Anda di halaman 1dari 2

Habib Surono

18.51.019587

Teknik Sipil

1. Ketuhanan yang maha esa


“setiap warga negara berhak memeluk agama dan kepercayaan masing-masing.”
Namun apalah yang terjadi pada saat ini,jangankan bertuhan, warga indonesia beradab pun tidak. Bila
ditinjau dari segi agama maka kesalahannya adalah masih banyak rakyatkita yang percaya akan
tahayul, dukun, ilmu gaib, kekuatan gaib dan lain sebagainya. Padahal jelaslah bahwa kekuatan terkuat
adalah Allah SWT.
Bila ditinjau dari segi hukum, maka warga indonesia tidak mengindahkan apa yang telah diriwatkan
pada konstitusi negara, dan ideologi bangsa.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab


Bila kita bicara adil, maka adil kah kehidupan di negeri kita ? ya jawabannya tentu saja tidak.
Perbedaan dan ketimpangan sosial antara si miskin dan si kaya serta perbedaan antara rakyat
biasadan pejabat, bahkan rakyat negeri kita ini masih membedakan antara orang cacat dan
normal,Nauzubilahimin dzalik. Apakah keadilan ada di negeri kita ? orang yang jelas-jelas salah divonis
bebas oleh pengadilan, justru orang yang hanya melakukan kesalahan kecil yang masih dapat
ditoleransi diberi hukuman. Bahkan kita lihat perbedaan pelayana di penjara para koruptor dengan
Narapidana kasus-kasus non korupsi, jelas jauh berbeda.
Beradab ? Para koruptor telah memakan mentah–menath kata beradab,meraka telah mengingkari janji
mereka pada negara, bangsa, dan keluarga mereka, terkutuklah wahai kalian para koruptor.
Korupsi pun selalu identik dengan suap-menyuap.Para koruptor yangtertangkap, tak segan
mengeluarkan uangnya untuk menyuap hakim pengadilan supayahukuman yang diberikan akan ringan
bahkan dinyatakan bebas. Sedikit berbeda dengan kasusGayus Tambunan, dia menyuap kepala sipir
penjara supaya dia bisa menyegarkan diri diBali.Berbeda dengan Nazarudin yang mengeluarkan uang
hasil korupsinya untuk melarikandiri dari Indonesia ke Kolombia, namun akhirnya dia tertangkap oleh
kepolisian Kolombiakemudian diekstradisi kembali ke Indonesia.Untuk memberantas korupsi, sejak
tahun 2003yang lalu telah didirikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

3. Persatuan Indonesia

Pada sila ini tentu saja para pendiri negara menginginkan seluruh wilayah yang berhasil mereka
merdekakan tahun 1945 dan diproklmirkan sebagai wilayah NKRI tetap bersatu. Mulai dari
sabang samapi merauke, dan dari miangas sampai pulau rote tetap milik NKRI.
Namun apakah kita bersatu ? tentu saja jawabannya tidak, bila kita melihat fakta. Di berbagai
daerah masih terjadi usaha-usaha untuk memerdekakan diri dari NKRI, sebut saja Provinsi
Nangro Aceh Darussalam yang ingin merdeka dengan GAM-nya, Provinsi Maluku dengan
RMS-nya, atau Provinsi Papua dengan OPM-nya. Bahkan Timor Leste berhasil lepas tahun
2000. yah beginilah negeri kita yang terus terpecah belah. Apakah penyebabnya ?
Penyebab utama adalah ketidakpuasaan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, karena
pemerintah pusat selalu memprioritaskan pembangunan di pulau Jawa dibandingkan daerah
lain.

Dengan merdeka mereka berpikir mungkin akan lebih mudah mengatur tatanan pemerintahan
dan pembangunan tanpa hru menunggu instruksi pusat.Penyebab lain adalah mereka para
pemimpin daerah yang semakin pintartak mau lagi daerahnya diperalat oleh pusat.Contoh
adalah papua dan kalimantan, sumber daya alam papua dan kalimantan sangatlah berlimpah,
namun mana yang lebih makmur orang kalimantan atau jawa ? nah itulah penyebabnya, daerah
tak mau lagi digunakan sebagai pemasok keuntungan ke pusat padahal daerahnya sendiri tidak
mendapat keuntungan tersebut, mekipun dapat pasti hanya sekitar 35%, dan sisanya diambil
oleh pusat.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

Nah, sila ini boleh dibilang sebagai sila yang paling “sukses” bahkan pada saat baru lima tahun
baru merdeka sila ini telah terwujud (1950). Sila jelas bisa terwujud karena adanya sistem
pmungutan suara atau PEMILU untuik memilih wakil-wakil rakya di parlemen, sekaligus
pemimpin negara. Namun, seolah tak mau ketinggalan dari sila lain, sila ini pun punya sisi
gagalnya. apakah itu ?.

Meskipun prosesnya sukses, namun mari kita toleh pada outputnya, hampir setiap hari mungkin
kita dengar berita tentang mereka di media masa.Yang terhangat adalah pengajuan dana
aspirasi total 8.4 triliyun rupiah, jumlah yang waw, fantastis. Atau kasus penggelapan dana
pajak, aksi saling pukul antar angota dewan, adu mulut, atau lainnya.Ya tak salah lagi
kegagalannya adalah moral para wakil rakyat yang mewakili 3 sila sebelumnya plus korupsi,
skandal seks, dan kejahatan terselubung.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Sila ini adalah yang paling gagal, mungkin haya sekedar mengulang dari sila kedua “Perbedaan
dan ketimpangan sosial antara si miskin dan si kaya serta perbedaan antara rakyat biasadan
pejabat, bahkan rakyat negeri kita ini masih membedakan antara orang cacat dan
normal,Nauzubilahimin dzalik. Apakah keadilan ada di negeri kita ? orang yang jelas-jelas salah
divonis bebas oleh pengadilan, justru orang yang hanya melakukan kesalahan kecil yang masih
dapat ditoleransi diberi hukuman. Bahkan kita lihat perbedaan pelayana di penjara para koruptor
dengan Narapidana kasus-kasus non korupsi, jelas jauh berbeda.”

Sila ke-5, yang seharusnya sudah terimplementasikan dengan baik dalam kehidupan, justru
pada prakteknya, implementasi dari sila tersebut tidak sesuai dengan kondisi rakyat Indonesia
saat ini, dimana masih ada praktek diskriminasi dari para penguasa. Menanggapai masalah
tersebut dalam tulisan ini ada empat hal yang ingin saya paparkan yaitu mengenai bukti
penerapan keadilan dalam bidang hukum, kesehatan, pendidikan dan ekonomi, yang dirasa
mempunyai masalah kompleks terhadap implementasi dari sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai