Anda di halaman 1dari 5

LITERATUR REVIEW PENGARUH INHALASI AROMATERAPI

LAVENDER TERHADAP KECEMASAN PASIEN HEMODIALISA

KARYA TULIS ILMIAH

HUSNI MUBAROK

NIM: 0432950118019

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI 2020
LITERATUR REVIEW PENGARUH INHALSI AROMATERAPI LAVENDER
TERHADAP KECEMASAN PASIEN HEMODIALISIS SECARA

KARYA TULIS ILMIAH

Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan

HUSNI MUBAROK

NIM: 0432950118019

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI 2020

BAB 1
2
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gagal ginjal kronis ialah kegagalan fungsi ginjal guna mempertahankan metabolisme
juga keseimbangan cairan dan elektrolit yang disebabkan oleh destruksi struktur ginjal
yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) didalam
darah (Warjiman et al., 2017).

Saat ini, penyakit ginjal kronis adalah masalah kesehatan yang meluas, dengan lebih dari
500 juta orang menderita gagal ginjal kronis diseluruh dunia. Hemodialisis adalah
pengobatan yang paling penting untuk pasien gagal ginjal kronik karena, dari 3 juta orang
yang menjalani pengobatan ginjal pengganti, 2,5 juta (80%) menggunakan hemodialisis.
Hemodialisis telah menyelamatkan jutaan nyawa, tetapi dikaitkan dengan komplikasi
fisik (kelelahan, gangguan tidur, dan pruiritus) dan pikologi (depresi, kualitas hidup dan
kecemasan) (Bouya et al., 2018).

Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan prevalensi pada gagal ginjal kronis ada 242
kasus perjuta orang dan ini bertambah banyak sampai 8% setiap tahun diseluruh dunia.
Penyakit gagal ginjal kronis menjadi salah satu penyakit yang menjadi sebab kematian
tertinggi didunia, khususnya dinegara berkembang (Luyckx et al., 2018). Riset
KesehatanDasar (Riskesdas) tahun 2018, memaparkan prevalensi gagal ginjal kronis hasil
diagnosis oleh dokter sekitar 3,8% dari populasi penduduk di Indonesia. Dan provinsi
Kalimantan Utara adalah provinsi paling tinggi sekitar 6,4%, dan provinsi Sumatra Barat
adalah provinsi paling rendah sekitar 1,8% (Riskesdas, 2018).

Masalah kecemasan akan muncul pada penderita hemodialisis karena gejala fisik,
perubahan gaya hidup, dan perubahan psikososial. Dalam sebuah penelitian dengan
pasien hemodialisis, tingkat kecemasan bisa mencapai 21,6% yang secara statistik
signifikan, dan kualitas hidup yang rendah. Dan ada 48% pasien hemodialisis mengalami
kecemasan sedang sementara 33% pasien hemodialisis sangat cemas (Şentürk &
Tekinsoy Kartin, 2018).

3
Aromaterapi sebagai salah satu obat pelengkap mengacu pada penggunaan ekstrak herbal
yang berasal dari bunga, daun, batang, biji, dan akar tanaman. Ekstrak herbal seratus kali
lebih efisien dari pada ramuan itu sendiri. Dua cara aroma terapi yang paling populer
adalah aromaterapi inhalasi dan pijat aromaterapi . Salah satu minyak esensial dengan
efek sedatif yang banyak digunakan adalah ekstrak minyak lavender; Bahan yang paling
efektif dan menenangkan yang ditemukan dalam senyawa herbal ini adalah linalool dan
lialyl acetate (Rafii et al., 2020).

Aromaterapi dianggap dapat mengobati gangguan fisik dan mental disorders oleh esensi
herbal. Minyak esensial lavender juga merupakan salha satu minyak atsiri yang paling
umum digunakan dalam aromaterapi yang dapat memiliki efek analgesik dan
antispasmodik obat penenang melalui sistem neurologis. Kombinasi bahan aktif dalam
tanaman ini mengandung linalool dengan efeknya Gama Aminobutyric Acid (GABA)
disistem saraf pusat, bertindak sebagai obat penenang. Lynalyl asetat juga merupakan
sifat narkotik. Efektifitas aromaterapi oleh minyak esensial lavender dalam mengurangi
tingkat kelelahan dan kecemasan, kualitas tidur, menghilangkan gatal, dan masalah lain
juga dievaluasi dalam berbagai studi pada pasien yang menjalani hemodialisis
(Hassanzadeh et al., 2018).

Hasil penelitian (Goldschlag et al., 2019) ada efektifitas terhadap pemberian aromaterapi
inhalsi terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis. Kandungan unsur unsur terapetik pada minyak esensial pada pemberian
aromaterapi inhalasi memulihkan ketidakseimbangan yang terjadi pada sistem tubuh.
Aroama yang terkandung dalam minyak esensial dapat menyebabkan rasa tenang akan
merangsang daerah pada otak agar memulihkan daya ingat, mengurangi kecemasan,
depresi, dan stress.

Hasil penelitian (Alfarisi et al., 2015) mengungkapkan terdapat perbedaan kecemasan


dengan (p-value 0,000) sebelum dilakukan pemberian aromaterapi lavender dengan
jumlah 17,6% responden mengalami kecemasan ringan dan seusai dilakukan pemberian
aromaterapi lavender sebanyak 52,9% mengalami kecemasan ringan.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan adanya fenomena hemodialisis, maka penulis merumuskan tentang
penggunaan aromaterapi lavender untuk menurunkan kecemasan pada pasien
hemodialisis, maka penulis tertarik membuat literature review pengaruh inhalasi
aromaterapi lavender terhadap kecemasan pasien hemodialisis ini.

C. Tujuaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh inhalasi aromaterapi lavender
terhadap kecemasan pasien hemodialisis berdasarkan literature review.

D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat praktis
Penulis berharap hasil studi literature review ini dapat bermanfaat dalam
melaksanakan intervensi pada kecemasan pasien hemodialisis dengan cara inhalasi
aromaterapi lavender.
b. Manfaat teoritis
Penulis berharap hasil studi literature review ini dapat dijadikan hbahan referensi atau
bahan masukan bagoi sesama profesi keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai