis energi dan ancaman
pemanasan global.
sumber energi alternatif perlahan mulai membuahkan hasil. Menurut temuan mereka
menyatakan, bahwa beberapa tanaman darat dinyatakan bisa menjadi sumber bahan bakar
(biofuel) berbasis ramah lingkungan. Hal ini semakin diperkuat dengan hasil uji-coba pada
kendaraan dengan menggunakan bio-bahan bakar (biofuel).

Mikroalga adalah tanaman yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat luas dimana
sekitar 40,000 spesies telah dianalisa. Mikroalga dibagi menjadi sepuluh divisi dan delapan
diantaranya merupakan uniseluler. Tiap divisi dari alga tidak hanya memiliki fungsi khusus
yang berkontribusi pada karakter grup tapi juga mewakili spesies yang juga membedakan
jumlah dari spesies lain. Eksplotasi alga sangatlah terbatas sebagai penggunakan pakan alami
budidaya ikan. Namun, mikroalga dapat dijadikan suplemen makanan bernutrisi tinggi. Alga
merupakan sumber komponen bioaktif yang bermanfaat untuk kehidupan. Sebagai contoh,
Chlorella sp. Banyak digunakan sebagai suplemen karena mengandung asam lemak, serat,
vitamin, protein, dan mineral. Chlorella sp. dan Spirulina juga dapat digunakan sebagai
antioksidan, dan mikroalga Nannochloropsis oculata menunjukkan kelayakan sebagai bahan
mentah untuk biofuel.Biofuel merupakan salah satu alternatif pengganti bahan bakar fosil
yang bahan bakunya berasal dari berbagai sumberdaya hayati. Salah satu penyedia bahan
baku untuk produksi biofuel adalah mikroalga.

Selama ini kita hanya mengenal, bahwa bio-bahan bakar (biofuel) sebagian besar berasal dari
tanaman darat. Nah…berdasarkan jurnal yang saya baca ini akan menjawab bahwasanya
tanaman yang hidup di air, baik itu air tawar maupun air laut seperti halnya mikroalga dapat
pula menjadi bio-bahan bakar (biofuel), dengan prospek yang sangat menjanjikan mengingat
Indonesia sebagai negara maritim, memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia. Namun
sayangnya, sejauh ini perhatian akan pengolahan bio-bahan bakar (biofuel) berbahan baku
mikroalga belum begitu mendapat perhatian dari pemerintah begitupun dengan masyarakat
umum yang berkenan meliriknya sebagai peluang usaha.
Spesies mikroalga yang mempunyai potensi untuk digunakan sebagai bahan baku bioetanol
yaitu Prymnesium parvum (Santhanam, 2010), Chlorococum sp. (Harun et al., 2009),
Tetraselmis suecia, Anthrospira sp.(Ragauskas et al., 2006), dan Chlorella sp. (Guerrero,
2010; Ragauskas et al., 2006).

KESIMPULAN

Mikroalga dipilih karena pertumbuhannya cepat, tidak berkompetisi dengan produk pangan
untuk manusia, serta tidak memerlukan area yang luas. Riset pemanfaatan mikroalga untuk
biofuel saat ini cenderung terfokus pada produksi biodiesel dari mikroalga, padahal
mikroalga juga mampu menghasilkan biofuel lain seperti bioetanol. Hal ini disebabkan
adanya kandungan karbohidrat pada mikroalga yang dapat dikonversi menjadi glukosa dan
difermentasi menjadi alkohol. Kandungan karbohidrat pada mikroalga berkisar antara 5,0–
67,9% dan diperkirakan dapat menghasilkan bioetanol sekitar 38%. Untuk pemanfaatan yang
optimal diperlukan keselarasan antara produksi bioetanol dan biodiesel dari mikroalga.
Produksi bioetanol dari mikroalga dapat dilakukan dengan menggunakan mikroalga yang
sudah diekstrak lemaknya.

Anda mungkin juga menyukai