H. DADANG SUDIRNO*)
dsudirno@gmail.com
ABSTRAK
95
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi
96
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi
97
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi
98
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi
Quotient). Kemampuan intelektual atau adalah suatu hasil akhir dari proses audit
bisa disebut kecerdasan intelektual (IQ) yang sesuai dengan standart pemeriksaan
meruapakan kemampuan untuk dan pelaporan serta pengendalian mutu
mengarahkan pikiran atau tindakan, yang sudah ditetapkan, pelaksanaan
bertindak dengan tujuan tertentu, praktik-praktik dalam mengaudit yang
berpikir rasional, menghadapi bisa dipertanggung jawabkan oleh
lingkungan dengan efektif dan lebih auditor sebagai bentuk etis profesinya
tepat (Ludigdo, 2006) 5). (Lukman, 2015) 6).
Kemampuan intelektual adalah
kemampuan yang dibutuhkan untuk Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
melakukan berbagai aktivitas mental Dysfunctional Audit Behavior
berpikir, menalar, dan memecahkan merupakan reaksi terhadap lingkungan
masalah. (Donelly et al, 2003)3). Beberapa
perilaku disfungsional yang
Kualitas Hasil Audit membahayakan kualitas audit yaitu :
Menurut Sutton 1993 dan Justinia Underreporting of time, premature sign
Castellani 2008 dalam (Wowo, 2011)16) off dan altering/replacement of audit.
mengungkapkan Pengukuran kualitas Perilaku ini dapat menyebabkan
audit memerlukan kombinasi antara keputusan personil yang kurang baik,
proses dan hasil. menutupi kebutuhan revisi anggaran, dan
Pengertian audit menurut Mulyadi menghasilkan time pressure untuk audit
(2002:43)9) : “Suatu proses sistematik di masa datang yang tidak di ketahui.
untuk memperoleh dan mengevaluasi Adanya pandangan auditor bahwa
bukti secara obyektif mengenai evaluasi kinerja dan promosi karir dalam
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan audit firm sangat erat berhubungan
dan kejadian ekonomis, dengan tujuan dengan kemampuan untuk menuntaskan
untuk menetapkan tingkat kesesuaian penugasan audit sesuai dengan waktu
antara pernyataan-pernyataan tersebut dan anggaran yang ada menuntut auditor
dengan kriteria yang telah ditetapkan supaya dapat melengkapi semua
serta penyampaian hasil-hasil kepada penugasan dan prosedur audit sebagai
pemakai yang berkepentingan”. dasar dalam memberikan opini mengenai
Dalam sektor publik, Government kewajaran laporan keuangan. Para
Accountability Office (GAO) auditor cenderung untuk memilih
mendefinisikan kualitas hasil audit berusaha keras untuk mencapai anggaran
sebagai ketaatan terhadap standar profesi yang ditetapkan daripada memilih
dan ikatan kontrak selama melaksanakan profesionalisme kerja ketika dihadapkan
audit Standar audit menjadi bimbingan pada anggaran yang ketat dan sukar
dan ukuran kualitas kinerja aditor. dicapai. Hal tersebut karena pentingnya
Menurut Peraturan Menteri Negara pencapaian anggaran oleh auditor
Pendayagunaan Aparatur Negara nomor sebagai evaluasi kinerja dalam
PER/05/M.PAN/03/2008, pengukuran melaksanakan tugasnya yang sangat
kualitas audit atas laporan keuangan, berpengaruh terhadap karirnya
khususnya yang dilakukan oleh aparat (Monoarfa, 2006)7).
pengawas internal pemerintah (APIP), Menurut Wahyudin (dalam Gustati,
wajib menggunakan Standar 2012, dan Wowo Agung, 2013)16)
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). dinyatakan bahwa perilaku profesional
Berdasarkan pendapat di atas, maka auditor/akuntan publik salah satunya
pengertian dari kualitas hasil audit diwujudkan dalam bentuk menghindari
99
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi
perilaku disfungsional dalam audit bidang lain misalnya bidang bisnis dan
(dysfunctional audit behaviour). Perilaku keuangan, ia tidak memenuhi
disfungsional disini adalah perilaku persyaratan dalam standar ini jika tidak
menyimpang yang dilakukan oleh memiliki pendidikan dan pengalaman
seorang auditor dalam bentuk memadai dalam bidang auditing
manipulasi, kecurangan atau (Noviyanti 2004, dalam Paskah, Lieli,
penyimpangan terhadap standar audit. Trianto, 2008)12).
Perilaku ini bisa mempengaruhi kualitas H2 : Kemampuan intelektual
hasil audit secara langsung maupun tidak berpengaruh terhadap kualitas
langsung. Semakin sering seorang hasil audit.
auditor berperilaku disfungsional, maka
kualitas audit dalam mengaudit laporan Hasil-hasil penelitian terdahulu
keuangan perusahaan akan semakin menunjukkan terdapat ancaman terhadap
buruk. penurunan kualitas audit sebagai akibat
H1 : Perilaku disfungsional perilaku disfungsional yang kadang-
berpengaruh terhadap kualitas kadang dilakukan auditor dalam praktik
hasil audit. audit. Perilaku-perilaku yang mereduksi
kualitas audit secara langsung dilakukan
Karir dalam dunia kerja erat melalui tindakan seperti; penghentian
kaitannya dengan kemampuan prematur prosedur audit, review yang
intelektual yang dimiliki oleh seseorang. dangkal terhadap dokumen klien, bias
Seorang pekerja yang memiliki IQ tinggi dalam pemilihan sampel, tidak
diharapkan dapat menghasilkan kinerja memperluas scope pengujian ketika
yang lebih baik dibandingkan mereka terdeteksi ketidakberesan, dan tidak
yang memiliki IQ lebih rendah. Hal meneliti kesesuaian perlakuan akuntansi
tersebut karena mereka yang memiliki yang diterapkan klien (Otley dan Pierce
IQ tinggi lebih mudah menyerap ilmu 1996a dalam Adanan, 2009)1).
yang diberikan sehingga kemampuannya Penelitian yang pernah dilakukan
dalam memecahkan masalah yang oleh Wiramiharja (2003, p.80) dalam
berkaitan dengan pekerjaannya akan Fabiola (2005)4) menemukan bahwa
lebih baik (Eysenck,1981 dalam Fabiola kecerdasan yang lebih bersifat kognitif
2005)4). Perbaikan kemampuan kognitif memiliki korelasi positif yang bersifat
adalah cara terbaik untuk meningkatkan signifikan dengan prestasi kerja. Ia
kinerja. Kemampuan kognitif dalam hal menyebutkan bahwa prestasi kerja yang
ini kecerdasan intelektual merupakan dimiliki oleh seorang pekerja akan
alat peramal yang paling baik untuk membawanya pada kualitas hasil yang
melihat kinerja sesorang di masa yang lebih memuaskan untukdapat
akan datang. meningkatkan kinerjanya. Dalam
Kemampuan dan keahlian yang penelitiannya ia memberikan bukti
cukup untuk melakukan audit, seperti bahwa IQ memberikan kontribusi
disebutkan dalam standar umum auditing sebesar 30 % didalam pencapaian
pertama yang menyebutkan bahwa prestasi kerja seseorang dan kualitas
"audit harus dilaksanakan oleh seorang yang dihasilkan. Kemampuan kognitif
atau lebih yang memiliki keahlian dan dalam hal ini kemampuan intelektual
pelatihan teknis yang cukup sebagai merupakan alat peramal yang paling baik
auditor" standar ini menegaskan bahwa untuk melihat kinerja sesorang di masa
sekalipun seorang memiliki atau yang akan datang (Hunter, 1996, p.450
mempunyai kompetensi yang tinggidi dalam Fabiola, 2005)4).
100
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi
101
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi
102
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi
103
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi
hubungannya negatif. Hal ini berarti Ho ditolak, sehingga hipotesis kedua dapat
diterima dan Ha ditolak, sehingga dibuktikan kebenarannya.
hipotesis pertama dapat dibuktikan
kebenarannya. Pengaruh Perilaku Disfungsional dan
Dapat disimpulkan bahwa Perilaku Kemampuan Intelektual Terhadap
Disfungsional mempunyai pengaruh Kualitas Hasil Audit pada Auditor
negatif terhadap Kualitas Hasil Audit Aparat Pengawas Intern
pada auditor Aparat Pengawas Intern Peemerintahan Inspektorat
Pemerintahan Inspektorat Kabupaten Kabupaten Majalengka
Majalengka. Hasil penelitian ini Berdasarkan hasil nilai R square
mengindikasikan bahwa apabila perilaku bahwa Perilaku Disfungsional dan
disfungsional meningkat maka kualitas Kemampuan Intelektual terhadap
hasil audit yang dihasilkan akan Kualitas Hasil Audit memiliki nilai
menurun, dan sebaliknya jika Perilaku sebesar 0,765 dan termasuk dalam
Disfungsional menurun maka Kualitas kategori kuat, karena berkisar antara
Hasil Audit yang dihasilkan akan 0,60 - 0,799 dan artinya keeratan
meningkat. hubungan ketiga variabel tersebut
Hasil penelitian ini mendukung hubungannya bernilai positif. Hal ini
pendapat Wowo (2013)16) menunjukkan dibuktikan dengan hasil penelitian yang
bahwa Perilaku Disfungsional menunjukkan pengaruh Perilaku
berpengaruh negatif secara signifikan Disfungsional dan Kemampuan
terhadap Kualitas Hasil Audit. Intelektual terhadap Kualitas Hasil Audit
sebesar 58,52% dan sisanya 41,48%
Pengaruh Kemampuan Intelektual dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
Terhadap Kualitas Hasil Audit pada diteliti. Berdasarkan hasil uji F, Fhitung >
Auditor Pengawas Intern Ftabel yaitu 29,513> 3,21. Hal ini berarti
Pemerintahan Inspektorat Kabupaten Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga
Majalengka hipotesis ketiga dapat dibuktikan
Kemampuan Intelektual kebenarannya.
berpengaruh secara signifikan terhadap
Kualitas Hasil Audit. Nilai koefisien
korelasi Kemampuan Intelektual sebesar PENUTUP
0,738 termasuk kedalam kategori kuat, Kesimpulan
karena berkisar antara 0,60 - 0,799 dan Berdasarkan hasil analisis data yang
arahnya positif ini berarti apabila dikumpulkan dan diolah, maka
kemampuan intelektual meningkat maka disimpulkan bahwa:
kualitas hasil audit akan meningkat. Hal 1. Perilaku disfungsional di Inspektorat
ini dibuktikan dengan hasil penelitian Kabupaten Majalengka berada
yang menunjukkan pengaruh dikategori sedang artinya auditor
kemampuan intelektual terhadap kualitas Aparat Pengawas Intern
hasil audit sebesar 54,46% dan sisanya Pemerintahan Inspektorat Kabupaten
sebesar 45,54% dipengaruhi oleh faktor Majalengka masih termasuk kedalam
lain yang tidak diteliti. Berdasarkan hasil kategori auditor yang taat terhadap
uji t, variabel kemampuan intelektual SAP (Standar Auditing Pemerintah)
memiliki nilai signifikansi 0,000 < 0,05 meskipun belum masuk kedalam
dan nilai thitung> ttabel yaitu 7,342 > 2,016. kategori baik. Perilaku disfungsional
Hal ini berarti Ho diterima dan Ha berpengaruh negatif secara signifikan
terhadap kualitas hasil audit sehingga
104
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi
105
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi
baik lagi pada Inspektorat Kabupaten auditor internal pada perusahaan atau
Majalengka. pada akuntan publik yang berada di
4. Penelitian ini tentunya tidak lepas Provinsi Jawa Barat.
dari kesalahan dan kelemahan. Untuk Penelitian selanjutnya juga dapat
itu, penulis memberikan beberapa menambahkan variabel lain yang
saran untuk peneliti selanjutnya agar dapat diprediksi mempengaruhi
penelitian selanjutnya dapat lebih kualitas hasil audit. Dimana kualitas
baik lagi, yaitu: Peneliti selanjutnya hasil audit dapat dipengaruhi oleh
diharapkan dapat memperluas objek beberapa faktor, diantaranya faktor
penelitian bukan hanya terbatas pada internal maupun eksternal. Faktor
auditor pemerintah pada Inspektorat internal, misalnya: struktur audit,
saja sehingga hasil data yang didapat sistem pengendalian, dan perilaku
lebih baik, tetapi dapat dilakukan setiap individu. Faktor eksternal
pada auditor pemerintah di BPK misalnya tingginya tingkat
(Badan Pemeriksa Keuangan), BPKP persaingan, resiko audit. Atau bisa
(Badan Pemeriksa Keuangan dan juga menambahkan variabel
Pembangunan) danKAP(Kantor intervening maupun moderating.
Akuntan Publik). Penelitian
selanjutnya juga dapat dilakukan pada
DAFTAR PUSTAKA
1. Adanan Silaban. 2009. Perilaku Disfungsional Auditor Dalam Pelaksanaan
Program Audit. Disertasi. Universitas Diponegoro. Semarang.
2. Dwi, Indah, dan Agus. 2011. Analisis Dysfunctional Audit Behavior: Sebuah
Pendekatan Karakteristik Personal Auditor. Jurnal Dinamika Akuntansi.Vol. 3,
Nomor 2 pp 67-76.
3. Donnelly, David P., Jeffrey J. Quirin., and David O‟Bryan. 2003. Attitude Toward
Dysfuntional Audit Behavior : The Effect of Locus of Control, Organizational
Commitment, and Position. The Journal of Applied Business Research Vol 19
Number 1
4. Fabiola Meirnayati Trihandini. 2005. Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual,
Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan. Tesis.
Universitas Diponegoro. Semarang.
5. Ludigdo, Unti. 2007. Paradoks Etika Akuntan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
6. Lukman Harahap. 2015. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Objektivitas Dan
Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Kualitas Hasil Audit. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
7. Monoarfa, Rio (2006). Pengaruh Time Budget Pressure dan Perilaku
Disfungsional Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Badan Pengawasan Daerah
(BAWASDA) di Provinsi Gorontalo, Jurnal Ichsan Gorontalo, Volume 1, Febuari –
Mei 2006, hal 91-105.
106
MAKSI
Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi
8. Maya Febrianty. 2011. Pengaruh time budget pressure, locus of control dan
perilaku disfungsional audit terhadap kinerja auditor. Jurnal Telaah dan Riset
Akuntansi.Vol. 4. No. 1. Januari 2011 Hal. 92 – 113
9. Mulyadi. 2002. Auditing. PT Salemba Empat. Jakarta
10. Murtiadi Awaluddin. 2013. Pengaruh Independensi Dan Kompetensi Auditor
Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Auditor. Jurnal Kompetensi dan
Independensi. Jurnal Assets Volume 3 Nomor 2.
11. Otley, D. T., & Pierce, B. J. 1996. Auditor time budget pressure: consequences and
antecedents.Accounting, Auditing & Accountability Journal.
12. Paskah, Lieli, dan Trianto. 2008. Pengaruh Kemampuan Intelektual Dan
Kemampuan Emosional Terhadapkinerjaauditor Melalui Kepuasan Kerja Sebagai
Variabel Intervening. Jurnal. Universitas Kristen Satyawacana Salatiga.
13. Raghunathan, Bhanu. (1991). Premature Signing-Off of Audit procedures : An
Analysis.
14. Robbins, S.P., 2001. Organizational Behavior. New Jersey: Prentice-Hall.
15. Sukrisno Agoes. 2004. Auditing, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
16. Wowo Agung Mulyadi. 2013. Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal Dan
Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal Terhadap Kualitas Audit. Jurnal.
Universitas Komputer Indonesia.
107