Kompetensi Dasar :
Menerapkan pengetahuan sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat .
Indikator :
MATERI
Pengertian
Pengendalian sosial adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial serta
mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai
yang berlaku. Dengan adanya pengendalian sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan
anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang/membangkang.
Telah dijelaskan bahwa pengendalian sosial terjadi karena adanya perilaku yang
menyimpang. Jadi, pengendalian sosial sangat berperan penting bagi kehidupan kita masing-
masing. Oleh karena itu, pengendalian sosial pun memiliki fungsi dan tujuan. Sebagai pelajar
ataupun masyarakat publik juga dapat memahami ciri-ciri pengendalian sosial,macam-
macam,bentuk-bentuk, serta lembaga pengendalian sosial.
Jika tak ada penerapan pengendalian sosial bagi pelajar maupun masyarakat publik
tentunya negara kita cenderung drastis meningkatkan perilaku yang menyimpang yang bersifat
tidak stabil karena perilaku yang menyimpang tersebut. Jadi kita harus memahami pengendalian
sosial.
Para sosiolog menggunakan istilah pengendalian sosial untk menggambarkan segala cara
dan proses yang ditempuh oleh sekolompok orang atau masyarakat yang bersangkutan. Banyak
cara yang digunakan untuk memaksa individu agar taat pada sejumlah peraturan. Contoh,
homoseksual/lesbian bagi masyarakat desa dianggap sangat tabu dan dianggap melanggar adat. Si
pelaku yang tertangkap basah melakukan hal tersebut harus siap menghadapi resiko digosipkan,
dikucilkan, atau mungkin diarak keliling kampong. Mengapa demikian? Karena
homoseksual/lesbian merupakan aib di masyarakat yang tidakdapat ditolerir. Bahkan, sanksinya
bisa berupa pengusiran dari kampong. Sanksi demikian sudah termasuk ke dalam pengendalian
sosial. Yakni berupa hukum.
Berikut merupakan pendapat menurut beberapa ahli mengenai pengertian pengendalian sosial:
Robert M. Z. Lawang :
Pengendalian sosial adalah semua cara yang dipergunakan suatu masyarakat untuk
mengembalikan si penyimpang pada garis yang normal atau yang sebenarnya.
Joseph S. Roucek :
Pengendalian sosial adalah segala proses, baik yang direncanakan maupun tidak
direncanakan yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga
masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku.
Karel J. Veeger :
Pengendalian sosial adalah kelanjutan dari proses sosialisasi dan berhubungan dengan
cara-cara dan metode-metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar
berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat
Paul B. Horton dan Chester L. Hunt :
Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok
orang atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai dengan harapan
kelompok atau masyarakat itu sendiri.
Peter L. Berger ;
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan
anggotanya yang membangkang.
Bruce J. Cohen :
Pengendalian sosial adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mendorong
seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat luas.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian sosial adalah proses yang
digunakan oleh seseorang atau kelompok untuk memengaruhi, mengajak, bahkan memaksa
individu atau masyarakat agar berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat, sehingga tercipta ketertiban di masyarakat.
Berdasarkan Cara
Tindakan Persuasif
Tindakan persuasif merupakan upaya pengendalian sosial yang dilakukan dengan
menekankan pada tindakan yang sifatnya mengajak atau membimbing warga masyarakat
agar bersedia bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Cara persuasif cenderung
menekankan pada upaya penyadaran msyarakat. Contoh, sejumlah artis membagikan
bunga sebagai ajakan untuk mewujudkan perdamaian ; seorang guru Bimbingan dan
Penyuluhan ( BP ) menegur dan menasihati seorang siswa yang tertangkap basah
merokok di sekolah.
Tindakan Koersif
Tindakan koersif merupakan upaya pengendalian sosial yang dilakuan dengan
menekankan pada tindakan yang sifatnya memaksa warga masyarakat agar bersedia
bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Cara koersif cenderung menekankan pada
berbagai upaya pemaksaan masyarakat.Upaya ini semestinya digunakan seminimal
mungkin, yaitu bila upaya persuasif tidak memberikan hasil. Contoh, petugas ketertiban
kota memerintahkan dengan pengeras suara agar semua PKL tidak berdagang di tempat
yang dilarang ( tekanan), namun kemudian petugas ketetiban kota mengangkut lapak
yang digunakan para pedagang kaki lima yang berdagang di tempat – tempat terlarang.
Hal itu dilakukan karena peringatan yang telah diberikan beberapa kali tidak di indahkan.
Berdasarkan Sifat
Pengendalian Melalui Institusi
Pengendalian melalui institusi adalah cara pengendalian sosial melalui lembaga-lembaga
sosial yang ada dalam masyarakat, seperti lembaga pendidikan, hukum, agama, politik,
ekonomi, dan keluarga. Misalnya, orang yang ketahuan merampok sebuah Bank akan
dimasukkan ke dalam penjara.
Pengendalian Melalui Noninstitusi
Pengendalian melalui noninstitusi adalah cara pengendalian di luar institusi yang ada,
seperti oleh individu atau kelompok massa yang tidak saling mengenal. Cara pengendalian
ini seringkali menggunakan kekerasan dan sifatnnya tidak resmi. Misalnya, sekelompok
massamelakukan penganiayaan terhadap seorang pencopet ysng tertsngksp I sebuah
terminal.
Pendidikan
Pendidikan adalah cara paling efektif yang dilakuakn agar seseorang mengetahui, memahami
dan sekaligus mempraktikkan sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar mencapai taraf kedewasaan.
Melalui pendidikanlah seseorang mengetahui, memahami, dan sekaligus mempraktekkan
sistem nilai dan sistem norma yang berlaku di tengah-tengah masyarakat.
Agama
Agama mengajarkan kepada seluruh umat manusia untuk menjaga hubungan baik antara
manusia dengan sesama manusia, antara manusia dengan makhluk lain, dan antara manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan yang baik dapat dibina dengan cara menjalankan
segala perintah Tuhan dan sekaligus menjauhi segala larangan-Nya. Melalui agama
ditanamkan keyakinan bahwa melaksanakan perintah Tuhan merupakan perbuatan baik yang
akan mendatangkan pahala. Sebaliknya, melanggar larangan Tuhan merupakan perbuatan
dosa yang akan mendatangkan siksa. Dengan keyakinan seperti ini, maka agama memegang
peranan yang sangat penting dalam mengontrol perilaku kehidupan manusia.
Pengertian
Secara umum, pengertian lembaga sosial merupakan satu jenis lembaga yang mengatur
rangkaian tata cara dalam melakukan hubungan antar manusiadalam menjalani kehdupan
dengan tujuan mendapatkan keteraturan hidup. Dari pengertian tersebut, kita dapat
mengetahui fungsi dan sifat dari lembaga pengendalian sosial.
Macam-macam
Disini ada beberapa lembaga pengendalian sosial yang akan menegakkan aturan dalam
masyarakat. Pada setiap lembaga ada petugas yang memang diberi wewenang untuk
mengendalikan dan mengawasi perilaku yang menyimpang dari seseorang dan
menyadarkannya agar bertindak sesuai dengan norma sosial. Mari kita bahas satu persatu
lembaga pengendalian sosial tersebut.
1. Lembaga Kepolisian
Polisi merupakan aparat keamanan dan ketertiban masyarakat, dalam hal ini bertugas
pelindung terhadap ketertiban masyarakat. Polisi adalah aparat penegak hukum yang
bertugas menegakkan kaidah-kaidah/norma sosial. Sebagai penegak hukum polisi juga
bertugas melakukan penyidikan berbagai macam kasus penyimpangan sosial khususnya
kejahatan dan laporan tentang gangguan ketertiban masyarakat.
2. Lembaga Kejaksaan
Lembaga kejaksaan pada hakikatnya merupakan lembaga formal yang bertugas sebagai
penuntut umum yaitu pihak yang melakukan peuntutan terhadap mereka-mereka yang
melakukan pelanggaran hukum berdasarkan tertib hukum yang berlaku. Sebagai badan
yang berwenang dalam penegakan hukum dan keadilan, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa
Agung yang dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Presiden.
3. Lembaga Pengadilan
Lembaga pengadilan pada hakikatnya juga merupakan lembaga pengadilan sosial formal
yang bertugas untuk memeriksa kembali hasil penyidikan dan BAP dari kepolisian serta
menindaklanjuti tuntutan dari kejaksaan terhadap kasus pelanggaran itu sendiri. Dalam
pengadilan terdapat perangkat yang bertugas menjalankan pengadilan antara lain, hakim,
jaksa, panitera, dan pengacara.
4. Lembaga KPK
KPK merupakan lembaga yang dibentuk untuk memberantas para korupsi di tanah air.
KPK adalah lembaga Negara di Indonesia yang bersifat independen dan bebas dari
pengaruh kekuasaan manapun. Tidak hanya penindakan kasus korupsi, tetapi upaya
pencegahan korupsi juga dilakukan KPK.
5. Lembaga Adat
Penyimpangan perilaku diselesaikan berdasarkan aturan hukum adat yang berlaku di
bawah penyelanggaran tokoh-tokoh adat setempat. Pengadilan adat yaitu suatu lembaga
pengendalian sosial yang terdapat pada masyarakat yang masih kuat memegang adat-
istiadat. Lembaga adat bertugas untuk mengawasi atau mengendalikan warga yang
melanggar norma adat. Hukuman bagi para pelanggar norma adat dapat berupa denda
atau diusir dari lingkungan masyarakat adat yang bersangkutan.
6. Tokoh-Tokoh Masyarakat
Tokoh-tokoh masyarakat ini merupakan panutan sekaligus pengendali yang dipatuhi
oleh warga masyarakat yang lain. Tokoh masyarakat adalah para pemimpin masyarakat,
baik formal maupun informal. Mereka ditokohkan karena memiliki pengaruh atau
wibawa atau kharisma di hadapan masyarakatnya. Para tokoh masyarakat dapat
melakukan peranan sebagai lembaga pengendalian sosial terhadap warga
masyarakatnya. Misalnya dengan cara mendidik, menasihati, membimbing, membina,
menegur, dan sebagainya, agar warga masyarakatnya mematuhi nilai-nilai dan norma
yang berlaku. Usaha warga masyarakat untuk memberikan opini dan penekanan
terhadap pihak-pihak yang dianggap melanggar ketentuan perundang yang berlaku baik
yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung disebut kontrol sosial.
7. Media Massa
Media massa efektif juga untuk mengendalikan kehidupan sosial masyarakat. Apalagi
media massa memiliki cakupan luas, sehingga dapat
mengontrol perilaku para pemimpin dan warga masyarakat. Media massa dapat pula
membentuk opini publik sehingga memengaruhi sikap dan pendapat warga masyarakat
tentang sesuatu hal.
8. Lembaga sekolah
Sekolah juga termasuk lembaga pengendalian sosial. Guru berkewajiban mendidik dan
mengajar para siswa. Mendidik lebih intensif daripada mengajar. Ketika mendidik para
siswa, guru akan menanamkan nilai dan norma sosial yang akan membangun kepribadian
para siswa. Hal ini mesti dilakukan agar para siswa bisa menjadi individu beradab.
9. Keluarga
Keluarga dapat berperan sebagai lembaga pengendalian sosial bagi anak-anak. Peranan
keluarga dalam pengendalian sosial sangat besar, sebab lingkungan keluarga merupakan
tempat pertama dan utama bagi anakanak untuk belajar hidup sosial, termasuk mengenal
nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
10. Mahasiswa
Mahasiswa sering disebut sebagai pelaku pengendalian sosial. Demonstrasi mahasiswa
untuk menuntut para pemimpin dan pejabat pemerintah yang melanggar norma-norma
hukum sehingga merugikan rakyat dan negara adalah salah satu contoh pengendalian
sosial.