TINGKAT 1B
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
JAWIAH S.Pd, S.Kep, M.Kes
Yang dapat saya resum atau ringkas dari materi sistem dokumentasi keperwatan
ialah, sistem dokumentasi dalam keperawatan memiliki beberapa cara yaitu: dokumentasi
secara manual dan dokumentasi secara elektronik. Masing-masing cara tersebut memiliki
tujuan yangsama yaitu untuk memudahkan perawat melakukan pencatatan atau
pendiagnosisan asuhan keperawatan.
Sistem pencatatan dan pendokumentasian yang ada di rumah sakit atau yang lebih
dikenal dengan nama rekam medis (medical record) merupakan sistem pendokumentasian
terintegrasi antara tim kesehatan. Dalam dokumentasi keperawatan, perawat dapat
mengumpulkan data dari berbagai sumber yang kemudian akan dianalisa dan di integrasikan
untuk memformulasikan rencana tindakan keperawatan, implementasi, evaluasi respon pasien
terhadap implementasi dan merupakan cara berkomunikasi dengan tim kesehatan yang lain.
Dengan adanya dokumentasi ini menunjukan kualitas pelayanan keperawatan, memastikan
keberlanjutan asuhan keperawatan dan merupakan data yang dapat digunakan untuk
keperluan riset dan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan kesembuhan pasien (Murphy,
2010)
Ada pun prinsip dokumentasi yang baik Menurut Wraa (2010) meliputi:
1. Data kesehatan pasien harus dituliskan secara lengkap, jelas dan tidak menimbulkan
keragu-rauan untuk tenaga kesehatan lain.
2. Mencantumkan catatan waktu dan tempat tindakan dilaksanakan
3. Adanya inform consent untuk tindakan yang akan dilakukan baik itu tindakan medis
ataupun tindakan keperawatan. form inform consent ini merupakan aspek legal
apabila suatu hal harus dipertanggungjawabkan secara hukum
Electronic health/medical Record (EHR) merupakan suatu sistem komputerisasi yang
diadakan untuk memberikan kemudahan pendokumentasian pasien yang mudah di akses
secara universal, aman dan merupakan bentuk pelayanan kesehatan secara efektif (Wraa,
2010). EHR ini ialah sistem komputerisasi yang melibatkan pendokumentasian treatmen
yang dilakukan oleh dokter, dokumentasi keperawatan, pengkajian untuk pasien-pasien
resiko tinggi dan alat (tools) dokumentasi (Dowding et al, 2011).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Whittenburg (2009), dengan sistem EHR yang
didalamnya memiliki Clinical Care Classification System version 2.0 memiliki 182 diagnosa
keperawatan berupa 59 diagnosa mayor dan 123 kategori yang dapat menggambarkan tanda
dan gejala pasien, dan terdiri dari 198 intervensi keperawatan dan meliputi 4 aksi tindakan
yaitu pengkajian, penatalaksanaan, pendidikan kesehatan dan discharge palnning, sehingga
diakhir akan terdapat 792 intervensi keperawatan yang dapat dilakukan perawat dengan
sistem ini.Ada pun keuntungan sistem dokumentasi berbasis computer ini adalah para
perawat mampu untuk menggunakan data-data yang tersedia menggunakan domain-domain
untuk sistem informasi kesehatan.