Anda di halaman 1dari 13

MAKSI

Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

Tahun 2016 Vol. 3 Nomor 2 Periode Juli – Desember ISSN : 2356-3923

PERILAKU DISFUNGSIONAL DAN KEMAMPUAN INTELEKTUAL


PENGARUHNYATERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT
(Studi Pada Auditor Aparat Pengawas Intern Pemerintahan Di Kantor
Inspektorat Kabupaten Majalengka)

H. DADANG SUDIRNO*)
dsudirno@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perilaku disfungsional terhadap


kualitas hasil audit, kemampuan intelektual terhadap kualitas hasil audit dan pengaruh
perilaku disfungsional dan kemampuan intelektual terhadap kualitas hasil audit di
pemerintah daerah. Obyek penelitian ini adalah Kantor Inspektorat Kabupaten
Majalengka sebagai auditor internal pemerintah.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif dengan teknik
pengumpulan data samplingjenuh. Responden dalam penelitian ini adalah Auditor
Aparat Pengawas Intern Pemerintahan Inspektorat Kabupaten Majalengka. Pada
penelitian ini terdapat tiga variabel, yang terdiri dari dua variabel independen, yaitu
perilaku disfungsional dan kemampuan intelektual dan satu variabel dependen, yaitu
kualitas hasil audit dengan menggunakan analisis koefisien korelasi, koefisien
determinasi, dan uji hipotesis (uji t dan uji F).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial perilaku
disfungsional berpengaruh negatif terhadap kualitas hasil audit, sedangkan variabel
kemampuan intelektual berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit. Dan secara
simultan menunjukkan bahwa perilaku disfungsional dan kemampuan intelektual secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.

Kata Kunci: Perilaku Disfungsional, Kemampuan Intelektual dan Kualitas Hasil


Audit.

*) Dosen tetap Fakultas Ekonomi Universitas Majalengka

PENDAHULUAN tuntutan hukum terhadap aparat


Latar belakang pemerintah yang melaksanakannya. Saat
Hasil audit internal yang berkualitas ini kualitas audit oleh auditor pemerintah
menunjukkan pengawasan dan masih menjadi sorotan berbagai pihak
pengelolaan keuangan pemerintah yang terutama masyarakat dan klien. Hal ini
baik dan bertanggung jawab. Apabila dikarenakan kurang transparan temuan
kualitas audit internal rendah, maka audit yang terdeteksi oleh auditor
memberikan kelonggaran lembaga pemerintah sebagai auditor internal,
pemerintah untuk melakukan kesalahan tetapi oleh auditor eksternal yaitu Badan
dan penyimpangan penggunaan Pemeriksa Keuangan (BPK) dapat
anggaran yang mengakibatkan risiko terdeteksi secara lengkap terungkap.

95
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

Tahun 2016 Vol. 3 Nomor 2 Periode Juli – Desember ISSN : 2356-3923

Kualitas audit internal pada Inspektorat jenjang pendidikan formal maupun


tersebut menunjukkan masih kurang baik informal serta pengalaman dalam praktik
dan terpercaya. audit, maka auditor harus mampu
Salah satu bagian yang melakukan mengumpulkan serta mengevaluasi
pemeriksaan terhadap pelaksanaan bukti-bukti yang digunakan untuk
APBD dan kegiatan non keuangan mendukung judgement yang diberikan.
pemerintah daerah adalah inspektorat Kinerja auditor dipengaruhi oleh faktor-
daerah. Peran dan fungsi Inspektorat faktor teknis dan faktor-faktor nonteknis.
Provinsi, Kabupaten/Kota secara umum Faktor-faktor teknis berkaitan dengan
diatur dalam pasal 4 Peraturan Menteri program dan prosedur audit. Sedangkan
Dalam Negeri No 64 Tahun 2007. faktor-faktor nonteknis meliputi
Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa masalah-masalah yang berkaitan dengan
dalam melaksanakan tugas pengawasan sikap, mental, emosi, faktor psikologis,
urusan pemerintahan, Inspektorat moral, karakter, dan hal-hal lain yang
Provinsi, Kabupaten/Kota mempunyai satu sama lainnya akan mengalami
fungsi sebagai berikut: 1) perencanaan perubahan-perubahan pada setiap situasi
program pengawasan; 2) perumusan dan kondisi yang berbeda.
kebijakan dan fasilitas pengawasan; dan Untuk kelancaran tugas dan kualitas
3) pemeriksaan, pengusutan, pengujian, kerja, diperlukan suatu ketentuan yang
dan penilaian tugas pengawasan. fungsi mengatur sikap mental dan moral
auditor internal adalah melaksanakan auditor. Hal tersebut diperlukan guna
fungsi pemeriksaan internal yang mempertahankan kualitas yang tinggi
merupakan suatu fungsi penilaian yang mengenai kecakapan teknis, moralitas
independen dalam suatu organisasi untuk dan integritas. Adapun tindakan-
menguji dan mengevaluasi kegiatan tindakan yang dapat mengurangi kualitas
organisasi yang dilakukan. Selain itu, audit, salah satu diantaranya adalah
auditor internal diharapkan pula dapat perilaku disfungsional. Perilaku
lebih memberikan sumbangan bagi disfungsional yang dimaksud di sini
perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam adalah perilaku menyimpang yang
rangka peningkatan kinerja organisasi10) dilakukan oleh seorang auditor dalam
(Murtiadi, 2013). bentuk manipulasi, kecurangan ataupun
Kualitas audit yang dilaksanakan penyimpangan terhadap standar audit.
oleh aparat Inspektorat saat ini masih Perilaku tersebut dapat berdampak
menjadi sorotan. Karena masih negatif terhadap hasil audit yang
banyaknya temuan audit yang tidak dilakukan auditor sehingga
terdeteksi oleh aparat Inspektorat dikhawatirkan kualitas audit akan
sebagai auditor internal, akan tetapi menurun dan perilaku ini bisa
ditemukan oleh auditor eksternal yaitu mempengaruhi kualitas audit baik secara
badan pemeriksa keuangan (BPK). langsung maupun tidak langsung2) (Dwi,
Auditor harus mampu bersikap Agus dan Indah, 2010).
objektif dan independen. Dalam Masalah perilaku disfungsional yang
melaksanakan peran audit, auditor dilakukan oleh auditor juga telah
bertanggung jawab untuk merencanakan menarik perhatian yang besar dari para
dan melaksanakan audit guna peneliti dibidang akuntansi. Hal ini
memperoleh keyakinan yang memadai disebabkan karena perilaku tersebut
apakah laporan keuangan bebas dari dapat memberikan pengaruh buruk
salah saji yang material, dengan terhadap kinerja auditor dan kualitas
dukungan teknik-teknik audit dari audit. Dampak penurunan kualitas audit

96
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

Tahun 2016 Vol. 3 Nomor 2 Periode Juli – Desember ISSN : 2356-3923

dapat menurunkan kepercayaan publik 1. Untuk membuktikan secara empiris


terhadap profesi akuntansi, menurunkan pengaruh perilaku disfungsional
kredibilitas para akuntan publik atas terhadap kualitas hasil audit.
hasil-hasil audit yang mereka lakukan. 2. Untuk membuktikan secara empiris
Pada akhirnya akibat dari penurunan pengaruh kemampuan intelektual
kualitas audit dapat mematikan profesi terhadap kualitas hasil audit.
auditor serta akan menimbulkan campur 3. Untuk membuktikan secara empiris
tangan pemerintah yang berlebihan pengaruh perilaku disfungsional dan
terhadap profesi itu sendiri11) (Otley dan kemampuan intelektual terhadap
Pierce, 1996b). kualitas hasil audit.
Berdasarkan pertimbangan diatas
serta banyaknya opini masyarakat Manfaat Penelitian
tentang rendahnya kualitas hasil audit Hasil dari penelitian ini diharapkan
yang dilakukan oleh auditor pemerintah, mampu memberikan manfaat kepada
maka peneliti tertarik untuk melakukan berbagai pihak, manfaat tersebut
penelitian dengan judul PERILAKU diantaranya adalah :
DISFUNGSIONAL DAN 1. Bagi pengembangan ilmu
KEMAMPUAN INTELEKTUAL pengetahuan
PENGARUHNYA TERHADAP 1) Keguanaan Praktis
KUALITAS HASIL AUDIT (Studi Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Pada Auditor Aparat Pengawas memberikan gambaran yang lebih
Intern Pemerintahan Di Kantor konkrit dan memberikan manfaat
Inspektorat Kabupaten Majalengka)” berupa tambahan
kepustakaan/referensi empiris
Rumusan Masalah Penelitian beberapa faktor yang dapat
Berdasarkan latar belakang yang mempengaruhi kualitas hasil audit.
sudah dikemukanan di atas, penelti dapat 2) Kegunaan Teoritis
merumuskan masalah sebagai berikut : Diharapkan dapat memberikan input
1. Bagaimana pengaruh perilaku atau masukan bagi perkembangan
disfungsional terhadap kualitas hasil ilmu pengetahuan serta dapat
audit dijadikan sumber informasi mengenai
2. Bagaimana pengaruh kemampuan pengaruh perilaku disfungsional dan
intelektual terhadap kualitas hasil kemampuan intelektual terhadap
audit kualitas hasil audit.
3. Bagaimana pengaruh perilaku 2. Bagi instansi terkait
disfungsional dan kemampuan Sebagai tinjauan yang diharapkan
intelektual terhadap kualitas hasil dapat dijadikan informasi untuk
audit. meningkatkan kinerja auditor. Serta
dapat memberikan kontribusi untuk
Maksud dan Tujuan Penelitian perencanaan program profesional.
Maksud dari penelitian ini adalah 3. Bagi akademisi
untuk memperoleh data dan informasi Penelitian ini diharapkan dapat
yang diperlukan oleh peneliti dalam menambah wawasan bagi
kaitannya dengan perilaku disfungsional pengembangan ilmu akuntansi dalam
dan kemampuan intelektual serta memperluas pengetahuan tentang
kualitas hasil audit. aspek keperilakuan dalam bidang
Adapun tujuan dari penelitian ini pengauditan khususnya kualitas hasil
adalah :

97
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

Tahun 2016 Vol. 3 Nomor 2 Periode Juli – Desember ISSN : 2356-3923

audit serta menjadi bahan acuan Perilaku Disfungsional


penelitian selanjutnya. Maya8) (2011) menyatakan bahwa
sikap auditor menerima perilaku
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA disfungsional merupakan indikator
PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS perilaku disfungsional aktual.
Pengertian Auditing Dysfunctional Audit Behavior
Menurut Sukrisno Agoes15) merupakan reaksi terhadap lingkungan.
(2004:2), Auditing adalah : “suatu Beberapa perilaku disfungsional yang
pemeriksaan yang dilakukan secara kritis membahayakan kualitas audit yaitu :
dan sistematis, oleh pihak yang Underreporting of time, premature sign
independen, terhadap laporan keuangan off, altering/replacement of audit
yang telah disusun oleh manajemen, procedure.
beserta catatan-catatan pembukuan dan Menurut Otley dan Pierce11)
bukti-bukti pendukungnya, dengan (1996b), perilaku audit disfungsional
tujuan untuk dapat memberikan adalah setiap tindakan yang dilakukan
pendapat mengenai kewajaran laporan auditor dalam pelaksanaan pekerjaan
keuangan tersebut”. audit yang dapat mengurangi atau
Menurut Mulyadi9) (2002:11) menurunkan kualitas audit secara
Auditing adalah :“Auditing adalah suatu langsung maupun tidak langsung.
proses sistematik untuk memperoleh dan Donellly et al (2003)4) menyatakan
mengevaluasi bukti secara objektif bahwa : “Perilaku disfungsional
mengenai pernyataan-pernyataan tentang didefinisikan sebagai perubahan perilaku
kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan yang dapat memberikan efek kurang
tujuan untuk menetapkan tingkat menyenangkan pada suatu sistem”.
kesesuaian antara pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan” Kemampuan Intelektual
Auditing merupakan salah satu Kemampuan intelektual menurut
bentuk atestasi. Atestasi, pengertian Robbins (2001)14) adalah kemampuan
umumnya, merupakan suatu komunikasi yang diperlukan untuk menjalankan
dari seorang expert mengenai kegiatan mental. Tes IQ, misalnya,
kesimpulan tentang realibilitas dari dirancang untuk memastikan
pernyataan seseorang. Dalam pengertian kemampuan intelektual umum
yang lebih sempit, atestasi merupakan : seseorang. Demikian juga tes saringan
“komunikasi tertulis yang menjelaskan masuk universitas yang populer seperti
suatu kesimpulan mengenai realibilitas SAT ACT serta tes masuk pascasarjana
dari asersi tertulis yang merupakan dalam bisnis (GMAT), dalam ilmu
tanggung jawab dari pihak lainnya”. hukum (LSAT). dalam kedokteran
Seorang akuntan publik, dalam perannya (MCAT). Tujuh indikator yang paling
sebagai auditor, memberikan atestasi sering dikutip yang memberi
mengenai kewajaran dari laporan kemampuan intelektual adalah
keuangan sebuah entitas. Akuntan publik kemahiran berhitung, pemahaman
juga memberikan jasa atestasi lainnya, [comprehension] verbal kecepatan
seperti membuat laporan mengenai perseptual, penalaran induktif, penalaran
internal control, dan laporan keuangan deduktif, visualisasi ruang, dan ingatan
prospektif. (memori).
Kemampuan seseorang dalam
berpikir dan dapat diukur dengan suatu
tes yang disebut dengan IQ (Intellegence

98
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

Tahun 2016 Vol. 3 Nomor 2 Periode Juli – Desember ISSN : 2356-3923

Quotient). Kemampuan intelektual atau adalah suatu hasil akhir dari proses audit
bisa disebut kecerdasan intelektual (IQ) yang sesuai dengan standart pemeriksaan
meruapakan kemampuan untuk dan pelaporan serta pengendalian mutu
mengarahkan pikiran atau tindakan, yang sudah ditetapkan, pelaksanaan
bertindak dengan tujuan tertentu, praktik-praktik dalam mengaudit yang
berpikir rasional, menghadapi bisa dipertanggung jawabkan oleh
lingkungan dengan efektif dan lebih auditor sebagai bentuk etis profesinya
tepat (Ludigdo, 2006) 5). (Lukman, 2015) 6).
Kemampuan intelektual adalah
kemampuan yang dibutuhkan untuk Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
melakukan berbagai aktivitas mental Dysfunctional Audit Behavior
berpikir, menalar, dan memecahkan merupakan reaksi terhadap lingkungan
masalah. (Donelly et al, 2003)3). Beberapa
perilaku disfungsional yang
Kualitas Hasil Audit membahayakan kualitas audit yaitu :
Menurut Sutton 1993 dan Justinia Underreporting of time, premature sign
Castellani 2008 dalam (Wowo, 2011)16) off dan altering/replacement of audit.
mengungkapkan Pengukuran kualitas Perilaku ini dapat menyebabkan
audit memerlukan kombinasi antara keputusan personil yang kurang baik,
proses dan hasil. menutupi kebutuhan revisi anggaran, dan
Pengertian audit menurut Mulyadi menghasilkan time pressure untuk audit
(2002:43)9) : “Suatu proses sistematik di masa datang yang tidak di ketahui.
untuk memperoleh dan mengevaluasi Adanya pandangan auditor bahwa
bukti secara obyektif mengenai evaluasi kinerja dan promosi karir dalam
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan audit firm sangat erat berhubungan
dan kejadian ekonomis, dengan tujuan dengan kemampuan untuk menuntaskan
untuk menetapkan tingkat kesesuaian penugasan audit sesuai dengan waktu
antara pernyataan-pernyataan tersebut dan anggaran yang ada menuntut auditor
dengan kriteria yang telah ditetapkan supaya dapat melengkapi semua
serta penyampaian hasil-hasil kepada penugasan dan prosedur audit sebagai
pemakai yang berkepentingan”. dasar dalam memberikan opini mengenai
Dalam sektor publik, Government kewajaran laporan keuangan. Para
Accountability Office (GAO) auditor cenderung untuk memilih
mendefinisikan kualitas hasil audit berusaha keras untuk mencapai anggaran
sebagai ketaatan terhadap standar profesi yang ditetapkan daripada memilih
dan ikatan kontrak selama melaksanakan profesionalisme kerja ketika dihadapkan
audit Standar audit menjadi bimbingan pada anggaran yang ketat dan sukar
dan ukuran kualitas kinerja aditor. dicapai. Hal tersebut karena pentingnya
Menurut Peraturan Menteri Negara pencapaian anggaran oleh auditor
Pendayagunaan Aparatur Negara nomor sebagai evaluasi kinerja dalam
PER/05/M.PAN/03/2008, pengukuran melaksanakan tugasnya yang sangat
kualitas audit atas laporan keuangan, berpengaruh terhadap karirnya
khususnya yang dilakukan oleh aparat (Monoarfa, 2006)7).
pengawas internal pemerintah (APIP), Menurut Wahyudin (dalam Gustati,
wajib menggunakan Standar 2012, dan Wowo Agung, 2013)16)
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). dinyatakan bahwa perilaku profesional
Berdasarkan pendapat di atas, maka auditor/akuntan publik salah satunya
pengertian dari kualitas hasil audit diwujudkan dalam bentuk menghindari

99
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

Tahun 2016 Vol. 3 Nomor 2 Periode Juli – Desember ISSN : 2356-3923

perilaku disfungsional dalam audit bidang lain misalnya bidang bisnis dan
(dysfunctional audit behaviour). Perilaku keuangan, ia tidak memenuhi
disfungsional disini adalah perilaku persyaratan dalam standar ini jika tidak
menyimpang yang dilakukan oleh memiliki pendidikan dan pengalaman
seorang auditor dalam bentuk memadai dalam bidang auditing
manipulasi, kecurangan atau (Noviyanti 2004, dalam Paskah, Lieli,
penyimpangan terhadap standar audit. Trianto, 2008)12).
Perilaku ini bisa mempengaruhi kualitas H2 : Kemampuan intelektual
hasil audit secara langsung maupun tidak berpengaruh terhadap kualitas
langsung. Semakin sering seorang hasil audit.
auditor berperilaku disfungsional, maka
kualitas audit dalam mengaudit laporan Hasil-hasil penelitian terdahulu
keuangan perusahaan akan semakin menunjukkan terdapat ancaman terhadap
buruk. penurunan kualitas audit sebagai akibat
H1 : Perilaku disfungsional perilaku disfungsional yang kadang-
berpengaruh terhadap kualitas kadang dilakukan auditor dalam praktik
hasil audit. audit. Perilaku-perilaku yang mereduksi
kualitas audit secara langsung dilakukan
Karir dalam dunia kerja erat melalui tindakan seperti; penghentian
kaitannya dengan kemampuan prematur prosedur audit, review yang
intelektual yang dimiliki oleh seseorang. dangkal terhadap dokumen klien, bias
Seorang pekerja yang memiliki IQ tinggi dalam pemilihan sampel, tidak
diharapkan dapat menghasilkan kinerja memperluas scope pengujian ketika
yang lebih baik dibandingkan mereka terdeteksi ketidakberesan, dan tidak
yang memiliki IQ lebih rendah. Hal meneliti kesesuaian perlakuan akuntansi
tersebut karena mereka yang memiliki yang diterapkan klien (Otley dan Pierce
IQ tinggi lebih mudah menyerap ilmu 1996a dalam Adanan, 2009)1).
yang diberikan sehingga kemampuannya Penelitian yang pernah dilakukan
dalam memecahkan masalah yang oleh Wiramiharja (2003, p.80) dalam
berkaitan dengan pekerjaannya akan Fabiola (2005)4) menemukan bahwa
lebih baik (Eysenck,1981 dalam Fabiola kecerdasan yang lebih bersifat kognitif
2005)4). Perbaikan kemampuan kognitif memiliki korelasi positif yang bersifat
adalah cara terbaik untuk meningkatkan signifikan dengan prestasi kerja. Ia
kinerja. Kemampuan kognitif dalam hal menyebutkan bahwa prestasi kerja yang
ini kecerdasan intelektual merupakan dimiliki oleh seorang pekerja akan
alat peramal yang paling baik untuk membawanya pada kualitas hasil yang
melihat kinerja sesorang di masa yang lebih memuaskan untukdapat
akan datang. meningkatkan kinerjanya. Dalam
Kemampuan dan keahlian yang penelitiannya ia memberikan bukti
cukup untuk melakukan audit, seperti bahwa IQ memberikan kontribusi
disebutkan dalam standar umum auditing sebesar 30 % didalam pencapaian
pertama yang menyebutkan bahwa prestasi kerja seseorang dan kualitas
"audit harus dilaksanakan oleh seorang yang dihasilkan. Kemampuan kognitif
atau lebih yang memiliki keahlian dan dalam hal ini kemampuan intelektual
pelatihan teknis yang cukup sebagai merupakan alat peramal yang paling baik
auditor" standar ini menegaskan bahwa untuk melihat kinerja sesorang di masa
sekalipun seorang memiliki atau yang akan datang (Hunter, 1996, p.450
mempunyai kompetensi yang tinggidi dalam Fabiola, 2005)4).

100
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

Tahun 2016 Vol. 3 Nomor 2 Periode Juli – Desember ISSN : 2356-3923

Semakin banyak tuntutan kemampuan intelektual adalah :


pemrosesan informasi dalam pekerjaan, kemahiran berhitung, pemahaman
semakin banyak kecerdasan umum dan [comprehension] verbal kecepatan
kemampuan verbal yang diperlukan perseptual, penalaran induktif,
untuk dapat melakukan pekerjaan itu penalaran deduktif, visualisasi ruang,
dengan baik, kemampuan intelektual dan ingatan (memori).
yang tinggi akan mendukung kualitas 3. Kualitas Hasil Audit (variabel
hasil audit dengan baik. Dapat ditarik dependen) adalah kualitas kerja
kesimpulan semakin tinggi kemampuan auditor yang ditunjukkan dengan
intelektual (IQ) seseorang maka akan laporan hasil pemeriksaan yang dapat
semakin baik kualitas hasil audit yang diandalkan berdasarkan standar yang
dihasilkan. telah ditetapkan. Dimensi yang
H3 : Perilaku disfungsional dan digunakan untuk mengukur kualitas
kemampuan intelektual hasil audit dalam penelitian ini adalah
berpengaruh terhadap kualitas kesesuaian pemeriksaan dengan
hasil audit. standar auditing. Kualitas hasil audit
pada penelitian ini diperoleh dari
METODE PENELITIAN Auditor Aparat Pengawas Intern
Metode yang digunakan Pemerintahan Inspektorat Kabupaten
Mengacu pada tujuan penelitian, Majalengka.
maka jenis penelitian ini termasuk
kepada jenis penelitian survey denga Populasi dan Sampel
metoda analisis menggunakan deskriptif Populasi pada penelitian ini adalah
dan verifikatif. Analisis deskriptif seluruh auditor aparat pengawas intern
digunakan untuk menggambarkan pemerintahan pada kantor Inspektorat
variabel penelitian, sedangkan analisis Kabupaten Majalengka yang berjumlah
verifikatif digunakan untuk meneliti 43 orang dengan teknik pengambilan
pengaruh antar variabel yang digunakan sampel dilakukan dengan sampling
dalam penelitian ini. jenuh (sensus).
Klasifikasi variabel dalam penelitian Dalam melakukan analisis,
ini adalah sebagai berikut: digunakan analisis koefisien korelasi,
1. Perilaku disfungsional (variabel koefisian diterminasi, dan pengujian
independen) merupakan reaksi hipotesis.
terhadap lingkungan, perilaku ini bisa
mempunyai pengaruh secara langsung
HASIL PENELITIAN DAN
dan tidak langsung terhadap mutu
PEMBAHASAN
audit. Perilaku disfungsional terjadi
Analisis Deskriptif
pada situasi ketika individu merasa
Pengukuran perilaku disfungsional
dirinya kurang mampu mencapai hasil
dilakukan dengan memberikan
yang diharapkan melalui usahanya
pernyataan kepada responden.
sendiri dengan dimensi: Premature
Berdasarkan data hasil kuesioner yang
Sign-Off dan Underreporting of Time
terdiri dari tujuh (7) pernyataan untuk
2. Kemampuan intelektual (variabel
variabel Perilaku Disfungsioinal ,
independen) adalah kemampuan yang
diperoleh total skor sebesar 978 hal ini
diperlukan untuk menjalankan
menunjukan bahwa hasil penelitian
kegiatan mental dengan dimensinya
mengenai Perilaku Disfungsional pada
adalah Kecerdasan IQ (Intelligence
Auditor Pengawas Intern Pemerintahan
Quotient). Sedangkan indikator

101
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

Tahun 2016 Vol. 3 Nomor 2 Periode Juli – Desember ISSN : 2356-3923

Inspektorat Kabupaten Majalengka tidak searah antara perilaku


berada pada kriteria sedang. disfungsional dengan kualitas hasil audit,
Pengukuran kemampuan intelektual artinya bahwa ketika perilaku
dilakukan dengan memberikan disfungsional tinggi maka kualitas hasil
pernyataan kepada responden. audit yang dihasilkan rendah, sebaliknya
Berdasarkan data hasil kuesioner jika perilaku disfungsional rendah maka
yang terdiri dari sepuluh (10) pernyataan kualitas hasil audit yang dihasilkan pun
untuk kemampuan intelektual, diperoleh tinggi.
total skor sebesar 1761 hal ini Nilai koefisien korelasi kemampuan
menunjukan bahwa hasil penelitian intelektual sebesar 0,738 dan bertanda
mengenai Kemampuan Intelektual pada positif, maka keeratan hubungan antara
Auditor Pengawas Intern Pemerintahan kemampuan intelektual dengan kualitas
Inspektorat Kabupaten Majalengka hasil audit termasuk kedalam kategori
berada pada kriteria baik. tinggi yaitu pada 0,60-0,799. Hal ini
Pengukuran kualitas hasil audit menunjukan bahwa terdapat hubungan
dilakukan dengan memberikan searah antara kemampuan intelektual
pernyataan kepada responden. dengan kualitas hasil audit, artinya jika
Berdasarkan data hasil kuesioner kemampuan intelektual tinggi maka
yang terdiri dari sepuluh (10) pernyataan kualitas hasil audit yang dihasilkan pun
untuk kualitas hasil audit, diperoleh total tinggi, sebaliknya jika kemampuan
skor sebesar 1781 hal ini menunjukan intelektual rendah maka kualitas hasil
bahwa hasil penelitian mengenai kualitas audit pun rendah.
hasil audit pada kantor Inspektorat Hubungan antara perilaku
Kabupaten Majalengka berada pada disfungsional dan kemampun intelektual
kriteria sangat baik. dengan kualitas hasil audit berada pada
angka 0,772 dan bertanda positif. Ini
Analisis Verifikatif menandakan bahwa hubungan antara
Uji Normalitas perilaku disfungsioan dan kemampuan
Berdasarkan hasil uji normalitas, intelektual secara bersama-sama berada
diketahui bahwa nilai dari asymp. Sig. pada katagori sangat tinggi dengan arah
(2-tailed) variabel Perilaku hubungan yang searah. Artinya, apabila
Disfungsional adalah 0,480, variabel kedua variabel tersebut tinggi maka
Kemampuan Intelektual adalah 0,080 kualitas hasil audit akan tingg,
dan variabel Kualitas Hasil Audit adalah sebaliknya apabila variabel perilaku
0,030 menunjukkan nilai signifikansi disfungsiona dan kemampuan intelektual
yang lebih besar dari α = 0,05. Sehingga rendah, maka kualitas hasil audit akan
dapat disimpulkan bahwa data dalam rendah.
penelitian ini berdistribusi normal.
Analisis Koefisien Determinasi
Analisis Koefisien Korelasi 1. Kontribusi perilaku disfungsional
Berdasarkan hasil analisis koefisien mempengaruhi kualitas hasil adalah
korelasi Perilaku Disfungsional sebesar 5,15%.
0,227 dan bertanda negatif, maka 2. Kontribusi kemampuan intelektual
keeratan hubungan antara Perilaku mempengaruhi kualitas hasil audit
Disfungsional dengan Kualitas Hasil adalah 54,46%.
Audit termasuk kedalam kategori rendah 3. Kontribusi Perilaku Disfungsional
yaitu pada 0,20-0,399. Hal ini dan Kemampuan Intelektual
menunjukan bahwa terdapat hubungan Terhadap Kualitas Hasil Audit

102
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

Tahun 2016 Vol. 3 Nomor 2 Periode Juli – Desember ISSN : 2356-3923

sebesar 59,60%, dan sisanya Pembahasan


40,4%(100% - 59,60%) ditentukan Perilaku disfungsional pada Auditor
oleh variabel lain yang tidak diteliti. Aparat Pengawas Intern Pemerintahan
pada Kantor Inspektorat Kabupaten
Majalengka dikatakan sedang dilihat
Uji Hipotesis
berdasarkan pada beberapa indikator,
Uji Parsial
yakni kepatuhan dalam prosedur audit,
Untuk menguji hipotesis antara
menghindari anggaran yang berlebih,
perilaku disfungsional dan kemampuan
menyelesaikan pekerjaan dengan waktu
intelektual secara parsial terhadap
pribadi.
kualitas hasil audit parsial digunakan uji
Kemampuan Intelektual pada
t. Hasilnya diperoleh thitung sebesar 2,246
Auditor Pengawas Intern Pemerintahan
untuk perilaku disfungsional sedangkan
Inspektorat Kabupaten Majalengka
untuk ttabel sebesar 2,016 dan bertanda
dinyatakan baik dilihat berdasarkan pada
negatif. Karena nilai thitung2,246 > ttabel
beberapa indikator, yakni kecerdasan
2,016, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
numerik, pemahaman verbal, kecepatan
Artinya terdapat pengaruh secara
perseptual, penalaran induktif, penalaran
signifik antara Perilaku Disfungsional
deduktif, visualisasi ruang, dan ingatan.
terhadap Kualitas Hasil Audit. Sehingga
Kulitas hasil audit pada Auditor
hipotesis pertama terbukti kebenarannya.
Pengawas Intern Pemerintahan
Untuk variabel Kemampuan
Kabupaten Majalengka dikatakan sangat
Intelektual thitung sebesar 7,342
baik dilihat berdasarkan pada beberapa
sedangkan untuk ttabel sebesar 2,016.
indikator, yakni standar umum, standar
Karena nilai thitung7,342 > ttabel2,016,
pekerjaan lapangan, standar pelaporan.
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Namun demikian pada standard kerja
Artinya terdapat pengaruh secara
lapangan, terutama dalam pengungkapan
signifikan antara Kemampuan
informatif hasilnya masih dibawah rata-
Intelektual terhadap Kualitas Hasil
rata.
Audit. Sehingga hipotesis kedua terbukti
kebenarannya
Pengaruh Perilaku Disfungsional
Terhadap Kualitas Hasil Audit pada
Uji Simultan
Auditor Pengawas Intern
Untuk mengetahui apakah variabel
Pemerintahan Inspektorat Kabupaten
independen (Perilaku Disfungsional dan
Majalengka
Kemampuan Intelektual) secara simultan
Berdasarkan hasil uji hipotesis,
dapat memengaruhi variabel dependen
variabel Perilaku Disfungsional
(Kualitas Hasil Audit) digunakan uji F.
berpengaruh secara signifikan terhadap
Berdasarkan tabel hasil uji F,
Kualitas Hasil Audit. Nilai koefisien
diperoleh Fhitung sebesar 29,513
korelasi Perilaku Disfungsional sebesar
sedangkan Ftabel sebesar 3,21. Karena
0,227 dan termasuk kedalam kategori
nilai Fhitung > Ftabel yaitu 29,513 > 3,21,
rendah, karena berkisar antara 0,20-
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
0,399 dengan arah hubungannya negatif
Berarti ada pengaruh secara signifikan
ini berarti apabila Perilaku Disfungsional
antara Perilaku Disfungsional dan
meningkat maka Kualitas Hasil Audit
Kemampuan Intelektual terhadap
akan menurun. Berdasarkan hasil uji
Kualitas Hasil Audit dan hipotesis ketiga
variabel Perilaku Disfungsional memiliki
terbukti kebenarannya
nilai signifikansi 0,030 < 0,05 dan nilai
thitung> ttabel 2,246 > 2,016 dengan arah

103
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

Tahun 2016 Vol. 3 Nomor 2 Periode Juli – Desember ISSN : 2356-3923

hubungannya negatif. Hal ini berarti Ho ditolak, sehingga hipotesis kedua dapat
diterima dan Ha ditolak, sehingga dibuktikan kebenarannya.
hipotesis pertama dapat dibuktikan
kebenarannya. Pengaruh Perilaku Disfungsional dan
Dapat disimpulkan bahwa Perilaku Kemampuan Intelektual Terhadap
Disfungsional mempunyai pengaruh Kualitas Hasil Audit pada Auditor
negatif terhadap Kualitas Hasil Audit Aparat Pengawas Intern
pada auditor Aparat Pengawas Intern Peemerintahan Inspektorat
Pemerintahan Inspektorat Kabupaten Kabupaten Majalengka
Majalengka. Hasil penelitian ini Berdasarkan hasil nilai R square
mengindikasikan bahwa apabila perilaku bahwa Perilaku Disfungsional dan
disfungsional meningkat maka kualitas Kemampuan Intelektual terhadap
hasil audit yang dihasilkan akan Kualitas Hasil Audit memiliki nilai
menurun, dan sebaliknya jika Perilaku sebesar 0,765 dan termasuk dalam
Disfungsional menurun maka Kualitas kategori kuat, karena berkisar antara
Hasil Audit yang dihasilkan akan 0,60 - 0,799 dan artinya keeratan
meningkat. hubungan ketiga variabel tersebut
Hasil penelitian ini mendukung hubungannya bernilai positif. Hal ini
pendapat Wowo (2013)16) menunjukkan dibuktikan dengan hasil penelitian yang
bahwa Perilaku Disfungsional menunjukkan pengaruh Perilaku
berpengaruh negatif secara signifikan Disfungsional dan Kemampuan
terhadap Kualitas Hasil Audit. Intelektual terhadap Kualitas Hasil Audit
sebesar 58,52% dan sisanya 41,48%
Pengaruh Kemampuan Intelektual dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
Terhadap Kualitas Hasil Audit pada diteliti. Berdasarkan hasil uji F, Fhitung >
Auditor Pengawas Intern Ftabel yaitu 29,513> 3,21. Hal ini berarti
Pemerintahan Inspektorat Kabupaten Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga
Majalengka hipotesis ketiga dapat dibuktikan
Kemampuan Intelektual kebenarannya.
berpengaruh secara signifikan terhadap
Kualitas Hasil Audit. Nilai koefisien
korelasi Kemampuan Intelektual sebesar PENUTUP
0,738 termasuk kedalam kategori kuat, Kesimpulan
karena berkisar antara 0,60 - 0,799 dan Berdasarkan hasil analisis data yang
arahnya positif ini berarti apabila dikumpulkan dan diolah, maka
kemampuan intelektual meningkat maka disimpulkan bahwa:
kualitas hasil audit akan meningkat. Hal 1. Perilaku disfungsional di Inspektorat
ini dibuktikan dengan hasil penelitian Kabupaten Majalengka berada
yang menunjukkan pengaruh dikategori sedang artinya auditor
kemampuan intelektual terhadap kualitas Aparat Pengawas Intern
hasil audit sebesar 54,46% dan sisanya Pemerintahan Inspektorat Kabupaten
sebesar 45,54% dipengaruhi oleh faktor Majalengka masih termasuk kedalam
lain yang tidak diteliti. Berdasarkan hasil kategori auditor yang taat terhadap
uji t, variabel kemampuan intelektual SAP (Standar Auditing Pemerintah)
memiliki nilai signifikansi 0,000 < 0,05 meskipun belum masuk kedalam
dan nilai thitung> ttabel yaitu 7,342 > 2,016. kategori baik. Perilaku disfungsional
Hal ini berarti Ho diterima dan Ha berpengaruh negatif secara signifikan
terhadap kualitas hasil audit sehingga

104
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

Tahun 2016 Vol. 3 Nomor 2 Periode Juli – Desember ISSN : 2356-3923

dapat dikatakan jika perilaku diterapkan. Namun untuk menekan


disfungsional tinggi maka kualitas supaya perilaku disfungsional bisa
hasil audit yang dihasilkan rendah diminimalisir dan tidak pernah terjadi
dan sebaliknya jika perilaku perlu pengawasan yang ketat supaya
disfungsional rendah, maka kualitas auditor tidak melakukan tindakan
hasil audit yang dihasilkan tinggi. perilaku disfungsional, hal ini
2. Kemampuan intelektual pada auditor dimaksudkan untuk menghasilkan
Aparat Pengawas Intern kualitas hasil audit yang baik dan
Pemerintahan Inspektorat Kabupaten handal. meskipun sudah berada dalam
Majalengka berada dikategori baik. kategori sedang tetapi perilaku
Kemampuan intelektual berpengaruh disfungsional masih perlu diperketat
positif secara signifikan terhadap agar bisa masuk kedalam kategori
kualitas hasil audit pada auditor yang rendah.Perlunya Inspektorat
Aparat Pengawas Intern melakukan program pelatihan untuk
Pemerintahan di Inspektorat mengedukasi auditor tentang risiko
Kabupaten Majalengka dengan arah yang dapat ditimbulkan akibat
hubungan positif. Sehingga dapat tindakan perilaku disfungsional dalam
dikatakan jika adanya peningkatan pelaksanaan progam audit
kemampuan intelektual maka dapat 2. Kemampuan intelektual pada auditor
meningkatkan kualitas hasil audit Aparat Pengawas Intern
yang dihasilkan dan sebaliknya, jika Pemerintahan Inspektorat Kabupaten
kemampuan intelektual semakin Majalengka berada dikategori baik.
rendah, maka hal ini dapat Hal ini menunjukan bahwa Seseorang
menurunkan kualitas hasil audit yang yang memiliki kemampuan
dihasilkan. intelektual yang baik maka kinerjanya
3. Dari hasil penelitian secara simultan pun akan dapat meningkat. Sehingga
Perilaku Disfungsional dan auditor harus berusaha meningkatkan
Kemampuan Intelektual berpengaruh kemampuan intelektual yang ia
terhadap Kualitas Hasil Audit pada miliki, bisa dengan cara mengikuti
auditor Aparat Pengawas Intern pelatihan-pelatihan dan seminar/diklat
Pemerintahan Inspektorat Kabupaten audit yang sering diadakan oleh
Majalengka. lembaga pendidikan maupun yang
diadakan oleh IAPI.
Saran 3. Kualitas hasil audit pada Auditor
1. Perilaku disfungsional di Inspektorat Aparat Pengawas Intern
Kabupaten Majalengka berada Pemerintahan Inspektorat Kabupaten
dikategori sedang/cukup baik, artinya Majalengka berada pada kategori
auditor Aparat Pengawas Intern sangat baik. Agar Kualitas hasil audit
Pemerintahan Inspektorat Kabupaten dapat dipertahankan pada kategori
Majalengka masih termasuk kedalam sangat baik, penulis menyarankan
kategori auditor yang taat terhadap kepada setiap auditor agar lebih
SPAP meskipun belum masuk berhati-hati dalam pelaksanaan audit
kedalam kategori baik. Hal ini sehingga auditor mampu menemukan
disebabkan karena auditor yang kesalahan yang dilakukan oleh klien.
bekerja di Inspektorat pada saat Sehingga dapat lebih meningkatkan
melakukan prosedur audit tidak kepercayaan terhadap masyarakat dan
sepenuhnya menyesuaikan dengan memberikan kualitas audit yang lebih
standar auditing yang sudah

105
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

Tahun 2016 Vol. 3 Nomor 2 Periode Juli – Desember ISSN : 2356-3923

baik lagi pada Inspektorat Kabupaten auditor internal pada perusahaan atau
Majalengka. pada akuntan publik yang berada di
4. Penelitian ini tentunya tidak lepas Provinsi Jawa Barat.
dari kesalahan dan kelemahan. Untuk Penelitian selanjutnya juga dapat
itu, penulis memberikan beberapa menambahkan variabel lain yang
saran untuk peneliti selanjutnya agar dapat diprediksi mempengaruhi
penelitian selanjutnya dapat lebih kualitas hasil audit. Dimana kualitas
baik lagi, yaitu: Peneliti selanjutnya hasil audit dapat dipengaruhi oleh
diharapkan dapat memperluas objek beberapa faktor, diantaranya faktor
penelitian bukan hanya terbatas pada internal maupun eksternal. Faktor
auditor pemerintah pada Inspektorat internal, misalnya: struktur audit,
saja sehingga hasil data yang didapat sistem pengendalian, dan perilaku
lebih baik, tetapi dapat dilakukan setiap individu. Faktor eksternal
pada auditor pemerintah di BPK misalnya tingginya tingkat
(Badan Pemeriksa Keuangan), BPKP persaingan, resiko audit. Atau bisa
(Badan Pemeriksa Keuangan dan juga menambahkan variabel
Pembangunan) danKAP(Kantor intervening maupun moderating.
Akuntan Publik). Penelitian
selanjutnya juga dapat dilakukan pada

DAFTAR PUSTAKA
1. Adanan Silaban. 2009. Perilaku Disfungsional Auditor Dalam Pelaksanaan
Program Audit. Disertasi. Universitas Diponegoro. Semarang.
2. Dwi, Indah, dan Agus. 2011. Analisis Dysfunctional Audit Behavior: Sebuah
Pendekatan Karakteristik Personal Auditor. Jurnal Dinamika Akuntansi.Vol. 3,
Nomor 2 pp 67-76.
3. Donnelly, David P., Jeffrey J. Quirin., and David O‟Bryan. 2003. Attitude Toward
Dysfuntional Audit Behavior : The Effect of Locus of Control, Organizational
Commitment, and Position. The Journal of Applied Business Research Vol 19
Number 1
4. Fabiola Meirnayati Trihandini. 2005. Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual,
Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan. Tesis.
Universitas Diponegoro. Semarang.
5. Ludigdo, Unti. 2007. Paradoks Etika Akuntan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
6. Lukman Harahap. 2015. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Objektivitas Dan
Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Kualitas Hasil Audit. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
7. Monoarfa, Rio (2006). Pengaruh Time Budget Pressure dan Perilaku
Disfungsional Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Badan Pengawasan Daerah
(BAWASDA) di Provinsi Gorontalo, Jurnal Ichsan Gorontalo, Volume 1, Febuari –
Mei 2006, hal 91-105.

106
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

Tahun 2016 Vol. 3 Nomor 2 Periode Juli – Desember ISSN : 2356-3923

8. Maya Febrianty. 2011. Pengaruh time budget pressure, locus of control dan
perilaku disfungsional audit terhadap kinerja auditor. Jurnal Telaah dan Riset
Akuntansi.Vol. 4. No. 1. Januari 2011 Hal. 92 – 113
9. Mulyadi. 2002. Auditing. PT Salemba Empat. Jakarta
10. Murtiadi Awaluddin. 2013. Pengaruh Independensi Dan Kompetensi Auditor
Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Auditor. Jurnal Kompetensi dan
Independensi. Jurnal Assets Volume 3 Nomor 2.
11. Otley, D. T., & Pierce, B. J. 1996. Auditor time budget pressure: consequences and
antecedents.Accounting, Auditing & Accountability Journal.
12. Paskah, Lieli, dan Trianto. 2008. Pengaruh Kemampuan Intelektual Dan
Kemampuan Emosional Terhadapkinerjaauditor Melalui Kepuasan Kerja Sebagai
Variabel Intervening. Jurnal. Universitas Kristen Satyawacana Salatiga.
13. Raghunathan, Bhanu. (1991). Premature Signing-Off of Audit procedures : An
Analysis.
14. Robbins, S.P., 2001. Organizational Behavior. New Jersey: Prentice-Hall.
15. Sukrisno Agoes. 2004. Auditing, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
16. Wowo Agung Mulyadi. 2013. Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal Dan
Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal Terhadap Kualitas Audit. Jurnal.
Universitas Komputer Indonesia.

107

Anda mungkin juga menyukai