PEMANFAATAN
UU LAIN YANG MENGATUR INDUSTRI HILIR TAMBANG HASIL TAMBANG
PERMASALAHAN UMUM SEKTOR
PERTAMBANGAN NASIONAL
Instrumen kebijakan dalam sektor pertambangan masih bersifat sentralistik dan
belum mampu mengakomodir prinsip otonomi daerah
Rendahnya tingkat investasi pertambangan karena inkonsistensi peraturan
perundang-undangan dalam kegiatan pertambangan, terutama dengan aspek
pengelolaan sektor kehutanan, tata ruang, lingkungan hidup, dan pembagian
kewenangan Pemerintah dan pemerintah daerah
Gangguan terhadap kegiatan usaha pertambangan dan penjarahan dalam wilayah
tambang
Kasus konflik dan penyelesaian permasalahan sengketa lahan, keamanan, dan
ganti rugi bagi masyarakat yang terkena dampak negatif kegiatan pertambangan
Lemahnya dukungan peraturan perundang-undangan terhadap jaminan proteksi
fungsi lingkungan hidup sebagai dampak kegiatan pertambangan
Rendahnya peningkatan nilai tambah hasil tambang di dalam negeri
Rentan terhadap kekurangan suplai produk mineral dan batubara untuk kebutuhan
dalam negeri
BUTIR-BUTIR PENTING DALAM UU MINERBA
Judul Judul
KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
PERTAMBANGAN
Penguasaan Bahan Galian Penguasaan Mineral & Batubara
Penguasaan diselenggarakan Diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Pemerintah • Penetapan untuk Kepentingan Nasional oleh Presiden :
• pencadangan wilayah mineral dan batubara;
• pengutamaan kebutuhan dalam negeri
• Data dan informasi milik Pemerintah
• Pengelolaan dilaksanakan oleh Pemerintah & Daerah
Kewenangan Pengelolaan Urusan Pengelolaan
• Kebijakan dan pengelolaan secara • Pemerintah Pusat (Kebijakan & Pengelolaan Nasional)
nasional • Provinsi (Kebijakan & Pengelolaan Regional)
• Kab/Kota (Kebijakan & Pengelolaan Lokal
UU NO. 11 TAHUN 1967 UU PMB
Penyidikan Penyidikan
Tidak diatur (limitatif). • Penyidik Polri
• Pejabat Pegawai Negeri Sipil
KCMI
Kompetensi: berdasar
pekerjaan yg dilakukan
oleh Competent Person
Indonesia (CPI)
AZAS UTAMA - MTK