Anda di halaman 1dari 34

SKALA MINAT BELAJAR

Diajukan sebagai pemenuhan syarat wajib Mata kuliah :


KONSTRUKSI DAN PENGUKURAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Ita Rosita
201801500099

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPASTA PGRI
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’aalamin segala Puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang telah
memberikan limpahan rahmat, karunia serta kasih sayang yang tiada hentinya kepada
penulis. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Alhamdulillah atas segala
rahmat dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan validasi skala dengan
judul Skala Minat Belajar dengan diberikan kemudahan dan ketabahan serta kekuatan
lahir dan batin.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini sampai selesai. Penyelesaian laporan ini terwujud atas bantuan,
bimbingan, dan dorongan berbagai pihak. Dengan segala hormat dan ungkapan bahagia,
penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kemudahan, kekuatan serta kasih sayang-
Nya kepada penulis.
2. Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan dan motivator bagi penulis untuk
berjuang dalam penyusunan laporan validasi skala ini.
3. Ibu Sisca Folastri, M.Pd., Kons selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Konstruksi dan
Pengukuran Bimbingan dan Konseling.
4. Ayah, mamah, kakak dan adikku yang telah memberikan doa, dorongan dan semangat
dalam di setiap langkah ku dalam berjuang
5. Serta Pihak-pihak lain yang tak dapat penulis sebutkan satu-satu yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian laporan validasi skala ini.
Kepada semua pihak, tiada imbalan yang layak disampaikan, hanya iringan do’a penuh
harap semoga jasa kebaikannya diterima Allah dan tercatat sebagai ‘amal shalih. Aamiin.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakan laporan ini,
namun penulis sadar bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak dalam
rangka penyempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan para pembaca, Aamiin yaa Allah yaa Rabbal ‘Alamin.

Bogor, 7 November 2020,

Ita Rosita
NPM 201801500099

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................. …………………………….………….. ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1


A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Kajian Teoritik ........................................................................................................ 3
1) Minat Belajar Peserta Didik ............................................................................. 3
a. Pengertian Minat Belajar .......................................................................... 3
b. Fungsi Minat Belajar ................................................................................... 4
c. Meningkatkan Minat Peserta Didik…………………………………………….4
d. Cara Membangkitkan Minat Belajar…………………………………………...4
e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar ..................................... 5
f. Indikator Skala Minat Belajar …………………………………………………. 5
C. Tujuan ................................................................................................................. 6
D. Manfaat ................................................................................................................. 6
E. Langkah-Langkah Penyusunan Skala .................................................................... 6
1. Konsep Pengukuran menggunakan Skala Likert……………………………… 6
2. Langkah-Langkah Penyusunan…………………………………………………. 8
3. Tahapan Penyusunan Alat Ukur……………………………………………… 11
BAB II ANALISIS HASIL VALIDASI .............................................................................. 12
A. Waktu dan Tempat ............................................................................................... 12
B. Karakteristik Sasaran Pengadministrasian ........................................................... 12
C. Hasil Analisis ........................................................................................................ 13
1. Hasil Judgement…………………………………………………………………. 13
2. Uji Validitas………………………………………………………………………… 13
3. Uji Reliabilitas……………………………………………………………………. 15

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 18


A. Simpulan .............................................................................................................. 18
B. Saran .............................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 19

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………...…………………………..…………………….. 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini menentukan berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung kepada proses belajar yang
dialami oleh peserta didik apabila peserta didik tidak memiliki minat dalam belajar
maka hasil belajar yang diperoleh tidak akan bisa optimal. Belajar merupakan
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Perubahan tingkah
laku dalam pengertian belajar tersebut memilki ciri-ciri diantaranya perubahan
terjadi secara sadar, bersifat positif dan aktif, bukan bersifat sementara, bertujuan
dan terarah, dan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Kegiatan pembelajaran
disekolah hal-hal yang perlu diperhatikan adalah adanya berbagai macam faktor
yang dapat menghambat tujuan belajar, salah satu diantaranya yaitu minat belajar
peserta didik. Bimo Walgito, mengemukakan bahwa apabila anak telah
mempunyai minat belajar, maka akan mendorong individu itu untuk berbuat sesuai
dengan minatnya dan minat itu memperbesar motif yang ada pada individu dengan
demikian maka perlu membangkitkan minat dari peseta didik.
Hal ini diperkuat Mushibin Syah, yang mengatakankan bahwa minat
merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keingginan yang
besar terhadap sesuatu. Sedangkan Alisuf Sabri yang mengatakan bahwa minat
menunjang belajar ialah minat kepada bahan mata pelajaran dan kepada guru
yang mengajarnya.Dalam belajar kita tidak bisa melepaskan diri dari beberapa hal
yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar. Dengan demikian, minat
sangat besar perannya dalam pembelajaran disekolah sebab minat akan berperan
sebagai kekuatan yang akan mendorong peserta didik untuk belajar. Peserta didik
senang terdorong terus untuk tekun belajar. Berbeda dengan peserta didik yang
sikapnya hanya menerima kepada pelajaran, mereka hanya tergerak untuk belajar
tetapi sulit untuk belajar dengan tekun karena tidak ada doronganya.
Banyak orang yang belajar dengan susah payah, tetapi tidak
mendapatkan hasil apa-apa hanya kegagalan yang ditemui. Penyebabnya tidak
lain karena belajar tidak teratur, tidak disiplin dan kurang semangat, tidak tahu
bagaimana cara berkonsentrasi dalam belajar, mengabaikan masalah pengaturan
waktu dalam belajar, kurangnya minat dalam belajar dan tidak adanya motivasi
dalam diri individu tersebut.
Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang
terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan
lingkungan. Peserta didik yang memiliki minat belajar yang baik dapat dilihat dari
indikator yang disampaikan oleh Slameto yaitu :
1. Perasaan suka dan senang dalam belajar
2. Mempunyai ketertarikan dalam belajar
3. Mempunyai Perhatian dalam belajar
4. Partisipasi Peserta didik dalam belajar
Dari indikator diatas, menunjukan bahwa didalam proses belajar ada
peserta didik yang memiliki minati belajar tinggi dan minat belajar rendah dari
dalam dirinya, sehingga perlu adanya upaya yang serius dari guru untuk
mengembangkannya. Hasil belajar peserta didik dapat diukur dalam bentuk
perubahan perilaku peserta didik yaitu semakin bertambahnya pengetahuan
peserta didik terhadap sesuatu, sikap dan keterampilan. Peserta didik akan malas

1
belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran
yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar. Dengan demikian menjadi tanggung jawab lembaga– lembaga
pendidikan untuk menyediakan lingkungan yang di percapai anak–anak dan
remaja.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
tertarik untuk mengukur Minat Belajar Peserta Didik Kelas VIII di SMP Plus Nurul
Hikmah Al Hakim Jonggol dengan menggunakan skala pengukuran sikap
Menurut Sugiyono (2006, p.84), Skala Pengukuran adalah merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala
merupakan suatu instrument atau mekanisme untuk membedakan individu terkait
dengan variable minat yang kita pelajari. Dalam melakukan analisis statistik,
perbedaan jenis data akan sangat berpengaruh terhadap pemilihan model ataupun
alat uji statistic yang akan digunakan. (2006:15). Sedangkan skala pengukuran
sikap adalah skala yang digunakan sebagai acuan untuk mengukur sikap
seseorang. Menurut Soegeng (2006 : 89-93) dalam Tahir (2011,49) ada 4 (empat)
tipe pokok dari skala sikap yaitu :
1. Skala Likert , yaitu skala yang di gunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan resepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social.
Dalam penelitian, fenomena social ini telah di tetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya di sebut sebagai variable penelitian.
2. Skala Guttman yaitu skala pengukuran dengan tujuan untuk mendapat
jawaban yang tegas, yaitu ya atau tidak, benar atau salah, pernah atau tidak,
positif atau negative dan lain - lain.
3. Skala Semantic Diferensial, yaitu skala yang di gunakan untuk mengukur sikap
dengan satu garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya” terletak di
bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri
garis, atau sebaliknya.
4. Skala Rating, yaitu skala dengan diperoleh melalui data kuantitatif kemudian
peneliti baru mentranformasikan data kuantitatif tersebut menjadi data
kualitatif.
Dari penjelasan di atas, berdasarkan variabel yang akan diukur, maka
peneliti memutuskan untuk menggunakan skala sikap dengan jenis skala likert. Hal
ini diperkuat berdasarkan pandangan Sugiyono (2012) yang menyatakan bahwa
skala likert merupakan metode pengukuran yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang mengenai sebuah
fenomena sosial. Dimana untuk mengetahui pengukuran jawaban responden pada
penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa, jika Minat Belajar peserta
didik Kelas VIII di SMP Plus Nurul Hikmah Al Hakim Jonggol sudah mampu
diungkap melalui hasil pengukuran dengan skala likert, maka akan kita ketahui
semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi minat belajar
peserta didik tersebut dan begitu juga sebaliknya.

2
B. Kajian Teoritik
1) Minat Belajar Peserta Didik
a. Pengertian Minat Belajar
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan
perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang
relative menetap pada diri seseorang minat ini besar sekali
pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan
melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat
seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan, kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber
minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena
ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya
seperti : pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu
pernyataan yang menunjukan bahwa peserta didik lebih menyukai
suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestakan melalui
partisipasi dalam suatu aktivitas. Peserta didik yang memiliki minat
terhadap subyek tertentu cendrung untuk memberikan perhatian yang
lebih besar terhadap subjek tersebut.
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena
apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat,
peserta didik tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik
baginya. Peserta didik akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan
kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik peserta
didik, lebih mudah mempelajari sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar.
Bimo walgito mengatakan apabila anak telah mempunyai minat,
maka akan mendorong individu itu berbuat sesuai dengan minatnya dan
minat itu memperbesar motif yang ada pada individu.berhubung dengan
itu maka perlu dibangkitkan adanya minat dari anak–anak.Crow juga
menjelaskan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang
mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan
orang, benda, kegitan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu
sendiri
Dari pengertian minat tersebut dapat di simpulkan bahwa minat
adalah sesuatu yang ada dari diri individu untuk melakukan ssesuatu.
Suatu pekerjaan atau yang ingin dilakukan akan dilaksanakan sebaik
dan semaksimal mungkin apabila mempunyai minat dan keinginan
untuk melakukannya, dan sebaliknya seseorang tidak akan melakukan
sesuatu dengan maksimal jika tidak mempunyai minat atau keinginan
untuk melakukannya.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam penyelengaraan setiap jenis dan
jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar
yang dialami peserta didik, baik ketika ia berada disekolah maupun
dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Slameto, mengatakan Belajar adalah suatu proses usaha yang di

3
lakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam intraksi dengan lingkunganya
Dari pengertian belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah perubahan tingkah laku dan sikap serta perubahan tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Dari pengertian minat dan
belajar dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah kecendrungan
hati yang melibatkan perasaan senang untuk melakukan kegiatan
belajar dengan harapan dapat memberikan kepuasaan terhadap
sesuatu yang belum dimiliki dalam belajar tersebut adalah perubahan
tingkah laku yang menetap.
b. Fungsi Minat Belajar
Minat dalam belajar memiliki fungsi sebagai berikut :
➢ Sebagai kekuatan yang akan mendorong peserta didik untuk
belajar, peserta didik yang berminat kepada pelajaran akan
tampak terdorong terus untuk tekun belajar
➢ Mendorong peserta didik untuk berbuat dalam mencapai tujuan.
➢ Penentu arah perbuatan peserta didik yaitu ke arah yang hendak
dicapai
➢ Penseleksi perbuataan peserta didik yang mempunyai motivasi
Senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin
dicapai.
Dari fungsi minat dalam belajar dapat disimpulkan bahwa proses
pencapaian keberhasilan dalam belajar sangat tergantung pada minat,
dengan minat peserta didik akan terus terdorong untuk
mengoptimalkan dan tekun dalam belajar. Kurangnya minta peserta
didik terhadap pelajaran akan menjadi penghambat proses dalam
belajar.

c. Meningkatkan Minat Peserta Didik


Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling
efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru
adalah dengan menggunakan minat-minat dalam belajar.
Tanner menyarankan agar peserta didik berusaha membentuk
minat- minat baru pada siswa. Hal ini bisa dicapai melalui jalan
memberi informasi pada siswa tentang bahan yang akan disampaikan
dengan menghubungkan bahan pelajaran yang lalu kemudian
diuraikan kegunaanya dimasa yang akan datang. Roijakters
berpendapat bahwa hal ini biasa dicapai dengan cara menghubungkan
bahan pelajaran dengan dengan berita-berita yang sensional,yang
sesuai diketahui siswa.

d. Cara Membangkitkan Minat Belajar


Berkaitan dengan hal belajar, apabila seorang siswa memiliki minat
terhadap mata pelajaran tertentu maka siswa tersebut akan merasa
senang dan cenderung memberi perhatian yang lebih pada mata
pelajaran yang diminatinya tersebut dibanding mata pelajaran yang lain
sehingga menimbulkan sikap keterlibatan ingin belajar. Beberapa ahli
pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk
membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan
menggunakan minat-minat siswa yang telah ada (Slameto, 2010:180).
Berbeda dengan pendapat tersebut, Tanner & Tanner dalam
Slameto (2010:181) menyarankan agar para pengajar berusaha
membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dicapai dengan
jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara

4
suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan
pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa
yang akan datang.
Rooijakkers dalam Slameto (2010:181) juga berpendapat bahwa
hal ini dapat pula dicapai dengan cara menghubungkan bahan
pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui
kebanyakan siswa. Bila usaha-usaha di atas tidak berhasil, guru dapat
memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif
merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar
melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukannya atau yang tidak
dilakukannya dengan baik (Djamarah, 2008:192).
Dengan pemberian insentif tersebut diharapkan akan
membangkitkan minat siswa terhadap bahan yang diajarkan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebenarnya setiap siswa
mempunyai minat dalam belajar, hanya saja mereka harus berusaha
untuk membangkitkan minat yang ada dalam diri mereka sendiri.
Karena minat terbentuk setelah diperoleh informasi mengenai
kemauan yang diiringi dengan perasaan senang, dan diwujudkan
dengan adanya partisipasi dalam kegiatan.

e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar


Faktor-faktor yang memepengaruhi minat dalam belajar secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, bersumber dari diri
peserta didik ( internal )yang bersumber dari lingkungan ( eksternal ).
Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan diri peserta didik,
meliputi kondisi fisik dan psikisnya. Kondisi fisik yang dimaksud adalah
kondisi yang berkaitan dengan keadaan jasmani seperti kelengkapan
anggota tubuh, kenormalan fungsi organ tubuh serta kesehatan fisik dari
berbagai penyakit.
Faktor internal lain yang mempengaruhi minat belajar adalah faktor
psikis, yaitu kondisi kejiwaan yang berkaitan dengan perasaan atau
emosi, motivasi, bakat, intelegensi dan kemampuan dasar dalam suatu
bidang yang akan di pelajari.
Adapun faktor eksternal adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
tumbuhnya minat belajar peserta didik yang berada diluar diri peserta
didik. Faktor eksternal terbagi atas lingkungan sosial yang dimaksud
adalah meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat.
Faktor internal dan eksternal keduanya sama-sama mempengaruhi
minat belajar peserta didik seperti yang dikemukakan oleh hokum
konvergensi minat belajar peserta didik seperti yang dikemukakan oleh
hokum konvergensi. Perbandingan kontribusi masing-masing faktor
terhadap minat peserta didik berbanding lurus dengan kuat lemahnya
dari pengaruh keduanya. Oleh karena itu untuk mencapai minat belajar
yang optimal maka diperlukan peran serta dari keduanya.

f. Indikator Skala Minat Belajar


Minat belajar dalam penelitian ini akan diungkapkan melalui skala
minat belajar yang berdasarkan pada teori minat belajar dari Slameto
yang terdiri dari empat indikator minat belajar, yaitu :
1. Perasaan suka dan senang dalam belajar, Seorang siswa yang
memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata
pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang
disenanginya.

5
2. Mempunyai ketertarikan dalam belajar, Tidak ada perasaan
terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang
tersebut.Ketertarikan siswa. Berhubungan dengan daya gerak
yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang,
benda kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang
dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
3. Mempunyai Perhatian dalam belajar, Perhatian merupakan
konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan
pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu.
Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya
akan memperhatikan objek tersebut.
4. Partisipasi Peserta didik dalam belajar , Ketertarikan seseorang
akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan
tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek
tersebut. Minat seseorang tidak timbul secara tiba-tiba.
Skala minat belajar tersebut akan diisi oleh siswa berdasarkan minat
belajar yang dirasakan siswa. semakin tinggi skor yang diperoleh
menunjukkan semakin tinggi minat belajar peserta didik tersebut dan
begitu juga sebaliknya.
C. Tujuan
Dari uraian tersebut, maka penulis merumuskan tujuan dan kegunaan dari
penelitian ini adalah :
➢ Tujuan Umum : untuk mengetahui Minat belajar peserta didik kelas VIII di
SMP Plus Nurul Hikmah Al Hakim Jonggol
➢ Tujuan Khusus : Untuk mengukur sejauh mana Minat Belajar Peserta Didik
Kelas VIII di SMP Plus Nurul Hikmah Al Hakim Jonggol

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis :
Menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca seputar pemahaman
dalam bidang pendidikan khususnya bimbingan dan konseling yaitu
membantu peserta didik dalam menumbuhkan serta meningkatkan minat
belajar peserta didik.
2. Manfaat Praktis :
Dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk mengukur sikap peserta didik Kelas
VIII di SMP Plus Nurul Hikmah Al Hakim Jonggol dengan skala likert dalam
meningkatkan minat belajar peserta didik, serta dapat dijadikan sebagai bahan
masukan guru bimbingan dalam memberikan layanan yang tepat terhadap
peserta didik yang kurang minat belajar.
3. Manfaat Keseluruhan :
Manfaat yang bisa diambil dari skala sikap dengan meningkatkan minat belajar
peserta didik ini adalah untuk mengukur seberapa besar sikap peserta didik
kelas VIII di SMP Plus Nurul Hikmah Jonggol tersebut dalam meningkatkan
minat belajar

E. Langkah-Langkah Penyusunan Skala


1. Konsep Pengukuran menggunakan Skala Likert
Pengukuran adalah suatu prosedur pemberian angka (kuantifikasi)
terhadap atribut atau variable sepanjang suatu kontinum. Dalam ranah ilmu
Psikologi, kegiatan pengukuran dilakukan dengan media tes psikologi.
Tes psikologis pada dasarnya adalah alta ukur yang objektif dan dibakukan
atas sampel perilaku tertentu. Salah satu bentuk tes psikologis adalah skala
likert. Skala likert paling banyak digunakana untuk pengukuran perilaku.
Skala likert dipakai apabila ingin menggambarkan secara kasar posisi individu

6
dalam kelompoknya (posisi relatif) ,ingin membandingkan skor subyek dengan
kelompok normatif, ingin menyusun skala pengukuran yang sederhana dan
mudah dibuat. Penskalaan model Likert merupakan metode penskalaan
pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar
penentuan nilai skalanya (Azwar, 2005). Untuk melakukan penskalaan dengan
metode skala ini, sejumlah pernyataan sikap telah ditulis berdasarkan kaidah
penulisan pernyataan menurut Edwards, melewati hasil pe-rater-an dari 5
orang subyek yang telah ditunjuk oleh peneliti, serta didasarkan pada
rancangan skala yang telah ditetapkan. Kemudian yang menjadi sasaran
utama adalah respon yang diberikan kepada kelompok uji coba. Responden
akan diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap
isi pernyataan dalam empat macam kategori jawaban, yaitu
1. Sangat Tidak Sesuai (STS),
2. Tidak Sesuai (TS)
3. Sesuai (S), dan
4. Sangat Sesuai (SS).
Nilai skala pada setiap pernyataan ditentukan oleh distribusi respons yang
bergerak dari sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak
sesuai (STS) hingga dari sekelompok responden yang bertindak sebagai
kelompok uji coba.
Peneliti menetapkan empat alternatif jawaban (menghilangkan respon
netral). Hal ini sengaja dihilangkan oleh peneliti untuk menghindari tendensi
(kecenderungan) individu memilih respon netral. Hal ini diperkuat oleh
pendapat Hadi (1991:19), mengenai modifikasi terhadap skala Likert
dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang terkandung oleh skala
lima tingkat, dengan alasan yang dikemukakan seperti dibawah ini :
a. Ketegori Undeciden itu mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum
dapat memutuskan atau memberi jawaban (menurut konsep aslinya),
bisa juga diartikan netral, setuju tidak, tidak setuju pun tidak, atau
bahkan ragu-ragu. Kategori jawaban ganda arti (multi interpretable) ini
tentu saja tidak diharapkan dalam suatu instrumen.
b. Tersedianya jawaban yang ditengah itu menimbulkan jawaban ke
tengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu
atas arah kecenderungan pendapat responden, ke arah setuju atau ke
arah tidak setuju. Jika disediakan kategori jawaban itu akan
menghilangkan banyak data penelitian sehingga mengurangi
banyaknya informasi yang dapat dijaring para responden.
Selanjutnya, berikut ini prosedur penskalaan dengan metode skala likert
didasari oleh dua asumsi, yaitu :
a. Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai
termasuk pernyataan yang favorable atau pernyataan yang unfavorable.
b. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif
harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang
diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif.
Sehingga dengan demikian skoring yang akan digunakan untuk skala ini
adalah sebagai berikut:

7
FAVOURABLE SS S TS STS

Penilaian /Skoring 4 3 2 1

UNFAVOURABLE SS S TS STS

Penilaian /Skoring 1 2 3 4

2. Langkah-Langkah Penyusunan
Secara umum, langkah-langkah penyusunan dari skala likert adalah :
a. Menentukan dan memahami dengan baik apa yang akan diukur
b. Menyusun BluePrint untuk memandu penyusunan alat ukur
1. Indikator yang secara teoritis-logis member kontribusi yang lebih
besar harus diberikan pernyataan yang lebih banyak
2. Pernyataan dibuat Favorable dan Unfavorable
c. Membuat item sesuai dengan kaidah
d. Uji coba item
e. Memilih item yang baik
1. Memilih dengan nilai r (korelasi), dengan langkah:
a. Menghitung dan menjumlahkan skor tiap subyek
b. Mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor total yang
diperoleh setiap subyek
2. Nilai r hitung dibandingkan dengan r tabel. Pilihlah item yang r
hitungnya positif dan lebih besar dari r tabel.
3. Biasanya dapat juga menggunakan patokan r minimal 0,3
4. Buang item yang r hitungnya kurang dari r tabel atau kurang dari
0,3 dan hitung kembali korelasinya hingga r hitung semua item
lebih dari r tabel atau lebih dari 0,3
5. Pilihlah 20 – 25 item dengan nilai r yang tinggi dan semua
indikator harus terwakili oleh item Favorable dan Unfavorable
f. Menyusun item terpilih menjadi satu set alat ukur
g. Menginterpretasikan hasil pengukuran

8
Oleh karena itu, untuk mengukur Minat Belajar Peserta Didik, maka peneliti perlu
terlebih dahulu menyusun kisi-kisi instrument. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

NO Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Jumlah


Pernyataan Butir
Pernyataan
Positif Negatif
(+) (-)

Dapat
mempertahankan
pendapatnya
1 2 2

Mempunyai
perasaan
senang dalam
belajar Senang bekerja 3,4,11 12 4
1. Minat
Belajar mandiri

Tetap belajar meski 15 16


guru tidak masuk 2

Datang tepat waktu 17 18 2

1.
Konsentrasi atau 19 20 2
fokus dalam belajar

Selalu Tidak bermain- main 21 1


memperhatikan saat belajar
pelajaran
2.
Berusaha memahami 22,23 24 3
pelajaran dengan baik

Ada usaha dan 5,6,7,25,26 8,9,10,27 9


motivasi dalam belajar

9
Mempunyai Rajin membaca buku 28 29 2
ketertarikan pelajaran
dalam belajar
Mengerjakan tugas 30,31 32 3

Bertanya kepada guru 33 34 2


jika kurang memahami
materi

Cepat bosan pada 13 14 2


metode belajar yang
diajarkan oleh guru

Berpartisipasi Mencatat dan 35 36 2


dalam belajar membuat kesimpulan
dari materi yang di
jelaskan oleh guru

Menanggapi dan 37,38 2


gagasan yang
diberikan guru

Menjawab pertanyaan 39 40 2
yang diberikan guru

24 16 40
JUMLAH

10
3. Tahapan Penyusunan Alat Ukur
Dengan memperhatikan konsep penskalaan likert, penulis menyusun skala
yang berjudul Skala minat belajar terhadap peserta didik kelas VIII di SMP
Plus Nurul Hikmah Jonggol. Tahapan/ langkah penyusunan alat ukur yang
penulis buat meliputi :
a. Menetapkan Tujuan
Tahapan awal dalam penyusunan alat ukur adalah menetapkan tujuan.
Tujuan dari alat ukur kami adalah mendapatkan hasil skoring untuk
alat diagnostik yang digunakan untuk melihat Pengaruh layanan
bimbingan kelompok terhadap minat belajar peserta didik di SMP Plus
Nurul Hikmah Jonggol.
b. Mendefinisikan Konstrak
Konstrak yang digunakan dalam alat ukur ini adalah teori minat belajar.
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan
perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang
relative menetap pada diri seseorang minat ini besar sekali
pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan
melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat
seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
c. Melakukan Spesifikasi Alat Ukur
Setelah mengetahui kontrak yang akan kami ukur, lalu kami membuat
spesifikasi alat ukur kami yaitu dengan membuat blueprint.
d. Pembuatan Item Pool
Setelah menetapkan ketiga tahapan diatas, maka penyusunan item
dapat mulai dilakukan berdasarkan pada dimensi-dimensi yang telah
ditentukan. Pembuatan ini sesuai dengan kaidah yang berlaku.
e. Review Item oleh Expert Judgement
Langkah setelahnya, kami memberikan item-item yang telah kami buat
kepada seorang expert.
f. Revisi Review Item oleh Expert Judgement
Langkah setelahnya, kami memperbaiki hasil revisi oleh expert.
Setelah itu, kami memberikannya kembali kepada expert tersebut.
g. Pilot Study
Setelah expert menyetujui revisi kami, kamipun melanjutkan ketahap
pilot study. Tahapan pilot study adalah memberikan item-item tersebut
kepada subyek yang telah ditentukan (uji coba item). Item-item yang
sudah melewati proses monitoring oleh expert dan sudah mewakili
semua dimensi lalu dijadikan satu menjadi kuisioner.
h. Item Analysis
Setelah melihat skor dari masing-masing subyek, kami menganalisis
item-item dengan menggunakan SPSS yang gunanya agar
mendapatkan item yang baik dan item mana saja yang gugur. Item
yang gugur adalah item yang memiliki korelasi kurang dari 0,3. Kami
melakukan 4 putaran sampai akhirnya item kami memiliki korelasi diatas
0,3. Dalam satu dimensi harus ada item yang mewakili atau dimensi
tersebut tidak boleh gugur.
i. Reliabilitas dan Validitas
Setelah analisis item dilakukan, dapat langsung dilihat reliabilitas dan
validitas dari alat ukur tersebut. Reliabilitas kembali dihitung perdimensi
dengan menggunakan SPSS, menggunakan Alpha Cronbach. Validitas
dalam skala ini menggunakan content validity, dengan cara
berkonsultasi dengan seorang expert yang sudah kami lakukan
sebelumnya.

11
BAB II
ANALISIS HASIL VALIDASI

A. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan skala pengukuran dengan Penyebaran instrument ini di Lakukan di
Smp Plus Nurul Hikmah Al Hakim Jonggol yang dilaksanakan pada Hari Senin, 1
Desember 2020 dengan menggunakan media Google Forms. Dalam penggunaan
sebuah instrumen, peneliti perlu mengungkapkan tahapan-tahapan
pengadministrasian yang perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil instrument dengan
tingkat akurasi baik. Tahapan yang harus dilakukan diantaranya adalah :
a. Tahap Persiapan
1) Peneliti menentukan kelompok responden yang akan diukur;
2) Peneliti mempersiapkan instrument dengan skala yang ditentukan sesuai
tujuan;
3) Membuat satuan layanan asesmen.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Memberikan verbal setting dengan menjelaskan tujuan, manfaat dan
kerahasiaan data;
2) Membagikan instrumen;
3) Menjelaskan kapan waktu pengisian kuisioner;
4) Pengumpulan kuisioner yang telah diisi.
c. Tahap Pengolahan dan Analisis Hasil
1) Memeriksa kelengkapan hasil kuisioner
2) Membuat tabulasi hasil dan melakukan analisis.

B. Karakteristik Sasaran pengadministrasian Skala


Peneliti mengambil Sasaran pada pengadministrasian Skala Pengukuran ini
kepada siswa Smp Plus Nurul Hikmah Al Hakim Jonggol VIII-A dengan rentang usia
13 - 15 tahun. Usia ini termasuk dalam rentang masa remaja, yang oleh para ahli
psikologi ditentukan secara normal bahwa masa remaja terletak pada usia 12 hingga
22 tahun. Masa remaja adalah masa terjadinya pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat dalam semua aspek kehidupan, baik aspek fisik, intelektual maupun
psikologis. Remaja mempunyai karakteristik yang khas diantaranya masih mencari
identitas diri, cenderung berteman dengan individu yang sepaham, mudah
terpengaruh dan menyukai hal-hal baru, serta belum mampu untuk mengambil
keputusan yang tepat, sehingga masalah yang dihadapi remaja juga khas.
Untuk itu, peneliti mengambil keputusan untuk menjadikan peserta didik kelas VIII
sebagai responden yang akan diukur Minat Belajar nya.
Berikut ini peneliti lampirkan data peserta didik dalam satu kelas berdasarkan jenis
kelamin:

KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

VIII 12 18 30

12
C. Hasil Analisis
1. Hasil Judgement
Setelah membuat aitem pernyataan atau kuesioner, sebelum di sebarkan
kepada responden skala ini sudah di uji judgement terlebih dahulu dengan hasil
sebagai berikut :

Tahap 1 (Kepada Dosen Psikologi)

Tujuan : Melakukan Judgement skala Minat Belajar


Tanggal : 25 November 2020
Nama Expert : Kodariyah Nurhayat, S.Psi, M.Psi

Hasil Expert Judgement

Sudah Bagus, Tambahkan Definisi Operasional

Tahap 2 (Kepada Dosen Bahasa Indonesia)

Tujuan : Melakukan Judgement skala Minat Belajar


Tanggal : 25 November 2020
Nama Expert : Suhfi Albab, M.Pd

Hasil Expert Judgement

Hasil Judgment Secara keseluruhan sudah baik, hanya saja di minta untuk
memperbaiki tata Bahasa yang kurang dimengerti atau tidak sesuai

2. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya
(Azwar 1986). Selain itu validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa
variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh
peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006).
Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat
sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data
yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes
yang memiliki validitas rendah.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran.
Suatu alat ukur yang valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga
memiliki kecermatan tinggi. Arti kecermatan disini adalah dapat mendeteksi
perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya.
Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2, yaitu
validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun
menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada
kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara
skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total
keseluruhan factor)
Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap
item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara
skor item dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor

13
berarti pengujian validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item
dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item
dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor).
Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan
apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau
tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi
koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid
jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.
Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS (Statistical
Package for Social Science). Teknik pengujian yang sering digunakan para
peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate
Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini dengan cara mengkorelasikan
masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari
keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor
total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam
mengungkap apa yang ingin diungkap à Valid. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi
dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi
signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

Peneliti telah melakukan hasil uji Coba kepada 30 Responden peserta didik
Smp Plus Nurul Hikmah Al Hakim Jonggol. Kemudian peneliti menghitung validasi
dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) Versi 26.
Pada Validitas , data dinyatakan valid jika rhitung≥ rtabel . Dimana skala disebar ke
30 responden, dan jika disebar 30 responden dengan signifikansi 5% dengan
menggunakan rumus (Df=N-2) 30-2=28 maka rtabel = = 0,374

Tabel Hasil Uji Validitas Skala Minat Belajar

Pearson

Aitem Correlation rtabel 5% Kriteria


(rhitung)
X01 .496** 0,374 VALID
X02 ,194 0,374 TIDAK VALID
X03 .542** 0,374 VALID
X04 .513** 0,374 VALID
X05 .411* 0,374 TIDAK VALID
X06 .584** 0,374 VALID
X07 ,176 0,374 TIDAK VALID
X08 .497** 0,374 VALID
X09 .652** 0,374 VALID
X10 .400* 0,374 VALID
X11 .368* 0,374 VALID
X12 .464** 0,374 VALID
X13 .427* 0,374 VALID
X14 ,338 0,374 TIDAK VALID
X15 .379* 0,374 VALID

14
X16 .603** 0,374 VALID
X17 .603** 0,374 VALID
X18 .377* 0,374 VALID
X19 .569** 0,374 VALID
X20 ,186 0,374 TIDAK VALID
X21 ,026 0,374 TIDAK VALID
X22 .626** 0,374 VALID
X23 .596** 0,374 VALID
X24 .522** 0,374 VALID
X25 .780** 0,374 VALID
X26 .675** 0,374 VALID
X27 .623** 0,374 VALID
X28 .517** 0,374 VALID
X29 .523** 0,374 VALID
X30 .732** 0,374 VALID
X31 .562** 0,374 VALID
X32 ,231 0,374 TIDAK VALID
X33 .456* 0,374 VALID
X34 .421* 0,374 VALID
X35 .646** 0,374 VALID
X36 .660** 0,374 VALID
**
X37 .502 0,374 VALID
X38 .598** 0,374 Valid
X39 ,230 0,374 TIDAK VALID
X40 .482** 0,374 VALID

Hasil dari skala Minat belajar terdapat 32 item yang valid dari 40 aitem yang di ujikan,
Sedangkan aitem yang tidak valid terdapat 8 butir aitem, karena dibawah 0,374 sehingga
dapat dilihat bahwa item yang tidak valid yaitu aitem nomor 2,5,7,14,20,21,32 38 dan
karena aitem yang tidak valid tidak mencapai setengah dari keseluruhan aitem. Maka
kevaliditasan aitem dikatakan baik. Aitem Skala Minat Belajar dinyatakan valid

3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur dapat
dikatakan memiliki reliabilitas apabila digunakan berkali-kali oleh peneliti yang
sama atau peneliti lain tetap memberikan hasil yang sama (Rakhmat, 2001:17).
Pada penskalaan, disini menggunakan Reliability Analysis Statistic untuk
mengukur reliabilitas data yang peneliti peroleh. Pada Reliability Analysis
Statistic, peneliti menggunakan satu alat ukur untuk sekelompok responden.
Setelah data dari responden telah peneliti dapatkan, maka peneliti
mengkomputasi koefisien reliabilitasnya dengan membagi alat ukur menjadi
beberapa bagian menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social
Science) dan menggunakan teknik Alpha Cronbach.
Uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social
Science) versi 26 yang akan dilakukan menggunakan Cronbach Alpha (α) Uji

15
Reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir
pertanyaan. Menurut Sujarweni Wiratna (2015:192)
➢ Jika nilai Cronbach Alpha (α)>0,60, maka dapat dikatakan variabel
tersebut reliable atau konsisten.
➢ Jika nilai Cronbach Alpha (α)<0,60, maka dapat dikatakan variabel
tersebut tidak relible
Relibialitas dari Skala Minat Belajar peserta didik dapat diterima apabila
mencapai nilai Cronbach Alpha (α)>0,60, Dari hasil pengolahan data
menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi
26, yaitu :

Tabel Hasil Uji Relibialitas Skala Minat Belajar

Reliability

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 30 100,0

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,909 40

Item-Total Statistics

Scale Scale
Mean if Variance Corrected Cronbach's
Item if Item Item-Total Alpha if Item
NO ITEM Deleted Deleted Correlation Deleted Kriteria
X01 123,3000 156,700 ,452 ,907 RELIABLE
X02 123,0667 162,340 ,142 ,911 TIDAK RELIABLE
X03 123,3000 154,217 ,493 ,906 RELIABLE
X04 123,1333 156,051 ,469 ,907 RELIABLE
X05 122,7000 160,148 ,378 ,908 RELIABLE
X06 122,6000 158,041 ,557 ,906 RELIABLE
X07 122,9000 162,438 ,119 ,912 TIDAK RELIABLE
X08 122,4667 158,878 ,466 ,907 RELIABLE
X09 122,8333 153,040 ,615 ,905 RELIABLE
X10 122,7667 157,909 ,348 ,909 RELIABLE
X11 123,2667 157,513 ,304 ,910 RELIABLE

16
X12 122,8333 159,661 ,433 ,908 RELIABLE
X13 123,1000 156,714 ,371 ,908 RELIABLE
X14 123,0333 158,723 ,278 ,910 TIDAK RELIABLE
X15 123,3333 158,299 ,326 ,909 RELIABLE
X16 123,4333 151,633 ,554 ,906 RELIABLE
X17 122,8000 156,028 ,570 ,906 RELIABLE
X18 122,4000 161,490 ,349 ,908 RELIABLE
X19 123,0000 158,414 ,543 ,907 RELIABLE
X20 122,7667 162,668 ,138 ,911 TIDAK RELIABLE
X21 123,1667 165,178 -,012 ,911 TIDAK RELIABLE
X22 123,1333 157,154 ,601 ,906 RELIABLE
X23 123,0333 155,757 ,562 ,906 RELIABLE
X24 122,9667 156,033 ,479 ,907 RELIABLE
X25 123,3000 153,459 ,760 ,904 RELIABLE
X26 123,3333 153,126 ,642 ,904 RELIABLE
X27 122,9333 158,271 ,600 ,906 RELIABLE
X28 123,2667 158,616 ,486 ,907 RELIABLE
X29 123,2000 154,786 ,474 ,907 RELIABLE
X30 123,0667 152,064 ,704 ,904 RELIABLE
X31 123,1333 154,533 ,519 ,906 RELIABLE
X32 122,8667 160,809 ,164 ,912 TIDAK RELIABLE
X33 123,1000 157,955 ,413 ,908 RELIABLE
X34 122,9667 158,378 ,376 ,908 RELIABLE
X35 123,3333 153,678 ,611 ,905 RELIABLE
X36 123,1333 155,706 ,634 ,905 RELIABLE
X37 123,5333 156,602 ,459 ,907 RELIABLE
X38 123,5333 154,189 ,558 ,906 RELIABLE
X39 123,1333 162,464 ,191 ,910 TIDAK RELIABLE
X40 122,6333 159,275 ,451 ,907 RELIABLE

Pada analisis aitem dari skala minat belajar ini, reliabilitas Alpha Cronbach (α) yang
diperoleh ialah 0,909 dari 40 aitem. Dapat diketahui bahwa terdapat 7 (tujuh) aitem yang
bernilai di bawah 0,3 sehingga aitem tersebut dianggap sebagai aitem buruk dan harus
digugurkan pada penghitungan selanjutnya. Aitem tersebut ialah aitem nomor 2, 7, 14, 20,
21, 32, 39.

17
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka diperoleh
simpulan sebagai berikut :
1. Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Belajar merupakan proses manusia untuk
mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar
dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Bagi peserta didik,
kemampuan untuk belajar secara terus-menerus akan memberikan kontribusi
terhadap pengembangan kualitas hidupnya. Dengan demikian, belajar
membawa perubahan bagi si pelaku. Baik perubahan pengetahuan, sikap,
maupun keterampilan.
2. Setelah dilakukan nya uji Validitas dan Realibilitas pada skala minat belajar,
dari hasil validitas skala Minat belajar terdapat 32 item yang valid dari 40 aitem
yang di ujikan, Sedangkan aitem yang tidak valid terdapat 8 butir aitem, karena
dibawah 0,374, karena aitem yang tidak valid tidak mencapai setengah dari
keseluruhan aitem. Maka kevaliditasan aitem dikatakan baik. Aitem Skala
Minat Belajar dinyatakan valid. begitu juga dengan Realibilitas Pada analisis
aitem dari skala minat belajar ini, reliabilitas Alpha Cronbach (α) yang diperoleh
ialah 0,909 dari 40 aitem. Dapat diketahui bahwa terdapat 7 (tujuh) aitem yang
bernilai di bawah 0,3 sehingga aitem tersebut dianggap sebagai aitem buruk
dan harus digugurkan pada penghitungan selanjutnya. karena aitem yang
tidak reliable ini tidak mencapai setengah dari keseluruhan aitem. Maka
realibilitas aitem dikatakan baik.

B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyadari masih banyak
kekurangan di dalam laporan skala ini, oleh karena itu terdapat beberapa saran
untuk bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan pada penelitian selanjutnya
terkait dengan penelitian serupa, untuk selanjutnya Perlu adanya pengembangan
dan penelitian lebih lanjut terhadap pengukuran realibilitas yang harus dilakukan
secara bertahap agar dapat di temukan nya hasil realibilitas yang reliable pada
keseluruhan aitem, karena menurut (Rakhmat, 2001:17) Suatu alat ukur dapat
dikatakan memiliki reliabilitas apabila digunakan berkali-kali atau bertahap oleh
peneliti yang sama atau peneliti lain tetap memberikan hasil yang sama.

18
DAFTAR PUSTAKA

Creswell, John. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kualitatif dan Mixed,


Yogyakarta,Pustaka Pelajar,2013
Hakim, Thursan. Belajar secara efektif. Jakarta: Puspa Swara.
2000.
Hadjar, Ibnu. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta:
Rajawali Press. 1999
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakartra: Logos Wacana Ilmu,
1999
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembebasan. Jakarta : Bumi Aksara,
1995.
Hanafi, Ansor. Kamus Psikologi. Surabaya: Usaha Kanisius.
1995.
Hartono. SPSS 16.0; Analisis Data Statistika dan Penelitian. Cet. III; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010.
Hilgard, Ernest R. Theories of Learning. New York: Appleton Century CroftsInc,
1968.
Ahmad, A. Kadir. Dasar-Dasar Metode Penelitian Kuantitatif. Ed.I; Makassar: CV. Indobis
Media Centre, 2003.
Ahmadi, Abu. dan Spriyono. Widodo. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
1992.
Sardiman, AM. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2001.
Sarwono, Sarlito. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2004.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cet. VI; Bandung:
Alpabeta, 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2007.

19
LAMPIRAN-LAMPIRAN

20
Lampiran 1

DEFINISI OPERASIONAL SKALA MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK

No Variabel Definisi Operasional Jenis Data


1 Minat Belajar Untuk membatasi ruang lingkup yang Likert, dengan kategori :
hendak diteliti maka peneliti perlu Favourable
memandang membuat definisi 1 = Sangat Tidak Sesuai
operasional sebagai berikut : 2 = Tidak Sesuai
3 = Sesuai
Minat belajar adalah kesadaran dalam 4 = Sangat Sesuai
diri individu yang merasa ketertarikan,
senang, perhatian yang sengaja pada Unfavourable
mata pelajaran tertentu dalam waktu yang 1 = Sangat Sesuai
cenderung lama, yang menbawa 2 = Sesuai
perubahan tingkah laku secara 3 = Tidak Sesuai
keseluruhan. Ketertarikan ini yang 4 = Sangat Tidak Sesuai
mendorong siswa untuk lebih berfokus
terhadap mata pelajaran tersebut. Adanya
minat yang besar dari siswa dapat
menyebabkan siswa dapat belajar dengan
sepenuh hati tanpa adanya paksaan.

Minat belajar dalam aspek psikologi


ialah seseorang yang menampakkan diri
dalam beberapa gejala, seperti : gairah,
keinginan, perasaan suka untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku
melalui berbagai kegiatan yang meliputi
mencari pengetahuan dan pengalaman.

Minat belajar dalam penelitian ini akan


diungkapkan melalui skala minat belajar
yang berdasarkan pada teori minat belajar
dari Slameto yang terdiri dari empat
indikator minat belajar, yaitu :
1. Perasaan suka dan senang dalam
belajar, Seorang siswa yang
memiliki perasaan senang atau
suka terhadap suatu mata
pelajaran, maka siswa tersebut
akan terus mempelajari ilmu yang
disenanginya.
2. Mempunyai ketertarikan dalam
belajar, Tidak ada perasaan
terpaksa pada siswa untuk
mempelajari bidang tersebut.
Ketertarikan siswa. Berhubungan
dengan daya gerak yang
mendorong untuk cenderung

21
merasa tertarik pada orang,
benda kegiatan atau bisa berupa
pengalaman afektif yang
dirangsang oleh kegiatan itu
sendiri.
3. Mempunyai Perhatian dalam
belajar, Perhatian merupakan
konsentrasi atau aktivitas jiwa
terhadap pengamatan dan
pengertian, dengan
mengesampingkan yang lain dari
pada itu. Siswa yang memiliki
minat pada objek tertentu, dengan
sendirinya akan memperhatikan
objek tersebut.
4. Partisipasi Peserta didik dalam
belajar , Ketertarikan seseorang
akan suatu objek yang
mengakibatkan orang tersebut
senang dan tertarik untuk
melakukan atau mengerjakan
kegiatan dari objek tersebut.
Minat seseorang tidak timbul
secara tiba-tiba.

Skala minat belajar tersebut akan diisi


oleh siswa berdasarkan minat belajar
yang dirasakan siswa. semakin tinggi skor
yang diperoleh menunjukkan semakin
tinggi minat belajar peserta didik tersebut
dan begitu juga sebaliknya.

22
Lampiran 2

KISI – KISI SKALA MINAT BELAJAR

NO Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Jumlah


Pernyataan Butir
Pernyataan
Positif Negatif
(+) (-)

Dapat
mempertahankan
pendapatnya
1 2 2

1 Minat
Belajar Mempunyai
perasaan
senang dalam Senang bekerja 3,4,11 12 4
belajar mandiri

Tetap belajar meski 15 16


guru tidak masuk 2

4.
Datang tepat waktu 17 18 2

Konsentrasi atau 19 20 2
fokus dalam belajar
5.
Selalu Tidak bermain- main 21 1
memperhatikan saat belajar
pelajaran
Berusaha memahami 22,23 24 3
pelajaran dengan baik

Ada usaha dan 5,6,7,25,26 8,9,10,27 9


motivasi dalam belajar

23
Mempunyai Rajin membaca buku 28 29 2
ketertarikan pelajaran
dalam belajar
Mengerjakan tugas 30,31 32 3

Bertanya kepada guru 33 34 2


jika kurang memahami
materi

Cepat bosan pada 13 14 2


metode belajar yang
diajarkan oleh guru

Berpartisipasi Mencatat dan 35 36 2


dalam belajar membuat kesimpulan
dari materi yang di
jelaskan oleh guru

Menanggapi dan 37,38 2


gagasan yang
diberikan guru

Menjawab pertanyaan 39 40 2
yang diberikan guru

JUMLAH 24 16 40

Lampiran 3

24
KUISIONER
MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK

I. KATA PENGANTAR
Dalam rangka pemenuhan syarat wajib Mata kuliah kuliah Konstruksi dan
Pengukuran Bimbingan dan Konseling di Fakultas Bimbingan dan Konseling
Universitas Indraprasta PGRI, untuk menyelesaikan tugas akhir laporan skala ini,
peneliti mengadakan pengukuran mengenai Minat belajar peserta di melalui
sebuah kuisioner. Menurut sugiyono (2013: 199) kuesioner merupakan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diberikan kepada
responden (yang disini disebut siswa) untuk dijawab.
Sehingga dengan demikian peneliti mengharapkan bantuan dan
kerjasama dari siswa-siswi untuk mengisi kuesioner yang diberikan sesuai dengan
keadaan yang dialami.
Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
kesediaan saudara/i telah meluangkan waktu untuk menjawab semua pertanyaan
dalam kuesioner ini.

II. PETUNJUK PENGISIAN


1. Sebelum mengisi pernyataan, bacalah petunjuk pengisian dengan cermat.
2. Mohon isi data diri Anda, jangan sampai ada yang terlewatkan.
3. Kuisioner ini terdiri dari 40 pernyataan.
4. Baca dan cermati setiap pernyataan yang ada, kemudian berikan tanda ceklis
(✓) pada setiap pernyataan, dengan keterangan masing-masing pilihan
kategori sebagai berikut:
SS = Sangat Sesuai
S = Sesuai
TS = Tidak Sesuai
STS = Sangat Tidak Sesuai
5. Semua jawaban adalah benar, tidak ada yang salah. Oleh karena itu
jawablah semua pernyataan sesuai dengan keadaan yang kamu alami
dengan JUJUR.
NAMA :
UMUR :
JENIS KELAMIN :

25
SKALA
NO PERNYATAAN
Sangat Sesuai Tidak Sangat
Sesuai Sesuai Tidak
Sesuai
1 Saya selalu memberikan pendapat saat diskusi
dalam belajar.
2 Saya hanya diam saja dan tidak pernah
memberikan pendapat saat diskusi.
3 Saya selalu mengerjakan sendiri tugas yang
diberikan oleh guru
4 Saya dapat menyelesaikan tugas dengan
kemampuan saya sendiri.
5 Jika nilai saya jelek, saya akan terus rajin belajar
agar nilai saya menjadi baik.

6 Saya akan merasa puas apabila saya dapat


mengerjakan soal pelajaran dengan memperoleh
nilai baik
7 Apabila saya menemui soal yang sulit maka saya
akan berusaha untuk mengerjakan sampai saya
menemukan jawabannya.
8 Jika nilai saya jelek , saya tidak mau belajar lagi.

9 Jika ada soal yang sulit maka saya tidak akan


mengerjakannya.
10 Saya tidak serius dalam mengerjakan soal maupun
tugas yang diberikan oleh guru.

11 Saya tidak pernah mencontoh jawaban milik teman


karena saya percaya dengan jawaban saya.
12 Dalam mengerjakan tugas maupun soal pelajaran
apapun saya mencontoh milik teman.
13 Saya senang belajar karena guru saya mengajar
dengan menggunakan berbagai cara yang tidak
membosankan.
14 Menurut saya kegiatan belajar di sekolah saya
membosankan karena guru hanya menjelaskan
materi dengan berceramah saja.
15 Saya tetap belajar meski guru tidak ada

16 Saya tidak belajar saat guru tidak masuk

17 Saya datang kesekolah sebelum bel masuk


sekolah

18 Saya sengaja datang terlambat

19 Saya konsentrasi mendengarkan dan


memperhatikan penjelasan guru di kelas

26
20 Saya suka ngobrol dan tidak memperhatikan ketika
guru menjelaskan

21 .Saya tidak suka diganggu ketika pelajaran


berlangsung

22 Saya selalu tekun dalam belajar

23 Saya selalu terus ingin mencoba jika belum bisa


mengerjakan soal soal

24 Saya males belajar jika sudah tidak mengerti

25 Saya selalu belajar walapun tidak ada yang


menyuruh

26 Saya mengulangi materi pelajaran dirumah

27 Saya belajar hanya saat menjelang ujian

28 Saya rutin membaca dan mengerjakan soal – soal

29 Saya tidak pernah membaca buku paket pelajaran

30 Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan


oleh guru

31 Setiap ada tugas saya langsung mengerjakannya

32 Saya tidak pernah mengerjakan PR


Saya selalu bertanya kepada guru mengenai
33 materi yang belum saya pahami

34 Saya tidak bertanya jika ada materi yang tidak saya


mengerti

35 Saya selalu mencatat materi yang disampaikan


oleh guru walaupun guru tidak menyuruh
36 Saya tidak pernah mencatat jika tidak disuruh guru

37 Saya berperan aktif dalam pelajaran

38 Saya aktif dalam kegiatan diskusi di dalam kelas

39 Saya selalu menjawab soal-soal yang diberikan


oleh guru walapun jawaban saya belum tentu
benar

40 Saya tidak pernah mengerjakan soal-soal yang


diberikan guru

27
Lampiran 4

DATA RESPONDEN KELAS VIII

NO. NAMA LENGKAP UMUR L/P


1 Indah Maulida 14 Tahun P
2 Walfiqa Nur khofifah 13 Tahun P
3 Aida Fathonah 13 Tahun P
4 Muhammad Reza Nararya R 13 Tahun L
5 Adella Novtiani 13 Tahun P
6 Raden Arya Surayudha 13 Tahun L
7 Salwa airin mayyadah 13 Tahun P
8 Nabila Zahra Arevia 13 Tahun P
9 Farel Dwi pandu Adonara 13 Tahun L
10 Finatih 15 Tahun P
11 Fathimatuz Zahraa 13 Tahun P
12 Syafa maharani sugiono 14 Tahun P
13 Raihana Nur Syifa 13 Tahun P
14 Afif Zaidan Zharfan 13 Tahun L
15 Chealsy Meidy 13 Tahun P
16 Nazhif Zuhair rozak 13 Tahun L
17 Dhafa Purnomo Wardana 13 Tahun L
18 Rivan Muhammad Salman 13 Tahun L
19 Balqish Abiyyah Gholibah 13 Tahun P
20 Muhamad dzuhri chaniago 13 Tahun L
21 Raihan Adi Pratama 13 Tahun L
22 Nazhif Zuhair rozak 13 Tahun L
23 Dendi tegar Maulana 13 Tahun L
24 Arsyila Raya Putri 14 Tahun P
25 Wilda Nurul Karimah 13 Tahun P
26 Devina Ananda Jasmine 13 Tahun P
27 Audina Jelang 15 Tahun P
28 Almira sanari rubina 13 Tahun P
29 Febriyanti 13 Tahun P
30 Galuh Aurellia Fadila 13 Tahun L

28
Lampiran 5

BUKTI HASIL EXPERT JUDGMENT

1) Hasil Expert Judgment : Dosen Ahli Psikologi (Kodariyah Nurhayat, S.Psi, M.Psi)

29
2) Hasil Expert Judgment : Dosen Ahli Bahasa Indonesia yang dikirim kan serentak
dengan satu kelas ( Suhfi Albab, M.pd)

30
Lampiran 6

BEBERAPA BUKTI HASIL TANGGAPAN PENGISIAN KUESIONER

31

Anda mungkin juga menyukai