Anda di halaman 1dari 2

Tinjauan Mengenai Stakeholders

A. Definisi Stakeholder

Menurut Hobley (1996) stakeholder adalah orang atau organisasi yang terlibat dalam
suatu kegiatan atau program-program pembangunan serta orang-orang atau organisasi yang
terkena pengaruh (dampak) kegiatan yang bersangkutan. Stakeholder adalah individu,
kelompok organisasi baik laki-laki atau perempuan yang memiliki kepentingan, terlibat atau
dipengaruhi (positive atau negative) oleh suatu kegiatan program pembangunan Hetifah
(2003). Hal serupa juga dikemukakan oleh Scheemer (2000) yang menyebutkan
“Stakeholders in a process are actors persons, groups or organizations with a vested interest
in the policy being promoted”.
Menurut Nugroho (2014, h.16-17) stakeholder dalam program pembangunan dapat
diklasifikiasikan berdasarkan perannya, yitu :
a. Policy creator, stakeholder yang berperan sebagai pengambil keputusan dan penentu suatu
kebijakan.
b. Koordinator, stakeholder yang berperan mengkoordinasikan stakeholder lain yang terlibat.
c. Fasilitator, stakeholder yang berperan memfasilitasi dan mencukupi apa yang dibutuhkan
kelompok sasaran.
d. Implementer, stakeholder pelaksana kebijakan yang di dalamnya termasuk kelompok
sasaran.
e. Akselerator, stakeholder yang berperan mempercepat dan memberikan kontribusi agar
suatu program dapat berjalan sesuai sasaran atau bahkan lebih cepat waktu pencapaiannya

B. Teori Stakeholder
C. Jenis – Jenis Stakeholder
Berikut merupakan penjelasan jenis-jenis stakeholder :
1. Masyarakat
Sekumpulan orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu dan memiliki
interaksi sosial yang lebih besar disbanding dengan penduduk di luar batas wilayahnya,
serta merujuk suatu lokalitas yang jelas dan adanya sentiment (perasaan) se-“masyarakat
setempat” yang kuat.
2. Pemerintah
Lembaga-lembaga pemerintah baik di pusat maupun di daerah. Fungsi tujuan pemerintah
adalah memaksimumkan layanan agar interaksi setiap stakeholder berjalan dengan baik:
melakukan regulasi, mengenai siapa, bagaimana bentuk pengelolaan dan pengusahaannya,
bagaimana prosedur dan aturan mainnya dan bagaimana cara pengawasannya.
3. Swasta
Badan usaha yang berorientasi pada bisnis atau profit oriented. Fungsi tujuan swasta adalah
memaksimumkan keuntungan ekonomi tetapi dengan tetap mampu melakukan social
responsibility.
4. Lembaga Penyangga
Merupakan lembaga swadaya masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya
yang memiliki kepedulian terhadap program yang dilaksanakan meliputi: LSM, para
akademisi (secara individual), perguruan tinggi, dan lembaga-lembaga kemasyarakata
lokal. Fungsi objektif lembaga ini adalah memaksimumkan akomodatif. Korektif dan
suportif agar interaksi ketiga stakeholder di atas berjalan baik.
5. Kawasan atau Lingkungan
Dipandang sebagai entitas hidup yang berhak untuk memiliki anatomi, sifat, ciri, dan status
tertentu. Kawasan atau lingkungan tidak sekedar dipandang sebagai sumber daya yang
boleh diekstrak aliran manfaatnya melainkan dipandang sebagai entitashidup (subjek) yang
memiliki hak-hak yang sederajat dengan stakeholder lainnya.

Dari kelima stakeholder di atas masyarakat dan kawasan merupakan stakeholder yang
relative paling lemah. Masyarakat lemah karena secara tradisi pemerintah belum mampu
menjamin hak-haknya secara sungguh-sungguh. Sedangkan kawasan itu lemah karena tidak bisa
melawan ketika dipandang hanya sebagai objek yang siap dieksploitasi.

Daftar Pustaka

Hetifah, S.J Sumarto. (2003) Inovasi, Partisipasi dan Good Governance : 20 Prakarsa Inovatif
dan Partisipatif Di Indonesia. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.

Nugroho, Hermawan Cahyo; Soesilo Zauhar; dan Suryadi. (2014) Koordinasi Pelaksanaan
Program Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Nganjuk. Jurnal J-PAL, 5(1) : 12-
22.

Scheemer, Kammi. (2000) Stakeholder Analysis Guidelines, Policy Toolkit for Strengthening
Health Sector Reform. USA, LACHSR Health Sector Reform Intiative.

Anda mungkin juga menyukai