0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut merupakan diskusi analisis farmasi pada 20 Maret 2021. Terdapat 16 pertanyaan dan jawaban mengenai berbagai metode analisis kimia seperti kromatografi gas, spektrofotometri UV-Vis, alkalimetri, dan sililasi.
Dokumen tersebut merupakan diskusi analisis farmasi pada 20 Maret 2021. Terdapat 16 pertanyaan dan jawaban mengenai berbagai metode analisis kimia seperti kromatografi gas, spektrofotometri UV-Vis, alkalimetri, dan sililasi.
Dokumen tersebut merupakan diskusi analisis farmasi pada 20 Maret 2021. Terdapat 16 pertanyaan dan jawaban mengenai berbagai metode analisis kimia seperti kromatografi gas, spektrofotometri UV-Vis, alkalimetri, dan sililasi.
NIM : K100190192 Kelas : D Diskusi Analisis Farmasi 20 Maret 2021
1. Shafa : Apakah pembentukan kompleks furosemid dengan metode diazotasi hanya
bisa dengan anilin atau beta naftol dan kenapa? Jawab : Dari reaksi garam diazonium yang paling banyak dipraktekkan adalah penggandengan azo, senyawa azo yang dihasilkan terkadang merupakan pewarna yang berguna dan faktanya disebut sebagai pewarna azo. Warna-warna yang mendalam dari pewarna mencerminkan perpanjangan konjugasi, misalnya pewarna yang disebut anilin kuning diproduksi dengan mencampur anilin serta larutan garam diazonium dingin dan kemudian dikocok dengan kuat. Serupa dengan itu, suatu larutan basa Naftalen-2-ol (β- naftol) yang dingin menghasilkan endapan dengan warna jingga-merah yang kuat. Maka dari itu β-naftol dapat melakukan pembentukan kompleks furosemid, karena dapat menjadi pewarna azo seperti anilin. 2. Radena : Pada spektrum uv mengapa pelarut asam tidak memiliki absorbansi yg signifikan Jawab : Pada struktur kaptopril terdapat 1 gugus yang mempunyai konjugat, jadi ikatan kovalennya tak jenuh (ikatan ganda yang terkonjugasi). Gugus tersebut yaitu gugus karboksilat, gugus karboksilat ini tidak terjadi ionisasi pada suasana asam. 3. Khoirunnisa : Pada spketro UV terdapat E1% 1cm hasilnya 235, itu apa, bagaimana? Jawab : Itu adalah absorbansinya, jadi senyawa pada 1% b/v pada kuvet yang ketebalannya 1cm dengan panjang gelombang tertentu. Untuk panjang 238 nm adalah 235 hasilnya. 4. Shafy: Pada alkalimetri, titrasi secara potensiometri tidak ditemukan adanya interferensi dari eksipien tablet, apa maksud dari interferensi? Jawab : Maksud dari intervensi= campur tangan, jadi maksudnya tidak ditemukan adanya gangguan atau kontaminasi dari eksipien tablet. 5. Siti Rofiqoh: Reaksi sililasi itu apa? Jawab : Proses untuk mengubah senyawa 1 ke lain dengan mensubtitusi gugus silil (CH3)2C6H3, berasal dari xilena (dimetilbenzena) ke dalam suatu molekul 6. Syifa: Apakah perbedaan lamda ex dan lamda em? Jawab: Lamda ex= panjang gelombang eksitasi. Lamda em= panjang gelombang emisi. Lamda maks emisi lebih panjang dari lamda maks eksitasi, karena perbedaan energi antara keadaan tereksitasi dengan keadaan semula pada saat absorbsi lebih bssar dari proses emisi. Pada El-Didamony (2009) memanfaatkan hasil reduksi Ce (IV) menjdai Ce (III) yang berfluoresensi dibaca pada λex = 256 nm dan λem = 354 nm, jadi seperti penjelasan bahwa λem > λex 7. Tasya : Apabila terbentuk warna yg tidak stabil, apakah itu gangguan dari ekspien, bagaimana cara mengatasinya? Jawab : Apabila tejadi interferensi eksipien pada proses percobaan, maka sebelum melakukan percobaan kita terlebih dahulu melakukan preparasi sampel. Preparasi sampel ini bertujuan khusus untuk memisahkan analit dari matriks sampel yang sangat komplek, memekatkan analit sehingga diperoleh analit dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari semula, dan mengubahanalit menjadi senyawa lain yang dapat dianalisis dengan instrumentasi yang tersedia. Prepasasi sampel juga dilakukan untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang mungkin dapat mengganggu pasat proses analisis, sehingga zat yang diuji dalam sampel tidak tercapur dengan ekspien yang dapat menimbulkan adanya interferensi. Apabila pembentukan warna yang terjadi tidak maksimal namun bukan karena interferensi ekspien, maka kita harus memaksimalkan metode yang kita gunakan dalam proses analisis, dengan memilih metode mana yang paling sesuai dengan kriteria sampel yang digunakan. 8. Naila : Pengukuran indirec menggunakan permanganat, prinsipnya pengurangan kadar permanganat dalam suasana asam oleh furosemid. Dijelaskan bahwa reaksi juga dapat dilakukan dalam suasana basa, reaksi yang hasilnya paling bagus dilakukan pada suasana asam atau basa? Jawab : Jadi dengan dilihat dari reaksinya, yang lebih bagus suasana asam/basa itu tergantung senyawanya direaksikan dengan apa. 9. Nita dan Mega : Mega : Pada penetapan kadar kaptropil dengan metode kromatografi gas (GC) harus melalui tahap derivatisasi, kenapa dan tahap derivatisasi itu yang bagaimana? Jawab : Derivatisasi itu teknik yang digunakan apabila senyawa yang ingin diketahui keberadaanya sulit menguap dan thermo labil. Karena metode GC merupakan metode yang membutuhkan panas, jadi diperlukan senyawa yang thermo stabil, untuk senyawa yang thermo labil dilakukan derivatisasi agar mudah menguap pada saat digunakannya metode GC. 10. Rafi : Gugus yang berikatan pada pembentukan kompleks furosemid dengan FeCl3? Jawab: Gugus Fe berikatan dengan furosemid yang akan menyebabkan terbentuknya kompleks warna. 11. Wilda : Pada metode-metode penetapan kadar furosemid terdapat pembentukan kompleks dengan analin melalui proses diazotasi, yang dimaksud proses diazotasi itu seperti apa? Jawab : Proses diazotasi adalah proses reaksi antara nitrit dengan senyawa yang amina aromatik primer, pada suhu yang dingin reaksi amina primer dengan asam akan membentuk garam diazonium. Beberapa senyawa yang memiliki amin aromatik primer yang umum digunakan sebagai sumber garam diazonium adalah Anilin, Asam sulfanilat, atau ρ-nitro anilin. 12. Eka : Apa itu reagen BSTFA dan MSTFA dalam reaksi sililasi ? Jawab : BSTFA adalah donor thrimethylsilyl yang kuat, dengan kekuatan donor yang sebanding dengan analog BSA [N,O-Bis(trimethylsilyl)acetamide]. Sedangkan MSTFA (N-methyl-N-(trimethylsilyl)trifluoroacetamide) dapat digunakan dalam reaksi sililasi untuk detemine hormon steroid 17α- ethinylestradiol (EE2) dan estrone menggunakan GC-MS. 13. Hikami: Pada bagian gas kromatografi, ada tahap derivatisasi pada penetapan kadar captorpril, mana yang lebih efektif antara reaksi esterifikasi dan reaksi sililasi? Jawab : Esterifikasi adalah reaksi ini digunakan untuk membuat derivate gugus karboksil menjadi esternya, sedangkan sililasi adalah proses substitusi gugus silil ke dalam molekul. 14. Wahyudi: Apa perbedaan metode indirect dan yang lain pada analisis furosemid? Jawab : Prinsipnya seperti titrasi langsung dan tidak langsung. Kalau titrasi langsung, sampel langsung bisa bereaksi dengan titran. Kalau titrasi tidak langsung, sampel harus direaksikan dulu dengan senyawa tertentu dan hasilnya baru digunakan untuk titrasi. 15. Anita: derivatisasi kromatografi gas apa hanya dengan 2 reaksi (esterifikasi & sililasi) itu saja? Jawab : Selain, metode esterifikasi dan sililasi, ada juga metode lain yaitu : o Alkilasi: Reaksi ini digunakan untuk menderivitasi alkohol, fenol, amina primer dan sekunder, imida, dan sulfhidril. Derivatnya dapat dibuat dengan sintesis Wiliamson, yakni alkohol atau fenol ditambah alkil atau benzil halida dengan adanya basa. o Asilasi: Reaksi ini diigunakan untuk sampel yang mengandung fenol, alcohol, amina primer, atau amina sekunder. Derivatisasi dilakukan dengan menggunakan asam asetat pada metode ini. o Kondensasi: Reaksi yang digunakan untuk derivatisasi amina yang mana pereaksinya mengandung gugus karbonil. 16. Fauzan: Apakah bisa menggunakan kolom yang lain selain kolom ODS pada HPLC? Jawab : Selain ODS ada BDS, dan keduanya adalah kolom yang digunakan untuk kromatografi fase terbalik. Perbedaan utamanya adalah, pada ODS berisi gugus fungsi OH- bebas, sedangkan pada BDS berisi gugus OH- yang dinonaktifkan. Kolom ODS juga memiliki tailing puncak yang tinggi, sedangkan kolom BDS dirancang untuk mengurangi tailing puncak.