Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DIANA FEBRI AYUNISA

NIM : 187892

PRODI : D3 KEUANGAN PERBANKAN

MK : MANAJEMEN RESIKO BANK

Buatlah sebuah studi kasus tentang resiko kredit pada perbankan di masa pandemi
covid 19 sekarang ini, lakukanlah pembahasan serta langka langkah apa saja yang
dilakukan oleh bank tersebut!!

KASUS RESIKO KREDIT PADA

PT.BANK BPR LENGAYANG

Sektor perbankan dan lembaga keuangan di tengah pandemi yang berimbas pada
terganggunya perekonomian nasional seiring dengan langkah Pembatasan Sosial Berskala
Khusus (PSBB) Dampak dari Covid 19 tentu akan menganggu stabilitas perbankan di Indonesia,
dimana perekonomian diprediksi akan mengalami penurunan sebagai dampak dari pandemi
Covid-19. Beberapa sektor usaha memang sudah tidak mampu lagi bayar, suku bunga dan pokok
utang di bank. Kalau nggak dapat [pembayaran utang], nggak dapat pendapatan akan profit
[laba], and loss [akan rugi]. Apa terjadi di bulan April ini nasabah atau debitur sudah mulai
meminta rekstrukturasi pinjaman-pinjaman itu, karena mereka sudah tidak punya cash flow.
Rata-rata mereka tidak bisa bayar utang, karena memang macem-macem, sama bank akan dilihat
kembali Karena ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk restruktrurasi pinjaman atau
kredit, masyarakat menganggap bahwa semua orang yang memiliki pinjaman boleh melakukan
restrukturas. Tapi sebenernya harus ada syarat, syaratnya adalah bagi masyarakat yang
terdampak dari Covid-19. Lnngkah –langkah yang harus dilakukan oleh bank dalam
peneyelesaian kredit bermasalah disamping rekstructuring juga harus dilakukan reconditioning
dan rescheduling.
Prinsip kehati- hatian sangat diperlukan didalam pengalokasian dana terutama pada
sektor pinjaman yang diberikan .Dana bank yang bersumber dari pihak I,II dan III tentu harus di
alokasikan oleh bank kedalam bentuk aktiva produktif ( aktiva yang menghasil kan pendaptan )
seperti penempatan dana pada bank lain , sekuritas dan kredit
Untuk meringankan beban perbankan, maka Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk
menurunkan giro wajib minimum (GWM) Agar bank masih aman dan likuiditas lebih
terjamin . Beberapa isu yang perlu menjadi perhatian. Misalnya risiko NPL karena perlambatan
ekonomi membuat kinerja perusahaan dan UMKM ikut turun."UMKM tidak bisa berjalan dan
pendapatan berkurang. Debitur kecil mengalami gangguan kerana Covid-19, bukan karena
mereka ngemplang tetapi karena mereka tidak bisa bekerja.

Langkah-langkah yang akan dilakukan oleh sebuah bank tersebut yaitu :

PLANNING
Menyusun protocol survival strategy
Melakukan mapping terhadap kredit UMKM yang diikuti dengan penyusunan rencana
restrukturisasi kredit.
Melakukan penyusunan crisis management atau contingency plan
Penyusunan rencana dengan 3 pendekatan waktu jangka pendek, menengah, dan
Panjang. Sehingga dalam penyusunan scenario ini dapat diketahui beraoa dampak
kerugian dan scenario apa yang dipilih oleh manajemen untuk mengatasinya. Sedangkan
untuk meminimalisir potensi kerugaian, perlu dibentuk sutu unit banking sebagai
dashboard atas semua informasi terkait dampak covid19.
ORGANIZING
Membuat struktur yang efektif dan efesien supaya pelaksaan contingency plan
dapat berjalan dengan lancer. Salah satu cara adalah pembentukkan task force yang akan
mengawal proses mitigasi risiko dengan baik.
DIRECTING
Management memberikan intruksi kepada karyawan akan hal-hal yang perlu dan
tidakperlu dilakukan. Misalnya terhadap rencana restrukturisasi kredit harus dilaksanakan
secara selektif dan memperhatiakn prinsip kehati-hatian sehingga tidak menimbulkan
moral hazard baik dari petugas bank maupun debitur.
CONTROLLING
Rencana yang telah disusun agar pelaksaanya dapat terukur dan terarah
membutuhkan control yang kuat dari manajement, sehingga tidak meleset dari tujuan dan
dapat mencapai objective bank. Salah satu cara adalah memonitor pencapaian dan
membandingkan dengan renvana yang akan dibuat.

KESIMPULAN :

Dampak dari Covid 19 tentu akan menganggu stabilitas perbankan di Indonesia,


dimana perekonomian diprediksi akan mengalami penurunan sebagai dampak dari
pandemi Covid-19. Beberapa sektor usaha memang sudah tidak mampu lagi bayar, suku
bunga dan pokok utang di bank. Kalau nggak dapat [pembayaran utang], nggak dapat
pendapatan akan profit [laba], and loss [akan rugi].

Apa terjadi di bulan April ini nasabah atau debitur sudah mulai meminta
rekstrukturasi pinjaman-pinjaman itu, karena mereka sudah tidak punya cash flow.
Rata-rata mereka tidak bisa bayar utang, karena memang macem-macem, sama bank
akan dilihat kembali Karena ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk
restruktrurasi pinjaman atau kredit, masyarakat menganggap bahwa semua orang yang
memiliki pinjaman boleh melakukan restrukturas.

Anda mungkin juga menyukai