Kompleksometri
Kompleksometri
3
Indikator
Jingga xilenol
4
Titrasi langsung
Prinsip reaksi : Pembentukan kompleks antara zat
pembentuk kompleks dengan kation (logam).
Contoh :
a. Penetapan kadar ZnO
Reaksi:
Zn++ + (H2Y)= (ZnY)= +2H+
HIn= + Zn++ ZnIn- + H+
ZnIn- + (H2Y)= (ZnY)= + HIn-
b. Penetapan kadar CaCO3
Reaksi:
Ca++ + (H2Y)= (CaY)= + 2H+
5
Titrasi kembali
Prinsip : Digunakan 2 larutan baku.
Larutan baku yang I harus berlebih tertentu
Titran digunakan untuk menitrasi kelebihan larutan baku
yang I
Reaksi:
Al+++ + (H2Y)= (AlY)- + 2H+
(H2Y)= + Mg++ (MgY)= + 2H+
Hin= + Mg++ MgIn- + H+
6
Contoh Soal
500,0 mg sampel yang mengandung alumunium kalium
sulfat dilarutkan dalam 100 ml air. Ditambahkan 50,00 ml
dinatrium edetat 0,05 M, kemudian dipanaskan diatas
penangas air selama 10 menit. Setelah dingin, ditambahkan
2,5 g heksamin. Larutan dititrasi dengan Magnesium Sulfat
0,05 M dengan menggunakan indikator jingga xilenol.
Titran yang dibutuhkan 20,80 ml. Berapa kadar alumunium
kalium sulfat / KAl(SO4)2 (BM=258) dan kadar Al (BA=27)
dalam sampel?
7
Contoh Soal
Berapa % kadar CaCO3 (BM=100) dalam sampel jika 350,0 mg
sampel membutuhkan 22,50 ml EDTA 0,0500 M dalam
titrasinya