BAB II Bener
BAB II Bener
TINJAUAN TEORITIS
Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan
tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan diagnosis penyakit ini membutuhkan ketrampilan dan
sarana yang tidak sederhana dan memerlukan pendekatan multidisiplin kedokteran. Penyakit ini
membutuhkan kerja sama yang erat dan terpadu antara ahli paru dengan ahli radiologi diagnostik,
ahli patologi anatomi, ahli radiologi terapi dan ahli bedah toraks, ahli rehabilitasi medik dan ahli-ahli
lainnya (PDPI, 2003).
Menurut data jenis kanker yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah kanker
paru, mencapai 1,3 juta kematian pertahun. Disusul kanker lambung (mencapai lebih dari 1 juta
kematian pertahun), kanker hati (sekitar 662.000 kematian pertahun), kanke usus besar (655.000
kematian pertahun), dan yang terakhir yaitu kanker payudara (502.000 kematian pertahun) (WHO
2005 dalam Lutfia, 2008).
Berita buruk adalah sebuah berita yang kurang menyenangkan untuk didengar, dan
mungkin juga dapat merubah sikap seseorang yang mendapatkan berita tersebut.
Beberapa akan menolak untuk menyampaikan berita buruk seperti ini, lebih lagi sangat sedikit
training agar perawat mampu menghilangkan kemampuan mereka dalam menyampaikan berita
buruk. Lebih dari itu baik siswa ataupun perawat klinik juga menyampaikan berita buruk, sehingga
ketrampilan dalam menyampaikan berita buruk ini perlu untuk lebih diasah.
Di bawah ini akan di bahas langkah – langkah bagaimana menyampaikan berita buruk.
Persiapan
1. Pahami anda sendiri sebagai perawat dan siapkan diri anda dengan berbagai macam
informasi dan catatan perawat serta catatan medis tentang pasien.
2. Yang paling baik dalam menyampaikan berita buruk adalah dengan bertemu dengan
orang yang kita tuju secara langsung. Akan tetapi kita kadang tidak mempunyai pilihan,
menyampaikan berita buruk melalui telepon. Di tekankan disini, usahakan agar bertemu
secara langsung dengan orang yang kita tuju ketika menyampaikan berita buruk.
Menyampaikan dengan tidak jelas dan menakutkan hendaknya di hindari seperti: ibu lala,
datangilah segera, saya mempunyai sesuatu yang harus saya katakan kepada anda!”
Jika mengerjakan pemeriksaan laboratorium dan mempunyai kemungkinan yang besar
yang akan munculnya berita buruk dari test, maka harus di jadwalkan pertemuan secepat
mungkin setelah hasil pemeriksaan tersebut berita buruk atau baik. Diharapkan ada
pertemuan baik dengan pasien atau juga dengan keluarga ketika hasil pemeriksaan di
dapatkan.
3. Mencari tempat yang tenang, meminimalkan distraksi dan memberikan waktu yang cukup
dalam menyampaikan berita. Akan lebih bagus jika perawat menyediakan tempat duduk
bagi perawat dan orang yang akan di ajak bicara. Duduk dan tampakkan bahwa anda
memberikan perhatian dan tidak dalam keadaan yang tergesa – gesa. Cegah berbicara
sambil berlari atau tempat yang tidak semestinya, misal koredor, rumah sakit yang banyak
orang. Beritahukan rekan kerja anda tidak terganggu atau diinterupsi selagi anda
menyampaikan berita kepada pasien. Atur suara anda tampak normal, tidak bergetar,
atau grogi.
A. Membuat hubungan
Buatlah percakapan awal, walaupun anda mungkin mengira bahwa orang yang akan anda
ajak bicara sudah mempunyai firasat apa yang akan anda sampaikan. Beberapa tugas
yang penting dalam bagian ini adalah :
1. Percakapan awal
Perkenalkan diri anda dan orang – orang yang bersama – sama dengan anda. Jika
disana banyak terdapat orang yang belum di ketahui oleh perawat, cari tahu siapa
dia.
2. Kaji status resipien (orang yang anda tuju kabar buruk )
Tanyakan kabar atau kenyamanan dan kebutuhannya. Anda perlu mengkaji tentang
pemahaman resipien terhadap situasi. Hal ini akan membantu perawat dalam
membuat transisi dalam menyampaikan kabar buruk dan akan membantu perawat
dalam mengkaji persepsi pasien terhadap keadaan. Perawat bisa menjadi
mengutarakan pertanyaan seperti ” apa yang anda pahami tentang apa yang lebih
terjadi ” atau dengan menanyakan “ sesuatu test itu di lakukan ”
B. Berbagi berita
Ada kiasan bahwa kabar adalah seperti bom, yang radiasinya dapat mengenai berbagai
semuanya.
1. Bicara pelan, gunakan kalimat yang jelas dan menggunakan kalimat yang ambigu, atau
mempunyai arti ganda.
2. Berikan peringatan awal. Anda bisa mengatakan, “saya takut saya mempunyai kabar
yang kurang bagus bagi anda….
3. Sampaikan berita yang akan disampaikan. Kalimat hendaknya singkat dan hanya
beberapa kalimat singkat dan hanya beberapa kaliamat pendek saja. “hasil biopsy
sepertinya tidak seperti yang kita harapkan, hal tersebut kanker “
A. Personal preparation
Dibutuhkan waktu yang tepat untuk memberikan suatu berita buruk secara benar
dan disertai menanamkan kepercayaan disertai dukungan dengan selalu siap untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan. Untuk alasan tersebut , tidak tepat rasanya jika
menyampaikan kabar buruk di tengah-tengah sebuah klinik yang sinuk dan ramai.
Namun, sebelum melihat pasien terlebih dahulu Anda harus mengambil beberapa saat
untuk mempertimbangkan informasi apa yang diketahui dan apa yang perlu ditangani.
Adapun hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
1. Apakah pasien mengharapkan kabar buruk , atau aku ' masuk dingin' ?
2. Apakah harus ada orang lain hadir ( seperti perawat atau kerabat) ?
3. Apa pasien sudah tahu tentang penyakit, atau apa yang telah terjadi ?
4. Apa kemampuan pribadi yang pasien miliki?
5. Apakah saya mempunyai cukup waktu untuk menghabiskan waktu dengan pasien ?
6. Apakah ada ' bagaimana jika . . . ' Pertanyaan dimana saya harus mempersiapkan diri
untuk menjawabnya ? ( misalnya, ' Bagaimana kalau dia marah dengan saya ? ')
Jeda sesaat, berpikir jernih dan dahulukan meminimalisir kesulitan sebelum melihat
pasien. Dalam menyampaikan berita buruk, banyak kesulitan timbul dikarenakan dari tidak bisanya
pelayan kesehatan berpikir secara jernih tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana cara
terbaik untuk mencapainya dan juga terkadang pelayan kesehatan tidak memiliki jawaban yang
cocok atas beberapa pertanyaan pasien.
B. The physical setting
Pengaturan fisik yang ideal adalah kamar pribadi yang cukup nyaman, bebas
dari gangguan, dan memiliki suasana yang tenang. Tentu saja, hal tersebut tidak selalu dapat
terjadi. Namun, dalam beberapa pengaturan, disebutkan bahwa harus adanya upaya yang
dilakukan untuk menjamin privasi dan kenyamanan pasien. Sebuah tirai harus ditarik di sekitar
pasien di sebuah ksamar terbuka jika tidak mungkin untuk pindah ke kamar pribadi.
Posisi fisik Anda jika dikaitankan dengan pasien adalah penting. Jika pasien di tempat
tidur, itu lebih sulit untuk mempertahankan mata ditingkat yang sama. Beberapa dokter lebih
memilih untuk duduk di sisi tempat tidur, tetapi hal ini dapat membuat pasien merasa tengganggu
dan terlalu dekat bagi pasien. Duduk di sebuah kursi kantor di samping tempat tidur adalah lebih
baik dan nayaman. Yang lain lebih memilih untuk mengadopsi defensif
posisi bersandar di dinding dekat dengan pasien, hal ini mengindikasikan postur santai dan
komitmen untuk tetap di dalam ruangan. Namun, ada beberapa hal yang tidak boleh Anda lakukan,
yaitu :
1. Jangan memberikan kabar buruk pada akhir pemeriksaan fisik sementara Pasien belum dalam
keadaan siap.
2. Jangan memberikan berita buruk di koridor dan melalui telepon (jika bisa hal ini
harus dihindari).
3. Jangan mondar-mandir di sekitar pasien, lalu melihat keluar jendela atau melakukan hal yang
dapat mengganggu pasien.
4. Terkadang kita bergantung pada alat peraga dalam situasi sulit . Bila memungkinkan hindari
meraba-raba melalui catatan klinis ketika berbicara dengan pasien. Hal ini penting untuk
mempertahankan kontak mata. Lepaskanlah jaket Anda atau tutupi jas putih Anda, jika Anda
lebih suka, hal ini bisa menciptakan kedekatan yang lebih pribadi dan juga suasana ramah
serta menghindari situasi yang aneh. Selanjutnya lebih baik lagi jika tidak memakai stetoskop
di leher. Potensi sumber gangguan dari telepon, televisi dan radio pun harus dihindari.
a. Empati
Seharusnya tidak terlalu sulit untuk berempati dengan seseorang yang telah mengalami
kehilangan atau telah mendengar kabar buruk, karena kebanyakan dari kita dapat dengan mudah
mengidentifikasikan seseorang yang sedang menghadapi atau mengalami kesulitan. Empati berarti
mampu menempatkan diri di tempat orang lain, terutama seseorang yang mungkin tertekan.
Mendengarkan dengan penuh perhatian kepada pasien dan berusaha untuk memahami kesulitan
mereka lebih lengkap adalah salah satu deskripsi empati. Anda juga harus menjadi empatik
dengan tidak memperkenalkan informasi baru terlalu cepat dan tidak memaksakan pandangan dan
membuat sebuah asumsi yang tidak sesuai dengan keadaan.