KELAS AK-A
KELOMPOK 2 :
FAKULTAS EKONOMI
2020
MANAJEMEN KOMPENSASI
Setiap organisasi memiliki cita-cita. Suatu peranan penting dari sistem pengendalian
manajemen adalah untuk memotivasi para anggota organisasi untuk mencapai cita -
cita tersebut. Bab ini fokus pas mekanisme insentif dan sistem kompensasi serta
fungsinya dalam mempengaruhi perilaku pegawai, ketika mereka mencari keselarasan
cita - cita. Ada banyak contoh tentang sistem kompensasi yang tidak menghargai
perilaku yang mengarah pada cita - cita tersebut. Dalam bab ini, kami akan
mendiskusikan tentang desain dari rencana kompensasi insentif untuk general umum
guna menghindari “kebodohan karena memberikan penghargaan untuk A sementara
mengharapkan ”.
Paket kompensasi total dari seorang manajer terdiri dari 3 komponen : (1)
gaji ; (2) tunjangan (terutama tunjangan pensiun dan kesehatan, tetapi juga berbagai
jenis lainnya) ; (3) kompensasi insentif. Tiga komponen ini tersebut saling bergantung
satu sama lain, tetapi yang ketiga secara khusus berkaitan dengan fungsi pengendalian
manajemen.
Jumlah total dari bonus yang dapat dibayarkan ke sekelompok pegawai yang
memiliki kualifikasi dalam suatu tahun tertentu disebut dengan “kantong bonus”.
Dalam suatu rencana insentif jangka pendek, pemegang saham memberikan suara
atau rumus yang akan digunakan untuk menghitung jumlah tersebut. Rumus ini
biasanya berkaitan dengan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan di tahun
berjalan. Dalam memutuskan kantong ini, masalah yang penting adalah untuk
memastikan bahwa kompensasi total yang dibayarkan kepada para eksekutif adalah
kompetitif.
Ada beberapa cara untuk menetapkan kantong bonus ini. Metode yang paling
sederhana adalah metode untuk menetapkan bonus yang setara dengan persentase
tertentu dari laba. Banyak perusahaan tidak suka untuk menggunakan metode ini
karena hal tersebut berarti membayarkan bonus meskipun profitabilitas perusahaan
rendah. Oleh karena itu, banyak perusahaan menggunakan rumus yang membayarkan
bonus hanya setelah tingkat pengembalian tertentu atas modal telah diperoleh. Ada
beberapa cara untuk melakukan hal ini.
Salah satu metode adalah untuk mendasarkan bonus tersebut pada suatu
persentase dari laba per saham setelah tingkat laba per saham yang telah ditentukan
sebelumnya telah dicapai. Metode ini tidak mempertimbangkan peningkatan dalam
investasi dari laba yang diinvestasikan kembali. Solusinya adalah untuk menaikkan
laba per saham minimum setiap tahunnya sebesar persentase tertentu dari peningkatan
tahunan dalam laba ditahan.
Dalam menghitung baik komponen laba maupun komponen modal dari rumus
- rumus ini, penyesuaian mungkin dilakukan dalam jumlah laba bersih dan dalam
jumlah ekuitas pemegang saham yang dilaporkan. Jenis - jenis tertentu dari untung
dan rugi luar biasa, serta untung dan rugi dari operasi yang dihentikan, mungkin
dikeluarkan. Selain itu, goodwill yang dihasilkan dari akuisisi perusahaan lain juga
dapat dikeluarkan meskipun pos tersebut dimasukkan dalam laporan keuangan yang
diterbitkan.
Carryover
Metode ini menawarkan keuntungan : (1) Metode tersebut lebih fleksibel karena
pembayaran tidak ditentukan secara otomatis oleh suatu rumus dan dewan komisaris
dapat penilaian mereka. (2) Metode tersebut dapat mengurangi besarnya fluktuasi
yang terjadi ketika pembayaran bonus hanya didasarkan pada jumlah yang dihasilkan
dari rumus yang dihitung setiap tahunnya. Kerugian dari metode ini adalah bahwa
bonus kurang berhubungan secara langsung dengan kinerja saat ini.
Kompensasi Ditunda
Metode penundaan pembayaran ini menawarkan keunggulan-keunggulan berikut ini :
Suatu kerugian dari rencana bonus ditunda adalah bahwa rencana tersebut tidak
membuat jumlah yang ditunda menjadi tersedia bagi eksekutif di tahun bonus tersebut
diperoleh. Dalam beberapa kasus manajer tidak akan menerima bonus yang ditunda
jika meninggalkan perusahaan sebelum bonus tersebut dibayarkan. Pengaturan ini
disebut dengan borgol emas (Golden handcuff) karena hal tersebut berfungsi sebagai
disinsentif bagi manajer untuk meninggalkan suatu organisasi.
Suatu asumsi mendasar dari banyak rencana intensif jangka panjang adalah
bahwa pertumbuhan dalam nilai dari saham perusahaan mencerminkan kinerja jangka
panjang perusahaan tersebut. Ada beberapa jenis rencana smacam ini.
Opsi Saham
Suatu opsi saham adalah hak untuk membeli sejumlah lembar saham pada atau
setelah tanggal tertentu di masa depan pada harga yang telah disetujui pada tanggal
pemberian opsi. Manfaat utama dari rencana opsi saham adalah bahwa rencana
tersebut mengarahkan energi manajer ke arah kinerja jangka panjang maupun jangka
pendek dari perusahaan tersebut. Tidak seperti beberapa alternatif yang disebutkan
dibawah ini, hak untuk membeli saham dalam suatu rencana opsi saham memberikan
kepada manajer ekuitas yang dapat mereka simpan, bahkan jika mereka meninggalkan
perusahaan. Sekalipun demikian banyak opsi saham adalah untuk saham tersebut.
Manajer tidak diperbolehkan untuk menjual saham ini selama suatu periode waktu
tertentu setelah saham tersebut diperoleh.
Saham Fantom
Suatu hak apresiasi saham adalah suatu hak untuk menerima pembayaran uang
tunai berdasarkan peningkatan dalam nilai saham dari saat pemberian penghargaan
sampai suatu tanggal tertentu di masa depan. Hak apresiasi saham dan saham fantom
adalah jenis bonus tunai ditunda dimana jumlah bonus merupakan suatu fungsi dari
harga pasar dari saham perusahaan. Dibandingkan dengan bonus tunai yang
dibayarkan pada saat ini, keduanya melibatkan ketidakpastian tentang jumlah akhir
yang dibayarkan.
Saham Kinerja
Dalam suatu rencana unit kinerja suatu bonus tunai dibayarkan ketika target
jangka panjang tertentu telah tercapai. Rencana ini menggabungkan aspek-aspek dari
hak apresiasi saham dan saham kinerja.
Setiap pejabat korporat kecuali CEO bertanggung jawab sebagian atas kinerja
keseluruhan perusahaan. Para pejabat korporat ini dimotivasi oleh dan berhak untuk
menerima suatu bonus untuk kinerja yang baik/ untuk menstimulasi motivasi< CEO
biasanya mendasarkan penghargaan pada penilaian terhadap kinerja masing-masing
orang. Penilaian ini tentu saja bersifat subjektif.
Kompensasi CEO
Contoh, sejak tahun 2000 telah ada beberapa kasus paket kompensasi yang dirancang
secara buruk. Lihatlah sebagai contoh, sejumlah besar kasus yang diumumkan yang
diberikan kepada Richard Grasso (New York Stock Exchange), Dennis Kozlowski
(Iyco), dan Carly Fiorina (Hewlett-Packard) setelah kontrak kerja mereka berakhir.
Untuk menghindari kejadian seperti ini, para pemegang saham saat ini menuntut
adanya kompensasi kontrak para eksekutif yang lebih transparan.
Area lain yang telah menerima momentum yang cukup besar adalah untuk
memaksa perusahaan mencatat opsi saham sebagai beban. Dalam aturan-aturan yang
sekarang, perusahaan tidak harus menghitung biaya opsi saham sebagai beban.
Perusahaan seperti Coca Cola dan Washington Post telah mulai membebankan opsi
secara sukarela. Argumentasi berikut ini diberikan untuk mendukung pembebanan
saham pada tahun opsi tersebut diberikan kepada manajemen puncak. P sekitar 75
persen kompensasi CEO dan manajemen puncak mencerminkan opsi saham. Opsi
tersebut harus dibebankan, sama seperti 25 persen sisanya (gaji, borus runai)
dibebankan. Kedua, memperlakukan opsi saham sebagai beban akan menghasilkan
gambaran laba yang lebih akurat, sehingga mengembalikan kepercayaan investor.
Ketiga, dengan aturan akuntansi yang sekarang, perusahaan merasa bahwa opsi saham
adalah gratis, dan dengan demikian mereka terlalu banyak memberikan penghargaan
kepada para CEO dalam bentuk opsi saham. Akan tetapi opsi mendilusi saham dan
memiliki biaya yang ril. Keempat, memperlakukan opsi sebagai beban akan
mencegah manajer puncak untuk melakukan permainan akuntansi guna memompa
harga saham jangka pendek agar mengonversi opsi mereka menjadi uang tunai.
Argumen berikut ini dikemukakan terhadap pembebanan opsi saham. Pertama tidak
seperti gaji, opsi saham tidak melibatkan pengeluaran kas. Oleh karena itu
membebankan opsi saham akan sangat mengurangi laba. Kedua, menilai opsi saham
jauh dari mudah. Hal tersebut melibatkan asuransi dan estimasi. Dengan demikian,
angka yang dihasilkan dapat dimanipulasi. Ketiga, memperlakukan opsi sebagai
beban akan menerbitkan opsi sebagai beban akan menurunkan laba dan mengurangi
harga saham. Untuk mencegah hal ini, perusahaan akan menerbitkan lebih sedikit
opsi. Keempat, usaha awal yang membutuhkan banyak uang, terutama di Silicon
Valley, menggunakan opsi untuk menarik bakat manusia. Apabila pembebanan opsi
menghalangi untuk perusahaan menerbitkan opsi saham, hal tersebut dapat merusak
secara serius semangat inovatif dalam sektor teknologi . Akhirnya, opsi saham
diungkapkan dalam catatan kaki di neraca.
Contoh : Mendapatkan pukulan dalam hal pilihan saham, perusahaan-perusahaan
mencobakan skema-skema lainnya. CEO Cardinal Health dirinya memegang saham,
yang nilainya setara dengan lima kali gaji catunannaya. Pada kasus Coca Cola,CEO
akan kehilangan sahamnya jika dia tidak bergabung dengan perusahaan selama 5
tahun.
Jenis Insentif
TAMPILAN 12.1 Opsi Desain Kompensasi Insentif untuk Manajer Unit Bisnis
A. Jenis insentif
1. Penghargaan Keuangan
a. Kenaikan gaji
b. Bonus
c. Manfaat
d. Fasilitas
e. Pengembangan produk baru
f. Pengembangan pegawai
g. Tanggung jawab publik
h.
2. Penghargaan Psikologis dan Sosial
a. Kemungkinan promosi
b. Peningkatan tanggung jawab
c. Peningkatan otonomi
d. Kondisi geografis yang baik
e. Pengakuan
1. Batas Atas
2. Batas Bawah
D. Kriteria Kinerja
1.Kiteria Keuangan
a. Margin kontribusi
b. Laba unit bisnis langsung
c. Laba unit bisnis yang dapat dikendalikan
d. Laba sebelum pajak
e. Laba bersih
f. Tingkat pengembalian atas investasi (ROI)
g. Nilai tambah ekonomi (EVA)
2. Periode Waktu
3. Kriteria Nonkeuangan
a. Pertumbuhan penjualan
b. Pangsa pasar
c. Kepuasan pelanggan
d. Kualitas
a. Anggaran laba
b. Kinerja masa lalu
c. Kinerja pesaing
1. Berdasarkan Rumus
2. Subjektif
3. Gabungan Keduanya
1. Tunai
2. Saham
3. Opsi Saham
4. Saham Fantom
5. Saham Kinerja
Ada dua paham pemikiran tentang cara untuk membaurkan penghargaan tetap
(gaji dan tunjangan) dengan penghargaan variabel (bonus intensif) dalam total
kompensasi manajer. Paham yang satu menyatakan bahwa perusahaan merekrut
orang-orang yang baik, membayarnya dengan baik, dan kemudian mengharapkan
kinerja yang baik (lihat Tampilan 12.2). Perusahaan yang menganut paham ini
menekankan pada gaji, dan bukan bonus insentif. Hal ini disebut dengan sistem
pembayaran tetap. Kompensasi tidak terkait dengan kinerja dan dengan demikian
tidak berisiko.
Contoh : Charles Schwab Corporation menjadi periacis dalam konsep broker
diskon. Tidak seperti broker tradisional, broker Schwab memperoleh gaji tetap, dan
bukan komisi penjualan. Broker yang bekerja di bawah sistem komisi termotivasi
untuk memaksimalkan transaksi guna memperoleh lebih banyak lagi komisi. Dengan
demikian, pegawai penjualan yang memperoleh komisi tidak perlu bertindak untuk
kepentingan pelanggan mereka. Broker Schwab, yang bekerja untuk gaji dan bukan
komisi, cenderung untuk kurang ambisius dan bertindak untuk kepentingan jangka
panjang pelanggan. Pelayanan pelanggan merupakan salah satu alasan di balik kinerja
superior Schwab dibandingkan industrinya.
Pembayaran Tetap
Perbedaan fundamental antara kedua filosofi tersebut muncul dari fakta bahwa
kompensasi ada lebih dahulu dan kinerja datang kemudian dalam pembayaran tetap.
Sebaliknya, kinerja ada lebih dahulu dan kompensasi datang kemudian dalam
pembayaran berdasarkan kinerja. Kedua filosofi tersebut memiliki implikasi
motivasional yang berbeda bagi manajer. Karena gaji adalah pendapatan yang
dijamin, menekankan pada gaji dapat mendorong konservatisme dan kepuasan diri
Menekankan bonus insentif, di pihak lain, cenderung untuk memotivasi manajer
untuk melakukan usaha maksimum. Untuk alasan ini, banyak perusahaan
menggunakan bonus insentif untuk manajer unit bisnis.
Tingkat Batas
Suatu rencana bonus mungkin memiliki tingkat batas atas dan batas bawah
adalah tingkat kinerja di mana bonus maksimumnya dicapai. Batas bawa bawah di
mana tidak ada penghargaan bonus yang akan diberikan. Kedua batas tersebut dapat
menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Ketika manajer unit bisnis
menyadari bahwa bonus maksimum telah dicapai atau tidak ada bonus sama sekali,
maka sistem bonus dapat bekerja berlawanan dengan cita-cita korporat. Daripada
berusaha untuk mengoptimalkan laba di periode sekarang, para manajer mungkin
termotivasi untuk menurunkan profitabilitas di satu tahun (dengan melakukan
pengeluaran yang berlebihan dalam beban diskresioner, seperti iklan atau penelitian
dan pengembangan) untuk menciptakan suatu peluang akan bonus yang tinggi di
tahun berikutnya. Satu cara untuk mengurangi tindakan disfungsional semacam itu
adalah dengan membawa kelebihan atau kekurangan tersebut ke tahun berikutnya-
yaitu, bonus yang tersedia untuk distribusi pada suatu tahun adalah jumlah bonus
yang diperoleh selama tahun tersebut plus suatu kelebihan, atau minus kekurangan
manapun,tahun sebelumnya.
Dasar Bonus
Bonus insentif seorang manajer unit bisnis dapat didasarkan hanya pada total
laba korporat atau pada laba unit bisnis atau campuran keduanya. Dalam suatu
perusahaan industri tunggal yang unit bisnisnya sangat tergantung satu sama lain,
bonus manajer terutama dikaitkan dengan kinerja korporat karen kerja sama antar unit
adalah penting, Dalam suatu konglomerasi, di pihak lain,bisnis biasanya bersifat
otonom. Dalam konteks semacam itu, akan menjadi kontra produktif jika
mendasarkan bonus manajer unit bisnis terutama pada laba perusahaan. Hal ini akan
melemahkan kaitan antara kinerja dan penghargaan. Sistem semacam itu menciptakan
masalah free-rider. Alternatifnya, di tahun laba yang buruk untuk perusahaan, suatu
unit yang menghasilkan kinerja yang luar biasa tidak akan memperoleh penghargaan
secara memadai. Untuk perusahaan diversifikasi terkait, mungkin lebih baik untuk
mendasarkan sebagian dari bonus manajer unit bisnis pada laba unit dan sebagian lagi
pada laba perusahaan guna menghasilkan campuran insentif yang tepat yaitu, untuk
mengoptimalkan hasil unit untuk sementara, dan pada saat yang sama, bekerja sama
dengan unit lain untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan.
Kriteria Kinerja
Masalah yang sulit dalam rencana bonus insentif untuk manajer unit bisnis
adalah untuk memutuskan kriteria mana yang sebaiknya digunakan untuk menentukan
bonus.
Kriteria Keuangan
Jika unit tersebut adalah pusat investasi, maka keputusan perlu dibuat di tiga area :
1. Definisi laba,
2. Definisi investasi,
3. Pilihan antara tingkat pengembalian atas investasi dan EVA.
Jika pusat tanggung jawab tersebut adalah pusat pendapatan, kriteria keuangan akan
menjadi volume penjualan atau dolar penjualan.
Mekanisme lain untuk mengoreksi bias jangka pendek adalah untuk mendasarkan
sebagian dari bonus manajer unit bisnis pada rencana insentif jangka panjang, seperti
opsi saham, saham fantom, dan saham kinerja. Rencana ini memfokuskan manajer
unit bisnis pada
Kinerja seorang manajer unit bisnis dapat dinilai dengan membandingkan hasil
aktual dengan anggaran laba, kinerja masa lalu, atau kinerja pesaing. Praktik yang
umum adalah mengevaluasi manajer unit bisnis terhadap anggaran laba.
Pertimbangan ini adalah penting ketika menggunakan anggaran laba sebagai alat
motivasional :
Jenis situasi ini kemungkinan besar terjadi dalam kondisi-kondisi berikut ini :
● Ketika manajer unit bisnis mewarisi masalah yang diciptakan oleh pendahuluannya.
● Ketika unit bisnis sangat bergantung satu sama lain pada unit lain, dan oleh karena
itu, kinerjanya dipengaruhi oleh keputusan dan tindakan individu-individu di luar.
● Ketika strategi tersebut memerlukan perhatian yang lebih besar pada keprihatinan
jangka panjang seperti dalam kasus di mana suatu bisnis secara agresif membangun
pangsa pasar atau unit bisnis dalam industri yang berubah dengan pesat.
TEORI AGENSI
Teori agensi mengeksplorasi bagaimana kontrak dan insentif dapat dituliskan untuk
memotivasi individu-individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Suatu kontrak
insentif, sebagaimana yang digunakan dalam teori agensi adalah sama dengan
pengaturan kompensasi insentif yang didiskusikan dalam bab ini. Teori agensi
berusaha untuk menyatakan hubungan-hubungan ini dalam model matematis.
Pendahuluan ini membahas ide umum dari teori agensi tanpa memberikan model yang
aktual.
Konsep
Sebuah hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal menyewa pihak lain
(agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan dalam melakukan hal itu, mendelegasikan
wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Dalam suatu korporasi
pemegang saham merupakan prinsipal dan CEO adalah agen mereka. Pemegang
saham menyewa CEO dan mengharapkan ia untuk bertindak bagi kepentingan
mereka. Di tingkat yang lebih rendah, CEO adalah prinsipal dan manajer unit bisnis
adalah agennya. Tantangannya menjadi bagaimana cara untuk memotivasi agen agar
mereka menjadi sama produktifnya seperti jika mereka adalah pemilik.
Salah satu elemen kunci dari teori agensi adalah bahwa prinsipal dan agen memiliki
preferensi atau tujuan yang berbeda. Kontrak insentif akan mengurangi perbedaan
preferensi ini.
Mekanisme Pengendalian
Para penganut teori ini menyatakan bahwa ada dua cara utama untuk
menangani masalah-masalah dari perbedaan tujuan dan asimetri informasi:
pemantauan dan insentif.
Pemantauan
Kontrak Insentif
Hubungan antara usaha manajer unit bisnis dan harga saham lebih jauh
dibandingkan dengan hubungan antara usaha CEO dan harga saham. Hal ini sulit
untuk mengisolasi kontribusi yang diberikan oleh unit bisnis individual terhadap
peningkatan dalam harga saham perusahaan. Karena alasan ini, suatu perusahaan
mungkin mendasarkan bonus manajer unit bisnis berdasarkan laba bersih unit bisnis
tersebut, Akan tetapi, kontrak insentif ini masih memiliki biaya agensi yang serupa
dengan dibahas dalam rencana kepemilikan saham CEO. Sebagai contoh, permintaan
pasar untuk suatu produk bisa turun karena adanya produk substitusi baru, tetapi yang
akan berkurang. Selain itu, agen mungkin meningkatkan laba bersih melaluí
manipulasi akuntansi yang tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Kritik
Teori agensi ditemukan pada tahun 1960-an dan sejak saat ini telah ditulis
secara cke tensif dalam jurnal-jurnal akademik. Akan tetapi teori tersebut tidak
memiliki penoa ruh praktis yang terlihat pada proses pengendalian manajemen. Tidak
ada pengembalian dalam dunia nyata. Yang dimaksud dengan "pengembalian" adalah
bahwa seorang manajer menggunakan hasil dari teori agensi untuk membuat
keputusAn. kompensasi yang lebih baik. Banyak manajer bahkan tidak mengetahui
teori agensi. Teori agensi mengimplikasikan bahwa manajer di organisasi nirlaba dan
pemerintahan, yang tidak dapat menerima kompensasi insentif, kurang memiliki
motivasi yang diperlukan untuk keselarasan tujuan; banyak orang tidak menerima
implikasi ini.
Model tersebut memasukkan hanya beberapa elemen. Model tersebut
mengabaikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi hubungan ini, seperti kepribadian
partisipan, agen yang tidak enggan mes hadapi risiko, motif nonkeuangan,
kepercayaan prinsipal terhadap agen,- kemampuan agen pada penugasan saat ini dan
potensi untuk penugasan masa depan, das seterusnya. dalam berpikir tentang
bagaimana kompensasi insentif mempengaruhi mou Teori ini dibahas dengan harapan
bahwa mahasiswa akan melihatnya berguna
RANGKUMAN
- Kebutuhan, nilai, dan keyakinan dari general manajer yang diberikan penghargaan.
- Budaya organisasi.
- Strategi organisasi.