Anda di halaman 1dari 49

 Bakteri adalah mikroorganisme uniseluler prokariotik ( inti selnya tidak

memiliki membran/selaput inti ) yang mempunyai diding sel seperti tumbuhan


namun umumnya tidak berklorofil 
 Bakteri bersifat kosmopolitan karena merupakan makhluk hidup yang  paling
banyak jumlahnya dan tersebar luas hampir di semua tempat seperti di makanan
, tanah, air, udara, dalam tubuh makhluk hidup dan bahkan di tempat yang
sangat ekstrim seperti di dalam magma.

Ciri-ciri Bakteri Bakteri : 

1. Organisme uniselluler ( tubuhnya terdiri atas satu sel saja )


2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah/magma atau
gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung
peptidoglikan

Struktur Bakteri :

Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:


1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula
penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Struktur  Dasar Bakteri :
1. Dinding sel
tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan
peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal
dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis). 

2. Membran plasma 
adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan
protein. Di bagian dalam membran plasma terdapat lekukan-lekukan yang disebut
mesosom.

3. Mesosom
Daerah  bagian dalam membran plasma yang mengalami lipatan. Fungsinya diduga
sebagai organel respirasi sel. berarti mesosom menggantikan peranan organel
mitikondria pada sel eukariotik. Namun keberadaan mesosom itu sendiri masih
diperdebatkan sampai sekarang. 

4. Sitoplasma 
adalah cairan sel.  di dalam sitoplasma terdapat organel-organel dari sel seperti
ribosom, mitokondria, retikulum endoplasma, dan lain sebagainya.

5. Ribosom 
adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma berbentuk bulat-bulat kecil, tersusun
atas protein dan RNA. Fungsinya untuk sintesa protein
6. Granula penyimpanan, 
untuk menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.

Struktur tambahan bakteri :

1. Kapsul atau lapisan lendir 


adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal
disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir
tersusun atas polisakarida dan air. 

2. Flagelum atau bulu cambuk 


adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Bentuknya
mirip cambuk

3. Pilus dan fimbria 


adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus
mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan
tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah
struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus. 

4. Klorosom 
adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen
klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada
bakteri yang melakukan fotosintesis. 

5. Vakuola gas 
terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis. 

6. Endospora 
adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif yang terbentuk
jika kondisi lingkungan tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora
mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang
tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan,
radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan
endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.

Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia)
serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil. Berbagai macam
bentuk bakteri : 

1. Bakteri Kokus :

a.Monokokus yaitu berupa sel bakteri bulat tunggal

b.Diplokokus yaitu dua sel bakteri bulat yang berdempetan 

c.Tetrakokus yaitu empat sel bakteri bulat yang berdempetan berbentuk segi empat. 

d.Sarkina yaitu delapan sel bakteri bulat yang berdempetan membentuk kubus 

e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri bulat berdempetan membentuk
rantai. 
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah
anggur

2. Bakteri Basil :

a. Monobasil yaitu berupa sel bakteri batang tunggal

b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri batang yang berdempetan 

c. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri


basil berdempetan membentuk rantai

3. Bakteri Spirilia :

a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang

b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup

c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma

Alat Gerak Bakteri 


Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk
batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri
bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari
lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya. Flagellum memiliki jumlah yang
berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu :

A. Monotrik B. Lofotrik C. Lofotrik D.


Peritrik

a. Atrik, tidak mempunyai flagel.


b. Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
c. Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
d. Amfitrik, mempunyai flagel pada kedua ujungnya.
e. Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan


Bakteri

Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan ukuran
populasi. Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk
pertumbuhan optimum adalah :
1. Suhu
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi
5. Zat-zat sisa metabolisme
6. Zat kimia

Hal tersebut diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.misalnya berdasarkan


kisaran suhu tempat hidupnya bakteri dibagi menjadi 4 golongan : 

a. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C
b. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C
c. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75
°C
d. Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup pada kisaran suhu 65 - 114 °C

Penggolongan bakteri berdasarkan sumber oksigen yang diperlukan dalam proses


respirasi. Bakteri itu dikelompokan sebagai berikut :

a. Bakteri aerob, yaitu bakteri yang menggunakan oksigen bebas dalam proses
respirasinya. Misal: Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter. 
b. Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak menggunakan oksigen bebas dalam
proses respirasinya. Misal: Streptococcus lactis 
c. Bakteri aerob obligat, yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana
mengandung oksigen. Misal: Nitrobacter dan Hydrogenomonas. 
d. Bakteri anaerob obligat, yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana tanpa
oksigen. Misal: Clostridium tetani.  Bakteri ini penyebab penyakit tetanus, oleh karena
itu orang yang terkena tetanus diberikan udara yang kaya oksigen untuk mempercepat
proses penyembuhannya.
e. Bakteri anaerob fakulatif, yaitu bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa
oksigen. Misal: Escherichia coli, Salmonella thypose dan Shigella. 

Penggolongan bakteri berdasarkan cara mendapatkan makanan :


a. Bakteri heterotrof
yaitu bakteri yang tidak dapat membuat makanan sendiri. Bakteri heterotrof dibagi lagi
menjadi 2 yaitu bakteri saprofit dan parasit. Bakteri saprofit adalah bakteri yang
mendapatkan makanan dari sisa-sisa makhluk hidup seperti kotoran, sampah dan
bangkai makhluk hidup. Sedangkan bakteri parasit memperoleh makanan dari
mengambil makanan makhluk hidup inangnya.

b. Bakteri autotrof 
yaitu bakteri yang dapat menyusun zat makanan sendiri dari zat anorganik yang ada.
Dari sumber energi yang digunakannya, bakteri autotrof  dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu: bakteri  fotoautotrof dan kemoautotrof. 

 Bakteri fotoautrotof  yaitu bakteri yang memanfaatkan cahaya sebagai energi


untuk mengubah zat anorganik menjadi zat organik melalui proses fotosintesis.
Contoh bakteri ini adalah: bakteri hijau, bakteri ungu.
 Bakteri kemoautrotof adalah bakteri yang menggunakan energi kimia yang
diperolehnya pada saat terjadi perombakan zat kimia dari molekul yang
kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan melepaskan hidrogen.
Contoh bakteri ini adalah: Nitrosomonas , Nitrosocoocus, Nitrobacter

Cara Perkembangbiakan bakteri


Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual
(vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah
pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. 

Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik antara
bakteri satu dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi
genetik atau rekombinasi DNA. 

Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:


1. Transformasi
adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel bakteri yang satu ke sel bakteri
yang lain tanpa kontak langsung. Pada proses transformasi saat sel bakteri donor
mengalami lisis/hancur akan menyebarkan materi genetik ke lingkungan sebagian dari
materi genetik akan bergabung dengan materi genetik bakteri penerima. Diguga
transformasi ini merupakan cara bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya
pada bakteri Pneumococci yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen
yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi kebal antibiotik karena
transformasi.

2. Transduksi
adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan perantaraan virus.
Selama transduksi, sel bakteri donor terinfeksi oleh virus bakteri / bakteriofage
sehinggga bakteri mengalami siklis litik yang diakhiri dengan pecahnya sel bakteri/lisis
dan mengeluarkan virus-virus baru hasil reproduksi virus dalam sel bakteri dan virus-
virus baru ini juga membawa materi genetik dari bakteri. Virus-virus baru/bakteriofage
yang nonvirulen (menimbulkan siklus lisogen) memindahkan materi genetik/DNA yang
dibawanya dan bersatu dengan DNA bakteri inangnya. Materi genetik/DNA dari virus ini
disebut profag.
3. Konjugasi 
adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel
dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan
yang disebut pilus. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.

Peranan Bakteri Dalam kehidupan manusia

bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun yang merugikan.

Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut : 

1. Pembusukan/penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie

2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya :

 Acetobacter pada pembuatan asam cuka


 Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt
 Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco 
 Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt. 

3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium
leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan
Azotobacter chlorococcum.

4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter yang


berperan dalam proses nitrifikasi mengikat Nitrogen bebas di udara dalam bentuk akhir
ion nitrat yang dibutuhkan tanaman. Proses nitrifikasi sebenarnya terdiri dari dua tahap
yaitu :

 Nitritasi : oksidasi amonia (NH3) menjadi nitrit (NO2-) oleh bakteri nitrit. Proses ini
dilakukan oleh kelompok bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus.
 Nitratasi : oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat (NO 3-) oleh bakteri nitrat. Proses
ini dilakukan oleh kelompok bakteri Nitrobacter

5. Penghasil antibiotik contohnya adalah :

 Bacillus polymyxa penghasil antibiotik untuk pengobatan infeksi bakteri gram


negatif
 Bacillus subtilis penghasil antibiotik untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif
 Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan TBC 

6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum

7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga


menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium

8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang


kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh
bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.

Bakteri yang merugikan sebagai berikut :

1. Pembusukan makanan contohnya Clostridium botulinum

2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya :

 Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit TBC  


 Vibrio cholerae penyebab kolera atau muntaber
 Clostridium tetani penyebab penyakit tetanus
 Mycobacterium leprae penyebab penyakit lepra

3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis penyebab penyakit


antraks pada sapi

4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya :


 Pseudomonas solanacearum penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok,
terungdll
 Agrobacterium tumafaciens penyebab tumor pada tumbuha

BAB III
PENYAKIT TANAMAN
 
I. I.      DEFINISI ATAU ISTILAH
Tanaman yang merupakan tumbuhan yang diusahakan dan
diambil manfaatnya, dapat ditinjau dari dua sudut (pandangan) :
1. Sudut BIOLOGI yang berarti organisme yang melakukan kegiatan
fisiologis seperti tumbuh, berpihak dan lain-lain.
2. Sudut EKONOMI yang berarti penghasil bahan yang berguna bagi
manusia seperti buah, biji, bunga, daun, batang dan lain-lain.
Sedang penyakit sendiri sebenarnya berarti proses di mana
bagian-bagian tertentu dari tanaman tidak dapat menjalankan
fungsinya dengan sebaik-baiknya.
Patogen atau penyebab penyakit dapat berupa organisme, yang
tergolong dalam dunia tumbuhan, dan bukan organisme yang biasa
disebut fisiophat. Sedangkan organisme dapat dibedakan menjadi :
parasit dan saprofit
Sumber inokulum atau sumber penular adalah tempat dari mana
inokulum atau penular itu berasal dan sesuai dengan urutan
penularannya dibedakan menjadi sumber penular primer, sumber
penular sekunder, sumber penular tertier dan seterusnya.
Selama perkembangan penyakit dapat kita kenal beberapa peristiwa
yaitu :
1. Inokulasi adalah jatuhnya inokulum pada tanaman inangnya.
2. Penetrasi dalah masuknya patogen ke dalam jaringan tanaman
inangnya.
1. 1.    Infeksi adalah interaksi antara patogen dengan tanaman
inangnya.
2. 2.    Invasi adalah perkembangan patogen di dalam jaringan
tanaman inang. Akibatnya adanya infeksi dan invasi akan timbul
gejala, yang kadang-kadang merupakan rangkaian yang disebut
syndrom. Pada gejala itu sering kita jumpai adanya tanda,
misalnya tubuh buah atau konidi. Sehubungan dengan peristiwa-
peristiwa di atas terjadilah :
3. 3.    Periode (masa) inkubasi yaitu waktu antara permulaan infeksi
dengan timbulnya gejala yang pertama. Namun demikian di dalam
praktek sering dihitung mulai dari inokulasi sampai terbentuknya
sporulasi pada gejala pertama tersebut hingga waktunya menjadi
jauh lebih panjang.
4. 4.    Periode (masa) infeksi adalah waktu antara permulaan infeksi
sampai reaksi tanaman yang terakhir, untuk inipun biasanya
dihitung mulai saat inokulasi.
Siklus atau daur penyakit adalah rangkaian kejadian selama
perkembangan penyakit. Di samping itu ada yang disebut siklus hidup
patogen yaitu perkembangan patogen dari suatu stadium kembali ke
stadium yang sama. Siklus ini biasanya dapat dibedakan menajdi :
1. Stadium Patogenesis adalah stadium patogen di mana berhubungan
dengan jaringan hidup tanaman inangnya.
1. 1. Stadium Saprogenesis adalah stadium patogen di mana tidak
berhubungan dengan jaringan hidup tanaman inangnya .
Berdasarkan kondisi sel yang dipakai sebagai sumber
makanannya maka parasit atau patogen dapat dibedakan menjadi :
1. Patofit apabila parasit itu mengisap makanan dari sel inang yang
masih hidup.
2. Pertofit apabila parasit itu mengisap makanan dari sel inang yang
dibunuhnya lebih dahulu.
Faktor yang mempengaruhi dapat tidaknya tanaman diserang
oleh patogen, dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Predisposisi apabila faktor yang menyebabkan kenaikan
kerentanan atau penurunan ketahanan itu berupa faktor luar
seperti suhu, kelembaban dan lain-lain.
2. Disposisi apabila faktor yang menyebabkan kenaikkan kerentanan
itu berasal dari dalam artinya bersifat genetis atau bawaan.
Berdasarkan ekspresinya penyakit dapat dibedakan menjadi :
1. Endemi (Enfitosis) yaitu penyakit yang selalu timbul dan
menyebabkan kerugian yang cukup berarti.
2. Epidemi (Epifitosis) yaitu penyakit yang timbulnya secara berkala
dan menimbulkan kerugian yang cukup berarti.
3. Sporadis yaitu penyakit yang timbulnya tidak menentu dan tidak
menimbulkan kerugian yang berarti.
Tanggapan tanaman inang terhadap patogen dapat merupakan
sifat dari tanaman inang tersebut dan dapat dibedakan menjadi :
1. Tahan apabila dalam keadaan biasa tanaman tersebut tidak dapat
diserang oleh patogen.
2. Rentan apabila dalam keadaan biasa tanaman tersebut dapat
diserang oleh patogen, jadi merupakan lawan dari tahan.
3. Toleran apabila dalam keadaan biasa dapat menyesuaikan diri
dengan patogen yang berada dalam jaringan tubuhnya sehingga
tidak mempengaruhi kemampuan produksinya.
Bentuk yang ekstrem dari ketahanan tersebut disebut Kekebalan
sedang bentuk ekstrem dari toleran disebut Inapparency, artinya
dalam keadaan yang bagaimanapun juga tetap memiliki sifat
tersebut.
ARTI PENYAKIT TUMBUHAN BAGI MASYARAKAT
Pada tahun seribuan di Eropa timbul penyakit pada manusia yang
banyak menyebabkan kematian. Penyakit itu disebut Ergotisme.
Penyakit ini ternyata disebabkan karena penderita memakan roti
yang terbuat dari tepung rogge atau rye (Secale coreale), yang
terserang oleh jamur Clavicopes purpurea. Jamur ini menghasilkan
racun pada tepung yang tidak rusak meskipun sudah dimasak menjadi
roti, hingga masih tetap menyebabkan kematian bagi manusia yang
memakannya.
Pada tahun 1845 timbul penyakit pada kentang yang disebut
bercak daun (late blight) yang disebabkan oleh jamur Phytophtora
infestans di Eropa dan Amerika. Penyakit ini di Irlandia selama tahun
1845-1860 menyebabkan bahaya kelaparan dan kematian sebanyak
satu juta penduduk yang meliputi 1/8 dari seluruh jumlah penduduk
negara tersebut sedang yang 1,5 juta terpaksa mengadakan emigrasi
ke negara lain.
Pada tahun 1880 timbul penyakit pada kopi yang disebut
penyakit karat daun disebabkan oleh jamur Homileia vastatrix.
Jamur ini memusnahkan kopi jenis Arabica yang juga dikenal sebagai
kopi Jawa. Untuk mengatasi penyakit ini perkebunan kopi di Philipina
diganti menjadi kebun kelapa sedang di Srilangka diganti menjadi
perkebunan teh. Di Indonesia perkebunan kopi tetap dipertahankan,
sebagai ganti jenis Arabica mula-mula ditanam kopi Liberica, tetapi
jenis ini hancur juga lalu diganti dengan jenis Robusta. Jenis yang
terakhir ini meskipun mutu bijinya lebih rendah tapi produksinya
lebih tinggi sehingga nilai ekonominya hampir sama saja. Sekarang ini
jenis kopi Arabica hanya terdapat di daerah yang tinggi saja seperti
di Ijen dan Toraja. Sekarang dicoba menanam hibrida antara kopi
Arabica dengan Robusta untuk menaikkan mutu biji dan
mempertahankan produksi, yang disebut kopi jenis Arabusta. Tetapi
usaha ini banyak mengalami kesukaran.
Pada permulaan abad 19 timbul penyakit pada tebu yang disebut
penyakit sereh oleh virus Nanus sachori. Sebelum dapat diketahui
dengan pasti patogen ini sempat menjadi teka-teki antara penyakit
fisiologis dan penyakit parasiter. Penyakit ini pertama-tama diatasi
dengan menanam bibit yang berasal dari pegunungan yang dikenal
dengan tebu import. Tetapi cara ini banyak mengalami kesukaran
hingga perkebunan tebu hampir saja gulung tikar. Untuk mengatasi
bahaya yang gawat ini pemerintah mendirikan tiga kali balai
penelitian tebu, yang akhirnya balai penelitian yang ada di Pasuruan
menemukan jenis tanah yang terkenal dengan nama POJ
(Proefstation Ost Java). POJ ini merupakan hasil persilangan antara
tebu (Sacharum offisinarum) dengan glagah (Sacharum spontaneum).
Hibrida inilah yang menyelamatkan perkebunan tebu itu.
Pada tahun 1850-an timbul penyakit pada padi yang disebut
penyakit mentek yang penyebabnya belum diketahui dengan pasti.
Penyakit ini menyerang ribuan hektar sawah dan menimbulkan
kerugian ribuan ton, tetapi akhirnya ditemukan jenis yang tahan.
Penyakit tersebut sekarang diduga sama dengan penyakit tungro yang
disebabkan oleh virus.
Pada abad terakhir ini timbul penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem
Degeneration) yang disebabkan oleh makhluk semacam bakteri.
Penyakit ini sangat merugikan karena selain memperkecil ukuran
buah jeruk juga mengurangi jumlahnya, bahkan akhirnya dapat
mematikan tanaman jeruk. Penyakit ini belum dapat diatasi dengan
cara apapun. Salah satu usaha untuk memperpanjang umur ekonomi
adalah dengan cara infus menggunakan antibiotika Oxy tetracicline,
sebab cara eradikasi tidak dapat dilaksanakan di Indonesia ini.
Beberapa tahun terakhir ini timbul penyakit cacar daun cengkeh
(CDC) yang disebabkan oleh jamur Phylosticta sp. Di Lampung
meskipun baru beberapa tahun boleh dikata hampir memusnahkan
perkebunan cengkeh di sana. Dalam tahun 1982/1983 saja di propinsi
tersebut menghabiskan biaya pengendalian sebesar 9 milyar rupiah.
Penyakit ini sudah terdapat di propinsi-propinsi yang lain seperti
Jawa Barat, Jawa Tengah dan lain-lain.
 
RANGKUMAN.
Ilmu Penyakit Tumbuhan adalh ilmu yang mempelajari kerusakan
yang disebabkan oleh organisme yang tergolong ke dalam dunia
tumbuhan seperti Tumbuhan Tinggi Parastis, Ganggang, Jamur,
bakteri, Mikoplasma dan Virus. Kerusakan ini dapat terjadi baik di
lapangan maupun setelah panen.
Penyakit tumbuhan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu sudut
biologi dan sudut ekonomi, demikian juga penyakit tanamannya. Di
samping itu untuk mempelajari Ilmu Penyakit Tumbuhan perlu
diketahui beberapa istilah dan definisi yang penting.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit tumbuhan dapat
menimbulkan kerugian yang sangat besar terhadap masyarakat.
Kerusakan ini selain disebabkan oleh karena hilangnya hasil ternyata
juga dapat melalui cara lain yaitu menimbulkan gangguan terhadap
konsumen dengan adanya racun yang dihasilkan oleh jamur dalam
hasil pertanian tersebut.
2. GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN
Di dalam mempelajari ilmu penyakit tumbuhan (Fitopatologi)
sebelum seseorang melangkah lebih lanjut untuk menelaah suatu
penyakit secara mendalam, terlebih dahulu harus bisa mengetahui
tumbuhan yang dihadapi sehat ataukah sakit. Untuk keperluan
diagnosis, maka pengertian tentang tanda dan gejala perlu diketahui
dengan baik.
Gejala dapat setempat (lesional)atau meluas (habital, sistemik).
Gejala dapat dibedakan yaitu gejala primer dan sekunder. Gejala
primer terjadi pada bagian yang terserang oleh penyebab penyakit.
Gejala sekunder adalah gejala yang terjadi di tempat lain dari
tanaman sebagai akibat dari kerusakan pada bagian yang
menunjukkan gejala primer.
Berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam sel,
gejala dapat dibagi menjadi tiga tipe pokok yaitu :
a. Gejala-gejala Nekrotis : meliputi gejala-gejala yang terjadinya
karena adanya kerusakan pada sel atau matinya sel.
b. Gejala-gejala Hypoplastis : meliputi gejala-gejala yang terjadinya
karena terhambatnya atau terhentinya pertumbuhan sel
(underdevelopment).
c. Gejala-gejala Hyperplastis : meliputi gejala-gejala yang
terjadinya karena pertumbuhan sel yang melebihi biasa
(overdevelopment).
A. Tipe Nekrotis meliputi :
1. 1.    Hidrosis : sebelum sel-sel mati biasanya bagian tersebut
terlebih dahulu tampak kebasah-basahan. Hal ini karena air sel
keluar dari ruang sel masuk ke dalam ruang antar sel.
2. 2.   Klorosis : rusaknya kloroplast menyebabkan menguningnya
bagian-bagian tumbuhan yang lazimnya berwarna hijau.
3. 3.   Nekrosis : bila sekumpulan sel yang terbatas pada jaringan
tertentu mati, sehingga terlihat adanya bercak-bercak atau noda-
noda yang berwarna coklat atau hitam. Bentuk bercak ada yang
bulat, memanjang, bersudut dan ada yang tidak teratur bentuknya.
4. 4.   Perforasi (shot-hole) atau bercak berlobang : terbentuknya
lubang-lubang karena runtuhnya sel-sel yang telah mati pada pusat
bercak nekrotis.
5. 5.   Busuk : gejala ini sebenarnya sama dengan gejala nekrosis
tetapi lazimnya istilah busuk ini digunakan untuk jaringan
tumbuhan yang tebal. Berdasarkan keadaan jaringan yang
membusuk, dikenal istilah busuk basah (soft rot) dan busuk kering
(dry rot). Bila pada jaringan yang membusuk menjadi berair atau
mengandung cairan disebut busuk basah, sebaliknya bila bagian
tersebut menjadi kering disebut busuk kering.
6. 6.   Damping off atau patah rebah : rebahnya tumbuhan yang masih
muda (semai) karena pembusukan pangkal batang yang berlangsung
ssangat cepat. Dibedakan menjadi dua yaitu :
- Pre Emergen Damping off : bila pembusukan terjadi sebelum
semai muncul di atas permukaan tanah.
- Post Emergen Damping off : bila pembususkan terjadi setelah
semai muncul di atas permukaan tanah.
7. Eksudasi atau perdarahan : terjadinya pengeluaran cairan dari
suatu tumbuhan karena penyakit. Berdasarkan cairan yang
dikeluarkan dikenal beberapa istilah yaitu :
- Gumosis : pengeluaran gom (blendok) dari dalam tumbuhan.
- Latexosis : pengeluaran latex (getah) dari dalam tumbuhan.
- Resinosis : pengeluaran resin (damar) dari dalam tumbuhan.
8. Kanker : terjadinya kematian jaringan kulit tumbuhan yang
berkayu misalnya akar, batang dan cabang. Selanjutnya jaringan
kulit yang mati tersebut mengering, berbatas tegas, mengendap dan
pecah-pecah dan akhirnya bagian itu runtuh sehingga terlihat bagian
kayunya.
9. Layu : hilangnya turgot pada bagian daun atau tunas sehingga
bagian tersebut menjadi layu.
10. Mati Ujung : kematian ranting atau cabang yang dimulai dari
ujung dan meluas ke batang.
11. Terbakar : mati dan mengeringnya bagian tumbuhan tertentu
laximnya daun, yang disebabkan oleh patogen abiotik. Gejala ini
terjadi secara mendadak.
 
B. TIPE HIPOPASTIS meliputi
1. 1.   Etiolasi : tumbuhan menjadi pucat, tumbuh memanjang dan
mempunyai daun-daun yang sempit karena mengalami kekurangan
cahaya.
2. 2.   Kerdil (atrophy) : gejala habital yang disebabkan karena
terhambatnya pertumbuhan sehingga ukurannya menjadi lebih kecil
daripada biasanya.
3. 3.   Klorosis : terjadinya penghambatan pembentukan klorofil
sehingga bagian yang seharusnya berwarna hijau menjadi berwarna
kuning atau pucat. Bila pada daun hanya bagian sekitar tulang daun
yang berwarna hijaumaka disebut voin banding. Sebaliknnya jika
bagian-bagian daun di sekitar tulang daun yang menguning disebut
voin clearing.
4. 4.   Perubahan simetri : hambatan pertumbuhan pada bagian
tertentu yang tidak disertai dengan hambatan pada bagian di
depannya, sehingga menyebabkan terjadinya penyimpangan
bentuk.
5. 5.   Roset : hambatan pertumbuhan ruas-ruas (internodia) batang
tetapi pembentukan daun-daunnya tidak terhambat, sebagai
akibatnya daun-daun berdesak-desakan membentuk suatu
karangan.
C. TIPE HIPERPLASTIS meliputi
1. 1.   Erinosa : terbentuknya banyak trikom (trichomata) yang luar
biasa sehingga pada permukaan alat itu (biasanya daun) terdapat
bagian yang seperti beledu.
2. 2.   Fasiasi (Fasciasi, Fasciation) : suatu organ yang seharusnya
bulat dan lurus berubah menjadi pipih, lebar dan membelok,
bahkan ada yang membentuk seperti spiral.
3. 3.   Intumesensia (intumesoensia) : sekumpulan sel pada daerah
yang agak luas pada daun atau batang memanjang sehingga bagian
itu nampak membengkak, karena itu gejala ini disebut gejala
busung (cedema).
4. 4.   Kudis (scab) : bercak atau noda kasar, terbatas dan agak
menonjol. Kadang-kadang pecah-pecah. Di bagian tersebut
terdapat sel-sel yang berubah menjadi sel-sel gabus. Gejala ini
dapat dijumpai pada daun, batang, buah atau umbi.
5. 5.   Menggulung atau mengeriting : gejala ini disebabkan karena
pertumbuhan yang tidak seimbang dari bagian-bagian daun. Gejala
menggulung terjadi apabila salah satu sisi pertumbuhannya selalu
lebih cepat dari yang lain, sedang gejala mengeriting terjadi
apabila sisi yang pertumbuhannya lebih cepat bergantian.
6. 6.   Pembentukan alat yang luar biasa :
a. a.    Antolisis (antholysis) : perubahan dari bunga menjadi daun-
daun kecil.
b. b.   Enasi : pembentukan anak daun yang sangat kecil pada sisi
bawah tulang daun.
7. 7.   Perubahan Warna : perubahan yang dimaksud di sini adalah
perubahan yang bukan klorosis yang terjadi pada suatu organ (alat
tanam).
8. 8.   Prolepsis : berkembangnya tunas-tunas tidur atau istirahat
(dormant) yang berada dekat di bawah bagian yang sakit,
berkembang menjadi ranting-ranting segar yang tumbuh vertikal
dengan cepat yang juga dikenal dengan tunas air.
9. 9.   Rontoknya alat-alat : rontoknya daun, bunga atau buah yang
terjadi sebelum waktunya dan dalam jumlah yang lebih besar dari
biasanya. Rontoknya alat tersebut karena terbentuknya lapisan
pemisah (abcission layar) yang terdiri dari sel-sel yang berbentuk
bulat dan satu sama lain terlepas.
10. 10.                    Sapu (witches broom) : berkembangnya tunas-tunas
ketiak atau samping yang biasanya tidur (latent) menjadi seberkas
ranting-ranting rapat. Gejala ini umumnya disertai dengan
terhambatnya perkembangan ruas-ruas (internodia) batang, daun
pada tunas baru.
11. 11.                    Sesidia (cecidia) atau tumor : pembenkakan
setempat pada jaringan tumbuhan sehingga terbentuk bintil-bintil
atau bisul-bisul. Bintil ini dapat terdiri dari jaringan tanaman
dengan atau tanpa koloni patogennya.
Berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi :
a. a.    Fitosesidia (phytocecidia) : bila penyebabnya tergolong
dalam dunia tumbuhan.
b. b.   Zoosesidia (zoocecidia) : bila penyebabnya tergolong dalam
dunia hewan atau binatang.
 
RANGKUMAN
Pada umumnya tanaman yang sakit akan menunjukkan gejala
yang khusus. Gejala adalah perubahan yang ditunjukkan oleh
tumbuhan itu sendiri sebagai akibat adanya serangan suatu penyebab
penyakit. Seringkali beberapa penyebab penyakit menunjukkan
gejala yang sama sehingga dengan memperhatikan gejala saja, tidak
dapat ditentukan diagnosis dengan tepat. Dalam hal ini harus
diperhatikan adanya tanda (sign) dari penyebab penyakitnya.
Gejala dalam garis besarnya dapat dibedakan menjadi tiga tipe
gejala pokok, yaitu gejala-gejala nekrotik, hyperplastik dan hiplastik.
Dari masing-masing tipe gejala pokok ini dapat dibedakan menjadi
gejala-gejala yang lebih khusus lagi.
 
3. PENYEBAB PENYAKIT
Penyebab penyakit (pathogen) tumbuhan dapat dibedakan
menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok biotik atau organis
yang biasa disebut parasit dan kelompok abiotik atau anorganik yang
biasa disebut fisiopat. Parasit yang paling penting adalah tumbuhan
tingkat tinggi, jamur, virus dan nematoda, sedang fisiopat ada yang
berasal dari dalam tumbuhan sendiri dan ada yang datangnya dari
luar tanaman.
A. A.   Tumbuhan Tinggi Parasitik
Tumbuhan tinggi parasitik dapat dibedakan menjadi dua golongan
:
1. 1.    Tumbuhan Setengah Parasitik dan
2. 2.    Tumbuhan Parasitik Sejati.
B. B.   Jamur
Jamur adalah jenis tumbuhan yang tumbuhnya berupa thallus
(belum ada defferensiasi menjadi akar, batang dan daun), tidak
berklorofil dan mempunyai inti sejati. Kedua sifat terakhir untuk
membedakan dengan Gangang dan Bakteri.
Bagian vegetatif jamur berupa benang-benang halus tumbuh
memanjang bercabang-cabang, bersekat atau tidak disebut hifa
(hyphae), kumpulan dari hifa-hifa ini disebut miselium (micelium).
Berdasarkan ada tidaknya sekat, hifa dibedakan menjadi coenocytis
(yang tidak bersekat) dan celluler (yang bersekat).
Miselium dapat membentuk berkas memanjang dan mempunyai
lapisan luar yang liat dan keras. Berkas semacam ini disebut
rhizomorf. Ada pula jamur yang membentuk alat untuk beristirahat
atau bertahan disebut sclerotium, yaitu suatu massa hifa yang
rapat/padat, sel-selnya memendek dan membesar serta berisi
banyak cairan.
PERKEMBANGBIAKAN
Jamur dapat berkembang biak secara asexual maupun sexual.
Pembiakan asexual : pada Phycomycetes pembiakan asexual dengan
pembentukan sporangiospora, yaitu spora yang dibentuk di dalam
kantong yang disebut sporangium. Sporangiospora yang dapat
bergerak disebut spora kembara (zoospora) sedang yang tidak dapat
bergerak disebut aplanospora. Pada golongan yang lebih tinggi
dengan membentuk konidi yaitu spora yang dibentuk dengan
fragmentasi dari ujung hifa. Ujung hifa disebut conidiophor
(penduduk konidi). Conidiophor ini dapat tersebar, bebas satu sama
lain, tetapi ada juga yang terdapat di dalam tubuh buah tertentu.
Bentuk tubuh buah ini bermacam-macam, diantaranya :
- Pycnidium : tubuh buah yang berbentuk bulat/botol, yang
mempunyai lubang untuk keluarnya konidi, yang disebut ostiole.
- Acervulus : tubuh buah yang bentuknya seperti cawan..
- Sporodochium : tubuh buah yang bentuknya seperti acervulus,
tetapi stroma dasarnya menonjol keluar.
- Coremium : tubuh buah yang seperti sporodochium tetapi tangkai
konidinya membentuk suatu berkas yang panjang.
Pembiakan sexual : pada kelas Phycomycetes, pembiakan sexual
berlangsung dengan persatuan antara dua gamet yang sama baik
ukuran maupun sifat morfologinya. Proses persatuan ini disebut
Isogami, sedang gametnya disebut Isogamet. Pada kelas yang lebih
tinggi tingkatannya terjadi persatuan antara dua gamet yang berbeda
ukuran dan sifat morfologinya. Proses perstuannya disebut Anisogami
atau Heterogami, sedang gametnya disebut anisogamet atau
heterogamet.
Gamet yang kecil dianggap sebagai jantan disebut antheridium,
sedang yang besar dianggap sebagai gamet betina disebut oosphere
yang dibentuk di dalam oogonium. Antheridium dapat melekat di
samping oogonium disebut paragynus, atau melekat pada pangkal
oogonium disebut amphigynus. Pembiakan sexual pada Ascomycetes
terjadi dengan persatuan dua inti (kariogami) yang berbeda jenisnya
di dalam tubuh buah yang disebut ascoma (ascocarp). Hasil dari
persatuan ini akan terbentuk ascus dan dari ascus ini akan dibentuk
ascospora yang pada umumnya berjumlah delapan. Seperti halnya
dengan konidi, ascus letaknya dapat tersebar tetapi dapat pula
terkumpul dalam tubuh buah tertentu, misalnya.
- Apothecium : tubuh buah yang berbentuk cawan/pinggan yang
terbuka, ascus terletak pada permukaannya.
- Perithecium : tubuh buah berbentuk bulat/botol dan pada
ujungnya mempunyai lubang (ostiole) untuk keluarnya spora.
- Cleistothecium : tubuh buah berbentuk bulat/botol tapi tidak
mempunyai ostiole.
Pada kelas Basidiomycetes pembiakan sexual terjadi dengan
pembentukan basidiospora yang berasal dari persatuan dua inti
(kariogami) yang berbeda jenis, kemudian mengadakan pembelahan
secara meiosis. Basidiospora dibentuk di luar basidium dan
mempunyai tangkai yang disebut strigma. Pada umumnya setiap
basidium membentuk 4 basidiospora. Hymenium yang membentuk
basidium biasanya terdapat dalam tubuh buah yang dapat berbentuk
payung, bola, rak, gada dan lain-lain.
TAXONOMI
Jamur dibagi menjadi empat kelas yaitu :
Phycomycetes : jamur yang hifanya tidak bersekat, berbentuk
tabung yang berisi plasma dengan banyak inti.
Ascomycetes : jamur yang hifanya bersekat dan mengadakan
pembiakan sexual dengan membentuk ascus yang menghasilkan
ascospora.
Basidiomycetes : jamur yang hifanya bersekat dan mengadakan
pembiakan sexual dengan membentuk basidium yang menghasilkan
basidiospora.
Deuteromycetes (Fungsi Imperfecti) : jamur yang hifanya bersekat
dan hanya berkembang biak secara asexual saja.
Kelas Phycomycetes : dari kelas ini ada tiga ordo yang penting
yaitu ordo Chytridiales, ordo Peronosporales dan ordo Mucorales.
Ordo Chytridiales adalah ordo yang hifanya tidak berkembang
sempurna. Salah satu anggotanya yang penting adalah Synchytrium
endobioticum, penyebab penyakit kutil (wart) pada kentang.
Ordo Peronosporales adalah ordo yang hifanya berkembang
sempurna dan perkembangbiakan asexual dengan cospora. Ordo ini
mempunyai dua familia yaitu Pythiacae dan Peronosporacae. Familia
Pythiacae percabangan konififornya aympodial dan tidak berbeda
dengan hifa somatisnya. Famili ini mempunyai dua genus yaitu
Pythium, yang mempunyai sporangium bulat. Pada perkecambahan
secara tidak langsung protoplast sporangium keluar dan membentuk
gelembung (vesicle) selanjutnya mengalami deferenciasi membentuk
zoospora di luar sporangium. Genus kedua adalah Phytopthora, yang
sporangiumnya berbentuk bulat telur, pada perkecambahan secara
tidak langsung protoplast sporangium mengalami deferenciasi di
dalam sporangium dan membentuk zoospora yang keluar melalui
lubang yang disebut papillum yang terdapat pada ujung sporangium.
Genus ini merupakan genus yang sangat penting karena anggotanya
banyak yang menjadi penyebab penyakit yang terpenting pada
berbagai komoditi, seperti P. infestans, P. nicotianse, P. parasitica,
P. palmivora dan lain-lain. Familia Peronospora menimbulkan
penyakit yang dikenal dengan downy mildew (tepung palsu).
Konidiofor mempunyai percabangan monopodial dan jelas berbeda
dengan hifa somatis. Familia ini mempunyai beberapa genus antara
lain Soleospora yang anggotanya S. maydis, S. philippinensis;
Plasmopora yang anggotanya P. viticola; Peronospora yang
anggotanya P. tabacina penyebab penyakit jamur biru (blue mold)
pada tembakau di Amerika.
Ordo Mucorales mempunyai hifa yang berkembang sempurna dan
perkembangbiakannya dengan zygospora. Familianya adalah
Mucoracae, kurang penting bagi penyebab penyakit pada tanaman
hidup di lapangan, tetapi sangat penting bagi penyebab penyakit
lepas panen atau di dalam industri. Genus yang penting, Rhizopus
mempunyai rhizoid pada pangkal konidiofornya dan sangat penting
dalam pembuatan tempe. Sedang Mucor tidak mempunyai rhizoid
pada pangkal konidiofornya dan sangat penting dalam pembuatan
tape.
Kelas Ascomycetes : dibagi menjadi dua kelas berdasarkan ada
tidaknya ascoma, yaitu sub kelas Protoascomycetes
(Hemiascomycetidae) yang tidak mempunyai ascoma dan
Euascomycetes yang mempunyai ascoma.
Sub kelas Protoascomycetes tidak penting dari segi penyakit
tumbuhan, tetapi salah satu anggotanya yaitu Sacoharomycetes
penting dalam industri pembuatan alkohol.
Sub kelas Euascomycetes dibagi menjadi tiga seri berdasarkan
macam ascomanya yaitu seri Plectomycetes yang ascomanya
Cleistothecium, seri Pyrenomycetes yang ascomanya Perithecium dan
seri Discomycetes yang ascomanya Apothecium.
Seri Plectomycetes dibagi menjadi tiga ordo yaitu Erysiphales
yang hifa dan konidinya hialin, ordo Myriangiales yang hifa dan
konidinya berwarna kelam dan ordo Aspergillales yang hifa dan
konidinya dapat berwarna kelam maupun hialin.
Anggota Erysiphales yang penting adalah Oidium, misalnya O.
tabaci, O. heveae dan O. citri. Anggota Myriangiales misalnya
Parodiella spegasinli sedang anggota dari Aspergillales adalah genus
Aspergillus yang mempunyai columella dan genus Penicillium yang
tidak mempunyai columella (gelembung). Kedua genus ini sangat
penting untuk penyakit lepas panen dan beberapa di antaranya dapat
mengeluarkan racun (toxin) yang berbahaya bagi konsumen
substratnya. Seri Pyrenomycetes mempunyai tiga ordo yaitu
Sphaeriales yang anggotanya banyak yang menjadi penyebab
penyakit akar misalnya Rosellinia arcuate, Rosellinia bunodes ; ordo
Hypocreales yang sebagian besar hifanya berubah menjadi
klamidospora misalnya Ustilaginoidea virens; ordo Dothideales yang
salah satu anggotanya menjadi penyebab penyakit pada karet yang
sangat membahayakan yaitu Dothidella ulei.
Kelas Basidiomycetes : dibagi menjadi dua sub kelas berdasarkan
ada tidaknya sekat di dalam basidia yaitu sub kelas
Homobasidiomycetidae atau Holobasidiomycetidae yang basidianya
tidak bersekat dan sub kelas Heterobasidiomycetidae atau
Hemibasidiomycetidae yang basidianya bersekat.
Sub kelas Hemibasidomycetidae dibagi menjadi tiga ordo yaitu
ordo Ustilaginales atau jamur api karena menyebabkan penyakit yang
gejalanya gosong dengan miselium di dalam jaringan setelah tua akan
berubah menjadi klamidospora; ordo Uredinales atau jamur karat
karena gejala penyakit yang ditimbulkannya berwarna seperti karat
(merah orange); ordo Auriculales yang mempunyai basidia dan
sterigma yang panjang, umumnya hidup secara saprofitis hingga
kuran penting bagi segi penyakit tumbuhan.
Ordo Ustilaginales berdasarkan letak sporidia (basidiospora) pada
basidia (promiselia) dibagi menjadi dua famili, yaitu Ustilaginaceae
yang sporidianya terletak pada sisi lateral promiselianya misalnya
Ustilago maudis, U. sacohari dan familia Tilletiaceae yang
sporidianya terletak pada ujung terminal dari promiselianya misalnya
Tilletia horrida.
Ordo Uridinales merupakan kelompok jamur yang penting karena
banyak menjadi penyebab penyakit terpenting pada bermacam-
macam tanaman dengan ciri-ciri :
1. 1.    Miselliumnya mengandung tetes-tetes minyak yang berwarna
kuning,
2. 2.    dalam daur hidupnya yang lengkap mempunyai lima macam
spora,
3. 3.    berupa parasit obligat yang tumbuhnya intercelluler dan
mengambil makanannya dengan haustoria,
4. 4.    Teliospora bila berkecambah membentuk promiselia.
Macam-macam spora yang terdapat dalam daur hidup yang lengkap :
Tand Tubuh Buah Spora Tingkat
a
O Pycnia/Spermogonia Pycniospora/Spermatina Cluster
I Aecia/Aecidia Aeciospora/Aecidiospor Cluster
a
II Uredinia/Uredosori Urediospora/Uredospora Red rust
III Telia/Teleutosori Teliospora/Teleutospora Black
rust
IV Promoselia Sporodia/Basidiospora --
 
Dua genus dari ordo Uredinales yang sangat penting di Indonesia
adalah Puccinia yang menimbulkan banyak penyakit penting misalnya
P. graminis, P. polysora, P. arachidis dan genus Hemilela yang
uredosporanya menyerupai segmen jeruk, bagian yang cekung halus
dan bagian yang cembung kasar misalnya H. vastatrix.
Ordo Auricularies, salah satu anggotanya yang terkenal adalah
jamur kuping atau Auricularia auriculariales yang bentuk tubuh
buahnya seperti telinga berwarna coklat atau kehitaman dan enak
dimakan, yang di daerah Surakarta merupakan salah satu ciri dari
suatu makanan khas yaitu timlo.
Sub kelas Holobasidiomycetidae yang hanya mempunyai satu sari
penting yaitu Humenomycetes dengan beberapa familia pentingnya,
yaitu : Corticiaceae yang tubuh buahnya resupinat artinya melekat
pada substratnya, salah satu anggotanya Corticium salmonicolor atau
jamur upas; Exobasidiceae yang tubuh buahnya dibentuk di bawah
epidermis dan bila spora masak menekan epidermis hingga pecah,
salah satu anggotanya adalah Exobasidium vexans penyebab penyakit
cacar daun teh (blister blight) terutama di tempat-tempat yang
sangat lembab; Polyporaceas yang tubuh buahnya mempunyai
banyak pori-pori dan dapat beumue sangat panjang, misalnya
Ganoderma pseudofereum yang menjadi penyebab penyakit akar
merah anggur pada bebrapa tanaman juga Poria hypolateritia yang
menjadi penyebab penyakit akar merah bata dan Fomes lignosis
penyakit akar putih yang banyak menimbulkan masalah pada
perkebunan karet; Agaricaceae umumnya hidup saprofitis meskipun
ada juga yang parasitis misalnya Armillaria mellea yang merupakan
penyebab penyakit akar dan kanker belah pada batang, Volvariella
volvacea yang merupakan jamur yang enak dimakan dengan nama
daerah jamur merang atau straw mushroom dan paling banyak
diusahakan di beberapa negara tropik; Hydnaceae yang paling kurang
penting dibanding dengan familia yang lain, salah satu anggotanya
Hericium coralloides yang banyak terdapat pada tonggak kayu-
kayuan. Kelas Deuteromycetes atau Fungsi Imperfecti : kelompok
jamur ini dianggap tidak sempurna (imperfect) karena tidak
berkembang biak secara sexual atau mungkin belum dijumpai
perkembangbiakan sexualnya. Apabila kelak di kemudian hari
dijumpai perkembangbiakan sexualnya maka dipindahkan ke kelas
yang sesuai, sebagai contoh Cercospora diubah menjadi
Mycosphaerelia masuk ke kelas Ascomycetes juga Oidium diubah
menjadi Erysiphe.
Kelas ini dibagi menjadi empat ordo berdasarkan ada tidaknya
tubuh buah dan konidia, yaitu ordo Phomales yang tubuh buahnya
piknidium, ordo Melanconiales yang tubuh buahnya acervulus, ordo
Moniliales yang tidak punya tubuh buah dan ordo Mycelia Sterilia
yang tidak membentuk konidia.
Khusus untuk jamur ini pembagian dari ordo ke taxon di
bawahnya berdasarkan konidianya. Sifat dari konidia yang digunakan
untuk dasar pembagian adalah warna menjadi hylosporae yang
berwarna hialin dan phaeosporae yang berwarna kelam/gelap;
berdasarkan bentuk sel menjadi scolecosporae yang berbentuk
benang, helicosporae yang berbentuk spiral dan staurosporae yang
berbentuk bintang; berdasarkan jumlah sel menjadi amerosporae
yang bersel satu, didymosporae yang bersel dua, phragmosporae yang
jumlah selnya lebih dari dua tetapi sekatnya hanya melintang dan
dictyosporae yang jumlah selnya lebih dari dua dengan sekat
melintang dan membujur. Kadang-kadang yang digunakan tidak
hanya satu misalnya dapat warna dan jumlah sel seperti
Phaeophragmise, Hylodictyae.
Ordo Phomales yang hylasporae misalnya Phoma sabdariffeae
penyebab penyakit busuk pangkal batang pada rosela, Phylosticta sp.
penyebab penyakit cacar daun cengkeh; yang phaeodymae misalnya
Diplodia natalensis penyebab penyakit blendok pada jeruk,
Botryodiplodia theobromae penyebab kematian ranting coklat; yang
scolacosporae misalnya Septoriapli penyebab penyakit bercak daun
pada seledri.
Ordo Melanconiales yang hylosporae Colleototrichum dan
Gloeosporim yang menyebabkan penyakit antraknose pada beberapa
buah-buahan; yang phaeophragmiae misalnya Pestalotia (Pestalozzia)
yang konidinya mempunyai satu atau dua bulu cambuk seperti P.
palmarum penyebab penyakit bercak daun pada palm.
Ordo Moniliales yang hylosporae Oidium heveae penyebab
penyakit embun tepung pada karet sedang pada tembakau O. tabaci;
yang Phragmosporae Tiricularia orysea penyebab penyakit busuk
leher atau hampat atau patah buku pada padi, Helminthosporium
heveae penyebab penyakit bercak daun pada karet; yang
dictyosporae Alternaria solani penyebab penyakit bercak daun pada
tanaman yang tergolong Solanaceae; yang Scolecosporae Cercospora
nicotianae penyebab penyakit patik pada tembakau. Selain itu ada
jamur yang konidinya dua macam disebut makro dan mikrokonidi,
yaitu jamur Fusarium misalnya F. nonilioforme penyebab penyakit
bakanas pada padi, F. moniliforme var subglutinanas penyebab
penyakit pokah bunga pada tebu.
Ordo Mycelia sterilia mempunyai dua genus yang penting, yaitu
Rhizoctonia yang aklerotiumnya tidak berdinding misalnya R. solani
penyebab penyakit patah rebah pada persemaian beberapa tanaman
dan genus Sclerotium yang sklerotiumnya berdinding kuat misalnya S.
rofsii juga penyebab penyakit patah rebah pada persemaian
beberapa tanaman.
 
C. C.   BAKTERI
Bakteri meliputi divisio Schizophyta dan kelas Schizomycetes.
Sifat utamanya terdiri dari satu sel, berkembang biak terutama
dengan membelah dan tidak mempunyai inti sejati. Kelas
Schizomycetes mempunyai lima ordo yaitu Eubacteriales,
Chlamydobacteriales, Myxobacteriales, Spirochaetales dan
Actimycetales. Ordo yang terakhir ini karena tidak memnuhi semua
sifat-sifat bakteri pada umunya sekarang disendirikan menjadi
Actimycetes Like Bacterium (ALB). Diduga ALB ini merupakan
peralihan dari baketri ke jamur karena thallusnya sudah sperti
benang, tetapi intinya bukan inti sejati.
Genus-genus pada bakteri yang penting adalah xanthomonas
yang hanya mempunyai satu flagellum atau bulu cambuk atau
monotrich, misalnya X. campestris penyebab penyakit busuk hitam
pada kobis, X. ccryxae penyebab penyakit kresek pada padi, X.
malvacearum penyebab penyakit bercak daun bersudut (angular leaf
spot) pada kapas. Genus Pseudomonas yang mempunyai satu atau
beberapa flagellum atau bulu cambuk disebut lophotrich, misalnya
Pseudomonas pseudozoogloeae penyebab penyakit karat hitam pada
daun tembakau. Erwinia adalah genus yang mempunyai bulu cambuk
banyak atau peritrich, misalnya E. carotovora penyebab penyakit
busuk basah pada beberapa sayuran, juga E. aroidea. Genus
bacterium adalah genus yang sifatnya sementara (temporer), artinya
bila sudah jelas semua sifatnya mungkin dipindah ke genus yang lain
seperti misalnya Bacterium celebence dipindah jadi Xanthomonas
celebensis, Basterium musae dipindah menjadi Pseudomonas musae
tetapi Bacterium albilinears penyebab penyakit blendok pada tebu
masih tetap tidak dipindah ke genus yang lain.
Dari ordo Actimycetales salah satu anggotanya yang penting
adalah Streptomyces scabies penyebab penyakiit kudis (scab) pada
umbi kentang.
D. D.   VIRUS
Virus hanya dapat membiak di dalam sel yang hidup dan disebut
parasit yang biotroph. Secara kimiawi virus terdiri dari
nucleoprotein, suatu persenyawaan dari asam inti dan putih telur.
Asam inti pada virus dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
RNA atau Ribo Nuclei Acid yang terdapat pada virus yang menyerang
tumbuhan dan DNA atau Deoxy Nuclei Acid yang terdapat pada virus
yang menyerang hewan dan bakteri.
Putih telur virus umumnya terdiri dari Purine dan Pyrymidine.
Derivat dari Purine adalah Adenine dan Guanine, sedangkan derivat
dari Pyrimidine adalah Cytosine dan Thymine yang mengikat DNA
serta Cytosine dan Uracil yang mengikat RNA.
Pada virus yang berbentuk batang ternyata di dalamnya terdapat
rongga sebesar 9,0 nm. Asam inti pada virus tersebut berupa
nucleotida yang membentuk spiral dan setiap tiga nucleitida
mengikat satu unit putih telur.
Virus sebenarnya bentuknya macam-macam. Tetapi kita tidak
dapat mengadakan determinasi hanya berdasarkan bentuk atau
morfologi saja, sebab di samping satu virus bentuknya dapat
berubah-ubah juga ada beberapa virus yang bentuknya sama. Secara
garis besar bentuk virus dibedakan atas bulat (coccus), batang
pendek (bacillus), batang biasa dan benang (filamen).
Virus dapat menular dari suatu tanaman ke tanaman lain dengan
berbagai cara antara lain secara mekanis, melalui biji, dengan
penyambungan atau penempelan dan yang paling umum melalui
vektornya yang dapat berupa serangga, nematoda, jamur, bakteri
dan tumbuhan tinggi parasitis. Virus yang ditularkan oleh vektor
serangga dapat dibedakan menjadi nonpersisten artinya begitu
dihisap oleh serangga segera dapat ditularkan ke tanaman lain,
tetapi daya infektifnya cepat habis dan yang persisten artinya agar
dapat ditularkan ke tanaman lain memerlukan waktu di dalam tubuh
serangganya, tetapi kalau sudah ditularkan daya infektifnya lama
bahkan ada yang dapat diturunkan ke anak cucunya.
Virus dapat di-inaktifkan dengan berbagai cara, antara lain
dengan suhu baik rendah maupun tinggi atau pembekuan serta
pemanasan; radiasi dengan sinar X, sinar UV, sinar radioaktif; dengan
getaran ultrasonik; dengan penyimpangan; dengan tekanan tinggi;
dengan pengenceran; dengan perubahan pH dan bahan atau senyawa
yang berasal dari organisme lain.
Virus dapat diberi nama menurut SMITH yaitu berdasarkan nama
dari tanaman inangnya dan bila pada tanaman itu terdapat banyak
virus maka untuk membedakan virus satu dengan virus yang lain
dengan menggunakan nomer. Sedang menurut HOLMES pemberian
nama seperti pada organisme lain, misalnya Marmor saccaari sama
dengan Saccjarum virus 1, Galla fijlensis sama dengan Saccharum
virus 2 dan seterusnya.
Virus yang dianggap sebagai suatu ordo dibagi menjadi tiga sub
ordo berdasarkan organisme yang diserangnya, yaitu sub ordo
Phaginae yang menyerang bakteri, Phytophaginae yang menyerang
tumbuhan dan Zoophaginae yang menyerang hewan. Dari sub ordo
Phytophaginae ada beberapa genus yang penting misalnya Marmor
antara lain M. tabaci yang menyerang tembakau, M. theobromae
yang menyerang coklat, M. arachidis yang menyerang kacang tanah;
genus Corium misalnya C. solani yang menyerang Solanaceae; genus
Nanus misalnya N. sacchari yang menyerang tebu; genus Ruga
misalnya R. tabaci yang menyerang tembakau; genus Rimocortium
misalnya R. psorosis penyebab penyakit psorosis pada tanaman jeruk.
E. E.   NEMATODA
Nematoda meskipun termasuk hewan tapi biasa kiita golongkan
sebagai penyebab penyakit karena gejala dan cara penyerangannya
mirip dengan patogen lainnya. Nematoda boleh diartikan sebagai
cacing silindris yang tidak bersegmen (unsegmented roundworm)
meskipun sebenarnya nematoda berarti menyerupai benang
(threadlike). Namun demikian nematoda ini sangat berbeda dengan
cacing yang lain. Nematoda mempunyai sejumlah spesies yang sangat
banyak.
Nematoda ada yang bersifat saprofitis dan ada yang bersifat
parasitis pada berbagai organisme lain seperti serangga, ikan,
burung, manusia, tumbuhan termasuk jamur dan bakteri bahkan juga
terhadap nematoda yang lain.
Daur hidup nematoda pada umumnya sebagai berikut :
1. 1.    nematoda betina meletakkan telurnya dlam tanah atau di
dalam tanaman inangnya,
2. 2.    telur yang menetas menghasilkan larva,
3. 3.    larva ini berkembang melalui empat tingkatan,
4. 4.    setelah larva terakhir terbentuklah nematoda dewasa yang
dapat dibedakan menjadi jantan dan betina.
Namun demikian banyak nematoda yang hermaprodit, bahkan ada
jenis yang jantannya tidak pernah dijumpai.
Nematoda yang menyerang tanaman adalah parasit obligat, oleh
karena itu telurnya harus diletakkan di dalam atau di dekat tanaman
inangnya hingga segera setelah menetas langsung mendapatkan
makanannya. Di samping itu banyak telur nematoda yang untuk
penetasan telurnya memerlukan rangsangan dari tanaman inangnya,
dengan demikian sangat membantu kelangsungan hidupnya. Larva
nematoda tidak mampu bergerak lebih dari 1-2 kali dari telurnya
setelah menetas.
Nematoda parasit pada tanaman dapat dibedakan menjadi
ectoparasit dan endoparasit. Nematoda ectoparasit misalnya genus
Trichodorus, Longidorus dan Xiphinema. Ketiga nematoda ini selain
menjadi patogen pada tumbuhan juga menjadi vektor virus yang
menyerang tumbuhan.
Nematoda endoparasit ada dua golongan yaitu yang dapat
berpindah tempat dan yang menetap. Keduanya dapat dibedakan
menjadi yang sebagian tubuhnya tenggelam ke dalam jaringan
tanaman iang dan yang seluruh tubuhnya tenggelam ke dalam
tumbuhan inangnya. Nematoda endoparasit yang dapat berpindah
dan seluruh tubuhnya tenggelam ke dalam tanaman, misalnya genus
Radopholus, Ditylenchus dan Aphilenchus sedang yang hanya sebagian
tubuhnya yang tenggelam dalam tanaman, misalnya genus
Hoplolainus, Hellicotylenchus dan Rotylenchus.
Nematoda endoparasit yang menetap dan seluruh tubuhnya
tenggelam ke dalam tanaman inangnya misalnya Meloidogyne dan
Heterodera sedang yang hanya tenggelam sebagian tubuhnya ke
dalam tanaman inangnya misalnya Rotylenchus dan Tylenchulus.
 
RANGKUMAN
Penyebab penyakit atau patogen dapat dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu Biotik (parasit) dan Abiotik (fisiopat). Kelompok
biotik terdiri dari Tumbuhan tinggi parasitik, yang dapat bersifat
parasit sejati dan setengah parasit; Jamur yang terdiri dari jamur
yang hifanya coenocystis yaitu Phycomycetes, dan jamur yang
hifanya celluleer. Jamur ini dapat dibedakan menjadi jamur yang
perkembangbiakannya hanya secara sexual saja yaitu
Deuteromycetes atau fungsi Imperfecti dan jamur yang
perkembangbiakannya secara asexual dan sexual. Jamur ini dapat
dibedakan menjadi yang perkembangbiakannya sexual dengan
ascospora yaitu Ascomycetes dan yang dengan basidiospora yaitu
Basidiomycetes. Bakteri terdiri dari lima ordo tetapi yang penting
untuk penyakit tumbuhan hanya ordo Eubacteriales dan
Actiomycetales. Genus bakteri yang penting adalah Xanthomonas,
Pseudomonas, Erwinia, Bacterium dan Streptomyces. Virus adalah
mikroorganisme sub mikroskopis yang terdiri dari senyawa
nucleoprotein, yang tersusun dari asam inti dan putih telur. Virus
dapat diberi nama menurut SMITH yaitu berdasarkan tanaman inang
yang diserangnya dan menurut HOLMES yaitu sesuai dengan
pemberian nama organisme lainnya. Virus dapat disebarkan dan
ditularkan serta di-inaktifkan dengan berbagai cara. Nematoda
adalah cacing silindris yang tidak bersegmen, ada yang hidupnya
secara saaprofitis dan ada yang parasitis. Yang parasitik dapat
dibedakan menjadi ecto dan endoparasit. Yang Endoparasit ada yang
dapat berpindah tempat dan ada yang menetap, keduanya dapat
dikelompokkan menjadi yang tubuhnya tenggelam ke dalam tanaman
inang sebagian saja dan yang tenggelam seluruhnya.
 
4. PERKEMBANGAN PENYAKIT
A. A.   Konsep Segitiga Penyakit
Berkembangnya suatu penyaklit pada suatu tanaman terjadi
dari interaksi tiga faktor yang terkenal dengan Konsep Segitiga
Penyakit. Interaksi tiga faktor itu adalah :
I I = inang
P = pathogen
P L L = lingkungan
Faktor tanaman inang dipengaruhi oleh :
Jenis atau varietas tanaman yang menjadi inang suatu penyakit
Stadia rentan tanaman inang tersebut serhadap suatu penyakit.
Faktor pathogen dipengaruhi oleh :
Jumlah inokulum/propagul.
Ras virulensi
Stadia pathogen
Sedangkan lingkungan yang berpengaruh pada perkembangan
penyakit meliputi :
Abiotik yaitu suhu, kelembaban, cahaya matahari, pH (keasaman)
Biotik misalnya adanya mikro organisme antagonis atau organisme
yang mungkin mengeluarkan racun yang dapat menghambat
pertumbuhan pathogen
Terjadinya penyakit pada suatu tanaman apabila tiga faktor
tersebut dalam keadaan :
Inang yang rentan.
Pathogen yang virulen.
Lingkungan yang cocok
 
 
B. B.   Epidemi
Epidemi yaitu meningkatnya penyakit dalam suatu populasi
tumbuhan yang rentan. Terjadinya epidemi apabila :
Terdapat sejumlah besar inang yang rentan
Inokulum dalam keadaan virulen yang berlebihan.
Kondisi lingkungan yang cocok yang berlangsung dalam waktu relatif
cukup lama.
Untuk menghindari terjadinya epidemi di suatu daerah dapat
diusahakan dengan peramalan epidemi. Yaitu pendugaan dari
kejadian yang akan datang, secara sederhana menceritakan
sesuatu penyakit yang akan datang.
Metode yang digunakan dalam peramalan didasarkan pada :
a. a.    Kondisi cuaca selama bulan-bulan antar waktu tanam
terutama yang berpengaruh terhadap ketahanan hidup dari
inokulum.
b. b.   Kondisi cuaca selama masa tanam.
c. c.    Banyaknya penyakit pada tanaman.
d. d.   Banyaknya inokulum pathogen di udara, tanah dan bahan
tanaman.
Pada peramalan epidemi peranan pengamatan penyakit
tanaman dalam metode pengendalian sangat penting baik
pengamatan secara langsung dan tidak langsung maupun
pengamatan dalam kaitan dengan pengendaliannya.
Dengan adanya peramalan ini dapat dilakukan usaha-usaha
untuk tidak terjadinya epidemi dengan mengantisipasi faktor-
faktor yang mendukung terjadinya epidemi tersebut.
 
5. KONSEP PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN
Konsep pengendalian penyakit tanaman meliputi :
1. 1.    Prinsip pengendalian yaitu pedoman atau pegangan dari suatu
tindakan pengendalian.
2. 2.    Strategi pengendalian merupakan perencanaan atau managemen
pelaksanaan dari usaha pengendalian.
3. 3.    Taktik Pengendalian yaitu ilmu pengetahuan khusus yang
digunakan untuk tujuan praktek pengendalian.
4. 4.    Aplikasi Pengendalian yaitu prosedur pengendalian yang dapat
dilaksanakan di lapangan.
PRINSIP PENGENDALIAN
Pengendalian penyakit tanaman pada prinsipnya digolongkan menjadi :
1. 1.    EKSKLUSI yaitu usaha mencegah masuknya penyakit ke daerah
baru.
2. 2.    ERADIKASI yaitu menurunkan, menginaktifkan atau membasmi
pathogen.
3. 3.    PROTEKSI yaitu usaha memberi perlindungan pada tanaman atau
menghalangi terjadinya kontak antara inang dengan pathogen.
4. 4.    RESISTENSI yaitu usaha untuk mengurangi perusakan penyakit
melalui inang dengan membuat ketahanan pada inang tersebut.
 
PRINSIP STRATEGI Teknik/Taktik
1. Ekslusi (mencegah) Prohibisi (larangan) Karantina
  Intersepsi Karantina
(menghalangi) Uji kesehatan
tanaman
  Eliminasi Sertifikasi
(menghapus) Disinfeksi
2. Eradikasi Removal Pemeriksaan
(membasmi) (pemindahan / perkebunan/kebun
penghapusan) buah
  Eliminasi Membinasakan
(menghapus) inang alternatif
    Pemeliharaan
organisme
antagonis
    Meniadakan
makanan pokok
  Destruksi Kimia
(membinasakan) Api
Pengerjaan tanah
3. Mencegah infeksi Penggunaan
Proteksi(perlindungan) fungisida
  Menghindarkan Modifikasi
infeksi lingkungan
    Modifikasi cara
bercocok tanam
4. Resistensi Mengembangkan Seleksi
(ketahanan) tanaman tahan Hibridikasi
    Irradiasi
  Proteksi silang Mengurangi
virulensi
 
Aplikasi pengendalian yang dapat diterapkan di lapangan :
A. A.   Pada Taktik Karantina
1. 1.    Dengan pelarangan pemasukan bahan perbanyakan tanaman
darai luar negeri atau luar daerah. Misalnya : Penyakit darah
pada pisang yang disebabkan Pseudomonas celebensis yang diatur
dalam Lembaran Negara No 532 tanggal 10 September 1921 yang
isinya melarang membawa perbanyakan tanaman pisang dari
daerah Sulawesi, untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut.
2. 2.    Pemeriksaan di perbatasan terhadap lalu lintas tanaman.
Untuk menghalangi masuknya penyakit ke daerah baru.
B. B.   Taktik Pengendalian dengan Uji Kesehatan Tanaman dilakukan
dengan penggunaan biji yang bebas penyakit misalnya perlakuan biji
jagung dengan Ridomil untuk membebaskan dari penyakit bulai
Sclerospora maydis.
C. C.   Taktik Pengendalian Sertifikasi. Aplikasinya di lapangan dilakukan
dengan:
1. 1.    Pemberian sertifikat tanaman sehat.
2. 2.    Menghilangkan tanaman berpenyakit.
D. D.   Taktik Pengendalian dengan Desinfeksi. Aplikasinya di lapangan
dengan :
1. 1.    Perlakuan biji dengan bahan kimia misalnya biji kapas yang
dicelup Subimat untuk mematikan Xanthomonas malvacearum
penyebab penyakit bercak daun bersudut.
2. 2.    Perlakuan dengan air panas, misalnya biji kubis yang dicelup
air panas 50 0C selama 30 menit untuk mengatasi Xanthomonas
campestris penyebab penyakit busuk hitam.
E. E.    Taktik Pengendalian dengan Pemeriksaaan pada Kebun
Pemeliharaan Tanaman maupun Kebun-kebun Buah, dengan aplikasi
pengendalian :
1. 1.    Deteksi pada cabang-cabang terinfeksi.
2. 2.    Membinasakan tanaman terinfeksi.
F. F.    Taktik Pengendalian Pembinasaan Inang Alternatif dilakukan
aplikasi pengendalian dengan membinasakan gulma inang yaitu
gulma-gulma yang mungkin menjadi inang dari suatu penyakit.
G. G.  Taktik Pengendalian dengan Pemeliharaan Antagonis. Dilakukan
aplikasi pengendalian dengan menggunakan tanaman antagonis
sebagai tanaman sela misalnya tanaman Tagetus sp. atau
penggunaan organisme antagonis terhadap patogen misalnya
Trichoderma sp.
H. H.   Taktik Pengendalian dengan Meniadakan Makanan Utama.
Aplikasinya di lapangan dilakukan dengan pergiliran tanaman yaitu
menanam tanaman digilir dengan tanaman yang bukan menjadi
inang dari penyakit utama.
I. I.      Taktik Pengendalian Secara Kimia. Aplikasinya dilakukan
dengan :
1. 1.    Fumigasi tanah dengan bahan kimia misalnya untuk nematoda
puru akar.
2. 2.    Eradikasi dengan bahan kimia.
J. J.    Taktik Pengendalian dengan Api. Aplikasi pengendaliannya
dilakukan dengan :
1. 1.    Membinasakan tanaman terinfeksi dengan dibakar. Misalnya
penyakit kanker pada tanaman jeruk.
2. 2.    Membinasakan tanaman alternatif.
3. 3.    Membinasakan tanaman residu.
K. K.   Taktik Pengandalian dengan Pengerjaan Tanah. Aplikasinya
dengan menghilangkan tanaman terinfeksi.
L. L.    Taktik Pengendalian dengan Pengembangan Fungisida.
Aplikasinya dilakukan dengan :
1. 1.    Penyemprotan tanaman dengan fungisida.
2. 2.    Penghembusan tanaman dengan fungisida.
M. M.  Taktik Pengendalian dengan Modifikasi Lingkungan. Aplikasi
pengendaliannya dengan :
1. 1.    Pemotongan dahan pohon pelindung untuk mengurangi
kelembaban misalnya penyakit cacar daun teh.
2. 2.    Mengurangi tajuk tanaman agar sinar matahari cukup.
3. 3.    Mengubah pH tanah agar tidak sesuai dengan kebutuhan
pathogen, misalnya penyakit kudis pada kentang dengan
pemberian belerang untuk menurunkan pH, menaikkan pH
dengan pengapuran untuk mengatasi penyakit akar gada pada
kubis.
N. N.   Taktik Pengendalian dengan Modifikasi Cara Bercocok Tanam.
Aplikasinya dilakukan dengan :
Tanggal penanaman yang diatur. Misalnya penanaman jagung
dimajukan untuk menghindari Sclerospora maydis penyebab penyakit
bulai sehingga pada waktu musim penghujan datang saat penyakit
bulai berkembang, tanaman jagung sudah cukup tahan terhadap
penyakit.
O. O.  Taktik Pengendalian Seleksi. Aplikasinya dilakukan dengan
pemuliaan selektif.
P. P.   Taktik Pengendalian Hibridisasi. Aplikasinya dilakukan dengan
pemuliaan silang.
Q. Q.  Taktik Pengendalian Irradiasi. Aplikasinya dilakukan dengan
mutasi terinduksi.
R. R.   Taktik Pengendalian dengan Pengurangan Virulensi. Aplikasinya
dilakukan dengan ketahanan terinduksi. Misalnya tanaman
tembakau terhadap penyakit layu Pseudomonas solanacearum.
Tanamn tembakau diperlakukan/diinokulasi dengan Psudomonas
solacearum dari strain yang lemah (a virulen) sehingga tanaman
akan terlindungi bila Psudomonas solacearum dari strain yang kuat
(virulen) menyerang.
 

Anda mungkin juga menyukai