Anda di halaman 1dari 5

Nama : Alfian Sani

NIM : 1183351010

Kelas : BK Reg D 2018

Mata Kuliah : Model – Model Konseling

Dosen Pengampu : Erwita Ika Violina., M.Pd

RESUME TEORI REALITAS

a. Pengertian Teori Ralitas

Teori realitas dikembangkan oleh William Glasser, seorang psikolog dari


California. Ciri yang sangat khas dari teori ini adalah tidak terpaku pada kejadian
– kejadian masa lalu, tetapi mendorong konseli untuk menghadapi realitas. Teori
ini juga tidak member perhatian pada motif – motif bawah sadar sebagaimana
pandangan kaum psikoanalisis. Akan tetai, lebbih menekankan pada pengubahan
tingkah laku yang lebih bertanggung jawab dengan merencanakan dan melakukan
tindakan – tindakan tersebut.

b. Sejarah Teori Realitas

Glasser menggunakan istilah reality therapy pada Aprl 1964 pada manuskrip yang
berjudul Reality Therapy : A Realistic Approach the Young Offender.Tulisan
tersebut diterbitkan pada tahun 1965 dengan judul Rality Therapy. Pada tahun
1968 Glasser mendirikan the Institute for Reality Therapy di Los Angeles.

c. Konsep dasar Teori Realitas

Padadasarnya setiap individu terdorong untuk memenuhi kebutuhan dan


keinginannya, di mana kebutuhan bersifat universal pada semua individu,
sementara keinginan bersifat unik bagi setiap individu.

Ketika seseorang berhasil memenuhi kebutuhannya, menurut Glasser orang


tersebut mencapai identitas sukses. Pencapaian identitas sukses ini terkait pada
konsep 3R, yaitu keadaan di mana individu dapat menerima kondisi yang
dihadapinya. Konsep tersebut adalah responsibility (tanggungjawab), Reality
(kenyataan), Right (kebenaran).

d. Tujuan Konseling

Layanan Konseling ini bertujuan untuk membantu konseli mencapai identitas


berhasil. Konseli yang mengetahui identitasnya, akan mengetahui langkah –
langkah apa yang akan ia lakukan di masa yang kan dating dengan segala
konsekuensinya. Bersama – sama konselor, konseli dihadapkan kembali pada
kenyataan hidup, sehingga dapat memahami dan mampu menhadapi realitas.

e. Peran dan fungsi Konselor

Fungsi konselor dalam pendekatan realitas adalah melibatkan diri dengan konseli,
bersikap direktif dan didaktik, yaitu berperan seperti guru yang mengarahkan dan
dapat saja mengkonfrontasi, sehingga konseli mampu menghadapi kenyataan. Di
sini, terapis sebagai fasilitator yang membantu konseli agar bisa menilai tingkah
lakunya sendiri secara realistis.

f. Teknik – Teknik Realitas

Adapun focus utama teknik realitas adalah mengembangkan kekuatan potensi


klien untuk mencapai keberhasilannya dalam hidup. Menurut corey (2009), teknik
– teknik yang dapat dilakukan berupa :

§ Terlibat dalam permainan peran dengan klien

§ Menggunakan humor

§ Memfrontasikan klien dan menolak alas an apapun dari klien

§ Membantu klien merumuskan rencana tindakan secara spesifik

§ Bertindak sebagai guru/model

§ Memasang batas – batas dan menyusun situasi terapi


§ Menggunakan terapi kejutan verbal atau sarkasme yang layak untuk
mengonfrontasikan klien dengan tingkah lakunya yang tidak realistis

§ Melibatkan diri dengan klien untuk mencari kehidupan yang lebih efektif

RESUME TEORI TRAIT AND FACTOR

Menurut E.G Williamson hidup adalah mencari kebenaran, kebaikan, dan


menolak atau paling tidak mengontrol keburukan. Tingkat menjadi manusia yang
utuh (full human being) ditentukan oleh derajad kewaspadaan dan kontrol diri
seseorang yang dicapai dan dikembangkan dalam interaksinya dengan orang lain.

Struktur Kepribadian

 Kepribadian adalah suatu sistem yang saling tergantung dengan sifat dan
faktor, seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperamen.
 Perkembangan kepribadian manusia ditentutan oleh faktor pembawaan
dan lingkungan.
 Setiap individu ada sifat-sifat yang umum dan ada sifat-sifat yang khusus,
yang merupakan sifat yang unik.
 Unsur dasar dari struktur kepribadian disebut sifat dan merupakan
kecenderungan luas untuk memberi reaksi dan membentuk tingkah laku
yang relatif tetap.
 Sifat (trait) adalah struktur mental yang dapat diamati untuk menunjukkan
keajegan dan ketepatan dalam tingkah laku.

Asumsi Dasar

 Setiap individu mempunyai sejumlah kemampuan dan potensi.


 Pola kemampuan dan potensi yang tampak pada seseorang menunjukkan
hubungan yang berlain-lainan dengan kemampuan dan keterampilan yang
dituntut pada seorang pekerja di berbagai bidang pekerjaan.
 Kurikulum sekolah yang berbeda akan menuntut kapasitas dan minat yang
berbeda.
 Setiap individu mampu, berkeinginan, dan berkecenderungan untuk
mengenal diri sendiri serta memanfaatkan pemahaman diri itu dengan
berpikir baik-baik.

Tujuan Konseling

 Klarifikasi diri (self clarification)


 Pemahaman diri (self understanding)
 Penerimaan diri (self acceptance)
 Pengarahan diri (self direction)
 Aktualisasi diri (self actualization)

Proses Konseling

Konseling Trait and Factor memiliki enam tahap dalam prosesnya, yaitu:

 Analisis
 Sistesis
 Diagnosis
 Prognosis
 Konseling (treatment)
 Tindaklanjut (follow-up)

Teknik Konseling

 Teknik Tes

Tuntuk mengungkapkan kepribadian, bakat, minat, dan data yang lain yang hanya
dapat diungkap dengan tes.

 Teknik Non Tes

Meliputi wawancara, angket, observasi, otobiografi, dokumentasi, dan yang lain.


Kelebihan

 Menggunakan pendekatan ilmiah


 Penggunaan data tes objectif
 Penekanan pada aspek kognitif

Kelemahan

 Kurang memperhitungkan perubahan dalam kehidupan masyarakat


 Kurang memperhatikan peran keluarga
 Banyak mengabaikan aspek afektif klien

Anda mungkin juga menyukai