Anda di halaman 1dari 26

RESUME MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI

KELAS AK-B

BAB 12

KELOMPOK 5 :

Vern Wilona – 1851121

Lovena Christy – 1851013

Kevan Hidayat – 1851015

Firsty Kaltsum – 1851030

Shinta Budi Utami Wijaya – 1851124

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

2020
BAB 12

Pelaporan Pengaruh Perubahan Harga

TUJUAN BAB INI :

Setelah mempelajari bab ini, anda akan dapat :

- Membandingkan berbagai jenis perubahan harga yang terjadi dalam suatu


perekonomian, menelusuri penyebab dan efek dari masing-masing pos moneter dan
nonmoneter.

- Menyesuaikan laporan keuangan untuk menampung perubahan harga dan


menafsirkan laporan tambahan yang menunjukkan pengaruh dari perubahan harga.

- Mengaitkan efek perubahan harga pada efek fluktuasi mata uang asing.

TINJAUAN UMUM

1. Sifat perubahan harga

2. Klasifikasi moneter dan nonmoneter

3. Penetapan kembali untuk perubahan daya beli

4. Akuntansi untuk biaya kini

5. Penjabaran mata uang asing

Pada tahun 1976 SEC mewajibkan dalam ASR 190 bahwa pengungkapan tentu mengenai
biaya pengganti dibuat oleh perusahaan besar. Tiga tahun kemudian, FASB
mengeluarkan standarnya sendiri atas topik itu, yang diberi label eksperimen. SFAS 33
mensyaratkan pengungkapan khusus oleh perusahaan besar tertentu, khususnya, hal itu
mewajibkan perusahaan besar tertentu untuk menyajikan:
1. Laba dari operasi berlanjut yang ditetapkan kembali untuk pengaruh inflasi umum.

2. Keuntungan atau kerugian daya beli pada pos nonmoneter.

3. Laba dari operasi berlanjut atas dasar biaya kini.

4. Jumlah biaya kini dari persediaan dan properti, pabrik dan peralatan pada akhir tahun
fiskal.

5. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah biaya kini persediaan dan properti, pabrik dan
peralatan, bersih sesudah inflasi.

Namun, FASB tidak merinci hubungan dari pengungkapan-pengungkapan ini pada


laporan keuangan dasar.

Pada tahun 1983, FASB menerbitkan permintaan komentar apakah eksperimen ini perlu
dilanjutkan. Sebagai hasil dari survei tersebut, SFAS 89 dikeluarkan yang mendorong
tetapi sekarang tidak diharuskan, pelanjutan pengungkapan tambahan yang disyaratkan
oleh SFAS 33. Laju inflasi yang berbeda diantara negara-negara juga mengakibatkan
kurs tukar berfluktuasi. Ini memerlukan penyesuaian saat memperhitungkan transaksi di
antara negara yang berbeda dan saat mengkonsolidasikan laporan anak perusahaan luar
negeri ke dalam perusahaan induk. Pengaruh inflasi ini pertama kali dikemukakan oleh
FASB pada bulan Oktober 1975 dalam SFAS 8.

Inti perdebatan tentang bagaimana memperhitungkan unit moneter tidak stabil yang
disebabkan oleh perubahan harga adalah suatu kendala pengukuran yang tertanam di
dalam pendekatan struktural pada teori akuntansi. Tujuan dari bab ini adalah untuk
menganalisis metode-metode alternatif akuntansi untuk perubahan harga. Tujuan utama
dari akuntansi daya beli adalah untuk menetapkan kembali pengukuran menjadi penyebut
yang umum. Artinya, penetapan kembali adalah suatu penyesuaian skala dan bukan
substitusi satu pengukuran dengan yang lain. Suatu pengamatan yang penting dalam
akuntansi daya beli adalah bahwa tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan sistem
pengukuran dalam kerangka struktural proses akuntansi.
Sifat Perubahan Harga

Harga mencerminkan nilai tukar dari barang dan jasa dalam perekonomian. Barang dan
jasa ini mencakup beberapa faktor produksi dan barang-barang pada tahap antara
produksi, barang-barang yang disimpan untuk tujuan spekulatif, dan barang dan jasa yang
diperoleh untuk tujuan konsumsi. Secara umum, harga-harga ini dapat diklasifikasikan
sebagai harga masukan atau harga keluaran. Perubahan harga terjadi hanya bila harga
barang dan jasa berbeda dari yang sebelumnya ada pada pasar yang sama.

Perubahan harga dapat diklasifikasikan sebagai salah satu dari tiga jenis, meskipun
klasifikasi ini saling bergantung dan tidak saling menyingkirkan. Ini adalah :

1. Perubahan harga umum

2. Perubahan harga spesifik

3. Perubahan harga relatif

Perubahan harga umum mencerminkan kenaikan atau penurunan nilai unit moneter. Hal
itu bisa disebabkan oleh perubahan dalam penawaran atau kecepatan uang yang lebih
besar atau lebih kecil dari perubahan dalam total penawaran barang dan jasa dalam
perekonomian, oleh ketidakseimbangan total penawaran dan permintaan barang dan jasa
secara umum. Perubahan harga spesifik terjadi karena beberapa alasan, termasuk
perubahan dalam selera konsumen, peningkatan teknologi, spekulasi dan perubahan
alami atau semu dalam penawaran produk tertentu atau sebagai akibat dari perubahan
nilai uang. Perubahan harga relatif mencerminkan perubahan struktur harga atau
perubahan harga dari satu komoditi relatif pada harga semua barang dan jasa.

Perubahan Tingkat Harga Umum

Perubahan tingkat harga umum terjadi sebagai hasil dari perubahan nilai unit moneter
selama periode inflasi atau deflasi. Dengan tidak adanya pergerakan harga struktural atau
relatif, semua harga akan bergerak bersama dengan persentase yang sama. Akan tetapi,
jika harga bergerak pada tingkat yang berbeda, yang merupakan kasus yang biasa, ukuran
perubahan harga umum dapat diperoleh hanya dengan menghitung rata-rata atau indeks
harga untuk menyatakan tingkat umum harga kini dibandingkan dengan beberapa periode
dasar. Rasio indeks harga sekarang pada indeks periode dasar mencerminkan perubahan
relatif dalam semua harga yang termasuk ke dalam indeks.

Istilah daya beli mengacu pada kemampuan untuk membeli barang dan jasa dengan
sejumlah uang tertentu dibandingkan dengan apa yang telah dibeli dengan sejumlah uang
yang sama pada waktu yang lalu. Daya beli umum mengacu pada kemampuan untuk
membeli semua jenis barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian, dan itu diukur
dengan perubahan dalam tingkat harga umum. Daya beli spesifik mengacu pada
kemampuan untuk membeli barang dan jasa tertentu pada tanggal-tanggal yang berbeda.
Di antara data beli umum dan spesifik terdapat banyak konsep yang berkaitan dengan
kemampuan untuk membeli barang dan jasa tertentu yang dapat dibeli oleh kelompok
atau individu tertentu atau dapat digunakan untuk tujuan tertentu.

Perubahan Tingkat Harga Spesifik

Dengan tidak adanya pergerakan harga umum atau perubahan nilai unit moneter, suatu
perubahan dalam harga komoditi tertentu mencerminkan perubahan dalam nilai tukarnya.
Perubahan harga dalam suatu pasar masukan menimbulkan kenaikan atau penurunan
dalam biaya atau beban perusahaan, dan perubahan harga keluaran menimbulkan
pergeseran pendapatan. Perubahan harga masukan spesifik dari barang yang dijual
karenanya mencakup perhitungan laba bersih yang dilaporkan untuk periode itu.
Penandingan yang lebih relevan dianggap harus didapatkan dengan melaporkan sebagai
pendapatan. Jadi, penandingan harga masukan kini dengan harga keluaran kini dianggap
lebih relevan sebagai ukuran efisiensi dan sebagai dasar yang lebih baik untuk
meramalkan hasil-hasil transaksi masa depan.

Meskipun tidak terdapat kesepakatan umum mengenai sifat perubahan dalam harga
barang spesifik yang disimpan oleh suatu perusahaan, satu pandangan adalah bahwa
suatu kenaikan harga menghasilkan keuntungan yang ditahan, dan penurunan
menghasilkan kerugian yang ditahan. Menurut pandangan tersebut, ini harus dimasukkan
dalam perhitungan laba perusahaan karena hal itu mencerminkan perubahan dalam nilai
ekuitas pemegang saham.

Konversi biaya dalam akuntansi tidak melaporkan adanya perubahan dalam nilai aktiva
sampai pendapatan dilaporkan, biasanya pada saat penjualan. Jika biaya kini digunakan,
keuntungan dan kerugian yang ditahan dapat dilaporkan sebagai perubahan harga, meski
keuntungan atau kerugian ini dapat diklasifikasikan baik sebagai terealisasi atau belum
direalisasi.

Biaya kini merupakan harga tukar kini, dan karenanya penggunaannya menghasilkan
penyimpangan dari dasar biaya historis. Harga masukan kini dapat diasumsikan
mencerminkan biaya kini bagi perusahaan hanya jika perusahaan itu umumnya membeli
jenis aktiva yang sama, tidak ada bukti bahwa ia akan membeli aktiva yang digunakan
dengan harga kini, dan karena itu harga kini dari suatu aktiva yang diperoleh pada harga
yang lebih rendah mungkin tidak mencerminkan harga relevan.

Perubahan Harga Relatif

Dalam situasi yang sama, harga barang dan jasa bergerak pada tingkat yang berbeda, dan
beberapa bahkan pada arah yang berbeda. Sejauh mana harga spesifik bergerak pada
tingkat harga yang berbeda atau pada arah yang berbeda dari indeks seluruh harga
menggambarkan perubahan harga relatif. Dalam akuntansi tradisional dengan
menggunakan biaya historis, tidak ada perubahan harga yang dipisahkan untuk pelaporan
terpisah, semua perubahan harga termasuk dalam laba sebagai hasil dari transaksi. Akun
dan laporan dapat disesuaikan untuk perubahan tingkat harga umum tanpa membuat
penyesuaian untuk perubahan harga spesifik, yaitu dimana biaya dan beban akan
disesuaikan untuk perubahan dalam nilai uang dan pengaruh tingkat harga dari penetapan
kembali ini akan dikeluarkan dari perhitungan laba.

Jika harga kini digunakan sebagai pengganti biaya historis, laba bersih operasi dapat
dihitung tanpa memasukkan setiap pengaruh perubahan harga. Tetapi keuntungan dan
kerugian yang ditahan tidak dapat diukur kecuali jika akun-akun disesuaikan untuk
perubahan harga spesifik dan perubahan tingkat harga umum. Yaitu, pengaruh penuh dari
perubahan harga relatif tidak dapat diukur dan diungkapkan kecuali kalau akun-akun
disesuaikan untuk perubahan dalam nilai uang dan untuk perubahan dalam harga spesifik.

KLASIFIKASI MONETER DAN NONMONETER

Aktiva moneter adalah klaim pada kuantitas tetap dari unit moneter yang
menggambarkan daya beli umum. Aktiva moneter mencakup kas klaim kontraktual pada
sejumlah uang tertentu dimasa depan, dan investasi yang memberikan sejumlah bunga
atau dividen.

Utang konvertibel dan saham preferen konvertibel adalah pos-pos campuran yang bisa
moneter atau non moneter, tergantung situasinya. Karena itu, investasi dalam sekuritas
konvertibel akan diklasifikasi sebagai moneter atau non moneter tergantung apakah pasar
menilainya sebagai sekuritas utang atau sekuritas.

Kewajiban moneter merupakan kewajiban untuk membayar sejumlah tetap dolar pada
suatu waktu di masa depan, tanpa memperhatikan apa yang terjadi pada nilai unit
moneter. Kriteria yang penting adalah bahwa jumlah yang harus dibayarkan tidak
tergantung pada perubahan nilai unit moneter. SFAS 33 menyatakan bahwa utang
konvertibel harus diklasifikasikan sebagai unit moneter sampai hal itu dikonversikan.

Aktiva nonmoneter dipihak lain, mencakup pos-pos dimana harga-harga dalam satuan
unit moneter dapat berubah sewaktu-waktu. Kewajiban moneter mencakup kewajiban
untuk memberikan sejumlah tertentu barang dan jasa atau suatu jumlah ekivalen dari
daya beli, sekalipun pembayarannya mungkin dalam bentuk kas.

Keuntungan dan Kerugian Pada Pos-Pos Moneter

Inflasi diketahui bermanfaat bagi debitor dan merugikan bagi kreditor. Kenaikan tingkat
harga biasanya berarti keuntungan dolar, yang membuat pelunasan utang menjadi lebih
mudah dalam satuan pengorbanan ekonomi yang terlibat. Keuntungan atau kerugian dari
penahan aktiva moneter bersih suatu perusahaan tidak begitu mudah dievaluasi.
Lazimnya suatu perusahaan akan mempunyai kas dan piutang yang melebihi kewajiban
lancar moneter.
Keuntungan atau kerugian juga terjadi karena penahanan aktiva moneter jangka panjang,
seperti piutang jangka panjang dan investasi dalam obligasi pemerintah dan saham
preferen, dan juga karena utang jangka panjang yang beredar.

Perhitungan keuntungan dan kerugian daya beli pada pos-pos moneter melibatkan dua
langkah yang berbeda :

1.  Jumlah klaim pertama-tama ditetapkan kembali untuk perubahan dalam daya beli
dolar selama periode akuntansi bersangkutan atau selama periode hal itu ditahan atau
beredar jika kurang dari satu tahun.

2.  Jumlah yang ditetapkan kembali kemudian dibandingkan dengan nilai kini dari
aktiva atau kewajiban pada akhir periode atau pada waktu pos-pos itu kurang.
Perbedaannya adalah keuntungan atau kerugian dalam daya beli.

Perhitungan ini serupa dengan penetapan kembali pos-pos non moneter untuk perubahan
dalam nilai uang dan revaluasi berikutnya untuk perubahan dalam harga-harga spesifik.

Kenyataan bahwa keuntungan dan kerugian ini tidak mempunyai padanan dalam
akuntansi konvensional menjadi penyebab dari banyaknya ketidak-sepakatan. Konsep
dari prinsip akuntansi tradisional menekankan alokasi biaya ke beban dan pengakuan
beban melalui realisasi hanya pada waktu transaksi eksternal.

Suatu pandangan alternative yang dikemukakan oleh Deupree adalah bahwa keuntungan
daya beli dari penahanan kewajiban merupakan pengurangan dalam biaya aktiva yang
diperoleh dengan pendanaan utang. Pandangan ini berpegang bahwa harga pokok suatu
aktiva harus diukur oleh jumlah kas yang akhirnya dibayarkan pada saat perolehan.

Interpretasi lain adalah bahwa, karena perputaran yang cepat dari pos-pos modal kerja
moneter, keuntungan dan kerugian daya beli pada pos-pos ini dapat dipandang harus
direalisasikan pada saat itu terjadi.

Pandangan lain adalah, dari sudut pandang perusahaan keuntungan dan kerugian atas
utang jangka panjang bukan merupakan determinan dari laba, tetapi lebih merupakan
penyesuaian atas total ekuitas perusahaan bersangkutan, suatu pergeseran dari ekuitas
pemegang obligasi ke total ekuitas perusahaan. Karena ekuitas perusahaan tidak relevan
untuk beberapa perbandingan, suatu perbedaan harus dilakukan antara keuntungan dan
kerugian pada modal kerja moneter dan keuntungan dan kerugian pada utang jangka
panjang.

Beberapa kesulitan dalam melaporkan keuntungan dan kerugian daya beli pada pos-pos
moneter berkaitan dengan logika dari kerangka struktural akuntansi :

1.  Perbedaan arbitrer antara pos-pos moneter dan nonmoneter memperlemah


struktur yang sudah lemah dalam pengertian definisi-definisi yang tepat.

2.  Tujuan dasar dari penetapan kembali daya beli adalah untuk memanfaatkan skala
pengukuran yang konsisten, bukan untuk mengukur perubahan nilai dari pos-pos spesifik.

Kekurangan yang signifikan dalam interpretasi keuntungan dan kerugian tersebut berasal
dari kenyataan bahwa banyak komitmen moneter masa depan dibuat dengan harapan
inflasi yang berkepanjangan.

Perubahan nilai perusahaan secara keseluruhan tidak dapat diukur dengan menjumlahkan
perubahan dalam harga pertukaran atau daya beli dari aktiva dan kewajiban tertentu.

Keberatan lain dari pelaporan keuntungan dan kerugian daya beli dalam laba adalah
bahwa hal itu tidak relevan dalam sebagian besar keputusan investasi dan pemakaian lain
dari laporan eksternal. Karena itu adalah mungkin bahwa pelaporan keuntungan dan
kerugian yang terpisah tidak memberikan informasi karena saling hubungannya dengan
aktivitas-aktivitas lain perusahaan.

PENETAPAN KEMBALI UNTUK PERUBAHAN DAYA BELI

Penetapan Kembali Pos-pos Nonmoneter


Aktiva nonmoncter yang diperoleh dalam satu periode dan ditahan untuk dijual dan
digunakan pada periode mendatang dapat diukur berdasarkan harga tukat yang berlaku
saat aktiva itu diperoleh atau berdasarkan harga tukar pada tanggal pelaporan atau pada
tanggal lainnya. Pengukuran ini disebut dolar nominal karena menggambarkan jumlah
dolar pada tanggal pengukuran, dan tidak dapat diban- dingkan secara logis dengan
pengukuran serupa pada tanggal lainnya.

Argumen yang sering dikemukakan untuk menggunakan pendekatan biaya historis/dolar


konstan adalah bahwa pendekatan itu mempertahankan obycktivitas dari biaya historis,
sedang penggunaan biaya kini menggantikannya dengan dasar pengukuran yang kurang
obyektif-yaitu nilai kini

Penetapan kembali untuk perubahan dalam daya beli umum merupakan pe- ningkatan
hanya dalam kerangka struktural. Hal itu mengarah pada interpretasi dunia nyata hanya
jika tingkat harga umum dan harga-harga spesifik bergerak sedemikian rupa sehingga
penetapan kembali tingkat harga umum dapat dipan- dang pengganti untuk harga-harga
spesifik.

Model-model Penetapan Kembali Tingkat Harga

Model- Contoh-contoh berikut diambil dari diskusi yang diawali oleh Chambers. model
ini mengasumsikan klasifikasi dasar dari aktiva dan kewajiban sebagai moneter dan
nonmoneter, interval atau selang waktu tanpa transaks, dan perubah- an tingkat harga
umum atau pun perubahan harga barang-barang spesifik atau keduanya.

Penetapan Kembali Tingkat Harga Umum.

Marilah kita asumsikan sebuah per- usahaan dengan aktiva moneter bersih M, total aktiva
nonmoneter N, dan ekuitas tersisa R, semuanya dinyatakan dalam dolar pada waktu to*:
Mo + No = Ra (1)

Asumsikan juga bahwa penetapan kembali akan dilakukan dengan menggunakan suatu
indeks perubahan tingkat harga umum p, yang mencerminkan perubahan dalam tingkat
harga umum sedemikian nipa sehingga p = (Pi/Po - 1) di mana PI = indeks harga pada 11,
dan Po = harga indeks pada 10. Kemudian penetapan kembali kondisi keuangan
perusahaan dalam satuan harga pada adalah sebagai berikut:+

*Kewajiban nonmoneter dianggap dapat diabaikan. +Perhatikan bahwa, untuk


menyederhanakan, dianggap bahwa tidak ada perubahan dalam aktiva moneter bersih
(M) atau dalam aktiva nonmoncter (M) dan bahwa aktiva yang dapat disusutkan
termasuk

Mo(1 + p ) + No (1 + p ) = R0 (1 + p ) (2)

Dengan perkalian kita memperoleh:

Mo+ Mop + No + Nop = Ro + Rop (3)

dan karena jumlah aktiva moneter bersih (M) tetap tidak berubah dari to ke maka kita
kurangkan Mop dari kedua sistem dan mengubah Mo menjadi M1:

M1+(No + Nop) = (Ro + Rop )- Mop (4)

(No + Nop) merupakan harga semula dari aktiva nonmoneter yang dinyatakan dalam
satuan dolar biasa pada ti dan (Ro + Rop) merupakan ekuitas pemegang saham pada 1o
dinyatakan kembali dalam satuan daya beli dolar pada (1. Dapat diasumsikan bahwa
pemegang saham akan sama baik pada (1 seperti pada to jika RI = Ro + Rop. Karena
jumlah dolar aktiva moneter (M) tidak dapat meningkat semata-mata hanya karena
kenaikan dalam tingkat harga umum, Ri lebih kecil dari Ro + Rop dengan sejumlah Mop;
jadi Mop merupakan kerugian daya beli dari penahanan aktiva moneter bersih sekalipun
harga secara umum naik. (Mop akan merupakan keuntungan jika M<0 atau jika p<0.)

Kita dapat memperluas contoh di atas dengan memisahkan aktiva moneter bersih (M)
menjadi dua bagian, aktiva lancar moncter bersih C dan utang jangka panjang moneter
bersih L, seperti bahwa M = C - L. Dengan menggantikan persamaan (1), kita
memperoleh pada to:

Co-Lo + No = Ro (5)

dan mengalikan semua ekspresi dengan (1 +p), kita mempunyai pada waktu t1:

Co (1+p) + No(1+p) – Lo(1+p) = Ro(1+P) (6)

atau

Co+ Cop + No + Nop - Lo- Lop = Ro + Rop (7)

Karena C dan L keduanya tetap konstan dari waktu to ke ti (yaitu, Co Ci dan Lo = L1),
kita harus mengurangkan Cop dari kedua sisi, menambahkan Lop pada kedua sisi
persamaan, dan mengubah Co dan Ci dan Lo dan L1:

C + (No + Nop) – L1 = (R + Rop) + Lop- Cop (8)

Jika laba diukur dengan perubahan bersih dalam daya beli dari ekuitas tersisa, Lop
merupakan keuntungan dari utang beredar selama periode itu, dan Cop merupakan
kerugian dari penahanan aktiva lanear moneter dari waktu o ke Argumen bahwa Lop dan
Cop adalah bukan keuntungan dan kerugian dari sud pandang struktural dapat didukung
hanya atai dasar konsep laba yang berbeda. Sebagai contoh, dalam konsep transaksi dari
laba, ini bukan merupakan bagian dari Jaba karena bukan merupakan hasil dari aktivitas
di pihak perusahaan.

Argumen lain bahwa keuntungan dan kerugian pada utang jangka panjang (LoP) bukan
bagian dari laba untuk periode itu didasarkan pada asumsi bahwa modal yang
diinvestasikan dalam perusahaan mencakup baik utang maupun mo- dal ekuitas tersisa, R
+ L.
Karena itu, modal dipertahankan jika RI + L1 pada waktu t1 adalah sama dengan (Ro +
Rop) + (Lo + Lop). Setiap kerugian pada pemegang obligasi adalah sama dengan
keuntungan daya beli kepada pemegang saham, tetapi efek pada perusahaan secara
keseluruhan netral.

Penetapan Kembali untuk Perubahan Harga Spesifik.

Jika aktiva ditetapkan kembali untuk perubahan harga dari masing-masing aktiva dan
bukan perubahan dalam daya beli umum, setiap aktiva nonmoneter harus disesuaikan
oleh tingkat perubahan dalam harga spesifiknya, s1 aktiva moneter bersih tidak
ditetapkan kembali karena harga spesifik mereka dalam dolar tidak berubah. Karena
setiap aktiva nonmoneter atau kelompok aktiva serupa N1 harus disesuaikan secara
terpisah, persamaan (2) harus ditetapkan kembali sebagai berikut:

di mana
Dengan menyesuaikan aktiva moneter untuk tingkat perubahan harga spesifik (si), kita
memperoleh persamaan berikut:

di mana

sehingga harga pertukaran pada waktu to dari setiap aktiva nonmoneter dalam total
himpunan yang dimiliki perusahaan dari aktiva Mi ke aktiva N. akan dise- suaikan oleh
perubahan harga spesifik (si) yang berkaitan untuk masing-masing aktiva tersebut.

Karena itu, dengan menambahkan Njsi ke setiap sisi persamaan (9) igabungkan seperti
yang ditunjukkan dalam persamaan (10), kita mendapatkan persamaan berikut:
Pengaruh persamaan (11) adalah untuk menunjukkan pada sisi kanan semua aktiva bersih
pada harga kininya, dan pada sisi kanan total ekuitas tersisa pada periode waktu to,
ditambah kenaikan harga aktiya nonmoneter spesifik. Mathews menyanggah bahwa
penyesuaian ini tidak menghasilkan keuntungan atau kerugi- an bagi perusahaan karena
daya beli spesifik dari aktiva bersih sama seperti pada awal periode.

Gynther mengusulkan penyesuaian yang serupa untuk perubahan dalam harga aktiva
nonmoneter spesifik, tetapi ia menyatakan bahwa kerugian daya beli dari penahanan
aktiva lancar nonmoneter bersih harus dilaporkan. anjurkan agar keuntungan dan
kerugian pada pos-pos lancar moneter harus dihi- tung dengan menggunakan indeks
harga dari barang-barang yang umumnya diperoleh dari aktiva moneter ini. Yaitu,
perusahaan dapat mempertahankan mo- dalnya hanya jika ia mempertahankan daya
belinya dalam satuan barang spesifik yang umumnya dibeli. Posisi mempunyai beberapa
manfaat, seperti yang akan dibahas nanti. Namun, ia meng-

Perubahan Harga Relatif.

Jika tidak ada perubahan dalam daya beli umum dari dolar, kenaikan dalam ekuitas
tersisa yang ditunjukkan dalam persamaan (1) merupakan keuntungan yang ditahan,
menurut beberapa pendukung dari penye- suaian tingkat harga umum. Yakni, perusahaan
dianggap sama baiknya pada akhir periode seperti pada awal periode jika Rj = Ro + Rop,
tetapi jika p= 0, Rop = 0, fadi, kenaikan harga aktiva moneter spesifik memungkinkan
perusahaan untuk menjadi lebih baik pada akhir periode itu dalam pengertian
kemampuannya untuk menggunakan sumberdayanya untuk membeli barang dan jasa
secara umum. Keseluruhan perubahan harga spesifik dalam kasus itu diasumsikan
merupakan perubahan harga relatif.

Jíka harga-harga dari barang spesifik yang ditahan perusahaan berubalı pada tingkat yang
berbeda dari tingkat perubahan harga umum, perbedaan antara kedua Kingkat itu
mencerminkan perubahan harga relatif. Sebagai contoh, jika harga spesifik dari aktiva Ni
naik dengan tingkat s, dan jika tingkat ini lebih besar daripada p, maka kenaikan dalam
tingkat harga umum adalah sedemikian se- hingga si > p dan keuntungan yang ditahan
karena kenaikan harga relatif akan NS- P. Hasil ini diperoleh dengan mengurangkan
harga aktiva spesifik Ni pada vang disesuaikan untuk perubahan dalam tingkat harga
umum dari harga kini aktiva itu pada t1. Jadi:

N1(1+S1) – N1(1+p) = N1 + N1S1 - N1 – N1p


= N1S1 – N1p = N1(S1-p)

Harga kini dari aktiva spesifik kemudian dapat diperkirakan sebagai jumlah harga aktiva
Ni pada waktu to yang disesuaikan untuk perubahan dalam tingkat harga umum dan
perubahan harga relatif dari aktiva ini. Jadi:

N(1 + p) + N(s1 - p) = Ni+ Nip + N1s1 - Nip = Ni + NiSi (12)


= Ni ( 1 + si )

Karena itu, untuk perusahaan secara keseluruhan, aktiva nonmoneter dapat dinya- takan
dalam satuan harga spesifik yang berlaku dengan menyesuaikan pertama kali untuk
perubahan dalam tingkat harga umum dan kemudian menambahkan perubahan harga
relatif pada kedua sisi persamaan. Ini dapat dihitung sebagai berikut, dimulai dari
persamaan (9):

dan menyesuaikan kedua sisi dengan perubahan dalam tingkat harga umum, kita
memperoleh:
Dengan perkaliarı, dan pengurangan Mop dari kedua sisi, kita memperoleh:

Kemudian dengan menambahkan perubahan harga relatif pada kedua sisi, kita sampai
pada persamaan berikut:

Karena (Ro + Rop) diperlukan pada waktu t untuk mempertahankan ekuitas tersisa dalam
satuan daya beli umum konstan, maka Mop merupakan kerugian daya beli dari
penahanan jumlah pos moneter yang konstan dan z Nor (Si-p) merupa- kan keuntungan
yang timbul dari kenaikan harga relatif dari aktiva nonmoneter.

Karena penerapan praktis dari persamaan (15) memerlukan banyak prasyarat penerapan
yang scrupa oleh Chambers mempunyai manfaat besar, meski tidak memungkinkan
pemisahan keuntungan dan kerugian daya beli pada pos-pos moneter serta keuntungan
dan kerugian dari penahanan aktiva nonmoneter. Saran Chambers dapat ditafsirkan
sebagai berikut: Dengan menggabungkan penyesuaian harga umum dan relatif dari aktiva
moneter pada sisi kiri persamaan (15) dan memperluas sisi kanan, kita mem- peroleh:
dan karena Mop + Noip = RoP, kita dapat menggantikan Rop dalam per- samaan (16)
dan mendapatkan yang berikut:

Karena itu, sesuai dengan persamaan (17), aktiva nonmoneter perlu disesuaikan hanya
untuk perubahan harga spesifik, dan pengaruh perubahan harga umum dan spesifik pada
laba diukur dengan menambahkan jumlah kenaikan dalam perubah- an harga spesifik dari
aktiva moneter dan mengurangkan suatu penyesuajan modal (Rop) sehingga total
penyesuaian adalah

Penyesuaian bersih ini pada laba tentu saja bisa positif atau negatif, tergantung pada
tingkat relatif perubahan dari si dan p. Persamaan (17) penting karena menunjukkan
perbedaan utama antara yang mengusulkan penyesuaian untuk perubahan harga spesifik
saja dan yang meng usulkan penyesuaian untuk perubahan harga umum dan spesifik. Jika
+Rop da - Rop pada sisi kanan persamaan (17) diabaikan, kita mendapatkan persam (11),
yang mencerminkan penyesuaian yang diperlukan sesuai dengan meru yang inengusulkan
penyesuaian untuk perubahan harga spesifik saja. Akan tetap interpretasinya berbeda,
karena penyesuaian untuk perubahan harga spea dalam persamaan (11) diasumsikan
merupakan penyesuaian modal, dalam persamaan (17) merupakan bagian dari
penyesuaian laba. Karena perbedaan antara pendukung penyesuaian harga spesifik saja
dan pendiku penyesuaian untuk perubahan harga umum dan relatif terutama didasarkan p
keuangan. asumsi-asumsi mengenai sifat perusahaan bersangkutan dan tujuan pelaporan
keuangan.
Evaluasi atas Penetapan Kembali Tingkat Harga
Beberapa kontroversi utama mengenai penetapan tingkat harga berpusat di sekitar
pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah prosedur dan teknik pengukurannya layak?
2. Apakah struktur akuntansi yang dihasilkan logis dan secara intern konsisten?
3. Apakah laporan yang dihasilkan dapat ditafsirkan secara berarti? Dengan
perkataan lain, apakah hal itu mempunyai signifikansi dunia-nyata?
4. Apakah dampak perilaku dari penetapan tingkat harga? Apakah hal itu relevan
untuk model-model keputusan dari investor dan kreditor?
5. Apakah manfaat informasi yang diberikan oleh penetapan tingkat harga yang
melebihi biaya menghitung dan melaporkan data itu?

Pendekatan alternatif pada penetapan tingkat harga harus dievaluasi dengan


memperhatikan semua pertanyaan ini. Evaluasi berikut dimaksudkan untuk menempatkan
hal itu dalam perspektif yang tepat, meski jawaban akhirnya tak dapat diberikan pada
waktu ini karena tidak adanya riset empiris yang mencukupi pada topik ini.

Daya Beli Umum


Daya beli umum, sebagaimana yang diukur oleh indeks harga umum menunjukkan
kecenderungan umum dari semua harga barang dan jasa dalam perekonomian untuk naik
atau turun atau tetap konstan secara rata-rata yang tertimbang dengan tepat, dan
mencerminkan perubahan dalam nilai uang.
Gross National Product Implicit Price Deflators yang dihasilkan oleh U.S. Department of
Commerce mungkin merupakan indeks terbaik yang disusun saat ini dari tingkat harga
umum di Amerika serikat. Indeks itu dihitung dengan membagi serangkaian dolar kini
dari GNP dengan serangkaian dolar konstan yang sepadan, sehingga mencerminkan
semua harga pertukaran dalam perekonomian. Akan tetapi, karena indeks itu umumnya
tidak mencerminkan peningkatan mutu sekuler dan kemunculan dari produk-produk
unggul, indeks itu tidak memberikan perbandingan yang baik untuk tahun-tahu yang
tidak berdekatan satu sama lain.
Consumer Price Index for All Urban Consumers dipilih oleh FASB dalam SFAS 33
karena penggunaannya yang meluas dan karena secara umum dimengerti oleh
kebanyakan orang, dan juga karena dasarnya yang luas dalam perekonomian.
Dari sudut pandang struktural, sistem daya beli umum tampaknya logis dan konsisten
dengan dua pengecualian:
1. Perbedaan antara pos moneter dan nonmoneter bersifat arbitrer;
2. Pos-pos moneter ditetapkan dua kali- sekali untuk perubahan dalam daya beli
umum dan kembali lagi untuk penetapan kembali balik ke nominal atau nilai kini-
tetapi pos-pos non moneter ditetapkan hanya untuk perubahan daya beli umum.
Salah satu kritik utama atas penetapan kembali daya beli umum adalah bahwa konsepnya
terlalu luas. Individu dan korporasi memikirkan daya beli dalam pengertian barang-
barang yang biasa mereka beli atau mungkin berminat dalam membeli atau menjual.
Akan tetapi, tujuan dan sumber daya teknis biasanya membatasi jenis barang dan jasa
yang akan dibeli.
Hasil dari riset Inggris, Morris menyimpulkan bahwa terdapat sangat sedikit indikasi
bahwa pasar menanggapi pada informasi yang disajikan oleh angka laba yang
disesuaikan inflasi. Tidak adanya relevansi yang mendukung kuat penetapan kembali
tingkat harga umum mungkin berasal dari beberapa faktor, termasuk yang berikut:
1. Ketidakmampuan untuk mendefinisikan model-model keputusan investasi;
2. Pengumpulan informasi dalam harga pasar dari sumber-sumber lain yang seduai
dengan hipotesis pasar efisien;
3. Tidak adanya kemampuan interpretasi dari data yang ditetapkan kembali.

Daya Beli Pemegang Saham


Salah satu konsep paling awal dari daya beli adalah bahwa modal dipelihara hanya jika
kemampuan pemegang saham untuk membeli sejumlah dan sekualitas tertentu barang
dan jasa konsumsi tetap konstan. Penggunaan angka CPI-U oleh FASB dalam SFAS 33
mungkin telah dipengaruhi oleh pemikiran ini tetapi, seperti yang ditunjukkan di atas, ada
beberapa alasan lain untuk menggunakan CPI-U sebagai ukuran atas daya beli umum.
Pada umumnya dianggap bahwa investor membeli barang-barang yang diproduksi hanya
karena mereka berharap untuk mendapatkan, pada akhirnya, lebih banyak barang
konsumsi daripada yang dapat mereka miliki dengan mengkonsumsi, bukan dengan
investasi.
Akan tetapi, meskipun investor terus menerus melikuidasikan saham mereka, lebih
umum bagi pemegang saham untuk menginvestasikan kembali tabungan mereka dan
mengkonsumsi hanya laba dari investasi daripada mengkonsumsi jumlah yang
diinvestasikan dalam saham perusahaan.

Daya Beli Investasi dari Perusahaan


Postulat kontinuitas mengasumsikan bahwa perusahaan akan terus menginvestasikan
kembali aktivanya untuk mempertahankan modal yang diinvestasikan. Jadi, siklus
operasi adalah dari aktiva nonmoneter ke kas ke aktiva nonmoneter daya beli investasi
dapat dilihat paling sedikit dari 3 pandangan:
1. kemampuan perusahaan untuk menginvestasikan kembali jumlah yang sama
barang investasi secara umum;
2. kemampuan perusahaan untuk menginvestasikan kembali dalam barang modal
yang umumnya dibeli oleh semua perusahaan dalam industri bersangkutan;
3. kemampuan untuk menginvestasikan kembali barang-barang investasi yang
serupa dengan yang diperoleh di masa lalu.
Pandangan pertama, daya beli investasi umum dapat mencerminkan suatu perekonomian
yang dinamis. Pandangan kedua, daya beli investasi industri adalah suatu interpretasi
yang logis karena perusahaan umumnya memang menginvestasikan kembali dalam
industri yang sama. Pandangan ketiga, daya beli yang berkaitan dengan perilaku masa
alalu dari perusahaan spesifik dapat menjadi perkiraan yang baik dari daya beli investasi
perusahaan karena perusahaan memang mempertahankan kesinambungan operasi
sepanjang waktu.

Akuntansi Untuk Biaya Kini


Biaya kini (current value) mencerminkan harga yang harus dibayarkan untuk suatu aktiva
atau penggunaannya pada tanggal neraca atau tanggal penggunaan atau penjualannya jika
aktiva itu belum dimiliki saat ini. Bila tidak ada pasar aktiva bekas, biaya kini dapat
diperkirakan dengan menggunakan biaya perolehan dari barang baru yang identik yang
dibeli dari pasar kini yang mapan dikurangi akumulasi penyusutan untuk suatu periode
yang sama dengan umur aktiva yang digunakan. Suatu alternatif untuk menggunakan
harga pasar adalah penetapan indeks biaya spesifik dengan biaya historis dari aktiva
tertentu.
SFAS 33 mengisyaratkan bahwa biaya kini tidak boleh melebihi jumlah yang dapat
dipulihkan yang diukur dengan nilai bersih yang dapat direalisasikan untuk barang-
barang yang akan dijual atau nilai yang digunakan untuk aktiva-aktiva lain. Nilai yang
digunakan adalah nilai yang didiskontokan dari arus kas masa depan yang diharapkan.
Karena arus kas masa depan tak dapat diukur untuk kebanyakan aktiva, suatu indikasi
bahwa nilai yang digunakan lebih kecil akan menjadi jelas jika perusahaan tidak
mengganti aktiva yang ada karena biaya operasinya yang tinggi.

Konsep Pemeliharaan Modal

Salah satu interpretasi dari laba akuntansi adalah bahwa hal itu didasarkan pada konsep
pemeliharaan modal. Yaitu, laba ditentukan sebagai jumlah yang dapat dibagikan suatu
perusahaan kepada pemegang sahamnya dan sama baik pada akhir periode seperti pada
awal periode.

Dalam konsep pemeliharaan modal keuangan, laba yang berasal dari kenaikan dalam
jumlah dolar nominal mencerminkan modal. Pendekatan biaya historis tradisional atau
dolar nominal adalah suatu konsep pemeliharaan modal keuangan karena pendapatan
harus melebihi biaya historis sebelum dapat dilaporkan. Demikian pula, pendekatan biaya
kini atau dolar nominal dapat didasarkan pada konsep pemeliharaan modal keuangan.
Akan tetapi, kenaikan dalam harga aktiva yang ditahan pada suatu periode menghasilkan
keuntungan yang ditahan, dan penurunan menimbulkan kerugian yang ditahan.

Pendekatan dolar biaya historis atau dolar konstan didasarkan pada konsep pemeliharaan
modal daya beli umum. Dalam pendekatan biaya kini atau dolar konstan, biaya kini pada
awal periode ditetapkan kembali dalam satuan daya beli konstan pada akhir periode, dan
perbedaan antara ini dan biaya kini dari aktiva itu pada akhir periode adalah keuntungan
atau kerugian yang ditahan.
Dalam pendekatan pemeliharaan modal fisik, juga dikenal dengan sebagai pendekatan
kemampuan operasi, diasumsikan bahwa modal dipertahankan jika perusahaan mampu
mengganti aktivanya dengan aktiva bertipe sama atau jika ia mampu mempertahankan
kapasitas untuk memproduksi persediaan barang dan jasa tertentu. Perbedaan utama
antara konsep pemeliharaan modal fisik dan konsep pemeliharaan modal keuangan
adalah bahwa dalam yang pertama keuntungan dan kerugian yang ditahan tidak
dimasukkan dalam laba. Sebaliknya, hal itu dipandang merupakan penyesuaian pada
ekuitas pemegang saham. Suatu alternatif adalah mempertimbangkan keuntungan dan
kerugian yang ditahan sebagai penetapan kembali ekuitas dengan pemikiran bahwa
ekuitas ditetapkan kembali untuk perubahan dalam daya beli spesifik perusahaan itu.

Evaluasi atas Akuntansi untuk Biaya Kini

Biaya kini dianggap mempunyai beberapa manfaat atas konsep biaya historis.
Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Biaya kini merupakan jumlah yang harus dibayar perusahaan pada masa kini
untuk mendapatkan aktiva atau jasanya; karenanya, biaya itu merupakan ukuran terbaik
dari nilai masukan yang ditandingkan terhadap pendapatan kini untuk tujuan prediktif.

2. Biaya ini memungkinkan identifikasi keuntungan dan kerugian yang ditahan, jadi
mencerminkan hasil-hasil keputusan pengelolaan aktiva dan dampak lingkungan pada
perusahaan yang tak dicerminkan dalam transaksi.

3. Biaya kini merupakan nilai aktiva bagi perusahaan jika perusahaan itu terus
memperoleh aktiva tersebut dan jika nilai belum ditambahkan pada aktiva itu oleh
perusahaan.

4. Penjumlahan aktiva yang dinyatakan dalam satuan kini lebih bermakna daripada
penambahan biaya historis yang terjadi pada periode waktu yang berbeda.

5. Biaya ini memungkinkan pelaporan laba operasi kini, yang dapat digunakan untuk
meramalkan arus kas masa depan.
Salah satu kelemahan dari konsep biaya kini adalah bahwa beberapa objektivitas telah
hilang; jika aktiva yang dijual di pasar saat itu tidak identik dalam segala hal yang
berkaitan dengan aktiva yang ditahan, beberapa subyektivitas harus diterapkan dalam
mentransfer harga pertukaran kini pada aktiva yang dimiliki. Juga, biaya kini dapat tidak
menggambarkan nilai kini bagi perusahaan.

Dari sudut pandang interpretasi, konsep biaya kini tampaknya lebih relevan daripada
konsep daya beli umum. Artinya, biaya-biaya yang berkaitan dengan penggunaan indeks
spesifik atau yang digantikan oleh ukuran biaya kini mungkin lebih mendekati nilai kini
daripada biaya historis yang disesuaikan untuk perubahan daya beli umum. Akan tetapi,
penggunaan prosedur alokasi dan amortisasi konvensional yang diterapkan pada biaya
kini dari barang-barang baru memperlemah kaitan yang profesional antara angka yang
dihasilkan dan nilai kini.

PENJABARAN MATA UANG ASING

Penjabaran ukuran mata uang asing bukan merupakan masalah yang sama seperti
penetapan kembali jumlah dolar dari perubahan tingkat harga. Akan tetapi, beberapa
konsep yang berkaitan dengan penetapan kembali untuk perubahan harga juga relevan
dalam penjabaran untuk mata uang. Konsep pemeliharaan modal keuangan dan fisik juga
relevan baik untuk memutuskan apakah yang disebut sebagai keuntungan dan kerugian
merupakan unsur-unsur dari laba ataukah dari ekuitas pemegang saham.

Dalam melakukan penjabaran mata uang asing, dua pertanyaan dasarnya adalah
berhubungan dengan keputusan mengenai kurs tukar manakah yang digunakan dan
keputusan mengenai sifat dari keuntungan dan kerugian pada transaksi itu. Beberapa
pendekatan telah dikemukakan, termasuk yang berikut:

1. Pendekatan moneter/ nonmoneter

Aktiva moneter dan kewajiban moneter dinyatakan dalam satuan kini, dan karena itu
harus dijabarkan dengan menggunakan kurs tukar pada tanggal neraca. Apabila aktiva
moneter ditahan atau kewajiban moneter beredar selama periode saat kurs tukar berubah,
timbul keuntungan atau kerugian dari transaksi itu. Aktiva dan kewajiban non moneter
dijabarkan pada kurs tukar yang berlaku pada tanggal perolehan. Penurunan kurs tukar
mata uang asing sesudah tanggal akuisisi tidak mengakibatkan kerugian dengan metode
ini karena biaya historis dalam dolar ekivalen tidak berubah.

2. Pendekatan lancar/ tak lancar

Pos-pos lancar dijabarkan dalam kurs kini karena hal itu berkaitan dengan operasi kini
dari perusahaan itu. Aktiva lancar dan tak lancar, bertindak sebagai penangkal terhadap
risiko mempunyai kewajiban yang beredar dan juga sebaliknya.

3. Pendekatan sementara dan kini

Dalam metode sementara, kurs tukar untuk tujuan penjabaran ditentukan oleh dasar
pengukuran yang digunakan dalam sistem akuntansi. Jadi, pos-pos yang dilaporkan
dalam satuan biaya historis dijabarkan dalam kurs tukar historis; pos-pos yang dilaporkan
dalam satuan harga kini atau harga masa depan yang diperkirakan dijabarkan pada kurs
tukar kini.

4. Pendekatan investasi bersih

Pendekatan investigasi bersih memandang perusahaan anak atau divisi perusahaan luar
negeri sebagai suatu investasi dengan pengembalian yang diukur oleh laba bersih dari
operasi luar negeri, yang menghasilkan manfaat bagi perusahaan induk. Jadi, dalam
konsep ini, operasi luar negeri diperlakukan sebagai satuan usaha terpisah bukan sebagai
satuan usaha terpisah bukan sebagai bagian dari operasi perusahaan induk. Karena itu,
semua aktiva dan kewajiban harus dijabarkan dalam satuan kurs tukar pada tanggal
neraca.

Teori ekonomi mendukung pandangan itu bahwa, dalam periode yang relatif panjang,
kebanyakan aktiva dan kewajiban tidak terpapar pada keuntungan dan kerugian kurs
tukar. Dengan asumsi pasar yang sempurna dan lengkap, teori Paritas Daya Beli
menyatakan bahwa perusahaan dalam keseimbangan kurs tukar sebanding dengan
perubahan dalam risiko kombinasi aktiva-aktiva moneter yang sama dalam kedua negara
tersebut. Untuk aktiva moneter dan kewajiban moneter, Efek Fisher mengacu pada
proporsisi bahwa perubahan dalam kurs dicerminkan dalam perbedaan relatif suku bunga
di kedua negara. Jika proposisi ini sah selama periode yang panjang, suatu investasi
bersih tidak akan terpapar pada kurs tukar dan, kerenanya keuntungan dan kerugian
pertukaran tidak boleh dilaporkan.

SFAS 8 versus SFAS 52

FASB, setelah menghadapi banyak perdebatan masyarakat, mengeluarkan SFAS 8 dalam


bulan Oktober 1975. Pernyataan itu pada dasarnya mengharuskan perusahaan untuk
menggunakan metode sementara. Setiap keuntungan dan kerugian dari fluktuasi kurs
tukar diperhitungkan dalam laporan rugi laba. Tampak bahwa banya manajer tidak suka
dengan prosedur akuntansi yang mengakibatkan laba berfluktuasi dengan cara yang
berada di luar kendali mereka.

FASB kemudian mewajibkan suatu penjabaran dua langkah. Semua mata uang yang non
fungsional dijabarkan menjadi mata uang fungsional masing-masing dengan
menggunakan metode sementara. Tetapi mata uang fungsional dijabarkan menjadi dolar
dengan menggunakan pendekatan investasi bersih. Dengan perkataan lain, semua aktiva
dan utang dijabarkan pada kurs tukar kini. Pos-pos laporan rugi laba dijabarkan pada
rata-rata tertimbang untuk periode tersebut. Ekuitas dijabarkan pada kurs historis.
Penambahan kuncinya adalah bahwa setiap keuntungan dan kerugian yang dihitung
dengan metode ini dimasukkan dalam akun neraca.

Anda mungkin juga menyukai