1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
Oleh:
Preseptor,
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kasus yang berjudul “Konjungtivitis Bakterialis dan Osteoarthritis”
sebagai kelengkapan persyaratan dalam mengikuti Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Hj. Raodah yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya sebagai pembimbing sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan. Selanjutnya, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
dan menambah ilmu bagi para pembaca.
Penulis
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Tn. S/laki-laki/75 tahun
b. Pekerjaan :
c. Alamat : RT 04 Tambak Sari
II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga
a. Status perkawinan : Menikah
b. Jumlah anak : 3 orang
c. Status ekonomi keluarga : Keadaan sosial ekonomi cukup
d. Kondisi rumah : Pasien tinggal bersama istri dan 3 orang
anaknya di rumah, dengan atap seng, dinding semen dan lantai semen.
Rumah pasien terdiri dari 3 kamar tidur, 1 dapur, dan 1 kamar mandi.
Pencahayaan dan ventilasi dirumah pasien cukup. Kamar mandi
menggunakan wc jongkok. Sumber air bersih berasal dari PDAM dan
pencahayaan dari PLN.
e. Kondisi lingkungan sekitar rumah : Pasien tinggal di daerah
permukiman yang lumayan padat. Jarak antar satu rumah dengan rumah
lainnya cukup dekat.
5
yang mengganjal, pandangan tidak kabur, tidak silau melihat cahaya. Akibat mata
gatal, pasien sering menggosok-gosok matanya dengan tangan. Pasien mengaku
saat bangun tidur terdapat kotoran mata yang cukup banyak yang berwarna putih
kekuningan kental dan terasa lengket. Bengkak pada kelopak mata (-). Sebelum
berobat ke puskesmas, pasien membeli tetes mata merk “INSTO” yang dibeli di
apotik, tetapi keluhan tidak berkurang sehingga pasien berobat ke Puskesmas.
Selain itu pasien juga mengeluhkan terdapat nyeri pada kedua lutut dan
tumit pasien. Tumit dirasakan nyeri saat beraktivitas. Nyeri terutama dirasakan
bila berdiri dari posisi duduk atau sebaliknya, serta saat berjalan. Nyeri dirasa
berkurang atau hilang bila pasien beristirahat. Pasien juga mengeluhkan sendi
terasa nyeri kaku saat setelah bangun tidur, namun tidak berlangsung lama.
VI. Riwayat makan, alergi, obat obatan, perilaku kesehatan dll yang
relevan
- Pasien tidak memiliki riwayat alergi
- Pasien sering menggosok-gosok mata dengan tangannya, dan tidak
mencuci tangan sebelum memegang matanya.
6
VII.Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah :120/80 mmHg
Nadi : 72x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,5°C
Berat badan : 58 kg
Tinggi badan : 160 cm
Status Generalisata
1. Kepala : Normocephal
2. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), skelera ikterik (-/-),
pupil bulat, isokor, diameter 3mm, refleks cahaya (+/+)
3. THT : Tidak ada kelainan
4. Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tyroid (-)
5. Thorax :
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung dbn
Auskultasi : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
7
Auskultasi: Bising usus (+) normal
Perkusi: Timpani
7. Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-), CRT < 2 detik
Status Oftalmologi
OD OS
Palpebra sup Massa (-), Edem (-), Massa (-), Edem (-),
hiperemis (-), nyeri tekan hiperemis (-), nyeri tekan (-)
(-)
Palpebra inf Edem (-), hiperemis (-), Edem (-), hiperemis (-),
nyeri tekan (-) nyeri tekan (-)
Conj. Tars Supp Papil (-), folikel (-) Papil (-), folikel (-)
hiperemis (+) hiperemis (+)
Conj. Tars Inf Papil (-), folikel (-) Papil (-), folikel (-)
hiperemis (+) hiperemis (+)
8
Conj. Bulbi Inj. Konjungtiva (+), Inj. Inj. Konjungtiva (+), Inj.
Silier (-), Sekret (+) Silier (-), Sekret (+)
mukopurulen mukopurulen
Kornea Jernih, edem (-), ulkus (-) jernih, edem (-), ulkus (-)
desmetokel (-), infiltrat (-) desmetokel (-), infiltrat (-)
COA Fibrin (-), hipopion (-), Fibrin (-), hipopion (-), flare
flare (-) (-)
Iris Sinekia ant & post (-) Sinekia ant & post (-)
9
VIII. Pemeriksaan Laboratorium:
Jenis pemeriksaan Nilai
HGB 14,8 g%
WBC 13.900
RBC 5,2jt
PLT 450.000
HCT 46,8%
X. Diagnosis Kerja
Konjungtivitis akut e.c bakterialis ODS (ICD X H10.0)
XII. Manajemen
a. Promotif :
Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit, penyebab, cara
penularan, pencegahan penularan dan pengobatannya.
Menjelaskan kepada pasien untuk memperhatikan higienitas pribadi
b. Preventif :
Tidak menggosok mata yang sakit dan kemudian menyentuh mata
yang sehat
Jangan menggunakan handuk, sapu tangan, kacamata, maupun
makeup secara bersama-sama.
c. Kuratif :
10
Non Farmakologi
Setelah memegang mata yang sakit segera cuci tangan.
Menggunakan handuk, dan sapu tangan baru yang terpisah untuk
membersihkan mata yang sakit
Farmakologi :
Chloramphenicol 0,5% ED 3 x 2 gtt ODS
Cetirizine 1x10mg
Vitamin c 1 x 50mg
Meloxicam 2 x 7,5 mg
Tradisional :
Daun sirih
Bahan : 10 lembar daun sirih
Cara : Cuci bersih daun sirih, kemudian rebus dengan 400cc air
hingga tersisa 200 cc lalu gunakan airnya untuk mencuci mata
setelah dingin.
Jahe (Zingiber officinale Rosc)
11
• Kandungan kimia : Minyak atsiri, sineol 50%-65%, α-pinen, limonen
dan dipenten. 1,8-sineol (54-95%), α-pinen (2,6%), p-simen (2,7%),
aromadendren, kulminaldehid, globulol dan pinokarveol.
d. Rehabilitatif
Jika keluhan makin bertambah berat segera dibawa ke puskesmas atau ke
rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
12
RESEP
Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Tahtul Yaman
dr. Ririn Octarina SIP: 216104
Jalan Platuk Raya No. 75 (082175759520)
R/
Pro:....................... Umur:............................
Alamat:........................................................
Resep tidak boleh ditukar tanpa sepengetahuan dokter
2.1 Definisi
Tanggal: Agustus 2018
Radang konjungtiva
(konjungtivitis) merupakan penyakit mata
R/
paling umum di dunia. Konjungtivitis
merupakan suatu keadaan dimana
konjungtiva mengalami suatu inflamasi
yang mengakibatkan dilatasi pembuluh
Pro:....................... Umur:............................
darah konjungtiva sehingga mata tampak
Alamat:........................................................
merah. Konjungtivitis infeksi biasanya Resep tidak boleh ditukar tanpa sepengetahuan dokter
13
mukosa pada permukaan mata. Kondisi ini biasanya mengalami remisi sendiri
(self-limiting illness) pada kasus yang ringan, namun kadang-kadang dapat
menjadi berat atau mendasari terjadinya penyakit sistemik.
2.2 Etiologi
2.3 Patofisiologi
14
menyebabkan terjadinya infeksi konjungtiva dan yang selanjutnya dapat meluas
ke kornea dan bagian mata lainnya.
Secara umum, gejala yang biasa timbul pada konjungtivitis bakteri antara
lain:
- Injeksi konjungtiva
- Rasa tidak nyaman; perih, panas, sensasi benda asing, rasa berpasir.
- Kelopak mata sulit dibuka saat bangun tidur, melengket satu sama lain
karena adanya sekret (“glue eye”)
15
- Penglihatan biasanya normal. Penglihatan kabur dapat disebabkan adanya
discharge (sekret) atau debris pada tear film.
- Anamnesis : gejala yang dialami pasien, penyakit pasien yang lain, pekerjaan,
riwayat alergi, terekspos zat kimia, perjalanan penyakit, riwayat keluarga.
- Pemeriksaan fisik:
a. Injeksi konjungtiva dapat muncul secara segmental atau difus, sekret yang
muncul lebih purulen, kelopak mata sering melengket satu sama lain terutama saat
bangun tidur. Pembesaran nodus limfatikus preaurikuler jarang ditemukan pada
konjungtivitis bakteri, namun biasanya ditemukan pada konjungtivitis bakteri
yang berat. Dapat terjadi pembengkakan kelopak mata yang ringan, refleks pupil
normal.
16
Host yang memiliki kerentanan yang tinggi, seperti
neonatus,individudengan immunocompromised.
17
Tabel 2.1 Differensial Diagnosis Konjungtivitis
2.6. Tatalaksana
Kebanyakan kasus konjungtivitis akut dapat ditangani dengan terapi
antibiotik empirik. Terapi awal konjungtivitis bakteri akut ringan – sedang
meliputi antibiotiktopikal seperti tetes mata polymixin combination drops,
aminoglikosida, atau fluoroquinolone (ciprofloxacin, ofloxacin, levofloxacin,
moxifloxacin, atau gatifloxacin) drops, atau salep bacitracin atau ciprofloxacin.
Terapi spesifik terhadap konjungtivitis bakterial tergantung temuan agen
mikrobiologiknya. Sambil menunggu hasil laboratorium, dokter dapat mulai
dengan terapi antimikroba spektrum luas. Pada setiap konjungtivitis purulen,
harus dipilih antibiotika yang cocok untuk mengobati infeksi Neisseria
gonorrhoeae dan N. Meningitidis. Terapi sistemik dan topikal harus segera
18
dilaksanakan setelah bahan (sampel) untuk pemeriksaan laboratorium telah
diperoleh.
Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen akut, saccus conjungtivae
harus dibilas dengan larutan garam fisiologis agar dapat menghilangkan sekret
konjungtiva. Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, pasien dan keluarga
diminta memperhatikan higiene pribadi dan menghindari kontak erat dengan
individu yang terinfeksi. Individu yang telah terinfeksi sebaiknya sering cuci
tangan dan menghindari penggunaan handuk, linen, sapu tangan, pakaian,
kacamata atau make up secara bersama-sama untuk mencegah penularan.
Bila pengobatan tidak memberikan hasil dengan antibiotik setelah 3-5
hari maka pengobatan dihentikan dan ditunggu hasil pemeriksaan mikrobiologik.
Apabila tidak ditemukan kuman pada sediaan langsung, maka diberikan antibiotic
spektrum luas dalam bentuk tetes mata tiap jam atau salep mata 4 sampai 5 kali
sehari. Apabila dipakai tetes mata, sebaiknya sebelum tidur diberi salep mata
(sulfasetamid 10-15% atau kloramfenikol). Apabila tidak sembuh dalam satu
minggu bila mungkin dilakukan pemeriksaan resistensi, kemungkinan defisiensi
air mata, atau kemungkinan obstruksi duktus nasolakrimalis
2.7 Prognosis
Konjungtivitis bakterial akut hampir selalu sembuh sendiri. Tanpa
diobati, infeksi dapat berlangsung selama 10-14 hari, jika diobati dengan
memadai, 1-3 hari, kecuali konjungtivitis Staphylococcus(yang dapat berlanjut
menjadi blefarokonjungtivitis dan memasuki tahap menahun) dan konjungtivitis
gonokokkus (yang bila tidak diobati berakibat ulkus kornea, abses kornea,
perforasi kornea, dan endoftalmitis). Konjungtivitis bakterial menahun mungkin
tidak dapat sembuh sendiri dan menjadi masalah pengobatan yang menyulitkan.
19
BAB III
ANALISA KASUS SECARA HOLISTIK
20
salah satu dari mekanisme pertahanan ini terganggu, maka infeksi bakteri patogen
dapat terjadi dan terjadilah proses peradangan.
21
LAMPIRAN
22
DAFTAR PUSTAKA
4. PERDAMI. 2002. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum Dan Mahasiswa
Kedokteran.Jakarta.
23