Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN WAHAM

Dosen pembimbing: Ns. Evin Novianti, M.Kep., Sp.Kep.J

Disusun Oleh :
Miranti Nisrina N. 2010721055

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2020
I. KASUS (MASALAH UTAMA)
Waham
Waham adalah keyakinan pribadi yang salah secara kokoh
dipertahankan walaupun yang lain tidak berkeyakinan sama dan
kontradiksi dengan realitas sosial (Stuart, 2016). Waham muncul dari
fisiologi otak seseorang, rangsangan lingkungan saat ini, dan kerangka
acuan seseorang mengenai dunia. Waham dapat terhubung dengan
halusinasi.
Myers, dkk. (2017) menyatakan bahwa waham adalah
keyakinan atau persepsi palsu yang tetap tidak dapat diubah meskipun
ada bukti yang membantahnya. Gangguan proses pikir waham
mengacu pada suatu kondisi seseorang yang menampilkan satu atau
lebih khayalan ganjil selama paling sedikit satu bulan. Waham
merupakan suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara
kuat atau terus menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Klien
meyakini bahwa dirinya adalah seperti apa yang ada di dalam isi
pikirannya.
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat
terus-menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna
Keliat, 2006).

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Faktor Predisposisi
1. Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan menggangu hubungan
interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan
ansietas yang berakir dengan gangguan presepsi, klien menekankan
perasaan nya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi
tidak efektif
2. Faktor sosial budaya
Menurut Yosep (dalam Sutejo, 2009) kebudayaan turut
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kepriadian
seseorang. Seseorang yang merasa di asingkan dan kesepian dapat
menyebabkan timbul nya waham.
3. Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda bertentangan
dapat menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran
terhadap kenyataan

4. Faktor biologis
Waham di yakini terjadi karena ada nya atrofi otak,
pembesaran ventrikel di otak atau perubahan pada sel kortikal dan
lindik

5. Faktor genetik

B. Faktor Presipitasi
1. Faktor sosial budaya
Waham dapat di picu karena ada nya perpisahan dengan
orang yang berarti atau di asingkan dari kelompok.
2. Faktor biokimia
Dopamin, norepinepin, dan zat halusinogen lain nya di
duga dapat menjadi penyebab waham pada seseorang
3. Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasan nya
kemampuan untuk mengatasi masalah sehingga klien
mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang
menyenagkan.

C. Mekanisme Koping
Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif,
dan mekanisme ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkal.
Klien dengan waham menggunakan mekanisme pertahanan reaksi
formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi formasi,
digunakan sebagai pertahanan melawan agresif, kebutuhan,
ketergantungan danperasaan cinta. Kebutuhan akan ketergantungan
ditransformasikan menjadi kemandirian yang kokoh. Penyangkalan,
digunakan untuk menghindari kesadaran akan kenyataan yang
menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari
mengenal impuls yang tidak dapat diterima dari dirinya sendiri.
Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas telah dihipotesiskan
telah menyababkan reaksi formasi dan proyeksi waham dan
suporioritas.

Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran


rahasia yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk
meningkatkan harga diri mereka yang terluka. (Dermawan, 2013).

Mekanisme koping secara umum dibagi menjadi tiga yaitu


berfokus secara kognitif, berfokus pada ego dan berfokus pada
masalah (Stuart,2016). Klien dengan gangguan waham biasanya
menggunakan mekanisme koping berupa proyeksi, penyangkalan, dan
pembentukan reaksi(Sutejo, 2009).

Sumber Koping
a) PERSONAL ABILITY
1. Problem solving skill
a. Kemampuan untuk mencari informasi
b. Identifikasi masalah
c. Mempertimbangkan alternative
d. Pelaksanaan dari rencana tindakan
2. Kesehatan dan energy
3. Sosial skill
4. Pengetahuan dan intelegensi individu
5. Identitas Ego yg kuat
b) SOSIAL SUPPORT
1. Hubungan antar : indiv, keluarga , kelp. Masyarakat
2. Komitmen dg jaringan social
3. Budaya yg stabil

c) MATERIAL ASSETS
1. Penghasilan individu /finansial
2. Benda-benda atau barang yang dimiliki
3. Pelayanan kesehatan

d) POSITIVE BELIEFS
1. Keyakinan dan nilai
2. Motivasi
3. Orientasi kesehatan pada pencegahan

D. Rentang Respon

Rentang respons neurobiologi waham (stuart,2016)


E. FASE – FASE WAHAM
Proses terjadinya waham dibagi menjadi enam yaitu :

1. Fase Lack of Human need

Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhn-kebutuhan klien


baik secara fisik maupun psikis. Secar fisik klien dengan waham
dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi
sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita.
Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya
untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang
secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara
Reality dengan selft ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana
tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang dianggap sangat
cerdas, sangat berpengalaman dn diperhitungkan dalam
kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan
bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya
penghargaan saat tumbuh kembang ( life span history ).

2. Fase lack of self esteem

Tidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya


kesenjangan antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan
harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan
standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya,
saat lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi
komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki
kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang
melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh.
Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh,
support system semuanya sangat rendah.

3. Fase control internal external

Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau


apa-apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan
dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan
bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya
untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima
lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan
tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan
sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang
dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara
adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan.
Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau
konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak
merugikan orang lain.

4. Fase environment support

Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam


lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama
kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut
sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari
sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak
berfungsinya norma ( Super Ego ) yang ditandai dengan tidak ada
lagi perasaan dosa saat berbohong.

5. Fase comforting

Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya


serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan
mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai
halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya.
Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindar interaksi
sosial ( Isolasi sosial ).

6. Fase improving

Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi,


setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat.
Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa
lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi ( rantai yang
hilang ). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi
waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting
sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara
konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-
apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi
sosial.

F. JENIS – JENIS WAHAM


Tanda dan gejala waham berdasarkan jenisnya meliputi :

1. Waham agama
Kenyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, di
ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh : “ kalau saya mau masuk surga saya harus mengunakan
pakaian putih setiap hari “, atau klien mengatakan bahwa diri nya
adalah tuhan yang dapat mengendalikan mahkluk nya.

2. Waham kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa diri nya memiliki
kekuatan khusus atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain, di
ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Contoh : “ saya ini pejabat di departemen kesehatan lhooooo........”

“ saya punya tambang emas !”

3. Waham curiga
Keyakinan bahwa seseorang tau sekelompok orang
berusaha merugikan atau mencederai diri nya, di ucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Contoh : “ saya tau ........... semua saudara saya ingin


menghancurkan hidup saya karena mereka semua iri dengan
kesuksesan yang di alami saya”.

4. Waham somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh tau bagian tubuh nya
terganggu atau terserang penyakit, di ucapkan berulag-ulang tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan.

Contoh :” klien selalu mengatakan bahwa diri nya sakit


kanker,namun setelah di lakukan pemeriksaa laboraturium tidak di
temuka ada nya sel kanker pada tubuh nya.

5. Waham nihilistik
Keyakinan seseorang bahwa diri nya sudah meninggal
dunia, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai denga
kenyataan

Contoh :” ini akan alam kubur nya, semua yang ada di sini adalah
roh-roh”.

PSIKOFARMAKA WAHAM

1. Litium karbonat

Farmakologi
Litium Karbonat adalah jenis litium yang paling sering digunakan
untuk mengatasi gangguan bipolar, menyusul kemudian litium
sitial.

Indikasi
Mengatasi episode waham dari gangguan bipolar. Gejala hilang
dalam jangka waktu 1-3 minggu setelah minum obat.

Dosis
Untuk tablet atau kapsul immendiate rease biasanya diberikan 3 dan
4 kali sehari, sedangkan tablet controlled release diberikan 2 kali
sehari interval 12 jam.
Efek samping
Tremor ringan pada tangan, poliuria nausea, dan rasa haus. Efek ini
mungkin saja menetap selama pengobatan.

Mekanisme kerja
Menghambat pelepasan serotonin dan mengurangi sensitivitas dari
reseptor dopamine.

2. Haloperidol

Farmakologi
Haloperidol merupakan obat antipsikotik (mayor tranquiliner)
pertama dari turunan butirofenon.

Indikasi
Haloperidol efektif untuk yang hiperaktif juga melibatkan aktivitas
motorik berlebih disertai kelainan tingkah laku.

Dosis
- Dewasa
Gejala sedang : 0,5-2mg, 2 atau 3 kali sehari
Gejala berat : 3-5mg, 2 atau 3 kali sehari
- Anak Anak
Tidak boleh diberikan pada anakdengan usia 3-12 tahun (berat
badan 15-40kg).
Efek samping
Kontraindikasi
Hipersensitifitas terhadap haloperidol atau komponen lain
formulasi, penyakit Parkinson, depresi berat SSP, supresi sumsum
tulang, penyakit jantung atau penyakit hati berat, koma.

Mekanisme kerja
Memblok reseptor dopaminergik D1 dan D2 di postsinaptik
mesolimbik otak. Menekan pelepasan hormon hipotalamus dan
hipofisa, menekan Reticular Activating System (RAS) sehingga
mempengaruhi metabolism basal. Temperature tubuh, tonus
vasomotor dan emesis.

3. Karbamazepin

Farmakologi
Karbamazepin terbukti efektif, dalam pengobatan kejang
psikomotor, serta neuralgia trigeminal.

Indikasi
Karbamazepin diindikasikan sebagai obat antikonvulsan yaitu jenis
kejang parsial, pola kejang campuran, neuralgia trigeminal

Dosis

- Dewasa dan anak-anak : di atas 12tahun

Dosis awal : 200mg 2x sehari untuk tablet/ 1 sendok teh 4x1


hari suspense (400mg sehari)

- Anak usia 6-12tahun


Dosis awal : 100mg 2 kali sehari, untuk tablet atau ½ sendok teh
4x1 hari.

Efek samping
Efek samping yang paling sering timbul yang terutama terjadi pada
awal terapi adalah pusing, ngantuk, mual, dan muntah.

Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap karbamazepin, antidepresan trisiklik, atau
komponen sediaan, depresi sumsum tulang belakang.

Mekanisme kerja
menekan senralis nucleus pada thalamus/menurunkan jumlah
stimulasi temporal yang menyebabkan neural discharge
III. A. POHON MASALAH

B. Masalah Keperawatan Yang Perlu Dikaji

Data Masalah Keperawatan

DS: Waham
1. Klien mengatakan bahwa dia
adalah malaikat semua orang harus
tunduk kepadanya.

DO:

1. Klien terlihatsering mengamuk,


berteriak, berbicara dan tertawa
sendiri.
2. Klien sering melukai istrinya.
3. Klien marah jika ada orang lain
yang tidak percaya dengan apa
yang dikatakannya.

Risiko Perilaku Kekerasan


DS:
-

DO:
1. Klien mengamuk, berteriak,
berbicara, tertawa sendiri dan melukai
istrinya

DS: Harga Diri Rendah

1. Keluarga pasien mengatakan klien


mulai seperti itu sejak 6 bulan yang lal
bisnis digarapnya bangkrut.
2. Semenjak bisnisnya bangkrut klien
tidak mau berkumpul dan bertemu
dengan teman dan saudaranya karena
malu.
3. Istri klien mengatakan pada saat
kecil klien sering dikucilkan
dilingkungannya karena ayahnya
narapidana.

DO:
1. Saat diruangan klien selalu
mengatakan hal tersebut pada teman-
temannya.

IV. DIAGNOSA KEPERWATAN


a. Perubahan proses pikir : Waham
b. Risiko Perilaku Kekerasan
c. Gangguan konsep diri : Harga diri Rendah

V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosis Rencana Tindakan Rasional

Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan

Gangguan TUM: 1.1 Setelah ... x 1. Bina hubungan Melakukan


Proses interaksi klien: saling percaya pendekatan
1. Pasien dapat
Pikir: dengan klien: terapetik dengan
berorientasi 1.1 Mau
Waham kepada realitas menerima 1. 1. Beri salam klien dan
secara kehadiran perawat membina
1. 2. Perkenalkan diri,
bertahap di sampingnya. hubungan saling
tanyakan nama
percaya
2. Pasien mampu 1.2 Mengatak serta nama
merupakan hal
berinteraksi an mau panggilan yang
terpenting dan
secara realistis menerima disukai.
utama untuk
dengan orang bantuan
1. 3. Jelaskan tujuan dapat
lain dan perawat
interaksi melakukan
lingkungan 1.3 Mengijink
intervensi lebih
an duduk 1. 4. Yakinkan klien
lanjut.
disamping dalam keadaan
TUK : aman dan
perawat siap
1. Klien dapat
menolong dan
membina
mendampinginy
hubungan
a
saling percaya
dengan 1. 5. Yakinkan bahwa
perawat kerahasiaan
klien akan tetap
terjaga

1. 6. Tunjukkan sikap
terbuka dan
jujur

1. 7. Perhatikan
kebutuhan dasar
dan beri bantuan
untuk
memenuhinya

2. Klien dapat 2.1 Setelah .... x 2. Bantu klien untuk Dengan


mengidentifik interaksi mengungkapkan menceritakan
asi perasaan klien : perasaan dan ide dan perasaan
yang muncul pikirannya. klien bisa
1. Klien
secara mengurangi
menceritakan a. Diskusikan
berulang beban yang
ide-ide dan dengan klien
dalam pikiran dirasakannya.
perasaan yang pengalaman yang
klien.
muncul secara dialami selama ini
berulang termasuk hubungan
dalam dengan orang yang
pikirannya. berarti, lingkungan
kerja, sekolah, dsb.

b. Dengarkan
pernyataan klien
dengan empati tanpa
mendukung /
menentang
pernyataan
wahamnya.

c. Katakan
perawat dapat
memahami apa yang
diceritakan klien.

3. Klien dapat 3.1Setelah .... x 3. Bantu klien untuk Mengetahui


mengidentifik interaksi klien: mengidentifikasi stressor waham
asi stressor / kebutuhan yang sangat penting
1. Dapat
pencetus tidak terpenuhi serta untuk
menyebutkan
wahamnya. kejadian yang melakukan
kejadian-
(Triggers menjadi factor intervensi
kejadian sesuai
Factor) pencetus selanjutnya.
dengan urutan
wahamnya.
waktu serta
harapan / 3.1. Diskusikan
kebutuhan dasar dengan klien tentang
yang tidak kejadian-kejadian
terpenuhi traumatik yang
seperti : Harga menimbulkan rasa
diri, rasa aman takut, ansietas
dsb. maupun perasaan
tidak dihargai.
2. Dapat
menyebutkan 3.2. Diskusikan
hubungan antara kebutuhan/harapan
kejadian yang belum
traumatis/kebut terpenuhi.
uhan tidak
3.3. Diskusikan
terpenuhi
dengan klien cara-
dengan
cara mengatasi
wahamnya.
kebutuhan yang
tidak terpenuhi dan
kejadian yang
traumatis.

3.4. Diskusikan
dengan klien apakah
ada halusinasi yang
meningkatkan
pikiran / perasaan
yang terkait
wahamnya.

3.5. Diskusikan
dengan klien antara
kejadian-kejadian
tersebut dengan
wahamnya.
4. Klien dapat 4.1 Setelah … 4. Bantu klien Dengan
mengidentifik x interaksi mengidentifikasi mengidentifikasi
asi wahamnya klien: keyakinannya yang keyakinan yang
Menyebutkan salah tentang situasi salah akan
perbedaan yang nyata (bila memudahkan
pengalaman klien sudah siap) untuk
nyata dengan pengobatan
4.1. Diskusikan
pengalaman klien karena
dengan klien
wahamnya. pada intervensi
pengalaman
ini klien dan
wahamnya tanpa
perawat akan
berargumentasi
diskusi
4.2. Katakan mengenai
kepada klien akan realitas.
keraguan perawat
terhadap pernyataan
klien

4.3. Diskusikan
dengan klien respon
perasaan terhadap
wahamnya

4.4. Diskusikan
frekuensi, intensitas
dan durasi terjadinya
waham

4.5. Bantu klien


membedakan situasi
nyata dengan situasi
yang dipersepsikan
salah oleh klien

5. Klien dapat 5.1 Setelah … 5.1 Diskusikan dengan Mengidentifikas


mengidentif x interaksi : klien pengalaman- i kosekuensi
ikasi pengalaman yang klien akan
Klien
konsekuensi tidak membuat klien
menjelaskan
dari menguntungkan berpikir lei
gangguan fungsi
wahamnya sebagai akibat dari rasional dan
hidup sehari-hari
wahamnya seperti : realistis
yang diakibatkan
sehingga dapat
ide-ide / 1 Hambatan
mempertimbang
fikirannya yang dalam berinteraksi
kan dan
tidak sesuai dengan keluarga
memiliki
dengan kenyataan
2 Hambatan keinginan untuk
seperti :
dalam berinteraksi sembuh
1. Hubungan dengan orang lain
dengan
5.2 Ajak klien melihat
keluarga
bahwa waham
2. Hubungan tersebut adalah
dengan masalah yang
orang lain membutuhkan
bantuan dari orang
3. Aktivitas
lain
sehari-hari
5.3 Diskusikan dengan
4. Pekerjaan
klien orang/tempat
5. Sekolah ia minta bantuan
apabila wahamnya
6. Prestasi,
timbul / sulit
dsb
dikendalikan.

6. Klien dapat 6.1 Setelah … x 6.1. Diskusikan Teknik distraksi


melakukan interaksi klien : hobi/aktivitas yang membantu klien
teknik disukainya. untuk
Klien melakukan
distraksi menghentikan
sebagai cara aktivitas yang 6.2. Anjurkan klien pikiran atau
menghentik konstruktif sesuai memilih dan wahamnya.
an pikiran dengan minatnya melakukan aktivitas
yang yang dapat yang membutuhkan
terpusat mengalihkan perhatian dan
pada fokus klien dari ketrampilan fisik
wahamnya wahamnya.
6.3. Ikut sertakan
klien dalam
aktivitas fisik yang
membutuhkan
perhatian sebagai
pengisi waktu
luang.

6.4. Libatkan klien


dalam TAK
orientasi realita

6.5. Bicara dengan


klien topik-topik
yang nyata

6.6. Anjurkan klien


untuk bertanggung
jawab secara
peronal dalam
mempertahankan/m
enungkatkan
kesehatan dan
pemulihannya.

6.7. Beri
penghargaan bagi
setiap upaya klien
yang positif

7. Klien mendapat 7.1 Setelah .... X 7.1. Diskusikan Dukungan yang


dukungan interaksi pentingnya peran positif dari
keluarga. Keluarga serta keluarga keluarga akan
dapat sebagai pendukung membuat klien
menjelaskan untuk mengatasi merasa berharga
tentang : waham. dan
diperhatikan
o Pengertian 7.2.Diskusikan potensi
waham keluarga untuk
membantu klien
o Tanda dan
mengatasi waham.
gejala waham
7.3.Jelaskan pada
o Penyebab
keluarga tentang :
dan akibat
waham 1. 8.Pengertian
waham
o Cara
merawat klien 1. 9.Tanda dan

waham gejala waham

7.2 Setelah ... X 1. 10. Penyeba

interaksi b dan akibat

keluarga waham

dapat 1. 11. Cara


mempraktekk merawat klien
an cara waham
merawat
klien waham. 7.4. Latih keluarga cara
merawat waham.

7.5. Tanyakan perasaan


keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan

7.6. Beri pujian kepada


keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien di
rumah sakit

8. Klien dapat 8.1 Setelah ……x 8.1. Diskusikan Penggunaan


memanfaatkan interaksi klien dengan klien obat yang baik
obat dengan menyebutkan; tentang manfaat dan dapat membantu
baik. kerugian tidak dalam
 Manfaat
minum obat, nama , pemulihan klien
minum obat
warna, dosis, cara ,
 Kerugian efek terapi dan efek
tidak minum samping penggunan
obat obat

 Nama,warna,d 8.2. Pantau klien


osis, efek saat penggunaan
terapi dan obat
efek samping
Beri pujian jika
obat
klien
8.2. Setelah menggunakan
……..x obat dengan benar
interaksi klien
8.3. Diskusikan
mendemontra
akibat berhenti
sikan
minum obat tanpa
penggunaan
konsultasi dengan
obat dgn
dokter
benar
Anjurkan klien
8.3. Setelah
untuk konsultasi
….x interaksi
kepada
klien dokter/perawat jika
menyebutkan terjadi hal – hal
akibat yang tidak di
berhenti inginkan .
minum obat
tanpa
konsultasi
dokter

Risiko TUM:
Perilaku
Klien tidak 1. Setelah … X 1. Bina hubungan Kepercayaan
Kekerasan
melakukan perilaku interaksi klien: saling percaya dari klien
kekerasan dengan: merupakan hal
1. 1. Wajah
yang akan
TUK: cerah, tersenyum 1. 1. Beri salam setiap
memudahkan
berinteraksi.
1. Klien dapat 1. 2. Mau perawat dalam
membina berkenalan 1. 2. Perkenalkan melakukan
hubungan nama, nama pendekatan
1. 3. Ada
saling percaya panggilan perawat keperawatan
kontak mata
dan tujuan perawat atau intervensi
1. 4. Bersedia berinteraksi selanjutnya
menceritakan terhadap klien
1. 3. Tanyakan dan
perasaan
panggil nama
kesukaan klien

1. 4. Tunjukkan sikap
empati, jujur dan
menepati janji setiap
kali berinteraksi

1. 5. Tanyakan
perasaan klien dan
masalah yang
dihadapi klien

1. 6. Buat kontrak
interaksi yang jelas

1. 7. Dengarkan
dengan penuh
perhatian ungkapan
perasaan klien

2. Klien dapat 2. Setelah … X 2. Bantu klien Menentukan


mengidentifikasi interaksi klien: mengungkapkan mekanisme
penyebab perasaan marahnya: koping yang
2. 1. Mencerita
perilaku dimiliki oleh
kan penyebab 2. 1. Motivasi klien
kekerasan yang klien dalam
perasaan untuk menceritakan
dilakukannya menghadapi
jengkel/kesal penyebab rasa kesal
masalah.
baik dari diri atau jengkelnya
Selain itu,
sendiri maupun
2. 2. Dengarkan tanpa juga sebagai
lingkungannya
menyela atau langkah awal
memberi penilaian dalam
setiap ungkapan menyusun
perasaan klien strategi
berikutnya.

3. Klien dapat 3. Setelah … X 3. Bantu klien Deteksi dini


mengidentifikasi interaksi klien mengungkapkan dapat
tanda-tanda menceritakan tanda-tanda perilaku mencegah
perilaku tanda-tanda kekerasan yang tindakan yang
kekerasan saat terjadi dialaminya: bisa
perilaku membahayak
3. 1.Motivasi klien
kekerasan an klien dan
menceritakan
lingkungan
3. 1. Tanda kondisi fisik
sekitar.
fisik : mata (tanda-tanda
merah, tangan fisik) saat
mengepal, perilaku
ekspresi kekerasan terjadi
tegang, dan
3. 2.Motivasi klien
lain-lain.
menceritakan
3. 2. Tanda kondisi emosinya
emosional : (tanda-tanda
perasaan emosional) saat
marah, terjadi perilaku
jengkel, bicara kekerasan
kasar.
3. 3.Motivasi klien
3. 3. Tanda menceritakan
sosial : kondisi
bermusuhan hubungan
yang dialami dengan orang
saat terjadi lain (tanda-tanda
perilaku sosial) saat
kekerasan. terjadi perilaku
kekerasan

4. Klien dapat 4. Setelah … X 4. Diskusikan dengan Melihat


mengidentifikasi interaksi klien klien perilaku mekanisme
jenis perilaku menjelaskan: kekerasan yang koping klien
kekerasan yang dilakukannya selama dalam
4. 1. Jenis-
pernah ini: menyelesaika
jenis ekspresi
dilakukannya n masalh
kemarahan yang 4. 1.Motivasi klien
yang dihadapi
selama ini telah menceritakan
dilakukannya jenis-jenis tindak
kekerasan yang
4. 2. Perasaann
selama ini
ya saat
pernah
melakukan
kekerasan dilakukannya.

4. 3. Efektivita 4. 2.Motivasi klien


s cara yang menceritakan
dipakai dalam perasaan klien
menyelesaikan setelah tindak
masalah kekerasan
tersebut terjadi

4. 3.Diskusikan
apakah dengan
tindak kekerasan
yang
dilakukannya
masalah yang
dialami teratasi.

5. Klien dapat 5. Setelah … X 5. Diskusikan dengan Membantu klien


mengidentifikasi interaksi klien klien akibat negatif melihat
akibat perilaku menjelaskan (kerugian) cara yang dampak yang
kekerasan akibat tindak dilakukan pada: ditimbulkan
kekerasan yang akibat
5. 1.Diri sendiri
dilakukannya perilaku
5. 2.Orang kekerasan
5. 1. Diri
lain/keluarga yang
sendiri : luka,
dilakukan
dijauhi teman, 5. 3.Lingkungan
klien
dll

5. 2. Orang
lain/keluarga :
luka,
tersinggung,
ketakutan, dll
5. 3. Lingkunga
n : barang atau
benda rusak dll

6. Klien dapat 6. Setelah … X 6. Diskusikan dengan


mengidentifikasi interaksi klien:
Menurunkan
cara konstruktif klien :
6. 1.Apakah klien perilaku yang
dalam
6. 1. Menjelask mau mempelajari destruktif yang
mengungkapkan
an cara-cara cara baru berpotensi
kemarahan
sehat mengungkapkan menciderai klien
mengungkapk marah yang sehat dan lingkungan
an marah sekitar
6. 2.Jelaskan
berbagai
alternatif pilihan
untuk
mengungkapkan
marah selain
perilaku
kekerasan yang
diketahui klien.

6. 3.Jelaskan cara-
cara sehat untuk
mengungkapkan
marah:

1) Cara fisik: nafas


dalam, pukul bantal
atau kasur, olah
raga.

2) Verbal:
mengungkapkan
bahwa dirinya
sedang kesal kepada
orang lain.

3) Sosial: latihan
asertif dengan orang
lain.

4) Spiritual:
sembahyang/doa,
zikir, meditasi, dsb
sesuai keyakinan
agamanya masing-
masing

7. Klien dapat 7. Setelah … X 7. 1. Diskusikan cara Keinginan untuk


mendemonstrasi interaksi klien yang mungkin marah yang
kan cara memperagakan dipilih dan tidak bisa
mengontrol cara anjurkan klien diprediksi
perilaku mengontrol memilih cara yang waktunya
kekerasan perilaku mungkin untuk serta siapa
kekerasan: mengungkapkan yang akan
kemarahan. memicunya
7. 1. Fisik: tarik
meningkatk
nafas dalam, 7.2. Latih klien
an
memukul memperagakan
kepercayaa
bantal/kasur cara yang dipilih:
n diri klien
7. 2. Verbal: a. Peragakan cara serta
mengungkap melaksanakan ketegasan
kan perasaan cara yang klien saat
kesal/jengkel dipilih. marah.
pada orang
b. Jelaskan manfaat
lain tanpa
cara tersebut
menyakiti
c. Anjurkan klien
7. 3. Spiritual:
zikir/doa, menirukan
meditasi peragaan yang
sesuai sudah dilakukan.
agamanya
d. Beri penguatan
pada klien,
perbaiki cara
yang masih
belum sempurna

7.3. Anjurkan klien


menggunakan cara
yang sudah dilatih
saat marah/jengkel

8. Klien mendapat 8. Setelah … X 8.1. Diskusikan Keluarga


dukungan interaksi pentingnya peran merupakan
keluarga untuk keluarga: serta keluarga sistem
mengontrol sebagai pendukung pendukung
8. 1. Menjelask
perilaku klien untuk utama bagi
an cara
kekerasan mengatasi perilaku klien dan
merawat
kekerasan. merupakan
klien dengan
bagian
perilaku 8.2. Diskusikan potensi
penting dari
kekerasan keluarga untuk
rehabilitasi
membantu klien
8. 2. Mengungk klien.
mengatasi perilaku
apkan rasa
kekerasan
puas dalam
merawat 8.3. Jelaskan
klien pengertian,
penyebab, akibat
dan cara merawat
klien perilaku
kekerasan yang
dapat dilaksanakan
oleh keluarga.

8.4. Peragakan cara


merawat klien
(menangani
perilaku
kekerasan)

8.5. Beri kesempatan


keluarga untuk
memperagakan
ulang

8.6. Beri pujian kepada


keluarga setelah
peragaan

8.7. Tanyakan perasaan


keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan

9. Klien 9.1. Setelah ...X 9.1. Jelaskan manfaat Mensukseskan


menggunakan pertemuan menggunakan obat progam
obat sesuai klien secara teratur dan pengobatan
program yang menjelaskan: kerugian jika tidak klien
telah ditetapkan menggunakan obat
o Manfaat Obat dapat
minum obat 9.2. Jelaskan kepada mengontrol
klien: resiko
o Kerugian
perilaku
tidak minum a. Jenis obat (nama,
kekerasan
obat warna dan
klien dan
o Nama obat bentuk obat) dapat
membantu
o Bentuk b. Dosis yang tepat
penyembuh
dan warna untuk klien
an klien
obat
c. Waktu
Mengontrol
o Dosis pemakaian
kegiatan
yang
d. Cara pemakaian klien
diberikan
minum obat
kepadanya e. Efek yang akan
dan
dirasakan klien
o Waktu mencegah

pemakaian 9.3. Anjurkan klien: klien putus


obat
o Cara a. Minta dan
menggunakan
pemakaian
obat tepat waktu
o Efek yang
b. Lapor ke
dirasakan
perawat/dokter
9.2. Setelah … X jika mengalami
pertemuan efek yang tidak
klien biasa
menggunaka
c. Beri pujian
n obat sesuai
terhadap
program
kedisiplinan
klien
menggunakan
obat.

Harga Diri TUM: Klien Setelah x


Rendah mengungkapkan interaksi, klien:
1. Bina hubungan Hubungan
pandangan positif
1. 1. menunjuk saling percaya saling percaya
untuk masa depan
kan eskpresi dengan meng- merupakan
dan melanjutkan
wajah gunakan prinsip dasar untuk
tingkat fungsi bersahabat komunikasi kelancaran
sebelumnya terapeutik : hubungan
1. 2. menun-
interaksi
jukkan rasa 1. 1. Sapa klien
selanjutnya
senang, dengan ramah baik
verbal maupun non
1. 3. ada kontak
verbal.
mata, mau
TUK: berjabat 1. 2. Perkenalkan diri
tangan, mau dengan sopan.
1. Klien dapat
menyebutkan
membina 1. 3. Tanyakan nama
nama, mau
hubungan saling lengkap dan nama
menjawab
percaya dengan panggilan yang
salam,
perawat. disukai klien.
1. 4. klien mau
1. 4. Jelaskan tujuan
duduk
pertemuan.
berdampingan
dengan 1. 5. Jujur dan
perawat, mau menepati janji.
mengutarakan
1. 6. Tunjukan sikap
masalah yang
empati dan menerima
dihadapi.
klien apa adanya.

1. 7. Beri perhatian
dan perhatikan
kebutuhan dasar
klien.

2. Klien dapat 2. Setelah x 2.1. Diskusikan dengan Diskusikan


mengidentifikasi interaksi klien klien tentang: tingkat
aspek positif dan menyebutkan: kemampuan
1. Aspek positif
kemampuan klien seperti
2. 1. Aspek yang dimiliki
yang dimiliki. menilai realitas,
positif dan klien, keluarga,
kontrol diri atau
kemampuan lingkungan. integritas ego
yang dimiliki sebagai dasar
2. Kemampuan
klien. asuhan
yang dimiliki
keperawatan.
2. 2. Aspek klien.
positif
keluarga.
Reinforcement
2.2 Bersama klien buat
2. 3. Aspek positif akan
daftar tentang:
positif meningkatkan
lingkung-an 1. Aspek positif harga diri.
klien. klien, keluarga,
lingkungan.
Pujian yang
2. Kemampuan
realistis tidak
yang dimiliki
menyebabkan
klien.
melakukan
2.3. Beri pujian yang kegiatan hanya
realistis, hindarkan karna ingin
memberi penilaian mendapat
negatif. pujian.

3. Klien dapat me- 3. Setelah x 3.1. Diskusikan dengan Keterbukaan


nilai interaksi klien klien kemampuan dan pengertian
kemampuan menyebutkan yang dapat tentang
yang dimiliki kemampuan dilaksanakan. kemampuan
un-tuk yang dapat yang dimiliki
3.2. Diskusikan
dilaksanakan dilaksanakan. adalah prasyarat
kemampuan yang
untuk berubah.
dapat dilanjutkan
pelaksanaannya.

Pengertian
tentang
kemampuan
yang dimiliki
diri motivasi
untuk tetap
mempertahanka
n
penggunaannya

4. Klien dapat 4. Setelah x 4.1. Rencanakan Klien adalah


merencanakan interaksi klien bersama klien individu yang
kegiatan sesuai membuat aktivitas yang bertanggung
dengan rencana dapat dilakukan jawab terhadap
kemampuan kegiatan harian setiap hari sesuai dirinya sendiri.
yang dimiliki kemampuan klien:

1. kegiatan
Klien perlu
mandiri.
bertindak secara
2. kegiatan realistis dalam
dengan kehidupannya.
bantuan
sebagian.
Contoh peran
3. Kegiatan yang
yang dilihat
membutuhkan
klien akan
bantuan total
memotivasi
4.2. Tingkatkan klien untuk
kegiatan sesuai melaksanakan
kondisi klien. kegiatan.

4.3. Beri contoh cara


pelaksanaan
kegiatan yang
dapat klien
lakukan.

5. Klien dapat 5. Setelah x 5.1. Anjurkan klien Memberikan


melakukan interaksi klien untuk melaksanakan kesempatan
kegiatan sesuai melakukan kegiatan yang telah kepada klien
rencana yang kegiatan sesuai direncanakan. mandiri di
dibuat. jadwal yang rumah
5.2. Pantau kegiatan
dibuat.
yang dilaksanakan
klien.
Memberikan
5.3. Beri pujian atas kesempatan
usaha yang dilakukan kepada klien
klien. untuk tetap
melakukan
5.4. Diskusikan
kegiatan yang
kemungkinan
biasa dilakukan.
pelaksanaan kegiatan
setelah pulang.

Reinforcement
positif akan
meningkatkan
harga diri.

6. Klien dapat 6. Setelah x kali 6.1. Beri pendidikan Mendorong


memanfaatkan interaksi klien kesehatan pada keluarga untuk
sistem pendu- memanfaatkan keluarga tentang mampu merawat
kung yang ada. sistem cara merawat klien klien mandiri di
pendukung dengan harga diri rumah.
yang ada di rendah.
keluarga.
6.2. Bantu keluarga
Support sistem
memberikan
keluarga akan
dukungan selama
sangat
klien di rawat. berpengaruh
dalam
6.3. Bantu keluarga
mepercepat
menyiapkan
proses
lingkungan di
penyembuhan.
rumah.

Meningkatkan
peran serta
keluarga dalam
merawat klien di
rumah.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2006. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa.


Jakarta : FIK, Universitas Indonesia
NANDA. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020. (T. H. Herdman & S. Kamitsuru, Eds.) (11th
ed.). Jakarta: EGC.
Stuart,Gail.W, Keliat,Budi.A, Pasaribu,Jesika. 2016. Keperawatan
Kesehatan Jiwa Stuart. Jakarta: Elsevier
Sutejo. (2018). Keperawatan Jiwa, Konsep dan Praktik Asuhan
Keperawatan Kesehatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan Psikososial.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Anda mungkin juga menyukai